• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI PENUTUP

B. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan yang ada dalam penelitian ini adalah

1. Tidak adanya data secara rinci mengenai prosedur supervisi dan prosedur penerimaan dan keberlanjutan klien karena data tersebut merupakan kerahasiaan Kantor Akuntan Publik dan tidak bisa dijelaskan secara rinci.

2. Data hanya didapatkan dari hasil wawancara yang belum dikonfirmasi oleh responden selanjutnya atas jawaban dari responden sebelumnya.

Sehingga, data tidak didapat berkaitan dengan penelitian C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang diajukan untuk peneliti mendatang yaitu: Menambah indikator pengukur yang lain dan lebih luas, tentunya menggunakan Standar Profesi Akuntan Publik yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia yaitu: standar auditing, standar atestasi, standar jasa akuntansi dan review, dan standar jasa konsultasi.

81

Hartono, Jogiyanto. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. Edisi Keenam. BPFE, Yogyakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2011. Standar Audit. Salemba Empat, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2011. Standar Profesional Akuntan Publik.

Salemba Empat, Jakarta.

Jusup, Haryono. 2001. Auditing (Pengauditan). Bagian Penerbitan STIE YKPN, Yogyakarta.

Menteri Keuangan, Peraturan Menteri Keuangan No 17/PMK/2008 tentang Jasa Akuntan Publik.

Mulyadi. 2002. Auditing. Salemba Empat, Jakarta.

Munawir. 1999. Auditing Modern. Edisi Kesatu. BPFE, Jogyakarta.

Nasution, Putrama Buntoro. 2008. “Pengaruh Sistem Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik Terhadap Pekerjaan Lapangan Audit”.

Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Panduan Penulisan Skripsi Program Studi Akuntansi. Universitas Sanata Dharma. 2010. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Pradipto, Agustinus Adhi Yudho. 2010. “Analisis Perencanaan Audit Laporan Keuangan Pada Kantor Akuntan Publik Joachim Sulistyo dan Rekan”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Pembangunan nasional Veteran, Yogyakarta.

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 05 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik.

Spillane, J, James. 2008. Metodologi Penelitian Bisnis. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Suharsimi, Arikunto. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Praktek. Rajawali Press, Jakarta.

Tuanakotta, Theodorus. 2013. Audit Berbasis ISA. Salemba Empat, Jakarta.

Wibowo, Bagus. 2007. ”Penilaian Kepatuhan akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik Terhadap Standar Auditing dan Standar Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

83

LAMPIRAN

Lampiran Pertanyaan Wawancara

1. Independensi

a. Kualifikasi apa saja yang dimiliki auditor yang bekerja di KAP Payamta?

b. Mengapa semua auditor pada setiap tingkat organisasi diwajibkan untuk mematuhi ketentuan independensi yang diatur oleh IAPI?

c. Bagaimana cara auditor mempertahankan sikap independensi?

2. Penugasan Personel

a. Bagaimana cara Kantor Akuntan Publik membuat perencanaan dalam setiap penugasan?

b. Bagaimana cara Kantor Akuntan Publik membentuk tim penugasan yang bertanggung jawab dalam penugasan?

c. Bagaimana cara Kantor Akuntan Publik dalam menetapkan fee atas jasa auditnya?

3. Konsultasi

a. Mengapa auditor harus berkonsultasi dengan pihak yang berwenang mengenai masalah yang komplek dan tidak biasa?

b. Bagaimana cara menyelesaian perbedaan pendapat antara auditor dengan para spesialis?

c. Bagaimana cara auditor mendokumentasikan tentang hasil konsultasi mengenai masalah atau situasi khusus yang mengharuskan adanya konsultasi?

4. Supervisi

a. Apa ada prosedur yang dibuat mengenai supervisi?

b. Bagaimana prosedur untuk perencanaan perikatan?

c. Bagaimana Kantor Akuntan Publik mempertahankan standar mutu untuk kegiatan auditnya?

d. Prosedur apa saja yang dilakukan untuk mereview kertas kerja dan laporan perikatan?

