• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keterbatasan Penelitian

Dalam dokumen Pelaksanaan Metode Problem Based Learnin (Halaman 67-109)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.3 Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan hasil studi pada penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu : 1. Informan dalam penelitian ini terbatas pada dosen dan mahasiswa yang

berada di lingkup Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya memperluas jumlah informan pada perguruan tinggi lainnya terutama di perguruan tinggi negeri.

2. Belum banyaknya di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo khususnya Program Studi Akuntansi S1 yang proses belajar mengajarnya menggunakan metodeproblem based learning.

Amarullah Fitriany, Dahlia Sari, 2008, Studi atas Pelaksanaan Metode Problem Based Learning

(PBL) dan Hubungannya dengan Softskill dan Prestasi Belajar Mahasiswa, Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, SNA 11, Bidang Kajian : Pendidikan Akuntansi.

Amir, M. Taufiq, 2009, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Astuti, Salahuddin, Wahyuni, 2011, Buku Panduan Akademik Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Tahun Akademik 2011/2012, Sidoarjo, Muhammadiyah University Press.

Bonwell C.C, Eison J.A, 1991, Aktive Lerning Creating Excitement in the Class Room (ASHE-ERIC Higher Education Report No.1), Washington DC, George Washington University.

Budianto, Ryan Ahad, 2010, Kajian Empiris Perbandingan Antara Metode Problem Based Learning (PBL) dan Lecturing dalam Softskill dan Prestasi Belajar Mahasiswa pada Mahasiswa Akuntansi, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional :Jakarta.

Hermawan, 2012, Peran, Pengelolaan dan Pemberdayaan Intellectual Capital, serta Perbaikan Praktik Bisnis Industri FarmasiRingkasan Disertasi, Fakultas Ekonomi Bisnis, UNAIR, Surabaya.

http://belajarpsikologi.com/pengertian-motivasi-belajar/, diakses 15 Februari 2013, jam 19:23 WIB.

http://martiningsih.blogspot.com/2007/12/macam-macam-metode pembelajaran.html, diakses 31 Januari 2013, jam 20:07 WIB.

http://pratamasandra.wordpress.com/2011/05/11/pengertian-respon/, diakses 11 Februari 2013, jam 06:00 WIB.

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705816_chapter2x.pdf, diakses 13 Februari 2013, jam 18:01 WIB.

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_mrl_0606401_chapter2.pdf, diakses 11 Februari 2013, jam 21:01 WIB.

Moleong, Lexy J, 2001, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja Rosda Karya.

Mulia dan Dianursanti, 2004, Penerapan Metode Belajar Masalah (Problem Based Learning) pada Mata Ajaran Kimia Analitik, Departemen Teknik Gas dan Petrokimia, Fakultas Teknik UI.

Rahardjo, Mudjia, 2010, Triangulasi Data Penelitian Kualitatif, www.mudjiarahardjo.com, diakses 29 Juli 2012, jam 18.37 WIB.

Rosiga Daesy, Margalina, 2011, Pembelajaran Diskusi Kelas Terhadap SoftSkill dan Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi, Skripsi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi, Perbanas, Surabaya.

Silaban B, 1999, Penerapan Model Pengajaran Berdasarkan Masalah pada Pengajaran Fisika SMU, Makalah Komprehensife Program Pasca Sarjana UNESA.

Smith, William, 2005, The Community Learning Center, Canada, the Leading English Education and Resource Network.

Stepien William, Gallagher Shellagh, 1993, Problem-Based Learning for Traditional and Interdisciplinary Classrooms.Journalfor the Education of the Gifted.

Suci Ni Made, 2008, Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Partisipasi Belajar dan Hasil Belajar Teori Akuntansi Mahasiswa Jurusan Ekonomi Undiksa, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, Lembaga Penelitian Undikhsa.

Sudarman, 2007, Problem Based Learning : Suatu Model Pembelajaran untuk Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah, JurnalPendidikan Inovatif Vol 2 No 2, Jakarta.

Sudjana, 2005,Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung, Sinar Baru. Sugiharto, Adi Prayitno Baskoro, Suciati, 2009, Integrasi Pendekatan

Sugiyono, 2008,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Bandung : Alfabeta.

