• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 HASIL PENELITIAN

F. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yaitu:

1. Waktu yang terbatas sehingga peneliti tidak melakukan obsevasi mendalam terhadap situasi dan kondisi subyek penelitian.

2. Efektivitas pembelajaran inquiry hanya ditinjau dari minat belajar dan prestasi belajar siswa. Tentunya masih banyak faktor lain yang mempengaruhi efektivitas pembelajaran misalnya gaya belajar siswa, intelegensi siswa, lingkungan sekitar, dll

3. Guru maupun siswa belum terbiasa menggunakan pembelajaran dengan model pembelajaran inquiry sehingga manajemen waktu pada setiap tahap pembelajaran belum efektif dan efisien.

4. Siswa yang mengikuti uji coba angket minat belajar tidak memiliki karakteristik yang cukup sama dengan subyek penelitian, dimana siswa yang mengikuti uji coba jarang melakukan diskusi kelompok seperti yang dilakukan pada subyek penelitian.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil data penelitian maka didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Keterlaksanaan Pembelajaran Inquiry

Keterlaksanaaan Pembelajaran inquiry diukur dari 2 aspek yakni : a. Aktivitas Siswa Pada Pembelajaran Inquiry

Pada hari pertama persentase aktivitas kelompok pertama tergolong baik, karena karena semua indikator menunjukan persentase yang tinggi. Untuk kelompok kedua aktivitas siswa tergolong kurang baik karena terdapat 6 indikator yang persentasenya tergolong rendah sedangkan untuk 4 indikator lainnya presentasi aktivitas siswa tergolong tinggi.

Pada hari kedua untuk kelompok pertama aktivitas siswa tergolong baik karena menunjukan 3 indikator yang persentasenya rendah sedangkan persentase untuk 7 indikator lainnya tergolong tinggi. Untuk kelompok kedua aktivitas siswa dinilai baik karena persentase dari 9 indikator tergolong tinggi dan terdapat 1 indikator yang persentasenya rendah.

Pada hari ketiga untuk kelompok pertama ada 3 indikator yang persentasenya rendah dan 7 indikator lainnya persentasenya tergolong

tinggi. Sedangkan untuk aktivitas siswa di kelompok kedua dinilai baik karena semua indikator menunjukan persentase yang tinggi.

Maka dapat disimpulkan aktivitas siswa terhadap pembelajaran inquiry tergolong baik karena pada tiap kelompok dari 10 indikator yang diamati sebagian besar indikator menunjukan persentase yang tergolong tinggi.

b. Keterlaksanaan Pembelajaran Inquiry

Hasil pengamatan terhadap pembelajaran inquiry menunjukan bahwa pembelajaran inquiry telah terlaksana dengan baik. Hal ini ditunjukan dengan persentase keterlaksanaan yang tinggi pada ketiga pertemuan, yakni 100% pada pertemuan pertama, 94% pada pertemuan kedua, 100% pada pertemuan ketiga.

Sebagian besar persentase aktivitas siswa tergolong dalam kriteria baik dan persentase keterlaksanaan pembelajaran inquiry juga tergolong dalam kriteria baik, maka dapat disimpulkan pembelajaran matematika dengan model inquiry telah terlaksana dengan baik.

2. Prestasi Belajar Siswa

Hasil analisis tes prestasi belajar menunjukan terdapat 3,85% siswa memperoleh hasil sangat baik, 46,15% memperoleh hasil baik, 7,69% siswa memperoleh hasil cukup, 23,08% siswa memperoleh hasil kurang, dan 19,23% memperoleh hasil sangat kurang. Jika diakumulasikan persentase siswa yang berada pada kategori cukup, tinggi, dan sangat tinggi sebanyak 57,69%. Hal ini menunjukan bahwa terdapat lebih dari

setengah siswa menunjukan prestasi belajar yang cukup baik setelah mengikuti pembelajaran inqury. Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran inquiry efektif jika ditinjau dari prestasi belajar siswa.