5. Pemekerjaan

a. Apa kualifikasi yang harus dimiliki auditor jika akan bekerja di KAP Payamta?

b. Program atau pelatihan apa saja yang dirancang Kantor Akuntan Publik untuk memperoleh auditor berkemampuan?

c. Bagaimana Kantor Akuntan Publik menginformasikan kepada pelamar dan auditor baru mengenai semua kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh Kantor Akuntan Publik?

d. Bagaimana KAP Payamta dalam menentukan dan memilih staff ? 6. Pengembagan Profesional

a. Program apa saja yang dibutuhkan auditor dalam mengembangkan profesionalitas selama bekerja di Kantor Akuntan Publik?

b. Bagaimana cara Kantor Akuntan Publik dalam mengembangkan profesionalitas bagi auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik tersebut?

selama pelaksanaan perikatan?

d. Bagaimana cara kantor akuntan memberikan informasi terkini dalam standar profesional bagi auditor untuk terlibat dalam aktivitas pengembangan diri?

7. Promosi

a. Kriteria apa saja yang dibutuhkan auditor dalam mengembangkan karirnya selama bekerja di Kantor Akuntan Publik?

b. Apa ada batasan yang dibuat KAP Payamta mengenai pengembangan karir auditornya?

c. Bagaimana Kantor Akuntan Publik mengevaluasi kinerja auditornya dan secara periodik memberitahu auditor tersebut untuk kemajuan auditor?

8. Penerimaan Dan Keberlanjutan Klien

a. Apa pertimbangan Kantor Akuntan Publik dalam menerima klien?

b. Apa ada prosedur yang dibuat berkaitan dengan penilaian terhadap klien?

c. Bagaimana Kantor Akuntan Publik menentukan keberlanjutan hubungannya dengan klien?

9. Inspeksi

a. Apa ada rancangan yang dibuat mengenai inspeksi?

b. Jenis prosedur inspeksi apa yang ditetapkan oleh Kantor Akuntan Publik Payamta?

program inspeksi?

d. Bagaimana implementasi hasil dari inspeksi yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik?

1. Kualifikasi apa saja yang dimiliki auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik Payamta?

a. Responden A: minimal pendidikan S1 akuntansi, memiliki keahlian yang cukup sebagai auditor.

b. Responden B: pengalaman kerja 3 tahun, memiliki pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor, memiliki independen disetiap mental.

c. Responden C: minimal pendidikan S1 akuntansi, pengalaman kerja 3 tahun, memiliki independen dalam setiap mental.

d. Responden D: menggunakan keahlian profesionalnya dengan cermat dan seksama sebagai auditor, memiliki keahlian dan pelatihan teknis.

e. Responden E: memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor, memiliki sikap independen dalam setiap mental, menggunakan keahlian profesionalnya dengan cermat dan seksama.

f. Rangkuman: Kualifikasi auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik Payamta terdiri dari : pendidikan minimal S1 akuntansi, pengalaman kerja minimal 3 tahun, memiliki sikap independen dalam setiap mental, memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor, dan menggunakan keahlian profesionalnya dengan cermat dan seksama sebagai seorang auditor.

mematuhi ketentuan independensi yang diatur oleh IAPI?

a. Responden A: auditor dituntut mematuhi independensi yang diatur oleh IAPI karena itu berkaitan dengan kode etik.

b. Responden B: saya mematuhi kode etik profesi akuntan publik yang mengatur mengenai integritas, objektivitas,dan kompetensi.

c. Responden C: karena hal tersebut terkait dengan kode etik profesi akuntan publik.

d. Responden D: saat memberikan jasa audit sebagai auditor saya dituntut untuk menjalankan kode etik profesi akuntan publik dan aturan etika profesi.

e. Responden E: kami dalam memberikan jasa profesional selalu mengikuti prinsip dasar dan aturan etika profesi yang ditetapkan oleh kode etik profesi akuntan publik.