Triwardani Adinda, 2002, Perbedaan Goal Orientation pada Siswa Sekolah Dasar yang Mendapatkan Pengajaran Belajar Aktif dan Belajar Pasif, Skripsi, Fakultas Psikologi UI, Jakarta.

Widjajakusumah M. Djauhari, 2006, Pengantar PBL, Bahan Penataran Pekerti, UI.

Zaini Hisyam, Munthe Bermawy & Aryani Sekar Ayu, 2008, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta : Pustaka Insan Mandiri.

KODE MATA KULIAH / SKS :

BOBOT SKS : 3 SKS

SEMESTER : 4

MATA KULIAH PRASYARAT : AKUNTANSI BIAYA

STANDAR KOMPETENSI : MAHASISWA DAPAT MEMAHAMI PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN NO KOMPETENSIDASAR INDIKATOR MATERI POKOK PENGALAMANBELAJAR ESTIMASIWAKTU SUMBER/BAHAN/

ALAT PENILAIAN 1 2 3 4 5 6 7 8 1 Peran, Sejarah, dan Tujuan Akuntansi Manajemen Mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan kebutuhan akan informasi akuntansi manajemen

2. Menjelaskan perbedaan antara akuntansi

manajemen dan akuntansi keuangan

3. Menguraikan secara singkat sejarah akuntansi manajemen

4. Mengidentifikasi berbagai tema baru dalam akuntansi manajemen - Sistem Informasi Akuntansi Manajemen - Akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan - Tema baru dalam

akuntansi manajemen - Peranan akuntansi manajemen - Akuntansi manajemen dan Mahasiswa melakukan proses diskusi 1 kali tatap muka 3 x 50 menit Management Accounting, jurnal / whiteboard, LCD, internet Tanya jawab

2 Konsep Dasar akuntansi Manajemen Mahasiswa mampu: 1. Mendiskripsikan proses pembebanan biaya 2. Mendifinisikan produk

berwujud dan tidak berwujud, serta

menjelaskan perbedaan definisi biaya produk 3. Menyusun laporan laba

rugi untuk organisasi manufaktur

4. Menjelaskan perbedaan antara sistem akuntansi manajemen

berdasarkan fungsi dan berdasarkan aktifitas

- Biaya produk dan jasa - Laporan keuangan eksternal - Jenis-jenis sistam akuntansi manajemen - Mahasiswa melakukan proses diskusi - Mahasiswa melakukan proses penyusunan laporan keuangan eksternal (laporan laba rugi perusahaan manufaktur) 1 kali tatap muka 150 menit Management Accounting, jurnal / whiteboard, LCD, internet Tanya jawab

sumber daya dalam memahami perilaku biaya 3. Memisahkan biaya campuran menjadi komponen tetap, variabel dengan menggunakan metode tinggi rendah, scatterplot, dan kuadrat terkecil 4. Mengevaluasi keandalan persamaan biaya 5. Menguraikan penggunaan pertimbangan manajerial dalam penentuan perilaku biaya. perilaku biaya - Metode untuk memisahkan biaya campuran proses pemisahan biaya campuran ke dalam komponen biaya tetap dan biaya variabel

biaya berdasarkan fungsi 3. Menjelaskan mengapa pendekatan perhitungan biaya berdasarkan fungsi dapat menimbulkan distorsi biaya 4. Menjelaskan bagaimana sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas sesuai untuk perhitungan biaya produk akuntansi biaya berdasarkan fungsi - Perhitungan biaya produk berdasarkan aktivitas 5 Anggaran berdasarkan fungsi dan aktivitas satandar unit Mahasiswa mampu: 1. Mendiskusikan anggaran dan peranannya dalam perencanaan, pengendalian dan pembuatan keputusan 2. Menjelaskan anggaran - Definisi Anggaran - Mempersiapkan anggaran induk - Menggunakan anggaran untuk evaluasi kinerja - Anggaran berdasarkan - Mahasiswa melakukan proses diskusi 1 kali tatap muka 150 menit Management Accounting, jurnal / whiteboard, LCD, internet Case study