3. Minat Belajar Siswa

a. Hasil analisis terhadap angket minat belajar siswa menunjukan, 15,38% siswa yang termasuk dalam kategori minat sangat tinggi, 73,08% siswa dengan kategori minat tinggi, 11,54% siswa masuk dalam kategori minat cukup dan masing-masing 0% pada kategori rendah dan sangat rendah. menunjukan minat terhadap pembelajaran inquiry yang cukup baik.

b. Berdasarkan hasil wawancara terhadap tanggapan siswa terhadap pembelajaran inquiry yang telah diikuti maka dapat disimpulkan beberapa hal. Sebagian besar siswa senang mengikuti pembelajaran inqury. Belajar matematika dengan model pembelajaran inquiry dirasa siswa lebih santai, bebas, serta siswa senang karena bisa menemukan sendiri rumus aturan sinus dan kosinus.

Pada pembelajaran inquiry siswa menjadi lebih aktif yang ditunjukan dengan menyelesaikan LKS, mencari informasi pada buku atau modul, bertanya kepada guru atau teman untuk menyelesaikan permasalahan serta menjawab pertanyaaan yang diajukan guru.

Siswa juga merasa termotivasi untuk belajar dengan model pembelajaran inquiry karena dirasa lebih santai dan tidak

membosankan sehingga siswa tergerak untuk mengerjakan tugas atau pun belajar matematika. Ada juga yang mengatakan termotivasi karena aturan sinus dan kosinus yang telah dipelajari dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Namun masih ada siswa yang merasa tidak termotivasi karena memang tidak menyukai pelajaran matematika.

Analisis angket minat belajar menunjukan bahwa sebesar 88,46% siswa dikategorikan memiliki minat belajar yang tinggi pada pembelajaran matematika dengan model pembelajaran inquiry. Hal ini diperkuat pula dengan hasil wawancara yang menunjukan respon positif yang menunjukan bahwa siswa memiliki minat terhadap pembelajaran matematika dengan model pembelajaran inquiry. Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran inquiry efektif jika ditinjau dari minat belajar siswa.

B. Saran

1. Bagi guru

a. Guru dapat mencoba menggunakan model pembelajaran inquiry dalam pembelajaran matematika sehingga dapat memaksimalkan prestasi belajar maupun minat belajar siswa.. Namun agar pembelajaran matematika dapat berjalan dengan efektif perlu dipersiapkan dengan matang manajemen kelas dan pengalokasian waktu pada setiap tahap- tahap inquiry

b. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ini sebaiknya dipakai dalam kelas kecil, sehingga guru dapat mengamati secara cermat partisipasi dan perkembangan setiap siswa.

2. Bagi peneliti

a. Peneliti dianjurkan untuk melakukan observasi secara mendalam mengenai karakteristik subyek penelitian sebelum melaksanakan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Anam, Khoirul. 2015. Pembelajaran Berbasis Inkuiri. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Anderson, Lorin W dan Krathwohl, David R (Editor). 2001. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, Dan Asesmen, Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

ARTIGUE, Michéle dan BAPTIST, Peter. 2012. Inquiry in Mathematics

Education. The Fibonancci Project.

Arikunto, Suharsimi. 1988. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

Creswell, John W. 2010. Research Design : Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar Edisi II . Jakarta : Rineka Cipta. EQ, Zainal Mustafa. 2009. Mengurai Variabel hingga Instrumentasi. Yogyakarta

: Graha Ilmu.

Harlen, Wynne (Editor) 2012. Learning Through Inquiry. The Fibonancci Project. Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran

Abad 21. Bogor : Ghalia Indonesia.

Hudojo, Herman. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Janu, Margaretha Nobilio Pasia. 2015. Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stident Team Achievemnet Division(STAD) dengan Pendekatan Ilmiah Ditinjau dari Prestasi dan Minat Belajar Siswa Kelas VIIIB SMP Pangudi Luhur Yogyakarta Pada Materi Prisa dan Limas. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.

Kusaeri dan Suprananto. 2012. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Yogyakarta : Graha Ilmu

Satori, Djam’an dan Komariah, Aan. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.

Soedjadi, R .Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.Sudjana, Nana. 1990. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rajagrafindo Persada

Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Syah , Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta : Rajagrafindo Persada.

Tirtonegoro, Sutratinah. 1984. Anak Supernormal dan Program Pendidikannya. Jakarta : Bina Aksara.

Triantoro. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka

Winkel, W. S. 1989. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Gramedia Pustaka

Wirodrikomo, Sartono. 2008. Matematika 1B untuk SMA Kelas X Semester 2. Jakarta : Erlangga.

Dokumen terkait