f. Rangkuman: Auditor pada setiap tingkat organisasi diwajibkan untuk mematuhi ketentuan tentang independensi yang diatur oleh IAPI karena setiap memberikan jasa profesionalnya ataupun jasa audit mereka dituntut mematuhi kode etik profesi akuntan publik yang menetapkan prinsip dasar dan aturan etika profesi mengenai integritas, objektivitas, dan kompetensi.

a. Responden A: memakai pakaian yang rapi dan sopan , dan berupaya meningkatkan kemampuan independensi.

b. Responden B: auditor harus memiliki kecakapan (due care) dengan kecakapan ini diharapkan auditor melaksanakan tanggung jawab profesional dengan kecakapan dan ketekunan. Hal ini memperlihatkan dalam memberikan pelayanan yang profesional untuk mendapatkan kemampuan auditor yang memperhatikan kepentingan utama dari setiap pelayanan/ jasa yang diadakan dan konsisten dengan tanggung jawab profesi bagi masyarakat.

c. Responden C: semua auditor harus tekun dalam melaksanakan tanggung jawabnya terhadap klien, pekerjaan, dan masyarakat.

Ketekunan membuat pelayanan yang tepat dan teliti secara keseluruhan dan memperhatikan standar profesi yang dapat dipakai dan etika.

d. Responden D: auditor harus memperhatikan standar teknik profesi dan etika, berusaha meningkatkan kemampuan independensi, dan dilihat dari kemampuan atau kompetisi yang didapat auditor dari perpaduan pendidikan dan pengalaman. Dimulai dengan penguasaan pendidikan umum bagi penunjukkan sebagai auditor independen. Pemeliharaan kemampuan mengharapkan suatu komitmen untuk mempelajari dan meningkatkan kemampuan profesional yang merupakan tanggung jawab auditor dalam semua penugasan dan tanggung jawabnya. Setiap

bahwa kualitas pelayanan auditor telah sesuai dengan tingkat profesional yang dituntut oleh standar profesi.

e. Responden E: memiliki kecakapan profesional yang meminta auditor untuk merencanakan dan mengawasi dengan cukup aktivitas profesional untuk pertanggung jawaban mereka, dan memakai pakaian rapi dan sopan pada setiap penugasan dan bertemu klien.

f. Rangkuman: Auditor mempertahankan sikap independensi dilakukan dengan cara : auditor harus memperhatikan standar teknik profesi dan etika, berpakaian rapi dan sopan setiap penugasan dan bertemu klien, auditor harus berupaya terus meningkatkan kemampuan independensi, memiliki kecakapan, ketekunan, kecakapan profesional, dan kemampuan atau kompetisi yang didapat dari pendidikan dan pengalaman.

4. Bagaimana cara Kantor Akuntan Publik membuat perencanaan dalam setiap penugasan?

a. Responden A: perencanaan audit dimulai dengan tahapan pendahuluan perencanaan, pemahaman bisnis klien, pemahaman proses akuntansi, pemahaman struktur PI, penetapan risiko, analisis awal, tentukan tingkat materialitas, program audit, risk assessment atas akun, dan fraud discussion dengan manajemen.

klien, pemahaman proses akuntansi, pemahaman struktur PI, penetapan risiko, analisis awal, tentukan tingkat materialitas, program audit, risk assessment atas akun, dan fraud discussion dengan manajemen.

c. Responden C: perencanaan audit setiap penugasan ditetapkan sesuai prosedur yang telah ditentukan.

d. Responden D: pendahuluan perencanaan, pemahaman bisnis klien, pemahaman proses akuntansi, pemahaman struktur PI, penetapan risiko, analisis awal, tentukan tingkat materialitas, program audit, risk assessment atas akun, dan fraud discussion dengan manajemen.

e. Responden E: perencanaan audit setiap penugasan ditetapkan sesuai prosedur yang telah ditentukan yaitu: pendahuluan perencanaan, pemahaman bisnis klien, pemahaman proses akuntansi, pemahaman struktur PI, penetapan risiko, analisis awal, tentukan tingkat materialitas, program audit, risk assessment atas akun, dan fraud discussion dengan manajemen.