manajer menerapkan perilaku yang sesuai dengan tujuan

3. Menjelaskan bagimana cara kerja anggaran berdasarkan aktivitas 6. Akuntansi Pertanggungjawa ban berdasarkan strategi dan aktivitas Mahasiswa mampu: 1. Membandingkan dan membedakan sistem akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan fungsional, aktivitas dan strategi 2. Menjelaskan analisis nilai proses 3. Mendiskripsikan Balance Scorecard - Sistem akuntansi pertanggungjawab an - Analisis nilai proses - Ukuran kinerja aktivitas - Balance Scorecard: konsep dasar - Mahasiswa melakukan proses diskusi - Mahasiswa melakukan proses penyusunan kinerja dengan alat Balance scorecard 2 kali tatap muka 150 menit Management Accounting, jurnal / whiteboard, LCD, internet Case study

menjelaskan perbedaan antara pandangan konvensional mengenai tingkat mutu yang dapat diterima dan pandangan yang didasarkan pada pengendalian mutu total 3. Menjelaskan mengapa informasi biaya mutu diperlukan dan bagimana

menggunakannya 4. Menjelaskan apa yang

dimaksud produktivitas dan menghitung dampak perubahan produktivitas terhadap laba - Penggunaan informasi biaya mutu - Produktivitas: pengukuran dan pengendalian proses penyusunan laporan biaya mutu

laba

2. Mennetukan jumlah pendapatan yang diperlukan untuk mencapai titik impas atau menghasilkan target laba

3. Menerapkan analisis biaya-volume-laba dalam suatu pengaturan multiproduk

4. Membuat grafik laba-volume-laba

5. Menjelaskan dampak resiko, ketidakpastian dan perubahan variabel terhadap analisis biaya-volume-laba

6. Membahas dampak kalkulasi biaya berdasarkan biaya aktivitas (ABC) terhadap analisis biaya-volume-laba multiproduk - Analisis CVP dan kalkulasi biaya berdasarkan aktivitas

JIT

3. Menguraikan teori

kendala dan

menjelaskan bagaimana hal itu dapat digunakan untuk mengelola persediaan

- Teori kendala (TOC)

Referensi :

1. Krisna, Armila Warindhani,Akuntansi Manajemen, Penerbit Graha Ilmu

2. Mowen, Hansen, 2008,Management Accounting,Buku 1, Edisi 8, Penerbit Salemba Empat. 3. ___________, 2008,Management Accounting,Buku 2, Edisi 8, Penerbit Salemba Empat. 4. Jurnal nasional dan internasional

Model Penilaian :

1. Prosentase kehadiran minimal 70% dari total pertemuan

2. Prosentase kehadiran 50% s/d 70% dari total pertemuan akan mendapat tugas tambahan 3. Prosentase kehadiran kurang dari 50% dari total pertemuan tidak diperkenankan ikut ujian 4. Keadaan sakit ataupun shift (bagi yang kerja shift) akan diperhitungkan tersendiri

5. Nilai akhir diperoleh dari :

a. Nilai Tugas mandiri ataupun kelompok, termasuk makalah kelompok b. Nilai Ujian Tengah Semester (UTS)

c. Nilai Ujian Akhir Semester (UAS)

Sks : 3

Dosen : Imelda Dian Rahmawati, SE.,M.Ak.Ak

A. Tujuan

Tujuan pengajaran mata kuliah ini untuk membantu mahasiswa dalam meningkatkan pemahaman Sistem Pengendalian Manajemen. Pemahaman tersebut meliputi arti penting Sistem Pengendalian manajemen bagi organisasi serta berbagai sarana dan informasi yang dapat membantu organisasi dalam mencapai tujuan organisasi secara terus menerus.

