• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keterampilan Menyimak (

A. Al-Istima’)

Menyimak merupakan kemampuan yang memungkinkan seorang pemakai bahasa untuk memahami bahasa yang digu-nakan secara lisan. Menyimak dengan baik adalah keterampi-lan dasar dalam mempelajari bahasa asing atau bahasa ibu. Se-hingga seseorang yang belum memiliki kemampuan ini, maka ia tidak dapat mempelajari bahasa dengan baik dan berkurang kemampuannya (Nashir Abdullah Al ghali, 1981: 51). Menyi-mak (istima’) merupakan kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan kita, dan juga merupakan sarana yang pertama kalinya digunakan oleh seseorang dalam hidup untuk bisa berinteraksi dengan orang lain. Dengan menyimak seseorang memperoleh sebuah kosakata, gaya bahasa, bentuk bahasa, tata bahasa dan skill yang lain seperti kalam, qiro’ah dan kita-bah (A. Wahab Rosyidi, 2001: 92).

Menyimak pada dasarnya bersifat pasif-reseptif, dalam arti bahwa inisiatif untuk berkomunikasi tidak pertama-tama berasal dari dirinya, melainkan dari orang lain, sikap dan tindakan yang diharapkan dari seorang pendengar terutama adalah mendengarkan dan memahami apa yang didengarnya.

Pemahaman bahasa lisan secara luas dapat meliputi se-mua bentuk dari jenis ungkapan lisan, mulai dari bunyi bahasa, fonem, suku kata, kata-kata lepas, frasa, kalimat dan wacana yang utuh dan lengkap.

1. Definisi Menyimak

Para ahli linguistik membedakan antara mendengar (sima’), menyimak (istima’), dan mendengar dengan serius (inshot). Mendengar hanyalah menerima suara yang tanpa adanya per-hatian dan unsur kesengajaan, seperti suara bising atau hiruk pikuk di jalan raya. Sedangkan menyimak adalah menuntut adanya kesengajaan dan perhatian dalam mendengarkan se-gala sesuatu, dan mendengar dengan serius adalah tingkatan lebih di atas menyimak yang menuntut konsentrasi dan perha-tian yang lebih pada pembicaraan si penutur (2001: 51).

Abdul Majid Sayyid Ahmad Mansur (1982: 234) mendefi­ nisikan istima’ sebagai berikut:





”yaitu proses mendengarkan dengan serius (inshat)

kode-kode bahasa yang diucapkan kemudian ditafsir-kan”.

Lebih lanjut beliau menjelaskan, ada empat unsur dalam menyimak yang mana keempat unsur tersebut harus saling mengisi dan tidak boleh dipisah­pisahkan, yaitu:

a) Memahami makna secara umum

b) Menafsiri pembicaraan dan berinteraksi c) Mengevaluasi dan mengkritik pembicaraan

d) Menggabungkan isi yang diterima dengan pengalaman in-dividu yang telah dimiliki.

2. Tujuan Pembelajaran Keterampilan Menyimak

Di antara tujuan pembelajaran istima’ menurut Ahkmad Fuad Ulyan adalah sebagai:

a) Mampu menyimak, perhatian, dan terfokus pada materi yang didengar

b) Mampu mengikuti apa yang didengar dan menguasainya sesuai dengan tujuan menyimak

c) Mampu memahami apa yang didengar dari ucapan penu-tur dengan cepat dan tepat

d) Menanamkan kebiasaan mendengar sesuai dengan nilai-nilai sosial dan pendidikan yang sangat penting

e) Menanamkan segi keindahan pada saat menyimak

f) Mampu mengetahui makna kosakata sesuai dengan ben-tuk perkataan yang didengar

g) Mampu menetapkan kebijaksanaan atas perkataan yang didengar dan menetapkan keputusan yang sesuai (1992: 59-60).