f. Rangkuman: Perencanaan audit yang dibuat Kantor Akuntan Publik payamta di setiap penugasan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan yaitu: pendahuluan perencanaan, pemahaman bisnis klien, pemahaman proses akuntansi, pemahaman struktur PI, penetapan risiko, analisis awal, tentukan tingkat materialitas, program audit, risk assessment atas akun, dan fraud discussion dengan manajemen.

bertanggung jawab dalam penugasan?

a. Responden A: memilih tim penugasan yang terdiri dari partner, manajer, staf asisten atau auditor.

b. Responden B: partner yang bertanggung jawab terhadap penyelesaian keseluruhan perikatan audit, manajer yang akan mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan program audit, dan staf asisten atau auditor yang melaksanakan berbagai prosedur yang diperlukan dalam pelaksanaan program audit.

c. Responden C: tim penugasan biasanya terdiri dari partner, satu/ lebih manajer, dan auditor

d. Responden D: menentukan tim audit terdiri dari seorang partner yang bertanggung jawab terhadap penyelesaian perikatan audit, satu atau lebih manajer yang bertugas mengkoordinasi dan mengawasi, dan staf asisten atau auditor yang melaksanakan berbagai prosedur audit.

e. Responden E: membentuk tim untuk melaksanakan penugasan biasanya tim tersebut terdiri dari 3 bagian yaitu partner, manajer, dan auditor yang mempunyai tugas berbeda.

f. Rangkuman: Kantor Akuntan Publik Payamta membentuk tim audit yang bertanggung jawab dalam penugasan terdiri dari: seorang partner yang bertanggung jawab terhadap penyelesaian keseluruhan perikatan audit, satu atau lebih manajer yang akan mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan program audit, dan staf asisten atau auditor

pelaksanaan program audit.

6. Bagaimana cara Kantor Akuntan Publik dalam menetapkan fee atas jasa auditnya?

a. Responden A: setahu saya fee audit ditetapkan oleh bapak Payamta.

b. Responden B: mengenai berapa jumlah fee atas jasa yang sudah diberikan itu merupakan otorisasi bapak Payamta.

c. Responden C: fee audit mengacu surat keputusan yang dikeluarkan oleh IAPI

d. Responden D: penetapan fee atas jasa audit diotorisasi oleh saya dan mengacu pada surat keputusan No. KEP.024/IAPI/VII/2008 tentang kebijakan penentuan fee audit yang diterbitkan oleh ketua umum Institut Akuntan Publik Indonesia.

e. Responden E: penetapan fee audit mengacu pada surat keputusan No.

KEP.024/IAPI/VII/2008.

f. Rangkuman: Penetapan fee atas jasa audit yang diberikan kepada perusahaan atau klien merupakan otorisasi dari bapak Payamta selaku pemilik Kantor Akuntan Publik dan mengacu pada surat keputusan No.

KEP.024/IAPI/VII/2008 tentang kebijakan penentuan fee audit yang diterbitkan oleh ketua umum Institut Akuntan Publik Indonesia.

masalah yang komplek dan tidak biasa?

a. Responden A: konsultasi ada 2 cara yaitu mengidentifikasi kondisi khusus dan risiko luar biasa, dan mengevaluasi kemungkinan ketersediaan laporan keuangan calon klien yang diaudit. Dengan cara ini auditor dapat mempertimbangkan untuk menerima atau menolak perikatan.

b. Responden B: untuk mendapatkan informasi mengenai calon kliennya.

c. Responden C: agar auditor dapat mengevaluasi ketersediaan laporan keuangan calon klien dan mempertimbangkan perikatan audit.

d. Responden D: mendapatkan informasi mengenai kondisi kliennya.

e. Responden E: mendapatkan informasi mengenai calon kliennya misalnya informasi mengenai kesulitan keuangan yang dapat menyebabkan manajemen melakukan salah saji material. Selain itu, dengan berkonsultasi dapat membantu pertimbangan kami untuk membuat suatu perikatan audit.

