BAB IV : INVENTARISASI BMN
A. Ketentuan Umum
Pengguna Barang melakukan inventarisasi BMN sekurangkurangnya sekali dalam 5 tahun, kecuali untuk barang persediaan dan kontruksi dalam pengerjaan dilakukan setiap tahun. Pengelola Barang melakukan inventarisasi BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle yang berada dalam pengelolaannya sekurangkurangnya sekali dalam 5 tahun. Yang dimaksud dengan inventarisasi dalam waktu sekurangkurangnya sekali dalam 5 tahun adalah sensus barang, dan yang dimaksud dengan inventarisasi terhadap persediaan dan konstruksi dalam pengerjaan antara lain adalah opname fisik. Jika diperlukan, dalam pelaksanaan inventarisasi dapat dibentuk Tim Inventarisasi pada masingmasing tingkat unit penatausahaan pada Pengguna Barang dan Pengelola Barang dan dapat dibantu oleh unit kerja lain pada Pengguna Barang dan Pengelola Barang. Dalam rangka pelaksanaan inventarisasi BMN atas Tanah dan/atau Bangunan Idle, Pengguna/Kuasa Pengguna Barang yang sebelumnya menyerahkan tanah dan/atau bangunan dimaksud tetap berkewajiban membantu pelaksanaan hasil inventarisasi BMN atas Tanah dan/atau Bangunan Idle. Dalam rangka pelaksanaan inventarisasi BMN, apabila BMN yang diinventarisasi bukan berada dalam penguasaan masingmasing unit penatausahaan pada Pengguna Barang atau Pengelola Barang, maka dapat dibuat Berita Acara Inventarisasi antara unit penatausahaan dengan pihak yang menguasai barang dimaksud.
Pihak yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan inventarisasi harus menyertakan penjelasan atas setiap perbedaan antara data BMN dalam daftar barang dan hasil inventarisasi. Sedangkan penanggungjawab pelaksanaan inventarisasi BMN pada
Pengguna Barang adalah Menteri/Pimpinan Lembaga atau pejabat yang dikuasakan, dan penanggungjawab pelaksanaan inventarisasi BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle pada Pengelola Barang adalah Direktur Jenderal Kekayaan Negara, atau pejabat yang dikuasakan.
B. Pengguna Barang 1. Tingkat UPKPB
1. Dokumen Sumber, pada tingkat UPKPB dalam pelaksanaan inventarisasi BMN meliputi Daftar Barang Kuasa Penggguna, Buku Barang, Kartu Identitas Barang, Daftar Barang Ruangan, Daftar Barang Lainnya, Laporan Barang Kuasa Pengguna Semesteran dan Tahunan, Dokumen kepemilikan BMN, Dokumen pengelolaan dan penatausahaan, dan Dokumen lainnya yang dianggap perlu 2. Keluaran dari inventarisasi, adalah dokumen yang dihasilkan dalam pelaksanaan
inventarisasi BMN pada tingkat UPKPB meliputi Laporan Hasil Inventarisasi BMN, Surat pernyataan kebenaran hasil pelaksanaan inventarisasi BMN, Blanko label sementara dan permanen, Kertas Kerja Inventarisasi, dan Daftar Barang Hasil Inventarisasi meliputi Baik dan Rusak Ringan, Rusak Berat, Tidak Diketemukan/hilang, dan Berlebih.
Prosedur Inventarisasi, pada tingkat UPKPB terdiri dari 5 (lima) tahap :
a. Tahap persiapan, meliputi menyusun rencana kerja pelaksanaan inventarisasi, mengumpulkan dokumen sumber, melakukan pemetaan pelaksanaan inventarisasi (antara lain menyiapkan denah lokasi dan memberi nomor/nama ruangan dan penanggungjawab ruangan pada denah lokasi), menyiapkan blanko label sementara (dari kertas) yang akan ditempelkan pada BMN yang bersangkutan, menyiapkan data awal, menyiapkan Kertas Kerja Inventarisasi beserta tata cara pengisiannya. Selanjutnya, dalam pelaksanaan inventarisasi, dapat dibentuk tim inventarisasi di bawah koordinasi UPPBW, UPPBE1 atau UPPB, dan dapat dibantu oleh unit kerja lain pada Pengguna Barang dan Pengelola Barang.
b. Tahap pelaksanaan
1) Tahap pendataan, meliputi menghitung jumlah barang, meneliti kondisi barang (baik, rusak ringan atau rusak berat), menempelkan label registrasi sementara pada BMN yang telah dihitung, dan mencatat hasil inventarisasi tersebut pada Kertas Kerja Inventarisasi.
