• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA

5.2 Efekktivitas Pelaksanaan Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

5.2.2 Ketepatan Sasaran

Berdasarkan olah data yang diperoleh berdasarkan kuisioner penelitian mengenai ketepatan sasaran program tanggung jawab sosial perusahaan yang dijawab oleh responden dapat dilihat pada tabel, sebagai berikut:

Tabel 5.13

Pihak yang Menetapkan Responden Sebagai Sasaran Program

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2

Kepala Lingkungan

Divisi CSR dan PKBL PT. Pertamina

10 37

21,28 78,72

Total 47 100,00

Sumber: Data primer 2013

Berdasarkan tabel 5.13 dapat diketahui bahwa sebanyak tiga puuh tujuh responden (78,72%) menyatakan bahwa pihak yang menetapkan responden sebagi sasaran program adalah Staff Manajer dan Asisten Divisi Corporate Social Responsibilty dan Program Kemitraan Bina Lingkungan. hal ini sesuai dengan tugas Staff Manajer dan Asisten Divisi Corporate Social Responsibilty dan Program Kemitraan Bina Lingkungan, sebagai pemangku tugas untuk melakukan program perbaikan hubungan sosial perusahan kepada masyarat sekitar perusahaan, dengan cara pemberdayaan masyakat.

Staff Manajer dan Asisten Divisi Corporate Social Responsibilty dan Program Kemitraan Bina Lingkungan berperan sebagai, fasilitator, yaitu menampung aspirasi masyarakat terkait dengan program Corporate Social Responsibilty (CSR) PT. Pertamina (Persero) UPMS I Medan, Staff Manajer dan Asisten Divisi Corporate Social Responsibilty (CSR) dan Program Kemitraan

Bina Lingkungan, Menyadarkan masyarakat bahwasanya mereka adalah pribadi yang unik, memiliki potensi untuk maju dan berkembang. Peranan sebagai perantara, yaitu meningkatkan kualitas hubungan antara perusahaan dengan masyarakat binaan dalam menciptakan hubungan yang harmonis dan kondusif antara perusahaan dengan masyarakat. Staff Manajer dan Asisten Divisi Corporate Social Responsibilty (CSR) dan Program Kemitraan Bina Lingkungan sebagai pembela tampil dengan tindakan edukatif, bertujuan agar perusahaan menjalankan kewajibannya atas masyarakat setempat melalui implementasi program tanggung jawab sosial perusahaan sebagai satu kewajiban hukum yang dikemas dalam perundang-undangan. Staff Manajer dan Asisten Divisi Corporate Social Responsibilty dan Program Kemitraan Bina Lingkungan sebagai pelindung diharapkan dapat mendukung masyarakat setempat dalam upaya memperoleh hak-hak mereka. Berdasarkan fungsi tersebut maka sudah sewajarnya Staff Manajer dan Asisten Divisi Corporate Social Responsibilty dan Program Kemitraan Bina Lingkungan bertugas dalam menetapkan sasaran program tanggung jawab sosial perusahaan karena pihak Staff Manajer dan Asisten Divisi Corporate Social Responsibilty dan Program Kemitraan Bina Lingkungan tentu telah mempelajari situasi dan mengetahui latar belakang masyarakat di Lingkungan XII tersebut.

Sementara sepuluh responden (21,28%) mengatakan bahwa pihak yang menetapkan sasaran program adalah tim Manajer dan Asisten Divisi Corporate Social Responsibilty dan Kepala koordinator Program Kemitraan Bina Lingkungan. Hal tersebut karena masyarakat dikenal sebagai pihak yang lebih dekat dengan masyarakat dan di istilahkan sebagai perpanjangan tangan pihak petugas.

Berdasarkan penelitian diketahui bahwa alasan responden memberikan jawaban berbeda adalah karena responden beranggapan bahwa baik masyarakat maupun manajer sama-sama bertugas mendata masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam program tanggung jawab sosial perusahaan. Hal tersebut menunjukan bahwa pihak yang menetapkan responden sebagai sasaran program adalah pihak yang berwewenang, sehingga dapat dikatakan “efektif”.

5.2.2.1 Data Responden Berdasarkan Pertimbangan yang Digunakan Divisi Corporate Social Responbility dan Program Kemitraan Bina Lingkungan dalam Menetapkan Sasaran Program

Pertimbangan atau ukuran yang digunakan oleh pihak Community Development Department dalam menetapkan sasaran program secara umum adalah masyarakat yang berada di sekitar operasional perusahaan termasuk Lingkungan XII Keluruhan Silalas Kecamatan Medan Barat, marginal sosial ekonominya dan dinamika kependudukan menjadi prioritas dari program tanggung jawab sosial perusahaan, sifat mayoritas dari masyarakat Lingkungan XII kelurahan silalas adalah adanya saling bekerjasama dan berswadaya, serta mentaati pola kesepakatan yang di tetapkan secara bersama.

