• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan

Dalam dokumen BAB II KAJIAN PUSTAKA (Halaman 30-40)

a) Pengertian keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan Mulyasa (2006) menjelaskan bahwa pengajaran kelompok dan perorangan merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan guru untuk memberikan perhatian terhadap siswa dan menjalin hubungan yang lebih akrab antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Menurut Sulthon (2009), keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan diartikan sebagai kemampuan mengajar guru dalam menghadapi banyak

commit to user

kelompok kecil (3-5 siswa) dan perorangan dimana hubungan interpersonal antara guru dengan siswa serta siswa dengan siswa terjadi secara sehat dan akrab, siswa belajar sesuai dengan kecepatan, cara, dan minatnya; siswa mendapatkan bantuan dari guru sesuai dengan kebutuhannya; siswa dilibatkan untuk menentukan cara belajar, materi, alat yang digunakan, dan tujuan yang ingin dicapai; guru berperan sebagai organisator, nara sumber, motivator, fasilitator, konselor, dan partisipan dalam kegiatan belajar. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan adalah keterampilan guru dalam memberikan perhatian kepada setiap siswa dan menjalin hubungan yang lebih akrab antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa .

Djamarah (2005) mengemukakan bahwa terdapat empat model variasi pengorganisasian untuk memberikan kesempatan belajar kepada siswa dalam kelompok kecil maupun perseorangan yaitu:

(1) Model 1

Pelajaran diawali dengan pertemuan klasikal guna memberikan informasi dasar, penjelasan tentang tugas yang akan dikerjakan, serta hal-hal lain yang dianggap perlu. Siswa diberi kesempatan untuk memilih kegiatan dengan bekerja secara kelompok atau perseorangan. Setelah waktu yang ditetapkan berakhir, pelajaran diakhiri dengan pertemuan kelas kembali untuk melaporkan segala sesuatu yang telah dilakukan.

(2) Model 2

Pertemuan diawali dengan penjelasan secara klasikal tentang materi, tugas, serta cara yang digunakan. Setelah itu, siswa langsung bekerja dlaam kelompok-kelompok kecil yang diakhiri dengan laporan kelompok.

commit to user (3) Model 3

Pertemuan diawali dengan penjelasan secara klasikal.

Setelah itu, siswa langsung bekerja secara perseorangan dan kemudian bergabung dalam kelompok-kelompok kecil untuk mengolah hasil yang dicapai serta diakhiri dengan laporan kelompok.

(4) Model 4

Pertemuan diawali dengan penjelasan klasikal tentang kegiatan atau tugas yang akan dilaksanakan. Setelah itu, siswa langsung bekerja secara perseorangan.

b) Tujuan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan Menurut Saud (2011), tujuan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan yaitu:

(1) Tujuan keterampilan mengajar perorangan

(a) Memberikan tanggung jawab yang lebih besar kepada siswa.

(b) Mengembangkan daya kreatif dan sifat kepemimpinan pada diri siswa.

(c) Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar lebih aktif.

(d) Membentuk hubungan yang lebih akrab antara guru dengan siswa, maupun siswa dengan siswa.

(2) Tujuan keterampilan mengajar kelompok kecil

(a) Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui dinamika kelompok.

(b) Memberi kesempatan kepada siswa untuk berlatih memecahkan masalah serta cara hidup secara rasional dan demokratis.

(c) Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan sikap sosial dan semangat gotong royong.

commit to user

c) Komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan Saud (2011) menjelaskan bahwa komponen-komponen mengajar kelompok kecil dan perorangan yaitu:

(1) Keterampilan merencanakan dan melakukan kegiatan pembelajaran

Guru harus terampil membuat perencanaan pembelajaran sesuai dengan program dan kebutuhan siswa, serta mampu melaksanakan rencana tersebut. Guru harus mampu dan terampil mendiagnosis kemampuan akademik siswa, gaya belajar, kecenderungan minat, dan tingkat disiplin siswa.