f. Rangkuman: Auditor harus berkonsultasi dengan pihak berwenang mengenai kondisi khusus atau komplek karena auditor akan mendapatkan informasi mengenai calon kliennya yang dapat digunakan untuk mempertimbangkan perikatan dan auditor dapat mengevaluasi ketersediaan laporan keuangan calon klien diaudit.

spesialis.?

a. Responden A: berbicara atau berdiskusi.

b. Responden B: mengemukakan pendapat masing-masing apakah sudah sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu selama proses audit.

c. Responden C: diskusi

d. Responden D: mendiskusikan pendapat masing-masing kemudian disesuaikan dengan temuan-temuan selama proses audit

e. Responden E: untuk penyelesaian perbedaan pendapat biasanya dilakukan dengan diskusi dan mengemukakan pendapat masing-masing.

f. Rangkuman: Penyelesaian pendapat dengan spesialis dilakukan auditor dengan cara berdiskusi mengenai masing-masing pendapat yang dikemukakan sudah sesuai dengan kriteria atau temuan tertentu yang ditemukan selama proses audit.

9. Bagaimana cara auditor mendokumentasikan tentang hasil konsultasi mengenai masalah atau situasi khusus yang mengharuskan adanya konsultasi?

a. Responden A: dokumentasi hasil konsultasi masalah khusus dilakukan dengan cara pengarsipan.

b. Responden B: dibuat arsip mengenai evaluasi integritas manajemen yang kami tanyakan kepada auditor pendahulu.

manajemen yang kami lakukan untuk mendapat keyakinan bahwa manajemen klien dapat dipercaya dan laporan keuangan yang diaudit bebas dari salah saji material.

d. Responden D: arsip mengenai evaluasi integritas manajemen yang dilakukan dengan review terhadap pengelaman auditor dimasa lalu dalam berhubungan dengan klien yang bersangkutan missal lancar atau tidaknya proses audit dulu, apakah ada kendala dalam proses audit.

e. Responden E: meminta keterangan pihak ketiga bisa berupa penasihat hukum, bank, dan pihak lain dalam masyarakat keuangan dan bisnis yang mempunyai hubungan bisnis dengan calon klien.

f. Rangkuman: Auditor mendokumentasikan tentang hasil konsultasi mengenai masalah atau situasi khusus yang mengharuskan adanya konsultasi dengan cara membuat arsip tentang evaluasi terhadap integritas manajemen. Evaluasi ini bertujuan agar auditor mendapatkan keyakinan bahwa manajemen perusahaan klien dapat dipercaya.

Sehingga, laporan keuangan yang diaudit bebas dari salah saji material.

Hal ini dilakukan dengan cara: Komunikasi dengan auditor pendahulu dengan cara meminta keterangan kepada auditor pendahulu mengenai masalah-masalah yang spesifik terkait dengan hasil audit, melakukan review terhadap pengalaman auditor di masa lalu dalam berhubungan dengan klien yang bersangkutan, misal: lancar atau tidaknya proses audit dulu, apakah ada kendala dalam proses audit, dan meminta

bank, dan pihak lain dalam masyarakat keuangan dan bisnis yang mempunyai hubungan bisnis dengan calon klien.

10. Apa ada prosedur yang dibuat mengenai supervisi?

a. Responden A: ada

b. Responden B: ada prosedur supervisi

c. Responden C: ada prosedur yang dibuat untuk supervisi itu d. Responden D: ada

e. Responden E: ada

f. Rangkuman: Kantor Akuntan Publik Payamta membuat prosedur untuk supervisi.

11. Bagaimana prosedur untuk perencanaan perikatan?

a. Responden A,B,C,D,E: prosedur perencanaan perikatan terdiri dari identifikasi calon klien, analisis kondisi bisnis klien, dan ditentukan diterima atau tidaknya perikatan.

b. Rangkuman: Prosedur perencanaan perikatan Kantor Akuntan Publik Payamta terdiri dari identifikasi calon klien, analisis kondisi bisnis klien, dan ditentukan diterima atau tidaknya perikatan.