Secara khusus penetapan sasaran program ditentukan oleh bidang program dan kegiatan yang dilaksanakan, misalnya di bidang pelatihan kemampuan interpesonal, sasaran program adalah masyarakat yang mata pencahariannya adalah sebagai buruh dengan ekonomi lemah. Di bidang pendidikan, sasaran program difokuskan pada siswa-siswi yang kurang mampu dan memiliki prestasi yang baik. Di bidang kesehatan seluruh masyarakat berhak memperoleh pelayanan kesehatan gratis seperti pemeriksaan kesehatan dan pengobatan massal,

sunatan massal di khususkan bagi anak yang akan disunat sedangkan pemberian paket gizi dikhususkan bagi balita dan ibu hamil. Sasaran di bidang keagamaan dan bakti sosial adalah warga Lingkungan XII yang berada di bantaran Sungai Deli dan masyarakat Lingkungan XII yang berada tepat didaerah perkantoran PT. Pertamina (Persero) UPMS I Medan. Setiap warga desa dapat berpartisipasi dalam program tanggung jawab sosial perusahaan, tetapi masyarakat yang tercatat namanya di administrasi divisi Corporate Social Responsibilty dan Program Kemitraan Bina Lingkungan yang lebih diutamakan untuk mengikuti setiap bidang program. Oleh karena itu masyarakat yang ingin ikut bergabung dalam program tersebut, harus menunjukkan komitmennya, mengikuti progran dengan serius dan bertanggungjawab.

Bagi seluruh responden yaitu tiga puluh tujuh responden (78,72%) pertimbangan atau ukuran yang digunakan pihak perusahaan dalam menetapkan sasaran tersebut sudah tepat dan sesuai dengan kondisi masyarakat, sehingga disebut “efektif”. Disamping itu, pihak perusahaan berharap agar responden tetap menjaga komitmennya untuk membangun dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan pelestarian alam sekitar demi terciptanya kondisi masyarakat yang lebih baik lagi.

Tabel 5.14

Dampak Negatif yang Dirasakan Responden Atas Kehadiran Kantor dan SPBU PT. Pertamina (Persero) UPMS I Medan

No Dampak Negatif Kantor UPMS I Frekue nsi (F) Persent ase (%) Dampak Negatif SPBU Frekue nsi (F) Persen tase 1 2 Merasakan Kurang Merasakan 12 35 25,53 74,47 1. Merasakan 2. Kurang Merasakan 16 31 34,04 65,96 Total 47 100,00 47 100,00

Sumber: Data primer 2013

Jarak antara kantor PT. Pertamina (Persero) UPMS I Medan yang berlokasi di Jalan Yos Sudarso dengan Lingkungan XII Kelurahan Silalas Kecamatan Medan Barat adalah 0,8 km, dengan jarak yang hampir berdekatan.

Berdasarkan tabel 5.13 sebanyak tiga puluh lima responden (74,47%) dan tiga puluh satu (65,96) kurang merasakan dampak negatif atas kehadiran perusahaan karena tidak ada tanah responden yang diambil oleh pihak perusahaan. Kehadiran kantor dan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) PT. Pertamina (Persero) UPMS I Medan dan juga tidak mempengaruhi mempengaruhi aktifitas warga dalam mencari nafkah sehingga mereka tidak merasa dirugikan. Sementara dua belas responden (74,47%) menyatakan bahwa mereka merasakan dampak negatif akan kehadiran kantor dan SPBU. Hadirnya SPBU yang hampir 700-900 Meter, dari Lingkungan XII Kelurahan Silalas dianggap menimbulkan polusi udara, yang diakibatkan oleh truk besar pengangkut BBM dan konsumen yang melakukan pengisian bahan bakar di SPBU tersebut. Responden yang

merasakan dampak negatif adalah responden yang sering melintas di areal kantor dan SPBU itu.

Namun mengatasi masalah polusi udara tersebut, pihak perusahaan telah berupaya melakukan penghijauan disekitaran kantor PT. Pertamina (Persero) UPMS I Medan dan SPBU, setelah aktifitas penghijauan untuk mengatasi polusi udara adalah dengan uji emisi karbon pada saluran gas buang kendaraan konsumen dan kendaraan pengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dalam aktifitas itu, pihak PT. Pertamina (Persero) bekerja sama dengan beberapa bengkel resmi kendaraan dan bekerja sama dengan Dinas Perhubungan tujuannya adalah untuk meminimalisir dampak polusi udara. Sedangkan responden yaitu Dedy Zaini, berpendapat bahwa:

“...Keluarga saya memang merasakan dampak atas keberadaan kantor dan spbu PT. Pertamina dan penguasaan hak tanah juga membuat keluarga saya kehilangan hak mendapatkan hasil tanah keluarga saya. Pihak perusahaan memang memberikan ganti rugi, namun disatu sisi keluarga saya tetap merasa dirugikan karena kami sudah tidak bisa mendapatkan manfaat dari tanah warisan tersebut...”

Dokumen terkait