• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

4.3 Keterbatasan penelitian

1. Peneliti hanya menggunakan kuesioner untuk menilai kepatuhan diet, dan tidak menggunakan food record, yang sifatnya lebih objektif.

2. Untuk menilai pengendalian glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe 2, sebaiknya menggunakan kadar HbA1c. Ketika glukosa darah masuk ke dalam eritrosit, hemoglobin akan mengalami glikosilasi nonenzimatik dan gugus hidroksil anomeriknya mengubah gugus amino yang terdapat pada residu lisin dan pada ujung terminal amoni menjadi derivatnya. Fraksi hemoglobin terglikosilasi , yang normalnya sekitar 5% sebanding dengan kadar glukosa darah. Karena waktu paruh eritrosit adalah 60 hari, kadar HbA1c menggambarkan konsentrasi glukosa darah rata-rata selama 6-8 minggu sebelumnya.

BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian,dapat disimpulkan bahwa :

a) Pada penelitian ini diketahui bahwa dari total 32 data rekam medik pasien diabetes mellitus tipe 2, jumlah pasien dengan rentang usia 20-44 tahun sebanyak 6 orang (18,75%), rentang usia 45-64 tahun sebanyak 20 orang (68,7 5%), dan‎rentang‎usia‎≥65‎tahun‎ sebanyak 7 orang (37,5%).

b) Pada penelitian ini diketahui bahwa dari total 32 data rekam medik pasien diabetes melitus tipe 2, jumlah pasien dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 15 orang (46,9%), jumlah pasien dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 17 orang (53,1%).

c) Dari total 32 pasien, sebanyak 29 pasien (90,6%) yang kadar gula darah puasanya tidak normal.

d) Pada penelitian ini diketahui bahwa dari total 32 data rekam medik pasien diabetes mellitus tipe 2, jumlah pasien yang kepatuhan dietnya kurang sebanyak 7 orang (21,9%), jumlah pasien yang kepatuhan dietnya sedang sebanyak 25 orang (78,1%), dan tidak ada pasien yang tingkat kepatuhannya tinggi.

e) Proporsi data pada penelitian ini, diketahui bahwa dari 29 pasien yang mempunyai kadar gula darah puasa tidak normal, terdapat 6 pasien dengan tingkat kepatuhan kurang dan 23 pasien dengan tingkat kepatuhan sedang. Sedangkan dari 3 pasien yang kadar gula darah puasanya normal , didapatkan hasil bahwa sebanyak 1 pasien dengan tingkat kepatuhan kurang dan 2 pasien dengan tingkat kepatuhan sedang.

f) Proporsi data pada penelitian ini, diketahui bahwa dari 29 pasien yang mempunyai kadar gula darah puasa tidak normal, terdapat 6 pasien dengan tingkat kepatuhan kurang dan 23 pasien dengan tingkat kepatuhan sedang. Sedangkan dari 3 pasien yang kadar gula darah puasanya normal,

didapatkan hasil bahwa sebanyak 1 pasien dengan tingkat kepatuhan kurang dan 2 pasien dengan tingkat kepatuhan sedang.

g) Proporsi data pada penelitian ini, diketahui bahwa dari 28 pasien yang mempunyai kadar gula darah post prandial tidak normal, terdapat 6 pasien dengan tingkat kepatuhan kurang dan 22 pasien dengan tingkat kepatuhan sedang. Sedangkan dari 4 pasien yang kadar gula darah puasanya normal, didapatkan hasil bahwa sebanyak 1 pasien dengan tingkat kepatuhan kurang dan 3 pasien dengan tingkat kepatuhan sedang.

5.2 Saran

a) Masyarakat Umum

Untuk pencegahan dan pengendalian diabetes melitus tipe 2, disarankan kepada masyarakat agar senantiasa menjalani pola hidup yang sehat, terutama diet yang baik. Sedangkan untuk pasien, perhatikanlah terapi yang dianjurkan dan laksanakan dengan baik.

Untuk pencegahan terjadinya komplikasi, disarankan kepada pasien diabetes melitus tipe 2 untuk selalu menjaga kontrol gula darah dalam kadar baik dan juga harus rutin melakukan pemeriksaan gula darah di rumah sakit, sehingga apabila mulai ditemukan kadar gula darah yang tinggi dapat dilakukan pengobatan yang sesuai untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut.

b) Rumah Sakit

Berdasarkan data, terdapat lebih dari 90% pasien diabetes melitus tipe 2 yang tidak terkontrol gula darah puasanya. Tingginya angka ini sebaiknya dijadikan bahan pertimbangan untuk rumah sakit agar dilakukan suatu evaluasi ulang dalam pengendalian diabetes melitus tipe 2.

c) Peneliti

Dalam menilai kepatuhan pasien dalam menjalankan terapi diet, sebaiknya digunakan food record agar hasil lebih objektif. Selain itu, untuk menilai pengendalian diabetes melitus, sebaiknya digunakan kadar HbA1c karena lebih menggambarkan keadaan hiperglikemia dalam waktu yang lama.