12. Bagaimana Kantor Akuntan Publik mempertahankan standar mutu untuk kegiatan auditnya?

a. Responden A: jaga kualitas audit dan integritas auditor

b. Responden B: menjaga kepercayaan dari klien dan menjaga kualitas audit

dan kepercayaan dari klien.

d. Responden D: menjaga integritas kami selaku auditor dan kepercayaan dari klien.

e. Responden E: semua auditor harus menjaga kualitas auditnya, integritasnya dan kepercayaan dari klien.

f. Rangkuman: Kantor Akuntan Publik Payamta mempertahankan standar mutu untuk kegiatan auditnya dilakukan dengan cara menjaga kualitas auditnya, menjaga integritas, dan kepercayaan dari klien.

13. Prosedur apa saja yang dilakukan untuk mereview kertas kerja dan laporan perikatan?

a. Responden A,B,C,D,E: untuk mereview kertas kerja dan laporan perikatan dilakukan melalui supervisi oleh senior.

b. Rangkuman: Kantor Akuntan Publik Payamta mereview kertas kerja dan laporan perikatan dilakukan melalui supervisi oleh senior.

14. Apa kualifikasi yang harus dimiliki auditor jika akan bekerja di Kantor Akuntan Publik Payamta?

a. Responden A: kualifikasi bagi calon karyawan dibagi menjadi 2 yaitu untuk supervisor dan auditor atau ketua tim audit. Supervisor harus mempunyai pengalaman sebagai ketua tim audit atau auditor selama 5 tahun. Sedangkan, untuk posisi ketua tim audit atau auditor pengalaman kerja sebagai staf asisten selama 3 tahun.

atau ketua tim yaitu mempunyai pengetahuan teknis yang cukup minimal S1 untuk supervisor dan D3/S1 untuk posisi auditor/ ketua tim audit.

c. Responden C: untuk menjadi seorang auditor atau supervisor harus mempunyai kemampuan analitis dan judgemental dan mempunyai kemahiran memimpin dan melatih serta komunikasi.

d. Responden D: mempunyai kemampuan dalam menjaga hubungan dengan klien dan mempunyai sikap mental pribadi dan profesional (karakter, intelegensi, motivasi, dan pertimbangan)

e. Responden E: calon karyawan yang dibutuhkan dikantor ini harus mempunyai sikap kepemimpinan, pengamalan kerja minimal 3-5 tahun, pendidikan minimal D3 atau S1 dan mempunyai kemampuan analitis.

f. Rangkuman: Kantor Akuntan Publik Payamta memiliki kualifikasi untuk auditor yang akan bekerja. Kualifikasi ini dibagi menjadi 2 yaitu: kualifikasi untuk supervisor dan kualifikasi untuk ketua tim audit atau auditor. Kualifikasi untuk supervisor yaitu: mempunyai pengetahuan teknis yang cukup, minimal S1 Akuntansi, mempunyai pengalaman kerja sebagai ketua tim atau auditor minimal 5 tahun, mempunyai kemampuan analitis dan judgemental, mempunyai kemahiran memimpin dan melatih serta berkomunikasi, mempunyai kemampuan dalam menjaga hubungan dengan klien, dan mempunyai

dan pertimbangan). Kualifikasi untuk ketua tim audit atau auditor yang akan bekerja di Kantor Akuntan Publik Payamta yaitu: mempunyai pengetahuan teknis yang cukup, minimal S1 atau D3 Akuntansi, mempunyai pengalaman kerja asisten audit minimal 3 tahun, mempunyai kemampuan analitis dan judgemental, mempunyai kemahiran memimpin dan melatih serta berkomunikasi, mempunyai kemampuan dalam menjaga hubungan dengan klien, dan mempunyai sikap mental pribadi dan profesional (karakter, intelegensi, motivasi, dan pertimbangan).

