• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN MUTU AUDIT DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK Studi Kasus di Kantor Akuntan Publik Payamta SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN MUTU AUDIT DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK Studi Kasus di Kantor Akuntan Publik Payamta SKRIPSI"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN MUTU AUDIT DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK

Studi Kasus di Kantor Akuntan Publik Payamta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Yohana Ika Tri Juniati NIM : 122114012

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2016

(2)

i

EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN MUTU AUDIT DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK

Studi Kasus di Kantor Akuntan Publik Payamta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Yohana Ika Tri Juniati NIM : 122114012

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2016

(3)
(4)
(5)

iv

” Kita adalah arsitek dari hidup kita sendiri maka rangkailah hidup kita sebaik dan seindah mungkin bagi diri kita sendiri dan orang-orang yang kita

sayangi dan cintai”

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

Tuhan Yang Maha Esa Keluarga Tercinta Semua sahabat yang mendukung dan memberikan semangat serta doa

(6)
(7)
(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Evaluasi Sistem Pengendalian Mutu Audit Di Kantor Akuntan Publik (Studi Kasus di Kantor Akuntan Publik Payamta). Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Progran Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., PhD., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

3. Drs. YP.Supardiyono, M.Si, akt, QIA selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

4. Dra.YFM. Gien Agustinawansari, M.M., Ak., C.A., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberi bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Dr. Payamta, SE, Msi, Ak, C.A, CPA., selaku Direktur Utama Kantor Akuntan Publik Payamta yang telah memberikan ijin untuk melakukan

(9)
(10)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN……… iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS………... v

HALAMAN KATA PENGANTAR ……….. vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL…… ………. xi

ABSTRAK ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

F. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Audit ... 7

1. Pengertian Audit ... 7

2. Jenis-Jenis Audit………... 10

B. Kantor Akuntan Publik ... 11

C. Sistem Pengendalian Mutu ... 12

1. Sistem Pengendalian Mutu………... 13

2. Penetapan Kebijakan dan Prosedur Pengendalian Mutu.. 14

3. Penetapan Tanggung Jawab ... 19

4. Komunikasi ... 19

5. Pemantauan ... 20

6. Perumusan Kebijakan dan Prosedur Pengendalian Mutu... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

A. Jenis Penelitian ... 24

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 24

C. Waktu danTempat Penelitian ... 24

D. Jenis dan Sumber Data ... 25

E. Teknik Pengumpulan Data ... 25

F. Teknik Analisis Data ... 29

(11)

x

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 31

A. Profil dan Sejarah Kantor Akuntan Publik ... 31

B. Tim Manajemen dan Staff Pendukung ... 32

C. Bidang Usaha ... 34

D. Visi dan Misi Kantor Akuntan Publik Payamta ... 37

E. Rekanan ... 38

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Paparan Data... 39

1. Rangkuman Hasil Wawancara ... 39

2. Deskripsi Sistem Pengendalian Mutu di Kantor Akuntan Publik Payamta ... 48

B. Analisis Data ... 61

C. Pembahasan ... 70

BAB VI PENUTUP ... 80

A. Kesimpulan ... 80

B. Keterbatasan Penelitian ... 80

C. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 81

LAMPIRAN ... 83

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Daftar Karyawan Tetap Kantor Akuntan Publik Payamta ... 33 Tabel 2 Daftar Karyawan Tidak Tetap Kantor Akuntan Publik Payamta…. 33 Tabel 3 Daftar Tim Manajemen Kantor Akuntan Publik Payamta ... 33 Tabel 4 Estimasi Anggaran Biaya Training Atau Diklat ... 35

(13)

xii

ABSTRAK

Evaluasi Sistem Pengendalian Mutu Audit Di Kantor Akuntan Publik

Studi Kasus di Kantor Akuntan Publik Payamta

Yohana Ika Tri Juniati 122114012

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2016

Sistem pengendalian mutu merupakan salah satu standar yang harus dimiliki oleh kantor akuntan publik yang dijadikan pedoman dalam pengelolaan kantor akuntan publik. Sistem pengendalian mutu yang diterapkan kantor akuntan publik terkait dengan independensi, penugasan personel, konsultasi, supervisi, pemekerjaan (Hiring), pengembangan profesional, promosi, penerimaan dan keberlanjutan klien, dan inspeksi.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi apakah penerapan sistem pengendalian mutu di Kantor Akuntan Publik Payamta sudah sesuai dengan Standar Pengendalian Mutu yang telah ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data diperoleh dengan wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah mendeskripsikan sistem pengendalian mutu yang diimplementasikan di Kantor Akuntan Publik Payamta dan membandingkan dengan teori sistem pengendalian mutu yang terdapat dalam Standar Pengendalian Mutu oleh Institut Akuntan Publik Indonesia.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pengendalian mutu yang sudah diterapkan di Kantor Akuntan Publik Payamta telah sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik.

(14)

xiii ABSTRACT

THE EVALUATION OF AUDIT QUALITY CONTROL SYSTEM IN PUBLIC ACCOUNTANT FIRM

Case Study At Payamta Public Accountant Firm

Yohana Ika Tri Juniati 122114012

Sanata Dharma University Yogyakarta

2016

Quality control system is a standard that must be held by a public accountant firm (KAP). It can be used as guidelines for management of the firm.

Quality control system implemented by the firm is related to the independence, assignment of personnel, consulting, supervision, hiring, professional development, promotion, acceptance and sustainability of the client, and inspection.

The purpose of this research is to evaluate whether the application of quality control system at Payamta Public Accountant Firm is in conformity with Public Accountant Firm Quality Controlling Standard which has been set by the Indonesia Institute of Public Accountant.

The type of this research is a case study. The data were obtained from interviews, and documentation. The techniques of data analysis was describing the quality control system implemented at Payamta Accountant Public Firm and then comparing it with the theory of quality control system which was found by the Indonesia Institute of Public Accountant in Public Accountant Firm Quality Controlling Standard.

The result of this research shows that the quality control system has been applied at Payamta Accountant Firm in accordance with the Public Accountant Professional Standards.

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi saat ini lingkungan bisnis entitas menjadi kompleks dan rumit. Keanekaragaman jenis entitas tersebut harus diikuti dan dipahami oleh pihak berkepentingan, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman informasi terhadap suatu entitas tertentu. Keanekaragaman entitas bisnis tentunya diikuti dengan keanekaragaman cara dalam menjalankan proses bisnis yang dapat menimbulkan keanekaragaman kualitas dari suatu entitas perusahaan. Salah satu indikator untuk melihat sehat atau tidaknya kualitas dari entitas perusahaan, masyarakat dapat melihatnya dari opini auditor. Opini auditor dibuat oleh akuntan publik yang bekerja di Kantor Akuntan Publik.

Auditor dalam membuat opini harus menjalankan tahapan-tahapan yang harus dijalankan. Sehingga, dapat menghasilkan opini yang benar-benar sesuai keadaan yang sebenarnya. Auditor dengan profesionalnya dapat membantu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap informasi dalam laporan keuangan.

Opini yang dikeluarkan auditor akan memberikan tingkat keyakinan lebih dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang berkualitas harus memenuhi kriteria andal, relevan, dapat dipercaya, dan tepat waktu dalam penyajiannya. Berdasarkan opini audit pihak berkepentingan akan lebih yakin kalau laporan keuangan yang disajikan telah memenuhi kriteria tersebut.

(16)

Pemakai laporan keuangan akan lebih yakin terhadap kualitas laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit.

Auditor dalam menjalankan profesinya, auditor mempunyai pedoman standar yaitu standar profesional akuntan publik yang merupakan ketentuan dan pedoman audit yang harus dipatuhi auditor. Dalam standar ini terdapat standar audit yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan. Standar umum bersifat pribadi dan berkaitan dengan persyaratan seorang auditor. Standar pekerjaan lapangan memuat hal-hal yang harus ada dan dikerjakan dalam suatu aktivitas audit. Standar pelaporan memuat hal-hal yang harus dipenuhi dalam penyusunan laporan hasil audit.

Kantor Akuntan Publik dalam menjaga kualitas kinerja staf dan auditornya menerapkan sistem pengendalian mutu, agar hasil kerja auditor tersebut sesuai dengan standar yang ditetapkan. Menurut (SPM 1:2011) dalam SA no. 220 menyatakan bahwa sistem pengendalian mutu Kantor Akuntan Publik mencakup unsur-unsur yaitu tanggung jawab kepemimpinan Kantor Akuntan Publik atas mutu, ketentuan etika dan profesi yang berlaku, penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan tertentu, dan pemantauan.