1. Suyono S. Diabetes Melitus di Indonesia. Dalam: Sudoyo, Aru W,et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III Edisi V.Jakarta: Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam;2007. Hal 1874-1876

2. Dinas Kesehatan Kota Cilegon. Profil Rumah Sakit Umum Daerah Kota Cilegon Tahun Anggaran 2010- 2011. Cilegon. 2011

3. Mihardja, Laurentia. Faktor yang Berhubungan dengan Pengendalian Gula Darah pada Pasien Diabetes Melitus di Perkotaan Indonesia. Indonesia Digital Journals.2009:Hal 418

4. Fitriyani. Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Di Puskesmas kecamatan Citangkil Dan Puskesmas Kecamatan Pulo Merak Kota Cilegon. Universitas Indonesia.2012. Hal 3.

5. Dahlan,Sopiyudin.Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Edisi 4.Jakarta:Salemba Medika;2009.Halaman 121-8.

6. Almatsier,S. Penuntun Diet. Jakarta:Penerbit Gramedia Pustaka Utama;2006.Hal 137-138

7. Rusmina,D. Hubungan Kepatuhan dalam Menjalankan Diet dengan Gula Darah Terkontrol pada Pasien Diabetes Melitus di Poliklinik Penyakit Dalam RSAL dr.Mintohardjo Jakarta Pusat.Jakarta.2010. Hal 91

8. Ernaeni.Hubungan Kepatuhan Diit dengan Pengendalian Kadar Gula Darah( Studi pada penderita Diabetes Melitus Usia Lanjut di Puskesmas Padangsari Banyumanik kecamatan banyumanik Semarang.Semarang.2005. Diunduh dari eprints.undip.ac.id/10088/1/2741B.pdf‎.

9. PERKENI.Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta:PERKENI;2011. Hal 3-4, 6-7, 10,14-18.

10.Price, Sylvia Andrean. Patofisiologi:Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.Edisi 6.Volume 2.Jakarta: EGC; 2005:Hal 1261

11.A.C Guyton and J.E. Hall.Textbook of Medical Physiology.12th Edition.Elsevier Saunders;2011. Chapter 27

12.Kumar V,Cotran RS, Robbins SL.Robbins Basic Pathology.8th ed.New York: Elsevier Saunders; 2010. Chapter 24

14.Ganong, W.F.. Review‎of‎Medical‎Physiology,Ganong’s.23rd edition. New York: The McGraw-Hill Companies Inc; 2010. Chapter 21

15.Kronenberg,HM,et al. Williams Texbook of Endocrinology.11th edition.Saunders Elsevier;2008. Chapter 30

16.Fauci,et al. Harrison’s‎Principles‎of‎Internal‎Medicine.18th edition. The McGraw-Hill Companies Inc; 2012. Chapter 344

17.C.Ronald Kahn, Gordon C Weir. Joslin’s‎Diabetes‎Mellitus. 14th edition. Lippinskot Williams and Wilkins; 2004.

18.Sherwood,Lauralee. Human Physiology: From Cells to Systems. 7th edition. Canada: Yolanda Cassio;2010. Hal 718-724

19.Salvado JS, Gonzales MA, Bullo M, Ros E. The Role of Diet in The Prevention of Type 2 Diabetes.Nutrition, Metabolism& Cardiovascular Disease Journal. 2011.Hal B32-B48.

20.Smith,Colleen, et al. Marks Basic Medical Biochemistry: A Clinical Approach. 2nd edition. Hal 503

21.Mahan,LK,et al. Krause’s‎Food‎and‎Nutrition‎Therapy.12nd edition.Canada: Saunders Elsevier; .2008. Hal 775-779

22.Keenoy-y-Maunuel, B; Gallardo,LP. Metabolic Impact of the Amount and Type of Dietary Carbohydrates on the Risk of Obesity and Diabetes. The Open Nutrition Journal.2012. Hal 6, 21-34

23.Uribarri J, Tuttle,KR. Advanced Glycation End Products and Nephrotoxicity of High-Protein Diets. Clin J Am Soc Nephrol1. 2006. Hal 1293–1299

24.Dahlan,Sopiyudin. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel.. Edisi 2.Jakarta:Salemba Medika;2009.Halaman 125-6

26.Sunyoto D, Setiawan A. Buku Ajar Statistik Kesehatan.Yogyakarta: Nuha medika; 2013. Hal 55, 78.