3. Prinsip-prinsip dalam Pembelajaran Keterampilan Me-Keterampilan Me- Me-nyimak

Agar seorang pebelajar dapat mendengarkan dengan baik maka ia seyogyanya harus menguasai beberapa kemahiran berikut;

a) Mengenal bunyi-bunyi bahasa Arab dan makhrajnya. b) Membedakan antara huruf-huruf yang berbeda.

c) Memiliki kemampuan mengetahui perbedaan antara hu-ruf-huruf yang berbeda.

d) Mampu dalam tata bahasa Arab dalam menganalisa lam-bang-lambang suara atau kode-kode.

e) Sebaiknya mengetahui arti kosakata bahasa Arab. f) Mampu memberikan perhatian sepanjang waktu. g) Adanya dorongan untuk terus menyimak.

h) Berada dalam kondisi jiwa yang penuh toleransi untuk menyimak sehingga ucapan penutur tidak membosankan. i) Mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi dalam

makna sebagai akibat dari perubahan bunyi dan tekanan bunyi (Nashir Abdullah Al Ghani, 1981: 52).

Masih menurut Nashir Abdullah Al Ghani, dalam penga-jaran istima’, seorang pengajar dan penyusun materi hendak-lah menerapkan hal­hal berikut ini:

1) Mengetahui kemampuan pebelajar dari segi kognitif dan budaya.

2) Memiliki pengetahuan tentang bahasa Arab dan membata-si tingkatan pengetahuan bahasa.

3) Memulai dengan ungkapan dan kosakata yang menurut guru penting dalam berinteraksi, misalnya perkenalan, dsb.

4) Sabar ketika siswa tidak dapat mengucapkan apa yang di-dengar dan belum paham.

5) Menggunakan bunyi atau media berbahasa yang memberi-kan kesempatan untuk membedamemberi-kan bunyi, serta menghi-langkan faktor-faktor yang mempengaruhi bunyi tersebut bagi pendengar.

6) Mengetahui dan memiliki kemampuan dalam cara menga-jar bahasa Arab secara umum, dan mampu memahami me-tode bahasa mendengar dan bahasa lisan secara khusus.

7) Memperbanyak latihan-latihan mengucapkan satu bunyi, apabila telah baik dan benar baru berpindah pada bunyi yang lain.

8) Menggunakan bentuk-bentuk penyemangat atau motifasi dan menumbuhkan percaya diri dalam diri siswa.

9) Menggunakan ungkapan-ungkapan yang mudah bagi sis-wa sehingga memudahkan dalam mengetahui dan membe-dakan bunyi-bunyi dan memahami apa yang diucapkan. 10) Selalu melakukan evaluasi untuk menumbuhkan

kemam-puan siswa dalam memahami istima’ (1981: 53).

4. Macam-Macam Keterampilan Menyimak

Ada beberapa macam jenis keterampilan istima’ menurut Ahkmad Ulyan (1992: 55 ) antara lain:

a) Menyimak secara terfokus, yaitu menyimak dengan penuh kesengajaan yang dilakukan seseorang dalam kehidupan-nya dalam belajar dan bermasyarakat, misalkehidupan-nya menyimak pidato, khutbah, dll.

b) Menyimak tidak terfokus, yaitu menyimak apa yang terse-bar disekitar kita, misalnya menyimak radio dan televisi bersama beberapa teman.

c) Menyimak secara bergantian, yaitu sekelompok orang yang sedang menyimak diskusi dengan judul tertentu, di situ orang berbicara sedang yang lain mendengarkan. d) Menyimak dengan menganalisa, yaitu menganalisa apa

5. Beberapa Masalah dalam Aktivitas Menyimak

Diantara kesulitan-kesulitan yang sering dialami siswa dalam aktifitas menyimak, antara lain:

a) Kesulitan siswa dalam menangkap suara tertentu dari ba-hasa yang dipelajari.

b) Kesulitan dalam keharusan memahami, menangkap setiap kata. Jika ada sesuatu yang terlewatkan, siswa akan merasa gagal dan khawatir.

c) Siswa memahami pembicaraan seseorang dengan cara pe-lan.

d) Butuh mendengarkan lebih dari 1 kali.

e) Keterbatasan kemampuan siswa dalam mengambil seluruh informasi.

f) Jika kegiatan istima’ terlalu lama, siswa semakin sulit un-tuk berkonsentrasi (Penny Ur, 1996: 111).