Sistem pengendalian mutu harus dirancang selaras dengan kebijakan, struktur organisasi, dan sifat praktik Kantor Akuntan Publik.

Sistem pengendalian mutu mengendalikan tiap unsur yang terdapat di Kantor Akuntan Publik. Namun dengan adanya sistem pengendalian mutu ini belum diketahui penerapannya di Kantor Akuntan Publik serta kepatuhan auditor dalam menjalankan standar yang terdapat dalam standar pengendalian

(17)

mutu. Menurut (SPAP:2011) dalam SPM seksi 100 no. 07 terdapat sembilan unsur prosedur dalam penerapan sistem pengendalian mutu di suatu Kantor Akuntan Publik. Kesembilan unsur tersebut adalah independensi, penugasan personel, konsultasi, supervisi, pemekerjaan, pengembangan profesional, promosi, penerimaan dan keberlanjutan klien, dan inspeksi.

Pengevaluasian sistem pengendalian mutu ini diharapkan agar Kantor Akuntan Publik Payamta dapat meningkatkan mutu atas jasa audit yang diberikan untuk masyarakat. Sistem pengendalian mutu ini diterapkan agar semua kebijakan yang diterapkan berjalan dengan baik. Sehingga, masyarakat ataupun entitas yang menjadi klien dapat merasakan manfaatnya dan Kantor Akuntan Publik Payamta dapat mencapai tujuannya menjadi Kantor Akuntan Publik yang amanah dan profesional.

Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini difokuskan untuk mengetahui penerapan dan kepatuhan auditor di Kantor Akuntan Publik dalam menerapkan sistem pengendalian mutu. Penelitian ini diberi judul “Evaluasi Sistem Pengendalian Mutu Audit di Kantor Akuntan Publik Studi Kasus di Kantor Akuntan Publik Payamta’’.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah sistem pengendalian mutu yang diterapkan Kantor Akuntan Publik Payamta sudah sesuai dengan Standar Pengendalian Mutu yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia?”

(18)

C. Batasan Masalah

Penelitian ini hanya fokus pada penerapan sistem pengendalian mutu audit di Kantor Akuntan Publik Payamta.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi apakah penerapan sistem pengendalian mutu di Kantor Akuntan Publik Payamta sudah sesuai dengan Standar Pengendalian Mutu yang telah ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (yang selanjutnya disingkat IAPI).

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Kantor Akuntan Publik dan Auditor

Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dan pertimbangan Kantor Akuntan Publik untuk meningkatkan penerapan sistem pengendalian mutu serta tingkat kepatuhan auditor terhadap standar pengendalian mutu yang sudah berlaku.

2. Bagi Mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini dapat dijadikan referensi bacaan dan penambah ilmu pengetahuan dibidang auditing serta penelitian ini dapat memberikan informasi bagi mahasiswa terhadap pentingnya penerapan sistem pengendalian mutu audit di Kantor Akuntan Publik.

(19)

3. Bagi Penulis

Penelitian ini memberikan gambaran umum mengenai pentingnya penerapan sistem pengendalian mutu di Kantor Akuntan Publik dalam melakukan perencanaan dan penugasan audit serta pentingnya kepatuhan auditor terhadap standar yang diterapkan.

F. Sistematika Penulisan

Pembahasan dalam penelitian ini, disusun secara sistematis ke dalam enam bab, dengan urutan sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II : Landasan Teori

Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang digunakan sebagai landasan di penelitian yang dilakukan.

Bab III : Metode Penelitian

Bab ini menguraikan tentang jenis penelitian yang dilakukan, waktu dan tempat penelitian, subjek dan objek penelitian, data yang dicari dalam penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

(20)

Bab IV : Gambaran Umum Kantor Akuntan Publik Payamta

Bab ini berisi tentang sejarah Kantor Akuntan Publik Payamta, struktur organisasi dan staf pendukung, bidang usaha yang dilakukan, dan data lain yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai profil Kantor Akuntan Publik Payamta.

Bab V : Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang analisis terhadap data-data yang telah diperoleh dalam penelitian dengan dasar teknik analisis data.

Bab VI : Penutup

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil analisis data, dan keterbatasan dalam penelitian.

Daftar Pustaka Lampiran

(21)

7 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Audit

1. Pengertian Auditing

Auditing menurut Jusup (2001:11) merupakan proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara obyektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak- pihak berkepentingan. Pengertian audit diatas mempunyai beberapa unsur penting yaitu proses sistematis, mendapatkan dan mengevaluasi bukti secara obyektif, asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi, tingkat kesesuaian antara asersi dengan kriteria yang telah ditetapkan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak berkepentingan.

Orang yang melakukan tindakan audit disebut dengan auditor. Auditor diklasifikasikan menjadi tiga jenis adalah auditor pemerintah, auditor internal, dan auditor independen (eksternal). Auditor pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas keuangan Negara dan instansi- instansi pemerintah. Auditor internal adalah auditor yang bekerja pada suatu perusahaan yang dimana posisi auditor dibawah pihak dan pengaruh manajemen perusahaan. Sedangkan, auditor independen (eksternal) adalah auditor yang bekerja secara independen atau biasa sebagai akuntan publik

(22)

yang bekerja di Kantor Akuntan Publik dan memberikan jasa profesinya dengan cara mengaudit laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan secara profesional. Walaupun terdapat perbedaan profesi dan kerja audit yang dilakukan, ketiga klasifikasi ini harus tetap menjaga independensi dan profesionalitas dalam menjalankan profesinya sebagai auditor.

Proses sistematis yang diterapkan dalam mengaudit tergantung terhadap jenis audit atau bidang jasa yang dilakukan, proses sistematis ini dipengaruhi oleh jenis klien yang sedang diaudit oleh auditor. Proses sistematis ini mengandung implikasi yang berkaitan dengan berbagai hal, yaitu:bahwa perencanaan audit dan perumusan strategi audit merupakan bagian penting dari proses auditing, perencanaan audit dan strategi audit harus berhubungan dengan pemilihan dan penilaian bukti untuk tujuan audit tertentu, bahwa banyak tujuan audit tertentu dan bukti untuk mencapai tujuan-tujuan audit tersebut menuntut auditor untuk membuat banyak keputusan didalam perencanaan dan pelaksanaan audit.

Mendapatkan dan mengevaluasi bukti merupakan hal yang paling utama dalam pengauditan. Jenis bukti yang diperoleh dan kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi bukti bisa berbeda-beda antara audit yang satu dengan audit lainnya, semua audit berfokus pada proses mendapatkan dan mengevaluasi. Audit laporan keuangan bukti tentang tingkat kesesuaian dengan asersi dalam laporan laporan keuangan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum terdiri dari data akuntansi dan informasi

(23)

pendukung. Bukti yang diperoleh harus diinterpretasikan dan dievaluasi agar auditor dapat membuat pertimbangan akuntansi yang biasanya diperlukan sebelum sampai pada kesimpulan bahwa asersi-asersi telah sesuai dengan kriteria yang obyektif.

Asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi merupakan pernyataan yang dibuat manajemen perusahaan yang melekat pada laporan keuangan yang akan menjadi subyek dari audit atas laporan keuangan tersebut. Auditor juga harus memahami asersi-asersi yang tidak diungkapkan secara tertulis dalam laporan keuangan yang akan diaudit.

Tingkat kesesuaian antara asersi dengan kriteria yang telah ditetapkan merupakan segala sesuatu yang dilakukan selama audit dilaksanakan memiliki satu tujuan utama, yaitu untuk merumuskan pendapat audit mengenai asersi-asersi tentang tindakan-tindakan atau kejadian-kejadian ekonomi yang telah diaudit. Opini auditor akan menunjukkan seberapa jauh asersi-asersi sesuai dengan standar atau kriteria yang telah ditetapkan.

Hasil akhir dari segala macam audit adalah laporan yang berisi informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan mengenai tingkat kesesuaian asersi yang dibuat oleh klien dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan untuk mengevaluasi.