B. Deskripsi

Mata Kuliah ini membahas sistem yang digunakan untuk membantu organisasi dalam mencapai tujuan secara terus menerus. Pembahasan materi kuliah ini meliputi arti penting Sistem Pengendalian Manajemen bagi suatu organisasi. pemahaman mengenai strategi organisasi, perilaku organisasi serta proses pengendalian. Selain itu juga menjelaskan unsur sistem pengendalian manajemen yang terdiri dari struktur dan proses pengendalian Manajemen. Strukturpengendalian manajemen terdiri dari berbagai pusat pertanggung jawaban dan proses

pengendalian manajemen terdiri dari Strategi, programming, anggaran, analisa kinerja dan sistem kompensasi.

singkat mengenai materi yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya. Untuk itu setiap mahasiswa diharapkan telah mempelajari materi yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya dan diharapkan juga telah membaca materi yang akan dibahas pada pertemuan hari yang bersangkutan. Untuk membantu

pemahaman pada mata kuliah ini. Referensi :

1. Anthony, Robert N. and Vijay Govindarajaan,Management Control System, 12th Ed. Irwin: Mc Graw Hill, 2007 (A

2. Mulyadi, Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen, Salemba 4. MATERI KULIAH :

Pertemuan Ke Materi Kuliah

1 Rerangka Konseptual Pendesainan Sistem Perencanaan Dan Pengendalian Manajemen dan Lingkungan Bisnis Global

2 Rerangka Pembentukan mindset dan Customer Value mindset 3 Cointinous Improvement Mindset dan Opurtinuty Mindset 4 Employee Empowerment dan Cross Functional Mindset

5 Rerangka Pendesainan Struktur Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen dan Pendelegasian Wewenang Vs Pemberdayaan Karyawan

6 Sistem Penghargaan Berbasis Kinerja

7 Efisiensi, Produktivitas dan Cost Efectiveness

8 UTS

9 Kerangka konseptual Pendesainan Proses SPPM 10 Sistem Perumusan Strategi

11 Sistem Perencanaan Strategik dengan Rerngka BSC

12 ABB

13 ABM

14 Efective Management Control System

15 ABC

PEWAWANCARA (P) : Siti Mutoharotin

NARASUMBER (N) : Imelda Dian Rahmawati, SE.Ak.M.Ak (Ketua Program Studi Akuntansi)

WAKTU / TEMPAT : Senin, 3 Juni 2013

Kantor Fakultas Ekonomi

P : Bagaimanakah metode pembelajaran yang digunakan oleh dosen di Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah selama ini, Bu?

N : Menggunakan metode problem based learning, jadi mahasiswa sekarang dituntut untuk aktif dengan menggunakan metodeproblem based learning. P : Menurut pengalaman dan pengamatan saya, jika selama ini metode yang

digunakan adalah metode ceramah dan diskusi (diskusi di sini biasanya berupa pemberian tugas resume mengenai materi yang dibahas), bagaimanakah menurut pendapat Ibu?

N : Memang metode diskusi dan ceramah itu memang di combine untuk menghasilkan pembelajaran yang lebih bagus jadi tidak hanya terpacu pada satu metode saja. Diskusi dalam hal ini menurut saya sudah termasuk ke dalam metode problem based learning karena disini biasanya mahasiswa diberi tugas resume kemudian dikumpulkan untuk dipresentasikan, jadi

kreatifitas dan hasil belajar mahasiswa karena mahasiswa di sini cenderung pasif, bagaimanakah menurut Ibu?

N : Nah, kalau mahasiswa di sini pasif hanya dengan metode ceramah saja tanpa dilakukan diskusi kan mahasiswa juga tambah pasif, Saya rasa dengan kombinasi tadi memotivasi mahasiwa untuk aktif, karena disini mahasiswa dituntut untuk melakukan tanya jawab.

P : Pada teori pembelajaran terdapat beberapa metode yang lebih baik daripada ke dua metode yang digunakan tersebut, salah satunya adalah dengan metode problem based learningini, bagaimanakah menurut pendapat Ibu?

N : Saya rasa memang tidak ada salah satu metode yang paling ideal, jadi pasti disesuaikan dengan situasi di dalam kelas (dengan mahasiswanya). Jadi kalau memang problem based learning itu bagus harus ada kombinasi dengan metode ceramah atau metode lain.