2) Tahap identifikasi, meliputi pemberian nilai BMN sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan, mengelompokkan barang dan memberikan kode barang sesuai penggolongan dan kodefikasi barang, pemisahan barang barang berdasarkan kategori kondisi, meliputi Barang Baik dan Rusak Ringan, dan Barang Rusak Berat /tidak dapat dipakai lagi, dan meneliti kelengkapan/eksistensi barang dengan membandingkan data hasil
inventarisasi dan data awal/dokumen sumber, meliputi Barang yang tidak diketemukan/hilang, dan Barang yang berlebih.
c. Tahap pelaporan
1) Menyusun Daftar Barang Hasil Inventarisasi (DBHI) yang telah diinventarisasi berdasarkan data kertas kerja dan hasil identifikasi, dengan kriteria Barang Baik dan Rusak Ringan, Barang Rusak Berat/tidak dapat dipakai lagi, Barang yang tidak diketemukan/ hilang, dan Barang yang berlebih. 2) Membuat surat pernyataan kebenaran hasil pelaksanaan inventarisasi. 3) Menyusun laporan hasil inventarisasi BMN. 4) Meminta pengesahan atas laporan hasil inventarisasi BMN beserta DBHI dan surat pernyataan kepada penanggung jawab UPKPB. 5) Menyampaikan laporan hasil inventarisasi beserta kelengkapannya kepada UPPBW, UPPBE1, atau UPPB dengan tembusan kepada KPKNL. d. Tahap tindak lanjut, meliputi membukukan dan mendaftarkan data hasil
inventarisasi pada Buku Barang, Kartu Identitas Barang (KIB) dan Daftar Barang Kuasa Pengguna, memperbaharui DBR dan DBL sesuai dengan hasil inventarisasi yang telah ditetapkan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga atau pejabat yang dikuasakan, menempelkan blanko label permanen pada masing masing barang yang diinventarisasi sesuai hasil inventarisasi. Jika diperlukan, UPKPB dapat melakukan rekonsiliasi/pemutakhiran data hasil inventarisasi dengan UPPBW, UPPBE1 atau UPPB dan KPKNL. Untuk barang yang hilang/tidak diketemukan agar ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Tingkat UPPBW
1. Dokumen Sumber, pada tingkat UPPBW dalam pelaksanaan inventarisasi BMN meliputi laporan hasil inventarisasi dari UPKPB, Daftar Barang Hasil Inventarisasi (DBHI) dari UPKPB, dan Surat pernyataan kebenaran hasil pelaksanaan inventarisasi
2. Keluaran dari inventarisasi, merupakan dokumen yang dihasilkan dalam pelaksanaan inventarisasi BMN pada tingkat UPPBW adalah laporan rekapitulasi hasil pelaksanaan inventarisasi BMN.
3. Prosedur Inventarisasi
Prosedur pelaksanaan Inventarisasi BMN pada tingkat UPPBW terdiri dari 4 (empat) tahap, meliputi :
a. Tahap persiapan, meliputi mengkoordinasikan rencana pelaksanaan inventarisasi BMN dengan UPKPB di wilayah kerjanya, dan mengumpulkan dokumen sumber.
b. Tahap pelaksanaan, adalah melakukan bimbingan dan memberikan arahan kepada UPKPB di wilayah kerjanya dalam melakukan inventarisasi BMN.
c. Tahap pelaporan, meliputi menyusun laporan rekapitulasi hasil pelaksanaan inventarisasi BMN yang datanya berasal dari himpunan laporan hasil inventarisasi BMN dari UPKPB di wilayah kerjanya, meminta pengesahan atas laporan rekapitulasi hasil pelaksanaan inventarisasi BMN kepada pejabat penanggung jawab UPPBW, dan menyampaikan laporan rekapitulasi hasil pelaksanaan inventarisasi BMN beserta kelengkapannya kepada UPPBE1 atau UPPB.
d. Tahap tindak lanjut, meliputi mencatat dan mendaftarkan hasil pelaksanaan inventarisasi yang telah ditetapkan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga atau pejabat yang dikuasakan pada DBPW, dan jika diperlukan, UPPBW dapat melakukan rekonsiliasi/ pemutakhiran data hasil inventarisasi dengan UPKPB.
3. Tingkat UPPBE1
1. Dokumen Sumber, pada tingkat UPPBE1 dalam pelaksanaan inventarisasi BMN meliputi laporan hasil inventarisasi BMN dari UPKPB dan/atau laporan rekapitulasi hasil pelaksanaan inventarisasi BMN dari UPPBW.
2. Keluaran dari inventarisasi, merupakan dokumen yang dihasilkan dalam pelaksanaan inventarisasi BMN pada tingkat UPPBE1 adalah Laporan rekapitulasi hasil pelaksanaan inventarisasi BMN.