(24)

2. Jenis-Jenis Audit

Jenis-jenis audit menurut Mulyadi (2002:30) dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:

a. Audit Laporan Keuangan

Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor independen terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh klien untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan tersebut. Audit laporan keuangan ini auditor menilai kewajaran laporan keuangan atas dasar prinsip-prinsip akuntansi berterima umum. Hasil audit laporan keuangan disajikan dalam bentuk tertulis berupa laporan-laporan audit.

Laporan audit ini dibagikan kepada pihak-pihak berkepentingan.

b. Audit Kepatuhan

Audit kepatuhan adalah audit yang tujuannya menentukan apakah yang diaudit sesuai dengan kondisi atau peraturan tertentu. Hasil audit kepatuhan umumnya dilaporkan kepada pihak yang berwenang dalam membuat kriteria. Audit kepatuhan umumnya dilakukan dilingkungan pemerintahan.

c. Audit Operasional

Audit operasional adalah audit yang merupakan review sistematis dari kegiatan organisasi atau bagian daripadanya, yang kegiatan organisasi tersebut berhubungan dengan tujuan tertentu. Tujuan audit operasional adalah untuk :

(25)

1) Mengevaluasi kinerja.

2) Mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan.

3) Membuat rekomendasi untuk perbaikan tindakan lebih lanjut.

Pihak yang memerlukan audit operasional adalah pihak manajemen atau pihak ketiga. Hasil audit operasional diserahkan kepada pihak yang meminta dilaksanakan audit tersebut.

B. Kantor Akuntan Publik

Menurut Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 tentang jasa akuntan publik, Kantor Akuntan Publik adalah badan usaha yang telah mendapatkan ijin dari menteri keuangan sebagai wadah bagi akuntan publik dalam memberikan jasanya. Kantor Akuntan Publik memberikan berbagai macam jasa bagi masyarakat. Penggolongan jasa tersebut menurut Mulyadi (2002:5) dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:

1. Jasa Assurance

Jasa assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan mutu informasi yang diperlukan bagi pengambil keputusan. Pengambil keputusan memerlukan informasi yang andal dan relevan sebagai basis pengambilan keputusan. Oleh karena itu, pengambil keputusan mencari jasa assurance untuk meningkatkan mutu yang dijadikan sebagai basis keputusan yang akan mereka lakukan.

(26)

2. Jasa Atestasi

Jasa atestasi merupakan suatu pernyataan pendapat atas pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai dalam segala hal yang material dengan kriteria yang telah ditetapkan. Asersi merupakan pernyataan manajemen bahwa laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi.

3. Jasa Nonassurance

Jasa nonassurance merupakan jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang didalamnya auditor tidak memberikan pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan, atau temuan lainnya. Jasa nonassurance terdiri dari jasa kompilasi, jasa perpajakan, dan jasa konsultasi.

C. Sistem Pengendalian Mutu

Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2011:16000.1) Kantor Akuntan Publik wajib memiliki sistem pengendalian mutu dan menjelaskan unsur-unsur pengendalian mutu dan hal-hal terkait dengan implementasi secara efektif sistem tersebut. Pengendalian mutu Kantor Akuntan Publik harus diterapkan oleh setiap Kantor Akuntan Publik yang melakukan jasa audit, atestasi, akuntansi, review, dan konsultasi yang standarnya telah ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).

(27)

Kantor Akuntan Publik dalam memberikan jasa profesionalnya, bertanggung jawab mematuhi Standar Profesional Akuntan Publik. Kantor Akuntan Publik dalam pemenuhan tanggung jawab wajib mempertimbangkan integritas stafnya dalam menentukan hubungan profesionalnya, bahwa Kantor Akuntan Publik dan staf Kantor Akuntan Publik akan independen terhadap kliennya sebagaimana diatur oleh kode etik. Kantor Akuntan Publik kompeten secara profesional, obyektif, dan menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama (due professional care). Kantor Akuntan Publik harus memiliki sistem pengendalian mutu untuk memberikan keyakinan memadai tentang kesesuaian perikatan profesional dengan standar profesi akuntan publik.

1. Sistem Pengendalian Mutu

Sistem pengendalian mutu menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2011:16000.1) mencakup struktur organisasi, kebijakan dan prosedur yang di tetapkan Kantor Akuntan Publik untuk memberikan keyakinan memadai tentang kesesuaian perikatan profesional dengan standar profesional akuntan publik. Sistem pengendalian mutu harus komprehensif, dan harus dirancang selaras dengan struktur organisasi, kebijakan, dan sifat praktik Kantor Akuntan Publik.

Sistem pengendalian mutu memiliki keterbatasan bawaan yang dapat berpengaruh terhadap efektivitas. Perbedaan kinerja antara staf dan pemahaman persyaratan profesional dapat mempengaruhi tingkat

(28)

kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur pengendalian mutu Kantor Akuntan Publik yang kemudian mempengaruhi efektivitas sistem tersebut.

Sistem pengendalian mutu Kantor Akuntan Publik harus dapat memberikan keyakinan memadai bahwa bagian dari perikatan suatu Kantor Akuntan Publik yang dilaksanakan oleh kantor cabang, kantor afiliasi, atau kantor koresponden telah dilaksanakan sesuai standar yang terdapat dalam standar profesional akuntan publik.

2. Penetapan Kebijakan dan Prosedur Pengendalian Mutu

Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2011:16000.2) kebijakan dan prosedur pengendalian mutu yang ditetapkan oleh Kantor Akuntan Publik tergantung pada berbagai faktor antara lain ukuran Kantor Akuntan Publik, tingkat otonomi yang diberikan kepada stafnya dan kantor-kantor cabangnya, sifat praktik, organisasi kantornya, dan mempertimbangkan biaya dan manfaat.

Kantor Akuntan Publik wajib mempertimbangkan setiap unsur pengendalian mutu yang dibahas berikut ini, sejauh yang diterapkan dalam praktiknya, penetapan kebijakan dan prosedur pengendalian mutunya.

Unsur-unsur pengendalian mutu berhubungan satu sama lain. Oleh karena itu, praktik pemekerjaan Kantor Akuntan Publik memengaruhi kebijakan pelatihan. Praktik pelatihan memengaruhi kebijakan promosi. Praktik kedua kategori tersebut memengaruhi kebijakan supervisi. Praktik supervisi memengaruhi kebijakan pelatihan dan promosi. Kantor Akuntan

(29)

Publik wajib membuat kebijakan dan prosedur pengendalian mutu mengenai:

a. Independensi menurut H.S. Munawir (1999:71) adalah suatu penilaian atau pandangan yang tidak berprasangka dalam melakukan pengujian, pengujian terhadap hasil-hasil dalam penyajian laporan audit. Selain itu, menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2011:17000.2) independensi adalah kebijakan atau prosedur yang memberikan keyakinan memadai bahwa setiap personel pada setiap tingkat organisasi mempertahankan independensi sebagaimana diatur oleh Kode Etik Profesi Akuntan Publik.

b. Penugasan personel menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2011:17000.4) merupakan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu mengenai personel. Kebijakan dan prosedur ini digunakan untuk memberikan keyakinan memadai bahwa perikatan dilaksanakan oleh staf profesional yang memiliki tingkat pelatihan dan keahlian teknis untuk perikatan tersebut.

c. Konsultasi menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2011:17000.6) merupakan suatu kebijakan atau dialog yang memberikan keyakinan bahwa personel memperoleh informasi yang dibutuhkan dari orang yang memiliki tingkat pengetahuan, kompetensi, dan pertimbangan (judgement) yang memadai.

(30)

d. Supervisi menurut (IAI:2001) dalam SA seksi 311. PSA no 05.