P : Terdapat macam-macam mata kuliah di Program Studi Akuntansi antara lain : Akuntansi Menengah 1 & 2, Akuntansi Lanjutan 1 & 2, Praktikum Akuntansi Biaya, Auditing 1 & 2, dan lain-lain, dari macam-macam mata kuliah di Program Studi Akuntansi tersebut, bagaimanakah metode pembelajaran yang lebih tepat untuk digunakan? Dapatkah metode problem based learning diterapkan pada setiap mata kuliah?

dikombinasi dengan metode ceramah terlebih dahulu, jadi dilihat dulu muatan materinya kalau materi tersebut tatanan konsep mungkin bisa untuk diterapkan murni denganproblem based learning.

P : Bagaimanakah pelaksanaan metodeproblem based learningyang baik dalam pembelajaran di Program Studi Akuntansi?

N : Pelaksanaan metodeproblem based learning yang baik saya rasa jika metode tersebut dilaksanakan bersama dengan metode lain (kombinasi antara metode problem based learningdengan metode lain) saya rasa itu akan lebih bagus. P : Bagaimanakah proses pelaksanaan metodeproblem based learningdi Program

Studi Akuntansi, misalnya : terkait dengan harus adanya pelatihan, pengembangan sumber daya manusia, maupun sarana atau fasilitas pendukung dan lain-lain?

N : Saya rasa semua dosen rata-rata sudah menggunakan sarana seperti laptop, sarana prasarana yang telah disediakan oleh kampus seperti LCD Projector, jadi problem based learning itu juga didukung oleh penggunaan teknologi informasi, seperti penggunaanpower point, dan sebagainya.

P : Apakah harapan Ibu terkait dengan pelaksanaan metode problem based learning untuk kedepannya?

memahami dan bisa mengaplikasikan nanti ilmu yang didapatkan itu sesuai dengan kompetensinya.

PEWAWANCARA (P) : Siti Mutoharotin

NARASUMBER (N) : Dr. Nur Effendi,S.Pd.M.Pd (Pakar Pendidikan) WAKTU / TEMPAT : Senin, 10 Juni 2013 (19:25)

Kantor Fakultas Pertanian

P : Menurut Bapak bagaimanakah penggunaan metode problem based learning terutama di Perkuliahan Perguruan Tinggi ?

N : Menurut saya problem based learning ini sangat tepat jika diterapkan di perguruan tinggi, tetapi metodeproblem based learningini harus tetap dalam pemantauan(monitoring) dari dosen, dan metodeproblem based learningini bagus karena memusatkan mahasiswa pada kegiatan pembelajaran, dimana metode problem based learning ini berbasis pada student centered berbeda dengan lecturing sehingga problem based learning ini sangat tepat jika diterapkan pada perguruan tinggi, karena pada perguruan tinggi mahasiswa diharapkan mempunyai pemikiran tingkat tinggi.

P : Apakah terdapat persyaratan khusus mata kuliah yang menggunakan metode problem based learningini?

N : Betul, memang tidak semua mata kuliah bisa diterapkan dengan metode problem based learning karena metode problem based learning itu kan mengangkat permasalahan menjadi sesuatu atau materi yang dipikirkan oleh

diangkat di dalam mata kuliah tersebut, maka strategi pembelajaran yang berbasisproblem based learning tidak bisa dilakukan dan tidak akan menjadi menarik bagi mahasiswa, tetapi kalau di dalam perkuliahan tersebut banyak terdapat tantangan atau permasalahan yang perlu dipecahkan oleh mahasiswa maka metode problem based learning ini akan menimbulkan ketertarikan tersendiri pada mahasiswa.

P : Apakah kelebihan dan kelemahan dari metode problem based learning itu sendiri, Pak?

N : Kelebihannya adalah dapat membentuk pola pikir tingkat tinggi, membentuk pola pikir yang kreatif atau membentuk pola pikir pembelajaran PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif , dan menyenangkan), serta membentuk mahasiswa yang mandiri. Sedangkan untuk kelemahannya apabila pembelajaran ini diterapkan pada mata kuliah yang tidak tepat akan membuat mahasiswa menjadi bosan, kalau pembelajaran ini dilakukan tanpa bimbingan dari dosen akan mengakibatkan tidak sesuai pada topik pembelajaran atau materi yang dibahas.