(2) Keterampilan mengorganisasi

Guru berperan sebagai organisator selama kegiatan pengajaran kelompok kecil dan perseorangan berlangsung. Guru bertugas untuk memonitor kegiatan pembelajaran dari awal hingga akhir.

(3) Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi

Salah satu ciri dalam pengajaran kelompok kecil dan perseorangan adalah terjadinya hubungan yang akrab antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Hal ini akan terjadi bila guru dapat menciptakan suasana yang terbuka sehingga siswa merasa bebas dan leluasa untuk mengemukakan pendapat.

Siswa juga memiliki keyakinan bahwa guru akan selalu siap mendengarkan pendapatnya dan bersedia membantu apabila diperlukan.

(4) Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar

Mengajar kelompok kecil dan perorangan berarti memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar sendiri. Guru harus terampil membantu siswa agar memperoleh kemudahan dalam belajar dan tidak mengalami patah semangat.

commit to user

Berdasarkan pendapat di atas, komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan adalah keterampilan merencanakan dan melakukan kegiatan pembelajaran, keterampilan mengorganisasi, keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, serta keterampilan membimbing dan memudahkan belajar.

c. Indikator Keterampilan Mengajar 1) Keterampilan bertanya

Indikator keterampilan bertanya adalah:

a) Penggunaan pertanyaan yang jelas dan singkat b) Pemberian acuan

c) Pemindahan giliran d) Penyebaran pertanyaan e) Pemberian waktu berpikir f) Pemberian tuntunan

g) Pengubahan tuntutan tingkat kognitif h) Pengaturan urutan pertanyaan

i) Penggunaan pertanyaan pelacak j) Peningkatan terjadinya interaksi 2) Keterampilan memberi penguatan

Indikator keterampilan memberi penguatan adalah:

a) Penguatan verbal b) Penguatan nonverbal

3) Keterampilan mengadakan variasi

Indikator keterampilan mengadakan variasi adalah:

a) Variasi gaya mengajar b) Variasi interaksi 4) Keterampilan menjelaskan

Indikator keterampilan menjelaskan adalah:

a) Kejelasan

b) Penggunaan contoh dan ilustrasi

commit to user c) Pemberian tekanan

d) Penggunaan umpan balik

5) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran

Indikator keterampilan membuka dan menutup pelajaran adalah:

a) Menarik perhatian siswa b) Memberi acuan

c) Membuat kaitan d) Melakukan review e) Melakukan evaluasi

6) Keterampilan mengelola kelas

Indikator keterampilan mengelola kelas adalah:

a) Keterampilan menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal

b) Keterampilan mengembangkan kondisi belajar yang optimal 2. Tinjauan tentang Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi pada diri seseorang tidak dapat diketahui secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dari tingkah lakunya. Donald dalam Hamalik (2003: 158) berpendapat bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Purwanto (2002) menyatakan bahwa motivasi adalah usaha yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan, dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong bertindak melakukan sesuatu sehingga dapat mencapai hasil atau tujuan tertentu. Motivasi adalah suatu dorongan yang timbul karena adanya rangsangan dari dalam maupun dari luar sehingga seseorang memiliki keinginan untuk mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dari sebelumnya (Uno, 2007).

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu dorongan yang timbul karena adanya rangsangan dari dalam diri maupun dari luar diri sehingga seseorang bertindak untuk mencapai tujuan.

commit to user

Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Bomia et al.

(1997) dalam Fan (2012: 262) menyatakan bahwa motivasi belajar merujuk pada kesediaan seorang siswa, kebutuhan, keinginan, dan dorongan untuk berpartisipasi sehingga berhasil dalam proses belajar. Motivasi mendorong siswa untuk terlibat dalam kegiatan akademik, mencoba hal-hal yang sulit, dan menentukan berapa kali mereka belajar.

Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Motivasi belajar dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan dan menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan yang memberi arah pada kegiatan belajar tersebut sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat dicapai (Sardiman, 2001). Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar tersebut untuk mencapai tujuan pembelajaran.

b. Pentingnya Motivasi Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006), motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Pentingnya motivasi belajar bagi siswa adalah:

1) Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir Seorang siswa telah membaca suatu sub bab buku bacaan, namun ia kurang berhasil memahami isi bacaan. Siswa tersebut akan terdorong untuk membaca lagi agar memahami isi bacaan.

2) Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar yang dibandingkan dengan teman sebaya

Jika terbukti usaha belajar seorang siswa belum memadai, maka ia akan berusaha sama tekunnya dengan teman yang berhasil. Jadi, motivasi dapat memberikan informasi besarnya kekuatan belajar seorang siswa.

commit to user 3) Mengarahkan kegiatan belajar

Siswa yang mengetahui bahwa dirinya belum belajar secara serius, dia akan mengubah perilaku belajarnya. Jadi, motivasi akan mengarahkan siswa untuk melakukan kegiatan belajar.

4) Membesarkan semangat belajar

Jika seorang siswa telah menyadari bahwa ia telah menghabiskan banyak dana untuk belajar dan masih ada adik yang membutuhkan biaya dari orang tua, maka ia akan berusaha untuk cepat lulus. Adanya motivasi akan mempertinggi semangat belajar.

5) Menyadarkan tentang adanya perjalanan dalam belajar dan bekerja (disela-selanya adalah istirahat atau bermain) secara berkesinambungan

Setiap hari siswa diharapkan untuk belajar di rumah, membantu pekerjaan orang tua, dan bermain dengan teman sebaya. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan tersebut diharapkan dapat berhasil dan hasilnya memuaskan.

Pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa bermanfaat bagi guru, manfaat tersebut antara lain:

1) Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa untuk belajar hingga mencapai keberhasilan

Jika siswa tidak bersemangat belajar, maka guru harus membangkitkan motivasi siswa agar bersemangat untuk belajar. Guru juga harus meningkatkan motivasi belajar siswa apabila semangat belajarnya timbul dan tenggelam. Jika siswa sudah memiliki semangat yang kuat untuk mencapai tujuan belajar, maka guru hendaknya memelihara semangat tersebut dengan cara memberikan hadiah, pujian, atau dorongan.

2) Mengetahui dan memahami bermacam-macamnya motivasi belajar siswa Ada siswa yang acuh tak acuh, ada yang memusatkan perhatian, ada yang bermain, dan ada yang bersemangat untuk belajar. Di antara siswa yang bersemangat belajar tersebut, ada siswa yang berhasil dan ada

commit to user

pula yang tidak berhasil. Beranekaragamnya motivasi belajar siwa menuntut guru untuk menggunakan bermacam-macam strategi mengajar.

3) Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih salah satu peran Guru memiliki peran bermacam-macam, seperti penasihat, fasilitator, instruktur, teman diskusi, penyemangat, atau pemberi hadiah.

Adanya motivasi belajar yang dimiliki siswa akan meningkatkan dan menyadarkan guru dalam memilih salah satu peran yang bermacam-macam tersebut. Peran pedagogis tersebut sudah pasti sesuai dengan perilaku siswa.

4) Memberi peluang guru untuk “unjuk kerja” rekayasa pedagogis

Tugas guru adalah membuat semua siswa belajar hingga mencapai keberhasilan. Tantangan professional guru terletak pada mengubah siswa yang tidak berminat dan acuh tak acuh menjadi bersemangat untuk belajar

c. Fungsi Motivasi Belajar

Motivasi sangat diperlukan dalam belajar sebab siswa tidak memiliki motivasi belajar, tidak mungkin melakukan aktivitas belajar.

Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pembelajaran itu. Motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Djamarah (2011) mengemukakan bahwa ada tiga fungsi motivasi belajar, yaitu:

1) Motivasi sebagai pendorong perbuatan

Pada mulanya siswa tidak ada hasrat untuk belajar, karena ada sesuatu yang belum diketahui muncullah minatnya untuk belajar. Sesuatu yang belum diketahui tersebut akhirnya mendorong siswa untuk belajar dalam rangka mencari tahu. Siswa memiliki keyakinan dan pendirian tentang apa yang seharusnya dilakukan untuk mencari tahu tentang sesuatu yang belum diketahui. Sikap itulah yang mendasari dan mendorong ke arah sejumlah perbuatan dalam belajar. Jadi, motivasi

commit to user

yang berfungsi sebagai pendorong ini mempengaruhi sikap apa yang seharusnya diambil oleh siswa dalam rangka belajar.

2) Motivasi sebagai penggerak perbuatan

Doronga psikologis yang menimbulkan sikap terhadap siswa itu merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung kemudian menjelma dalam bentuk gerakan psikofisik. Hal ini berarti siswa sudah melakukan kegiatan belajar dengan segenap jiwa dan raga. Akal pikiran berproses dengan sikap raga yang cenderung tunduk pada kehendak perbuatan belajar. Sikap berada dalam kepastian perbuatan dan akal pikiran mencoba membedah nilai yang terpatri dalam wacana, prinsip, dalil, dan hukum sehingga mengerti benar isi yang dikandungnya.

3) Motivasi sebagai pengarah perbuatan

Siswa yang memiliki motivasi dapat menyeleksi perbuatan mana yang harus dilakukan dan perbuatan mana yang harus diabaikan. Seorang siswa yang ingin mendapatkan sesuatu dari suatu mata pelajaran tertentu, pasti akan mempelajari mata pelajaran tersebut dan tidak mungkin dipaksakan untuk mempelajari mata pelajaran yang lain. Sesuatu yang dicari siswa merupakan tujuan belajar yang akan dicapainya. Tujuan belajar itulah sebagai pengarah yang memberikan motivasi belajar kepada siswa. Siswa akan belajar dengan tekun dan penuh konsentrasi agar tujuannya mencari sesuatu yang ingin diketahui cepat tercapai.

d. Ciri-ciri Motivasi

Sardiman (2001) menjelaskan bahwa motivasi yang ada pada setiap orang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Tekun menghadapi tugas.

2) Ulet menghadapi kesulitan.

3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah belajar.

4) Lebih senang bekerja mandiri.

5) Cepat bosan pada tugas-tugas rutin karena dianggap kurang kreatif.

6) Dapat mempertahankan pendapatnya.

commit to user 7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini.

8) Senang mencari dan memecahkan masalah.

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Motivasi belajar dapat timbul karena faktor instrinsik dan ekstrinsik. Faktor instrinsik berupa hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan kebutuhan belajar, serta harapan dan cita-cita masa depan. Faktor ekstrinsik berupa adanya penghargaan dalam belajar, kegiatan belajar yang menarik, dan lingkungan belajar yang kondusif (Uno, 2007).

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006), motivasi belajar dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Motivasi yang bersifat internal adalah motivasi yang timbul karena pengaruh dari dalam diri seseorang. Motivasi yang bersifat eksternal adalah motivasi yang timbul karena pengaruh dari luar seseorang atau orang lain yaitu dari guru, orang tua, teman, dan sebagainya. Berdasarkan pendapat di atas, guru dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Salah satu cara yang dapat digunakan oleh guru untuk menimbulkan motivasi belajar siswa yaitu melalui penguasaan keterampilan mengajar. Guru yang memiliki keterampilan mengajar baik, akan mampu menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan. Oleh karena itu, guru harus menguasai keterampilan mengajar dalam rangka menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan sehingga guru dapat menumbuhkan, memelihara, dan meningkatkan motivasi belajar siswa.

Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan, artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan kematangan psikologis siswa. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa menurut Dimyati dan Mudjiono (2006) antara lain:

Dalam dokumen BAB II KAJIAN PUSTAKA (Halaman 30-40)

Dokumen terkait