Supervisi mencakup pengarahan usaha asisten dalam mencapai tujuan audit dan penentuan apakah tujuan tersebut tercapai. Selain itu, supervisi menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2011:17000.7) merupakan suatu kebijakan yang memberikan keyakinan bahwa pelaksanaan perikatan memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh Kantor Akuntan Publik. Lingkup supervisi dan review yang sesuai pada suatu kondisi tertentu, tergantung atas beberapa faktor, antara lain kerumitan masalah, kualifikasi staf pelaksana perikatan, dan lingkup konsultasi yang tersedia dan yang telah digunakan. Tanggung jawab Kantor Akuntan Publik untuk menetapkan prosedur mengenai supervisi berbeda dengan tanggung jawab staf secara individual untuk merencanakan dan melakukan supervisi secara memadai atas perikatan tertentu.

e. Pemekerjaan (hiring) menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2011:17000.9) merupakan kebijakan yang dibuat Kantor Akuntan Publik untuk memberikan keyakinan bahwa karyawan yang dipekerjakan mempunyai pengetahuan, dan karakteristik yang tepat sehingga memungkinkan mereka melakukan perikatan secara kompeten. Akhirnya, mutu pekerjaan Kantor Akuntan Publik tergantung kepada integritas, kompetensi, dan motivasi personel yang melaksanakan dan melakukan supervisi atas pekerjaan. Oleh karena itu, program pemekerjaan Kantor Akuntan Publik menjadi salah satu

(31)

unsur penentu untuk mempertahankan mutu pekerjaan Kantor Akuntan Publik.

f. Pengembangan Profesional menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2011:17000.11) merupakan kebijakan dan prosedur mutu mengenai pengembangan profesional personel yang memiliki pengetahuan memadai sehingga memungkinkan mereka memenuhi tanggung jawabnya. Pendidikan profesional berkelanjutan dan pelatihan merupakan sarana bagi Kantor Akuntan Publik untuk memberikan kepada personelnya pengetahuan memadai untuk memenuhi tanggung jawab mereka dan kemajuan karier mereka di Kantor Akuntan Publik.

g. Promosi menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2011:17000.14) merupakan kebijakan dan prosedur yang Kantor Akuntan Publik tetapkan untuk pengembangan karyawan. Semua personel terseleksi untuk promosi memiliki kualifikasi seperti yang disyaratkan untuk lapis tanggung jawab yang lebih tinggi. Praktik promosi personel akan berakibat terhadap mutu pekerjaan Kantor Akuntan Publik. Kualifikasi personel terseleksi untuk promosi harus mencakup, tetapi tidak terbatas pada karakter, intelegensi, pertimbangan, dan motivasi.

h. Penerimaan dan Keberlanjutan Klien menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2011:17000.16) merupakan kebijakan Kantor Akuntan Publik untuk menentukan apakah suatu perikatan dari klien akan diterima atau dilanjutkan untuk meminimumkan kemungkinan

(32)

terjadinya hubungan dengan klien yang manajemennya tidak memiliki integritas. Adanya keharusan bagi Kantor Akuntan Publik untuk menetapkan prosedur dengan tujuan seperti tersebut, tidak berarti bahwa Kantor Akuntan Publik bertugas untuk menentukan integritas atau keandalan klien, dan tidak juga berarti bahwa Kantor Akuntan Publik berkewajiban kepada siapa pun, kecuali kepada dirinya, untuk menerima, menolak atau mempertahankan kliennya. Namun, dengan berdasarkan pada prinsip pertimbangan hati-hati, Kantor Akuntan Publik harus selektif dalam menentukan hubungan profesionalnya.

i. Inspeksi menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2011:17000.18) adalah prosedur yang dibuat untuk menjamin bahwa setiap elemen sistem pengendalian mutu efektif dilaksanakan. Prosedur inspeksi dapat dirancang dan dilaksanakan oleh individu yang bertindak mewakili kepentingan manajemen Kantor Akuntan Publik. Jenis prosedur inspeksi yang akan digunakan tergantung kepada pengendalian yang ditetapkan oleh Kantor Akuntan Publik dan penetapan tanggung jawab di Kantor Akuntan Publik untuk melaksanakan kebijakan dan prosedur pengendalian mutunya.

(33)

3. Penetapan Tanggung Jawab

Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2011:16000.4) Kantor Akuntan Publik dapat menetapkan tanggung jawab kepada personelnya, agar dapat melaksanakan kebijakan dan prosedur pengendalian mutunya secara efektif. Hal-hal yang harus mendapatkan pertimbangan memadai dalam penetapan tanggung jawab adalah kompetensi individu, penetapan wewenang, dan lingkup supervisi yang diberikan.

4. Komunikasi

Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2011:16000.4) Kantor Akuntan Publik wajib mengkomunikasikan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu kepada personelnya dengan suatu cara yang akan memberikan keyakinan memadai bahwa kebijakan dan prosedur tersebut dapat dipahami. Bentuk dan lingkup komunikasi tersebut harus cukup komprehensif sehingga komunikasi tersebut dapat menyampaikan kepada personel Kantor Akuntan Publik informasi mengenai kebijakan dan prosedur pengendalian yang berhubungan dengan mereka. Pada umumnya, komunikasi akan lebih baik apabila dilakukan secara tertulis. Namun, efektivitas sistem pengendalian mutu Kantor Akuntan Publik tidak terpengaruh oleh ketiadaan dokumentasi kebijakan dan prosedur pengendalian mutu yang telah ditetapkan oleh Kantor Akuntan Publik.

(34)

Ukuran, struktur, dan sifat praktik Kantor Akuntan Publik harus dipertimbangkan dalam menentukan apakah dokumentasi kebijakan dan prosedur pengendalian mutu diperlukan, dan jika diperlukan, seberapa luas dokumentasi tersebut dilaksanakan. Umumnya, dokumentasi kebijakan dan prosedur pengendalian mutu pada Kantor Akuntan Publik besar akan lebih ektensif dibanding pada Kantor Akuntan Publik kecil.

5. Pemantauan

Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2011:16000.4) Kantor Akuntan Publik diharuskan memantau efektivitas sistem pengendalian mutu dengan cara mengevaluasi secara rutin kebijakan dan prosedur pengendalian mutunya, penetapan tanggung jawab, dan komunikasi kebijakan dan prosedurnya. Ukuran, struktur, dan sifat praktik Kantor Akuntan Publik memengaruhi keterbatasan dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh fungsi pemantauan Kantor Akuntan Publik. Tersirat dalam fungsi pemantauan adalah perubahan rutin yang terjadi dalam kebijakan dan prosedur, penetapan tanggung jawab, dan bentuk serta lingkup komunikasi. Karena adanya perubahan keadaan, seperti perluasan praktik atau pembukaan kantor baru, penggabungan Kantor Akuntan Publik atau pemerolehan praktik. Inspeksi yang merupakan salah satu unsur pengendalian mutu termasuk dalam kegiatan pemantauan.

(35)

6. Perumusan Kebijakan dan Prosedur Pengendalian Mutu

Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2011:17000.1). Sistem pengendalian mutu Kantor Akuntan Publik, sebagaimana dijelaskan dalam SPM Seksi 100 (PSPM No. 1) sistem pengendalian mutu Kantor Akuntan Publik mencakup kebijakan dan prosedur pengendalian mutu, penetapan tanggung jawab, komunikasi, dan pemantauan. Seksi ini memberikan pedoman dalam perumusan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu, berdasarkan paragraph 06 dan 07 SPM seksi 100 tersebut.

Kedua paragraf dalam seksi tersebut menyatakan bahwa jenis dan lingkup kebijakan dan prosedur pengendalian mutu Kantor Akuntan Publik tergantung atas beberapa faktor antara lain : ukuran Kantor Akuntan Publik, tingkat otonomi yang diberikan kepada personel dan kantor-kantor cabangnya, sifat praktik, organisasi kantornya, dan pertimbangan biaya dan manfaat.

Kantor Akuntan Publik dituntut untuk mempertimbangkan setiap unsur pengendalian mutu sejauh unsur pengendalian mutu tersebut dapat diterapkan dalam praktiknya, dalam merumuskan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu. Beberapa unsur pengendalian mutu berkaitan satu sama lain. Oleh karena itu, praktik pemekerjaan (hiring) di suatu Kantor Akuntan Publik memengaruhi kebijakan pelatihannya. Praktik pelatihan karyawan Kantor Akuntan Publik memengaruhi kebijakan promosi.

Praktik pemekerjaan (hiring) dan praktik promosi tersebut memengaruhi

(36)

kebijakan supervisi. Sebaliknya, praktik supervisi memengaruhi kebijakan pelatihan dan promosi.

Seksi ini, definisi istilah Kantor Akuntan Publik, standar profesional akuntan publik (SPAP), dan personel, sama dengan definisi istilah tersebut dalam SPM seksi 100 (PSPM No. 1). Istilah kebijakan berkaitan dengan tujuan dan sasaran Kantor Akuntan Publik untuk menjadikan unsur pengendalian mutu tersebut efektif. Istilah prosedur berkaitan dengan langkah-langkah yang diambil untuk melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan.