P : Jika selama ini terdapat beberapa mata kuliah di Program Studi Akuntansi yang cenderung dilakukan praktikum, maka apakah metode problem based learningini sesuai untuk mata kuliah tersebut ?

atau tidak jika diterapkan untuk mata kuliah a, b, c, dan d cocok atau tidak, kalau tidak cocok itu kan ada instrumen keterlaksanaan, keterlaksanaan tersebut mengindikasikan antara ketercapaian dan hambatan didalam metode pembelajaran. Selama itu tidak memenuhi kriteria maka termasuk kedalam hambatan dan perlu dilakukan evaluasi. Jadi metodeproblem based learninng itu tidak bisa di generalisir pada semua mata kuliah di program studi akuntansi.

P : Bagaimana dan seperti apakah pelaksanaan metode problem based learning yang baik untuk mata kuliah di Program Studi Akuntansi ?

N : Saya harap harus ada sosialisasi dan pelatihan pada metode problem based learning ini karena tanpa adanya sosialisasi dan uji coba metode problem based learningini tidak bisa dilakukan. Pada kegiatan sosialisasi ini nantinya dosen diharapkan mengerti langkah-langkah apa saja yang ada pada metode problem based learningini.

P : Bagaimanakah proses pelaksanaan metodeproblem based learningdi Program Studi Akuntansi, misalnya : terkait dengan harus adanya pelatihan, pengembangan sumber daya manusia, maupun sarana pendukung dan lain-lain?

N : Tergantung mata kuliah, salah satu sarana yang bisa digunakan yaitu buku penunjang pasti, yang kedua sarana laboratorium harus ada. Andaikata itu

untuk mengambil suatu permasalahan dari situ kita telah melakukan metode problem based learningsecara sederhana.

P : Seberapa besarkah pengaruh penerapanproblem based learning ini terhadap pembelajaran di kelas pak?

N: Pengaruhnya kita belum bisa melihat tanpa adanya observasi kalau sudah dilakukan observasi baru bisa dilakukan kita bisa mengatakan sebesar apa pengaruh itu, tetapi secara umum sudah banyak penelitian yang terkait dengan metode problem based learning dan itu menunjukkan indikasi bahwa problem based learning itu bisa diterapkan diberbagai macam pembelajaran agar bisa menarik.

P : Apakah harapan Bapak terkait dengan pelaksanaan metode problem based learninguntuk kedepannya?

N : Saya berharap bahwa metode problem based learning ini bisa diterapkan diperkuliahan diberbagai disiplin ilmu di Program Studi Akuntansi maupun Program Studi yang lain, asalkan disesuaikan dengan materi yang dibahas paling tidak, ada greget dari mahasiswa dan dosen untuk menerapkan metode problem based learningini karena memang jati diri pada model pembelajaran ini akan membentuk anak (mahasiswa) itu kreatif.

PEWAWANCARA (P) : Siti Mutoharotin

NARASUMBER (N) : Heri Widodo,SE.M.Si.Ak (Dosen Akuntansi) WAKTU / TEMPAT : Rabu, 12 Juni 2013

Kantor Fakultas Ekonomi

P : Selama ini mata kuliah apa sajakah yang Bapak ampu (ajarkan)?

N : Saya sering mengampu mata kuliah Akuntansi Keuangan 1 dan 2, Etika Bisnis, pernah mengajar Metode Penelitian, Akuntansi Perilaku, dan pernah mengajar Manajemen Keuangan.

P : Metode apakah yang selama ini Bapak gunakan dalam proses pembelajaran di kelas?

N : Kalau saya dulu lebih banyak ke metode ceramah, tetapi akhir-akhir ini saya lebih banyak menggunakan metode diskusi untuk materi-materi tertentu yang bisa dikembangkan secara diskusi saya menggunakan diskusi, tetapi untuk materi-materi yang berupa metode hitung atau angka-angka mau tidak mau saya menggunakan tutorial, karena dengan metode diskusi mengajarkan mahasiswa untuk aktif, karena kalau pada metode ceramah yang berperan aktif adalah dosen. Jadi dilihat dulu materi yang diajarkan.