27.Gustaviani, Reno. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus. Dalam Sudoyo, Aru W,et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III Edisi V.Jakarta: Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam. 2007; Ha1879-1881

28.Manaf,A. Insulin : mekanisme sekresi dan aspek metabolisme. Dalam Sudoyo, Aru W,et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III Edisi V.Jakarta: Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam;2007. Hal 1890.

29.Senuk A, Supit W, Onibala F. Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Menjalani Diet Diabetes Melitus di Poliklinik RSUD Kota Tidore Kepulauan Provinsi Maluku Utara. ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013. Hal 3-4

30.Rochmah W. Diabetes Melitus pada usia Lanjut. Dalam Sudoyo, Aru W,et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III Edisi V.Jakarta: Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam;2007. Hal 1937

31.Wild S, Roglic G, Green A, Sicree R,King H. Global Prevalence of Diabetes. Diabetes Care, Volume 27, Number 5, May 2004. Hal 1050

Frequencies

RECODE Umur (20 thru 44=1) (45 thru 64=2) (65 thru Highest=3) INTO umur1. VARIABLE LABELS umur1 'Klasifikasi umur'.

EXECUTE.

FREQUENCIES VARIABLES=umur1 Sex kat_gdp Kepatuhan /BARCHART PERCENT

/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

Notes

Output Created 16-Sep-2013 20:53:09

Comments

Input Data F:\RISET AMALIAH HARUMI

2\Gambaran Kepatuhan terhadap terapi diet\DATA AMY

GAMBARAN KEPATUHAN.sav Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none> N of Rows in Working

Cases Used Statistics are based on all cases with valid data.

Syntax FREQUENCIES

VARIABLES=umur1 Sex kat_gdp Kepatuhan

/BARCHART PERCENT /ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:02.028

Elapsed Time 00:00:02.280

[DataSet1] F:\RISET AMALIAH HARUMI 2\Gambaran Kepatuhan terhadap terapi diet\DA TA AMY GAMBARAN KEPATUHAN.sav

Statistics Klasifikasi

umur Sex kat_gdp Kepatuhan

N Valid 32 32 32 32

Missing 0 0 0 0

Frequency Percent Valid Percent Percent Valid 20-44 Tahun 6 18.8 18.8 18.8 45-64 tahun 22 68.8 68.8 87.5 lebih dari 65 4 12.5 12.5 100.0 Total 32 100.0 100.0 Sex

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Laki-Laki 15 46.9 46.9 46.9 Perempuan 17 53.1 53.1 100.0 Total 32 100.0 100.0 kat_gdp

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Kepatuhan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Ringan 7 21.9 21.9 21.9 Sedang 25 78.1 78.1 100.0 Total 32 100.0 100.0 Bar Chart

[DataSet1] F:\RISET AMALIAH HARUMI 2\calon data amy.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kepatuhan * kat_gdp 32 100.0% 0 .0% 32 100.0%

Kepatuhan * kat_gdp Crosstabulation

Count

kat_gdp

Total Normal Tidak Normal

Kepatuhan Ringan 1 6 7

Sedang 2 23 25

Lampiran 4: Daftar Pasien Nama Jenis Kelamin Umur GDP Tingkat Kepatuhan

Mary Perempuan 40 460 Sedang

Wahy Laki-Laki 55 215 Sedang

Hasb Laki-Laki 71 237 Sedang

suly Perempuan 56 139 Sedang

Dede Perempuan 58 117 Sedang

jufr Perempuan 34 160 Sedang

Roga Perempuan 54 83 Sedang

wiwi Perempuan 40 186 Sedang

Sahe Laki-Laki 53 178 Sedang

M.Ma Laki-Laki 63 138 Ringan

Bach Laki-Laki 70 388 Sedang

Kart Perempuan 50 245 Sedang

Isti Perempuan 52 161 Sedang

Jupr Perempuan 34 159 Sedang

Misr Laki-Laki 48 158 Sedang

Aris Laki-Laki 45 154 Sedang

Juha Perempuan 47 241 Sedang

Sams Laki-Laki 49 146 Ringan

Jaja Laki-Laki 65 110 Sedang

Sami Perempuan 43 90 Sedang

Sufi Perempuan 49 317 Ringan

Arti Perempuan 50 112 Ringan

Juma Laki-Laki 53 172 Ringan

Amin Perempuan 58 142 Sedang

Asla Laki-Laki 65 114 Sedang

Muhr Laki-Laki 52 130 Sedang

Muto Laki-Laki 45 175 Sedang

Suha Perempuan 56 226 Sedang

Nawa Laki-Laki 51 400 Sedang

Hasp Perempuan 59 201 Sedang

Jana Laki-Laki 42 126 Ringan

Dokumen terkait