Kantor Akuntan Publik juga harus mempertimbangkan perumusan kebijakan pada bidang yang diidentifikasi dalam setiap unsur pengendalian mutu dalam seksi ini sejauh kebijakan tersebut juga dapat diterapkan pada praktiknya. Contoh untuk memberikan gambaran mengenai prosedur dirancang untuk mengimplementasikan kebijakan tersebut, juga disajikan dalam seksi ini. Prosedur yang ditetapkan oleh Kantor Akuntan Publik tidak harus mencakup semua contoh tersebut atau juga tidak harus dibatasi hanya pada contoh tersebut.

Suatu Kantor Akuntan Publik bergabung (merger) dengan atau mengakuisisi praktik Kantor Akuntan Publik lain, Kantor Akuntan Publik gabungan tersebut harus memberikan perhatian khusus kepada aspek pengendalian mutunya. Kebijakan dan prosedur pengendalian mutu Kantor Akuntan Publik gabungan harus dievaluasi untuk menentukan apakah kebijakan dan prosedur tersebut tetap dapat diterapkan dalam kondisi

(37)

lingkungan yang telah berubah. Perhatian khusus tersebut juga harus diberikan kepada aspek pengendalian mutu apabila Kantor Akuntan Publik berpisah.

(38)

24 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Penelitian studi kasus adalah penelitian dengan cara mengamati langsung secara menyeluruh pada kondisi sebenarnya dari berbagai sumber data. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan dan peningkatan mutu audit di Kantor Akuntan Publik Payamta.

B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah staf auditor junior atau senior, dan manajer yang bekerja di Kantor Akuntan Publik Payamta.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah penerapan sistem pengendalian mutu audit di Kantor Akuntan Publik Payamta

C. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Akuntan Publik Payamta Jl. Ir. Sutami No. 25 Sekarpace, Surakarta

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Mei 2016

(39)

D. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang didapat dari hasil wawancara.

Sedangkan, data sekunder berupa data yang berada di Kantor Akuntan Publik tersebut yang digunakan secara langsung maupun tidak langsung untuk analisis data. Data sekunder berupa gambaran umum dan sejarah Kantor Akuntan Publik, struktur organisasi, visi dan misi Kantor Akuntan Publik.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Wawancara

Wawancara menurut Arikunto (1996:144) merupakan dialog lisan yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari yang terwawancara. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan cara terstruktur maupun tidak terstruktur untuk memperoleh informasi yang lebih luas mengenai objek yang akan diteliti. Sumber data yang ada dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara terhadap informan yang terdiri atas:

a. Bapak Payamta sebagai pemilik dari Kantor Akuntan Publik yang memiliki tugas dan wewenang dalam penerapan sistem pengendalian mutu audit di Kantor Akuntan Publik.

(40)

b. Tiga orang auditor yang terdiri dari auditor senior atau junior yang bekerja di Kantor Akuntan Publik Payamta. Ketiga orang ini memiliki tugas dan fungsi untuk menerapkan sistem pengendalian mutu di setiap audit.

Wawancara dalam penelitian ini akan membahas topik yang berhubungan dengan penerapan sistem pengendalian mutu di Kantor Akuntan Publik dan kesesuaian sistem pengendalian yang diterapkan di Kantor Akuntan Publik dengan standar pengendalian mutu yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Topik dalam penelitian ini menggunakan beberapa elemen yang memengaruhi sistem pengendalian mutu Kantor Akuntan Publik yang berkaitan dengan standar pengendalian mutu yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia yaitu:

a. Independensi, auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik Payamta mempertahankan independensi sebagaimana diatur dalam Kode Etik Profesi Akuntan Publik secara rinci, Kode Etik No. 1, integritas, objektivitas, dan independensi.

b. Penugasan personel, penugasan akan dilaksanakan oleh auditor yang memiliki tingkat pelatihan dan keahlian teknis untuk penugasan tersebut. Dalam proses penugasan personel, sifat dan lingkup supervisi harus dipertimbangkan. Umumnya, apabila personel yang ditugaskan semakin cakap dan berpengalaman, maka supervisi secara langsung terhadap personel tersebut, semakin tidak diperlukan.

(41)

c. Konsultasi, auditor Kantor Akuntan Publik Payamta memperoleh informasi yang memadai sesuai yang dibutuhkan dari orang yang memiliki tingkat pengetahuan, kompetensi, dan pertimbangan yang memadai. Sifat konsultasi akan tergantung atas beberapa faktor, antara lain ukuran Kantor Akuntan Publik dan tingkat pengetahuan, kompetensi dan pertimbangan yang dimiliki oleh staf pelaksana perikatan.

d. Supervisi, pelaksanaan perikatan Kantor Akuntan Publik Payamta memenuhi standar mutu yang ditetapkan. Lingkup supervisi dan review yang sesuai pada suatu kondisi tertentu, tergantung atas

beberapa faktor antara lain kerumitan masalah, kualifikasi staf pelaksana perikatan, dan lingkup konsultasi yang tersedia dan telah digunakan tanggung jawab Kantor Akuntan Publik untuk menetapkan prosedur mengenai supervisi berbeda dengan tanggung jawab staf secara individual untuk merencanakan dan melakukan supervisi secara memadai atas perikatan tertentu.

e. Pemekerjaan, semua staf profesional Kantor Akuntan Publik Payamta memiliki karakteristik yang tepat sehingga memungkinkan mereka melakukan perikatan secara kompeten.

f. Pengembangan profesional, auditor memiliki pengetahuan memadai sehingga memungkinkan mereka memenuhi tanggung jawabnya.

Pendidikan profesional berkelanjutan dan pelatihan merupakan wahana bagi Kantor Akuntan Publik untuk memberikan kepada personelnya

(42)

pengetahuan memadai untuk memenuhi tanggung jawab mereka dan untuk kemajuan karier mereka di Kantor Akuntan Publik.

g. Promosi, semua auditor terseleksi untuk promosi memiliki kualifikasi seperti disyaratkan Kantor Akuntan Publik untuk lapis tanggung jawab yang lebih tinggi. Praktik promosi personel akan berakibat terhadap mutu pekerjaan Kantor Akuntan Publik.

h. Penerimaan dan keberlanjutan klien, Kantor Akuntan Publik akan menerima atau melanjutkan perikatan dari klien. Hal ini dilakukan untuk meminimumkan hubungan dengan klien yang manajemennya tidak memiliki integritas.

i. Inspeksi, Kantor Akuntan Publik Payamta telah menerapkan unsur- unsur pengendalian mutu secara efektif. Prosedur inspeksi dapat dirancang dan dilaksanakan oleh individu yang bertindak mewakili kepentingan manajemen Kantor Akuntan Publik.

Pedoman wawancara di lampiran diambil dari kuesioner penelitian yang dilakukan oleh Bagus Wibowo ( 2007) dengan judul Penilaian Kepatuhan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik Terhadap Standar Auditing dan Standar Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik ( Studi Kasus Pada Enam Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta). Daftar pertanyaan didalam kuesioner yang kemudian di perbaiki menjadi daftar pertanyaan didalam pedoman wawancara.

(43)

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data yang digunakan untuk menelusuri data-data yang berada diKantor Akuntan Publik yang tersedia dalam bentuk gambaran umum Kantor Akuntan Publik, struktur organisasi, dan visi misi dari Kantor Akuntan Publik.

F. Teknis Analisis Data

Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Analisis deskriptif adalah teknik analisis data yang digunakan untuk menjelaskan dan mengumpulkan data dari objek yang diteliti. Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Memilih, merangkum, dan mendeskripsikan data atau informasi yang telah diperoleh dari informan yang kemudian difokuskan berdasarkan masalah yang akan diungkap tentang kebijakan Kantor Akuntan Publik dalam mempertimbangkan penerapan unsur-unsur pengendalian mutu dalam setiap audit.

2. Menyajikan data tentang sistem pengendalian mutu yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik Payamta, data ini disajikan dalam bentuk uraian singkat yang dideskripsikan dalam bentuk naratif.

3. Penarikan kesimpulan berdasarkan hasil wawancara dan analisis data mengenai unsur-unsur penerapan sistem pengendalian mutu di kantor akuntan dan cara penerapan sistem pengendalian mutu oleh auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik.

(44)

4. Membandingkan data yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi mengenai penerapan sistem pengendalian mutu di Kantor Akuntan Publik Payamta dengan kajian teori yang ada.