P : Menurut pengalaman dan pengamatan saya, jika selama ini metode yang sering digunakan adalah metode ceramah dan diskusi (diskusi di sini biasanya

Tetapi Saya pribadi inginnya tidak dengan metode itu (ceramah) terus.

P : Menurut teori pembelajaran, metode yang selama ini digunakan tersebut (misalnya : ceramah, pemberian tugas yang kemudian dikumpulkan) kurang meningkatkan kreatifitas dan hasil belajar mahasiswa karena mahasiswa di sini cenderung pasif, bagaimana menurut pendapat Bapak?

N : Ya, kalau metode tutorial itu kan kelemahannya kreatifitas mahasiswa kurang. Kalau saya ada metode SDL (Student Centered Learning) yang menjadi pusatnya adalah mahasiswa karena bisa mengasah mahasiswa menjadi lebih aktif.

P : Pada teori pembelajaran terdapat beberapa metode yang lebih baik daripada kedua metode yang digunakan tersebut, salah satunya adalah dengan metode problem based learningini, bagaimanakah menurut pendapat Bapak?

N : Saya tidak terlalu mendalami betul ya, tetapi kalau dilihat itu kan metode kasus (permasalahan) untuk dipecahkan bersama-sama, ya itu bisa dan baik juga digunakan artinya mahasiswa itu kan dituntut untuk mampu menyelesaikan sebuah permasalahan apakah itu didiskusikan secara individu maupun kelompok, mungkin akan lebih baik jika diselesaikan secara kelompok karena dengan kelompok interaksi itu tetap ada.

N : Saya belum pernah melakukan penelitian seperti ini, tetapi saya berharap saja jika metode problem based learning ini digunakan ya kreatifitas mahasiswa bisa berkembang, dan mahasiswa akan terbiasa jika nantinya menghadapi dan menyikapi suatu permasalahan.

P : Bagaimanakah pelaksanaan metodeproblem based learningdi Program Studi Akuntansi, misalnya : terkait dengan harus adanya pelatihan, pengembangan sumber daya manusia, maupun sarana pendukung dan lain-lain?

N : Ya, sebenarnya dosen banyak yang menggunakan macam-macam metode pembelajaran, tetapi permasalahannya tidak terstruktur dengan baik dan sebenarnya dibutuhkan adanya pelatihan.

P : Apakah harapan Bapak terkait dengan pelaksanaan metode problem based learninguntuk kedepannya?

N : Metode ini ataupun metode lain yang lebih baik bisa mampu menumbuhkan kreatifitas mahasiswa, pembelajaran jadi lebih menyenangkan tidak lagi membosankan, dan hasil dari pembelajaran nantinya akan optimal.

PEWAWANCARA (P) : Siti Mutoharotin

NARASUMBER (N) : Wiwit Harianto,SE.M.Si (Dosen Akuntansi) WAKTU / TEMPAT : Jum’at 21 Juni 2013

Kantor Fakultas Ekonomi

P : Selama ini mata kuliah apa sajakah yang Bapak ampu (ajarkan)?

N : Saya mengampu mata kuliah Metodologi Penelitian, Manajemen Investasi dan Portofolio.

P : Metode apakah yang selama ini Bapak gunakan dalam proses pembelajaran di kelas?

N : Kalau metodologi penelitian banyak diskusi karena itu hubungannya dengan bagaimana mahasiswa itu mempersiapkan nanti mereka itu mau meneliti apa, lebih banyak diskusinya.

P : Menurut pengalaman dan pengamatan saya, jika selama ini metode yang sering digunakan adalah metode ceramah dan diskusi (diskusi di sini biasanya berupa pemberian tugas resume mengenai materi yang dibahas), bagaimanakah menurut Bapak?

N : Kalau ceramah mahasiswa lebih cenderung pasif, kurang efektif. Akan lebih baik menggunakan keduanya diskusi dan ceramah.

sini cenderung pasif, bagaimana menurut pendapat Bapak?

N : Kalau ceramah itu kan mahasiswa pasif, apalagi kalau mereka (mahasiswa) itu

Dalam dokumen Pelaksanaan Metode Problem Based Learnin (Halaman 67-109)

Dokumen terkait