3. Prosedur Inventarisasi
a. Tahap persiapan, meliputi mengkoordinasikan rencana pelaksanaan inventarisasi BMN dengan UPPBW atau UPKPB di wilayah kerjanya, dalam pelaksanaan inventarisasi, dapat dibentuk tim inventarisasi yang dikoordinir oleh UPPB dan dapat dibantu oleh unit kerja lain pada lingkup Eselon 1 yang bersangkutan pada Pengguna Barang dan Pengelola Barang, dan mengumpulkan dokumen sumber.
b. Tahap pelaksanaan, meliputi melakukan bimbingan dan memberikan arahan kepada UPKPB atau UPPBW di wilayah kerjanya dalam melakukan inventarisasi BMN, dan jika diperlukan, UPPBE1 dapat melakukan rekonsiliasi/ pemutakhiran data hasil inventarisasi dengan UPPBW atau UPKPB.
c. Tahap pelaporan, meliputi menyusun laporan rekapitulasi hasil pelaksanaan inventarisasi BMN yang datanya berasal dari himpunan hasil inventarisasi dari UPKPB atau laporan rekapitulasi hasil pelaksanaan inventarisasi BMN, meminta pengesahan atas laporan rekaputilasi hasil pelaksanaan inventarisasi BMN kepada penanggung jawab UPPBE1, dan menyampaikan laporan rekapitulasi hasil pelaksanaan inventarisasi kepada UPPB.
d. Tahap evaluasi/tindak lanjut, yaitu mencatat dan mendaftarkan hasil pelaksanaan inventarisasi yang telah ditetapkan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga atau pejabat yang dikuasakan, pada DBPE1.
4. Tingkat UPPB
1. Dokumen Sumber
Dokumen sumber pada tingkat UPPB dalam pelaksanaan inventarisasi BMN meliputi laporan hasil inventarisasi BMN dari UPKPB dan/atau laporan rekapitulasi hasil pelaksanaan inventarisasi BMN dari UPPBW, dan/atau laporan rekapitulasi hasil pelaksanaan inventarisasi BMN dari UPPBE1.
2. Keluaran dari inventarisasi, adalah dokumen yang dihasilkan dalam pelaksanaan inventarisasi BMN pada tingkat UPPB meliputi Rekapitulasi Laporan Hasil Inventarisasi BMN dan Surat Penetapan Hasil Pelaksanaan Inventarisasi BMN. 3. Prosedur Inventarisasi
a. Tahap persiapan, meliputi mengkoordinasikan rencana pelaksanaan inventarisasi BMN dengan UPKPB, UPPBW dan/atau UPPBE1, dalam pelaksanaan inventarisasi, dapat dibentuk tim inventarisasi dan dapat dibantu oleh unit kerja lain pada Pengguna Barang dan Pengelola Barang, dan mengumpulkan dokumen sumber.
b. Tahap pelaksanaan, adalah menghimpun hasil pelaksanaan inventarisasi dari UPKPB, UPPBW atau UPPBE1 ke dalam Daftar Barang Inventarisasi. c. Tahap pelaporan
1) Menyusun laporan hasil inventarisasi berdasarkan himpunan hasil inventarisasi dari UPKPB, UPPBW atau UPPBE1.
2) Menyusun konsep surat pernyataan kebenaran pelaksanaan inventarisasi dari Menteri/Pimpinan Lembaga atau pejabat yang dikuasakan.
3) Meminta pengesahan atas laporan hasil inventarisasi beserta daftar barang inventarisasi dan surat pernyataan kepada penanggung jawab UPPB. 4) Meminta pengesahan atas konsep surat pernyataan kebenaran pelaksanaan
inventarisasi dari Menteri/Pimpinan Lembaga atau pejabat yang dikuasakan.
5) Menyampaikan laporan hasil inventarisasi kepada DJKN.
d. Tahap tindak lanjut, meliputi mencatat dan mendaftarkan hasil inventarisasi yang telah ditetapkan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga pada DBP, dan jika diperlukan, UPPB dapat melakukan rekonsiliasi/pemutakhiran data hasil inventarisasi dengan UPKPB, UPPBW atau UPPBE1.
Dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 120/PMK.06/2007 disebutkan bahwa Pengguna Barang melakukan inventarisasi BMN sekurangkurangnya sekali dalam 5 tahun, kecuali untuk barang persediaan dan konstruksi dalam pengerjaan dilakukan setiap tahun. Coba sebutkan pelaksana penatasauhaan yang mana pada pengguna barang yang sebaiknya melakukan inventarisasi BMN, dan bagaimana fungsi dari pelaksana penatausahaan yang lainnya pada pengguna barang.
C. Pengelola Barang