5. Menyajikan data tentang perbandingan penerapan sistem pengendalian mutu di Kantor Akuntan Publik Payamta dengan kajian teori yang ada ke dalam bentuk uraian singkat yang dideskripsikan dalam bentuk naratif dan tabel.

6. Penarikan kesimpulan yang dilakukan pada penelitian ini berdasarkan hasil perbandingan dan analisis data mengenai kesesuaian penerapan sistem pengendalian mutu di Kantor Akuntan Publik Payamta dengan kajian teori yang ada. Jika ditemukan ketidaksesuaian akan di analisis dan di cari penyebab atau bagian mana yang menimbulkan tidak sesuai.

(45)

31 BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Profil dan Sejarah Kantor Akuntan Publik

Kantor Akuntan Publik Payamta terletak di Jalan Ir. Sutami 25, Surakarta ini berdiri sejak tahun 1999. Kantor ini didirikan oleh Dr. Payamta, SE, MSi, Ak, CA, CPA. Beliau akuntan profesional yang juga aktif sebagai akademisi dan praktisi di bidangnya. Pengalamannya sebagai auditor telah dirintis sejak awal tahun 1990-an di Kantor Akuntan Publik Hadori cabang Surakarta dan Kantor Akuntan Publik Djaka Surasa dan rekan. Selain sebagai auditor beliau juga konsultan dibeberapa perusahaan di Surakarta. Sebagai seorang akdemisi beliau dipercaya sebagai direktur program magister akuntansi fakultas ekonomi universitas sebelas maret (UNS), juga aktif sebagai peneliti dan dosen pada program magister manajemen, program doktor ilmu ekonomi, dan program profesi akuntansi di universitas sebelas maret (UNS).

Kantor Akuntan Publik ini terdaftar pada kementerian keuangan yang telah dipercaya sebagai auditor rekanan pada berbagai lembaga keuangan baik badan pemeriksa keuangan, Bank Indonesia, bank-bank BUMN, bank swasta nasional, perusahaan yang bergerak diberbagai bidang industri skala kecil maupun besar, dan kantor pelayanan pajak di Indonesia.

Izin praktik akuntan publik diperoleh dari Menteri Keuangan RI Nomor:

KEP. 379/KMK.17/1999 dan nomor AP: 99.1.0695, yang telah diperbarui dengan nomor AP. 0420, pada Kementrian Keuangan Republik Indonesia.

(46)

Terdaftar sebagai anggota aktif pada Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dengan nomor IAPI: 1067, Terdaftar juga sebagai Certified Public Accountant (CPA). Kantor Akuntan Publik mendapatkan izin usaha dari

Menteri Keuangan Nomor: KEP-338/KM.17/2000, yang diperbarui dengan surat keputusan Menteri Keuangan RI No: 111/KM.1/2010. Tercatat sebagai anggota profesional akuntan pada Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dengan nomor register akuntan 11.D9858, dan telah mendapat pengakuan akuntan profesional akuntan dengan sebutan Chartered Accountant (CA).

B. Tim Manajemen dan Staf Pendukung

Kantor Akuntan Publik Payamta dalam memberikan jasanya di dukung oleh beberapa staf profesional yang berkompeten dibidangnya masing-masing berjumlah 14 orang. Mereka terbagi menjadi 2 yaitu sebanyak 5 orang staf merupakan karyawan tetap yang bertugas melaksanakan perikatan serta bergabung dalam tim manajerial di Kantor Akuntan Publik Payamta dan sebanyak 9 orang merupakan karyawan tidak tetap yang bertugas membantu melaksanakan suatu perikatan jika dibutuhkan oleh Kantor Akuntan Publik Payamta. 9 karyawan tidak tetap ini merupakan orang yang berkompeten dibidangnya masing-masing. Daftar karyawan tetap dan karyawan tidak tetap Kantor Akuntan Publik Payamta dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.

Tim manajemen Kantor Akuntan Publik Payamta terdiri dari direktur utama, office manager, dan direktur divisi. Ada dua divisi utama yaitu divisi audit dan divisi konsultasi dan SIM, Selain dua divisi utama Kantor Akuntan Publik Payamta juga memiliki divisi lain yaitu divisi jasa training dan diklat.

(47)

Daftar tim manajemen Kantor Akuntan Publik Payamta dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 1. Daftar Karyawan Tetap Kantor Akuntan Publik Payamta

No. Nama

Karyawan Tetap

1 Dr. Payamta, SE, M.Si,Ak,CA,CPA 2 Vidya Ria Shintawati, SE, Ak 3 Agus Widodo, SE, M.Si, Ak 4 Ahmad Ridwan, SE, M.Si, Ak 5 Mamin Suparmin, SE

Sumber : Kantor Akuntan Publik Payamta

Tabel 2. Daftar Karyawan Tidak Tetap Kantor Akuntan Publik Payamta No. Nama Karyawan Tidak Tetap

1 Drs. Soetarman, M.Si, BKP 2 Dr. Slamet Haryono, M.Si, Ak 3 Dr. Bandi, M.Si, Ak

4 Veni Prabasita, SE, M.Si, Ak 5 Drs. Jaka Winarna, M. Si, Ak 6 Taufik Arifin, SE, M.Sc, Ak 7 Dr. Mulyanto, SE, M.Ek 8 Sutaryo, SE, M.Si 9 Heru Najib, SE, Ak

Sumber : Kantor Akuntan Publik Payamta

Tabel 3. Daftar Tim Manajeman Kantor Akuntan Publik Payamta

1 Direktur Utama Dr. Payamta, SE, M.Si,Ak,CA,CPA

2 Direktur Div. Audit Vidya Ria Shintawati, SE, Ak 3 Direktur Div. Jasa Training dan Diklat Agus Widodo, SE, M.Si, Ak 4 Direktur Div. Jasa Konsultasi dan SIM Ahmad Ridwan, SE, M.Si, Ak

5 Office Manager Mamin Suparmin, SE

Sumber : Kantor Akuntan Publik Payamta

(48)

C. Bidang Usaha

Kantor Akuntan Publik Payamta menyediakan berbagai layanan jasa dibidang audit, jasa akuntansi dan pelaporan keuangan, penyusunan sistem informasi manajemen, sistem informasi akuntansi, komputerisasi, sistem akuntansi dan perpajakan, accurate accounting system, manajemen keuangan dan perpajakan, riset bisnis yang meliputi:

1. Jasa Penyusunan Laporan Keuangan

Jasa ini dimaksudkan untuk membantu perusahaan yang tidak mempunyai sistem akuntansi atau sumber daya yang memadai dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum.

Penyusunan laporan keuangan tersebut meliputi neraca, laporan laba rugi atau penghitungan hasil usaha (koperasi), laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, kebijakan akuntansi yang diterapkan dan catatan atas laporan keuangan yang mendukung. Jasa ini juga diberikan untuk membantu penyusunan laporan keuangan Pemda/SKPD/unit-unit lembaga pemerintah, sekolah, badan layanan umum, rumah sakit, perguruan tinggi, dan yayasan.

2. Jasa Perancangan Sistem Informasi Akuntansi dan SIM

Jasa yang diberikan Kantor Akuntan Publik Payamta terbagi dalam dua scope yaitu scope luas dan sempit. Dalam scope yang sempit, jasa yang diberikan Kantor Akuntan Publik Payamta hanya menyangkut sistem informasi akuntansi. Sedangkan, dalam scope luas, jasa yang diberikan Kantor Akuntan Publik Payamta meliputi sistem informasi manajemen,

(49)

sistem informasi yang dikembangkan dapat berbentuk sistem informasi manual maupun sistem informasi komputer yang berbasis accurate software.