15. Program atau pelatihan apa saja yang dirancang Kantor Akuntan Publik untuk memperoleh auditor berkemampuan?

a. Responden A: pelatihan audit b. Responden B: perpajakan

c. Responden C: pelatihan audit dan perpajakan d. Responden D: perpajakan dan audit intern e. Responden E: pelatihan audit

f. Rangkuman: Pelatihan yang dirancang untuk mendapatkan auditor berkemampuan adalah pelatihan audit, perpajakan, dan audit intern.

auditor baru mengenai semua kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh Kantor Akuntan Publik?

a. Responden A,B,C,D,E: pada saat interview atau wawancara.

b. Rangkuman: Auditor baru dan pelamar memperoleh informasi mengenai kebijakan dan prosedur yang ditetapkan pada saat interview atau wawancara.

17. Bagaimana Kantor Akuntan Publik Payamta dalam menentukan dan memilih staff?

a. Responden A,B,C,D,E: staff ditentukan melalui program seleksi tertulis dan wawancara.

b. Rangkuman: Kantor Akuntan Publik Payamta dalam menentukan dan memilih staff melalui program seleksi tertulis dan wawancara.

18. Program apa saja yang dibutuhkan auditor dalam mengembangkan profesionalitas selama bekerja diKantor Akuntan Publik?

a. Responden A,B: program pelatihan audit dan perpajakan yang paling penting untuk meningkatkan kemampuan

b. Responden C: program pelatihan sistem informasi dan perpajakan c. Responden D: audit dan accurate accounting system.

d. Responden E: perpajakan dan audit

e. Rangkuman:Program yang dibutuhkan auditor dalam mengembangkan profesionalitas adalah pelatihan perpajakan, pelatihan audit, sistem informasi, dan accurate accounting system.

profesionalitas bagi auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik tersebut?

a. Responden A,B,C,D,E: lewat seminar dan pelatihan atau training b. Rangkuman: Auditor yang bekerja diberi pelatihan dan seminar untuk

mengembangkan profesionalitasnya.

20. Pelatihan apa saja yang dilakukan di tempat kerja (on the job training) selama pelaksanaan perikatan?

a. Responden A,B,C,D,E: pelatihan mengenai cara mengevaluasi integritas manajemen klien dan membuat surat perikatan audit.

b. Rangkuman: On the job training yang dilakukan selama pelaksanaan perikatan adalah membuat surat perikatan dan pelatihan mengenai cara mengevaluasi integritas manajemen klien.

21. Bagaimana cara kantor akuntan memberikan informasi terkini dalam standar professional bagi auditor untuk terlibat dalam aktivitas pengembangan diri?

a. Responden A,B,C,D,E: mengikuti seminar dan membaca buku.

b. Rangkuman: Kantor akuntan memberikan informasi terkini dengan cara mengikuti seminar dan membaca buku.

selama bekerja diKantor Akuntan Publik?

a. Responden A: memiliki pengetahuan teknis yang cukup dan mempunyai kemampuan analitis dan judgement.

b. Responden B: jenjang pendidikan minimal S1 akuntansi, mempunyai pengalaman audit, dan memiliki pengetahuan yang cukup

c. Responden C: mempunyai kemampuan analitis dan judgement, mempunyai pengalaman, dan mempunyai kemahiran memimpin

d. Responden D: dapat menjaga hubungan dengan klien, jenjang pendidikan minimal S1 akuntansi, dan mempunyai pengalaman yang cukup.

e. Responden E: jenjang minimal S1 akuntansi, mempunyai pengalaman, mempunyai kemampuan analitis dan pengetahuan teknis yang cukup, dan memiliki kemampuan judgement.

f. Rangkuman: Kriteria yang dibutuhkan auditor untuk mengembangkan karirnya adalah : jenjang pendidikan minimal S1 akuntansi, mempunyai pengalaman audit, memiliki pengetahuan teknis yang cukup, memiliki kemampuan analitis dan judgement, dapat menjaga hubungan dengan klien, dan mempunyai kemahiran memimpin.

23. Apa ada batasan yang dibuat Kantor Akuntan Publik Payamta mengenai pengembangan karir auditornya?

a. Responden A,B,C,D,E: tidak ada batasan yang dibuat

Dokumen terkait