3. Jasa Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Pegawai

Jasa ini diberikan kepada perusahaan untuk pengembangan sumber daya manusia dalam bentuk pendidikan dan pelatihan terutama yang berkaitan dengan tugas-tugas di bidang akuntansi, perpajakan, informasi keuangan, internal audit. Selain jasa untuk pengembangan sumber daya manusia, Kantor Akuntan Publik Payamta juga menyediakan bantuan jasa rekruitmen pegawai. Beberapa bidang yang diberikan dalam jasa ini diantaranya: akuntansi keuangan dasar, analisis laporan keuangan, akuntansi syariah, penganggaran sektor publik, audit kinerja perusahaan, perencanaan pajak perusahaan, dan lain sebagainya dengan estimasi anggaran biaya training atau diklat yang dapat berubah sewaktu-waktu dan terkena pajak yang berlaku di kawasan Surakarta meliputi:

Tabel 4. Estimasi Anggaran Biaya Training Atau Diklat Perincian Anggaran Biaya Pelatihan (Dalam Rupiah)

Fee Instruktur (2 hari x 8 jam x Rp 600.000) Rp 9.600,000 Pengadaan Materi ( 8 sesi x 20 orang x Rp 15.000) Rp 2.400,000 Transportasi dan Akomodasi ( 2 hari/ sesi/@ Rp 400.000) Rp 400.000

Sertifikat (20 orang x Rp 15.000) Rp 300.000

Sumber : Kantor Akuntan Publik Payamta

(50)

4. Jasa Appraisal Atau Penilaian Bisnis Properti

Jasa ini diberikan untuk membantu penilaian atas properti atau aset-aset pribadi atau perusahaan yang berguna untuk membantu menaksir nilai wajar atas suatu aset. Jasa ini dilakukan oleh appraisal yang independen yang terdaftar dalam Departemen Keuangan. Untuk memberikan jasa ini Kantor Akuntan Publik Payamta sudah berafiliasi dengan KJPP Sihwiryadi dan Rekan.

5. Jasa Penyusunan Proposal Atau Studi Kelayakan Bisnis

Jasa ini dimaksudkan untuk membantu manajemen perusahaan dalam mengembangkan usaha yang telah ada atau manajemen perusahaan yang ingin mendirikan usaha baru.

6. Jasa Pemeriksaan Keuangan

Jasa ini dimaksudkan untuk membantu perusahaan, perbankan, industri, koperasi, dan lain sebagainya untuk menilai tingkat kewajaran pelaporan keuangan historis.

7. Jasa Audit Khusus

Jasa ini diberikan Kantor Akuntan Publik kepada klien untuk melakukan penilaian apakah manajemen suatu perusahaan atau badan usaha koperasi telah berjalan secara efektif dan efisien. Jasa ini juga sering disebut sebagai audit atas kinerja perusahaan.

(51)

8. Jasa Konsultasi Manajemen

Jasa ini dimaksudkan untuk membantu dalam mengelola badan usaha dalam mengidentifikasi masalah yang dihadapi dan membantu badan usaha tersebut dalam mencarikan serta mengimplementasikan solusi untuk pemecahan masalah tersebut.

9. Jasa Konsultasi Perpajakan

Jasa ini dimaksudkan untuk membantu pengelolaan badan usaha dalam kaitannya dengan perhitungan pajak yang harus dibayar serta pengisian SPT tahunan, komputerisasi jasa perpajakan khususnya PPN dan PPh badan.

D. Visi dan Misi Kantor Akuntan Publik Payamta 1. Visi

Menjadi Kantor Akuntan Publik yang amanah dan profesional.

2. Misi

Memberikan jasa audit dan jasa-jasa lain dibidang akuntansi dan manajemen terkait dengan tujuan untuk membantu klien meningkatkan pengelolaan dan kinerja perusahaan yang telah akuntabel, transparan, jujur, dan bertanggung jawab berlandaskan pada sifat-sifat profesionalisme, saling menghormati, dan setia kepada komitmen.

(52)

E. Rekanan

Kantor Akuntan Publik Payamta memiliki jaringan dan rekanan yang luas untuk membantu dalam memberikan pelayanan kepada klien yaitu:

1. Bank Indonesia.

2. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia.

3. Bank-Bank Pemerintah dan Bank Swasta (Bank BNI, BCA, dan BRI) 4. Terdaftar sebagai auditor dana kampanye di IAPI.

5. PPA fakultas ekonomi Universitas Sebelas Maret (UNS).

6. Program Magister Akuntansi FE UNS.

7. KJPP Sihwiryadi dan Rekan.

8. KKP Sutarman, M. Si, BPK.

9. Kantor-Kantor Pelayan Pajak.

10. Kantor Dinas Koperasi di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

(53)

39 BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Paparan Data

1. Rangkuman Hasil Wawancara

Penelitian ini dilakukan dengan cara mewawancarai 5 karyawan tetap yang bekerja di Kantor Akuntan Publik Payamta, yang diperoleh data sebagai berikut:

a. Independensi

Kualifikasi auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik Payamta, yaitu: pendidikan minimal SI akuntansi, mempunyai pengalaman kerja minimal 3 tahun, memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor, memiliki independen dalam setiap mental, dan menggunakan keahlian profesionalnya dengan cermat dan seksama sebagai seorang auditor.

Kode Etik Profesi Akuntan Publik menetapkan prinsip dasar dan aturan etika profesi yang harus diterapkan oleh setiap auditor dalam Kantor Akuntan Publik atau jaringan Kantor Akuntan Publik yang memberikan jasa profesionalnya yang meliputi jasa assurance, nonassurance, dan atestasi.

Sikap independensi di pertahankan oleh auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik Payamta dibagi menjadi 2 yaitu secara penampilan dan secara fakta atau nyata. Secara penampilan auditor diharuskan berpakaian rapi dan sopan saat melakukan penugasan. Yang kedua,

(54)

secara fakta dengan cara memperhatikan standar teknik profesi dan etika dan berupaya terus meningkatkan kemampuan independensi yaitu: kecakapan, kemampuan atau kompetisi, kecakapan profesional, dan ketekunan.

b. Penugasan Personel

Perencanaan audit yang dilakukan Kantor Akuntan Publik Payamta melalui beberapa tahapan yaitu: tahapan pendahuluan perencanaan, pemahaman bisnis klien, pemahaman proses akuntansi, pemahaman struktur pengendalian internal, penetapan risiko pengendalian, melakukan analisis awal, menentukan tingkat materialitas, membuat program audit, risk assessment atas akun, dan fraud discussion dengan manajemen.

Menentukan tim audit terdiri dari : seorang partner yang bertanggung jawab terhadap penyelesaian keseluruhan perikatan audit, satu atau lebih manajer yang akan mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan program audit, dan staf asisten yang melaksanakan berbagai prosedur audit yang diperlukan dalam pelaksanaan program audit.

Penetapan fee atas jasa audit yang dilakukan Kantor Akuntan Publik Payamta merupakan otorisasi dan wewenang Bapak Payamta selaku pemilik Kantor Akuntan Publik dan mengacu pada Surat Keputusan No. KEP.024/IAPI/VII/2008 tentang Kebijakan Penentuan Fee Audit yang diterbitkan oleh ketua umum Institut Akuntan Publik Indonesia.

(55)

c. Konsultasi

Konsultasi dengan pihak berwenang dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi khusus dan resiko luar biasa yang dijadikan pertimbangan untuk menolak perikatan. Selain itu, konsultasi juga dimaksudkan untuk mengevaluasi kemungkinan ketersediaan laporan keuangan calon klien diaudit seperti: ketersediaan catatan akuntansi penting (buku besar, jurnal, buku besar pembantu), memadainya pengendalian intern yang diterapkan dalam perusahaan calon klien.

Penyelesaian perbedaan pendapat dengan para spesialis dilakukan dengan cara berdiskusi tentang masing-masing pendapat yang dikemukakan sudah sesuai dengan kriteria tertentu yang ditemukan selama proses audit.

Dokumentasi tentang hasil konsultasi dilakukan dengan cara membuat arsip tentang evaluasi terhadap integritas manajemen. Evaluasi ini bertujuan agar auditor mendapatkan keyakinan bahwa manajemen perusahaan klien dapat dipercaya. Sehingga, laporan keuangan yang diaudit bebas dari salah saji material. Hal ini dilakukan dengan cara:

komunikasi dengan auditor pendahulu, melakukan review terhadap pengalaman auditor di masa lalu dalam berhubungan dengan klien yang bersangkutan, misal: lancar atau tidaknya proses audit dulu, apakah ada kendala dalam proses audit, dan meminta keterangan kepada pihak ketiga. Bisa berupa penasihat hukum, pejabat bank, dan

(56)

pihak lain dalam masyarakat keuangan dan bisnis yang mempunyai hubungan bisnis dengan calon klien.

d. Supervisi

Prosedur ini mengatur tentang perencanaan perikatan, standar mutu untuk kegiatan audit, review kertas kerja dan laporan perikatan.

Perencanaan perikatan dilakukan dengan cara: identifikasi calon klien, analisis kondisi bisnis klien untuk diterima atau tidaknya perikatan.

Standar mutu Kantor Akuntan Publik Payamta dipertahankan dengan cara: menjaga kualitas auditnya, menjaga integritas dan kepercayaan dari klien. Review kertas kerja dan laporan perikatan dilakukan melalui supervisi oleh senior.

e. Pemekerjaan

Kualifikasi untuk auditor yang akan bekerja di Kantor Akuntan Publik Payamta dibagi menjadi 2 yaitu: kualifikasi untuk supervisor dan kualifikasi untuk ketua tim audit atau auditor.

Kualifikasi untuk supervisor yaitu: mempunyai pengetahuan teknis yang cukup, minimal S1 Akuntansi, mempunyai pengalaman kerja sebagai ketua tim atau auditor minimal 5 tahun, mempunyai kemampuan analitis dan judgemental, mempunyai kemahiran memimpin dan melatih serta berkomunikasi, mempunyai kemampuan dalam menjaga hubungan dengan klien, dan mempunyai sikap mental pribadi dan profesional (karakter, intelegensi, motivasi, dan pertimbangan).

(57)

Kualifikasi untuk ketua tim audit atau auditor yang akan bekerja di Kantor Akuntan Publik Payamta yaitu: mempunyai pengetahuan teknis yang cukup, minimal S1 atau D3 Akuntansi, mempunyai pengalaman kerja asisten audit minimal 3 tahun, mempunyai kemampuan analitis dan judgemental, mempunyai kemahiran memimpin dan melatih serta berkomunikasi, mempunyai kemampuan dalam menjaga hubungan dengan klien, dan mempunyai sikap mental pribadi dan profesional (karakter, intelegensi, motivasi, dan pertimbangan).

Pelatihan yang dirancang Kantor Akuntan Publik Payamta yaitu:

pelatihan audit, audit intern, dan perpajakan

Pemilihan staf ditentukan melalui program seleksi dan wawancara.

Selain itu, pada saat wawancara Kantor Akuntan Publik Payamta juga menginformasikan kepada pelamar mengenai kebijakan dan prosedur yang ditetapkan.

f. Pengembangan profesional

Program pelatihan audit, perpajakan, sistem informasi, dan accurate accounting system merupakan program yang dibutuhkan auditor untuk

mengembangkan profesionalitas selama bekerja. Dengan seminar dan pelatihan merupakan salah satu cara yang dilakukan auditor agar dapat mengembangkan profesionalitas.

Pelatihan mengenai cara mengevaluasi integritas manajemen klien dan membuat surat perikatan merupakan salah satu pelatihan di tempat kerja (on the job training) selama pelaksanaan perikatan. Dengan

(58)

mengikuti seminar dan membaca buku inilah auditor mendapatkan informasi terkini mengenai standar profesional untuk aktivitas pengembangan dini.

g. Promosi

Auditor yang ingin mengembangkan karirnya selama bekerja harus memiliki kriteria sebagai berikut: memiliki pengetahuan teknis yang cukup, jenjang pendidikan minimal S1 akuntansi, mempunyai pengalaman audit, memiliki kemampuan analitis dan judgement, dapat menjaga hubungan dengan klien, dan mempunyai kemahiran memimpin.

Mengevaluasi kinerja dan kemajuan auditornya dapat dilihat dari pengalaman masa kerja dan evaluasi ini dilakukan secara periodik.

h. Penerimaan Dan Keberlanjutan Klien

Setiap calon klien terlebih dahulu sebelum diterima menjadi klien, evaluasi ini meliputi: review informasi keuangan calon klien, review informasi manajemen calon klien atau pihak ketiga, komunikasi dengan auditor pendahulu, pertimbangan keadaan yang mungkin Kantor Akuntan Publik memerlukan perhatian khusus atau risiko yang tidak wajar, dan evaluasi independensi dan komunitas dan kemampuan Kantor Akuntan Publik untuk menyediakan jasa bagi calon klien seperti kebutuhan dan keahlian khusus.

Prosedur penilaian dibuat untuk menilai integritas manajemen klien.

Penilaian ini digunakan untuk menyakinkan auditor bahwa manajemen

(59)

perusahaan dapat dipercaya dan penilaian tersebut digunakan untuk bahan pertimbangan menerima atau menolak perikatan.

i. Inspeksi

guna memperoleh hasil inpeksi yang optimal. Beberapa tahapan yang harus diikuti yaitu:

1) Persiapan

Persiapan memadai sebelum dimulainya suatu inspeksi akan menghasilkan hasil inspeksi yang memuaskan. Pada tahap ini beberapa hal yang perlu dilakukan adalah:

a) Memulai dengan sikap yang positif. Tidak membuat inspeksi seolah mencari-cari kesalahan.

b) Mengetahui apa yang akan dicapai.

c) Mempersiapkan daftar periksa (checklist).

d) Mempersiapkan peralatan yang diperlukan.

2) Inspeksi

Pada tahap ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:

a) Menggunakan rencana awal yang telah ditentukan.

b) Menggunakan daftar periksa (checklist).

c) Menekankan segi positif.

d) Mengambil tindakan perbaikan sementara sebelum perbaikan permanen dilakukan.

e) Mengklasifikasi risiko.

(60)

3) Mengembalikan langkah perbaikan

Tahap ini merupakan tahap koreksi yaitu pengembangan langkah- langkah perbaikan atas apa yang terdeteksi saat inspeksi. Banyak pilihan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki keadaan yang tidak memenuhi standar, yang sangat bervariasi baik dalam biaya, efektifitas maupun metode kontrolnya. Beberapa diantaranya mampu mengurangi peluang dan besarnya kerugian apabila kecelakaan yang auditor duga benar-benar terjadi.

4) Tindak lanjut perbaikan

Rekomendasi yang dibuat jika tidak diikuti tindak lanjut tidak akan memberikan bobot terhadap inspeksi. Oleh karena itu, Kantor Akuntan Publik perlu memeriksa sistem formal yang berpola dan memonitor pelaksanaan rekomendasi. Rekomendasi hendaknya memuat siapa petugas yang bertanggung jawab melakukan tindakan koreksi dan tetapkan target penyelesaiannya.

Rekomendasi-rekomendasi yang tidak disetujui atau karena suatu hal tidak dapat dilaksanakan hendaknya dijelaskan secara teknis tertulis. Karena hal ini perlu didiskusikan dengan ketua tim yang bersangkutan sebagai tindak lanjut rekomendasi yaitu:

a) Mengeluarkan perintah kerja.

b) Membuat anggaran dan memantau pengadaan bahan dan biaya perbaikan.

c) Memastikan ketepatan waktu penyelesaian perbaikan.

Gambar

Tabel 1   Daftar Karyawan Tetap Kantor Akuntan Publik Payamta ...............   33  Tabel 2   Daftar Karyawan Tidak Tetap Kantor Akuntan Publik Payamta…
Tabel 1. Daftar Karyawan Tetap Kantor Akuntan Publik Payamta
Tabel 4. Estimasi Anggaran Biaya Training Atau Diklat  Perincian Anggaran Biaya Pelatihan (Dalam Rupiah)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah : untuk mengetahui besarnya peningkatan kuat lentur optimum akibat penambahan fibre plastic beneser secara komposit pada balok

Demikian pula dengan kurikulum, apabila tidak memiliki pondasi yang kuat maka kurikulum tersebut akan mudah terombang-ambing dan yang akan dipertaruhkan adalah

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir yang berjudul

Makanan Adalah Bahan Atau Organisme Yang Dapat Dimanfaatkan Ikan Untuk Menunjang Kebutuhan Terhadap Informasi Tentang Makanan Dan Kebiasaan Makan Ikan. Fisiologi

Dalam hubungannya dengan hal diatas, penulisan ilmiah ini membahas bagaimana sebuah program aplikasi sederhana yang dibuat dengan Microsoft Visual C++ 6.0 untuk

Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi

Rata-rata lama menginap tamu (RLMT) Asing dan Indonesia pada hotel berbintang di Sumatera Barat bulan Agustus 2015 adalah selama 1,34 hari, meningkat 0,06 hari

"Do'a yang dibaca oleh Nabi Dzin Nun (Yunus) ketika berada dalam perut ikan adalah, 'Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau, Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku