• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS LAPANGAN

B. Ketercapaian Tujuan Program Pembiayaan Usaha Kecil

Usaha Mulya

Dari hasil pengamatan dan wawancara yang penulis lakukan, baik itu dengan pengurus maupun nasabah BMT Usaha Mulya, diketahui bahwa semua tujuan dari program pembiayaan usaha kecil mikro BMT Usaha Mulya telah berhasil atau telah tercapai.Untuk mengetahui kebenarannya, penulis akan memberikan penjelasan dan pemaparan keberhasilan dari masing-masing tujuan program tersebut, tentunya berdasarkan dengan hasil data yang diperoleh di lapangan, berikut penjelasannya :

1. Mengaplikasikan Mekanisme Bermuamalah menurut Tuntunan

Syariah Islam

Yang dimaksud dengan muamalah menurut tuntunan syariah Islam adalah muamalah yang bebas terhindar dari praktik ribawi dan bagi hasil yang sesuai nisbah yang disepakati, keuntungan selisih harga jual, dan ujrah atau

9 Ibid.

58

upah.Dari hasil data yang diperoleh, penulis melihat adanya keselarasan dari pernyataan para nasabah dengan tujuan program yang dimaksud, berikut penjelasannya :

a. Terhindar dari Praktik Ribawi

BMT Usaha Mulyaberupaya memudahkan masyarakat dalam transaksi pembiayaan dengan harapan dapat memenuhi setiap kebutuhan anggota atau nasabah untuk bermuamalah secara nyaman, penuh berkah dan terhindar dari praktik ribawi. Tanpa akses yang tetap pada lembaga keuangan mikro syariah seperti BMT ini, hampir seluruh masyarakat dan pedagang kecil akan menggantungkan pembiayaan pada kemampuan sendiri yang sangat terbatas atau pada kelembagaan keuangan informal (rentenir). Yang mana prosedur penyaluran dana menggunakan sistem riba (bunga). Sedangkan yang telah kita ketahui bahwasannya sistem riba itu diharamkan oleh Islam.

Para nasabah BMT Usaha Mulya menyadari bahwasannya ada resiko besar apabila mengajukan pembiayaan pada bank keliling atau pun pada bank konvensional, disebabkan karna lembaga keuangan tersebut menggunakan sistem riba (bunga). Seperti yang dikatakan oleh Ibu Yanti pedagang warung kelontong, nasabah BMT Usaha Mulya :

“Disini mah masih banyak emba bank keliling itu, dia juga ngedateng-datengin yang punya warung yang punya usaha, dia juga nawarin tapi saya mah ga tertarik. Aduuh bunganya bisa nyekek, apalagi kalo ngambilnya yang harian. Emang sih emba gampang persyaratannya cuma jaminan BPKB aja kan. Ah engga lah saya. Saya mah mau cari amannya aja, kalo BMT kan katanya bagi hasil, bukan bunga.”10

10

59

Dengan memilih bergabung menjadi nasabah di BMT Usaha Mulya, Ibu Yanti akan merasa nyaman dalam melakukan pinjaman, dan bahkan hidupnya maupun usaha yang dijalaninya menjadi berkah, dikarenakan telah mengikuti serta mengaplikasikan muamalah menurut tuntunan syariah Islam.

b. Prinsip Bagi Hasil dan Jual Beli dengan Keuntungan

Selain terhindar dari praktik ribawi, muamalah menurut tuntunan syariah Islam juga menerapkan prinsip bagi hasil dan prinsip jual beli dengan keuntungan. Prinsip bagi hasilmerupakan suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara pemodal dengan pengelola dana.

Sedangkan prinsip jual beli dengan keuntungan dalam pelaksanaanya BMT mengangkat nasabah sebagai agen (yang diberi kuasa) melakukan pembelian barang atas nama BMT, kemudian BMT bertindak sebagai penjual, menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga sejumlah harga beli ditambah keuntungan bagi BMT. Keuntungan yang diperoleh BMT akan dibagi juga kepada penyedia atau penyimpandana. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Edy Purwanto, selaku Ketua Pelaksana BMT Usaha Mulya, sebagai berikut :

“Kalo yang murabahah pure, misalkan dia warung kelontong butuh modal, biasanya warung kelontong itukan butuh kaya beras, minyak, sembako lah, karna kita itu ga ada gudang jadi kita percayakan sama dia untuk belanja tapi nanti dia dengan menyerahkan nota belanja. Nominalnya berapa yang dia belanjakan. Misalkan pengajuan awalnya cuma lima juta, yang habis terpakai cuma empat juta, berarti sisa yang satu jutanya itu harus dikembalikan. Untuk angsurannya nanti kita hitung lagi. Dengan bagi hasil juga. Karena kan dari hasil penjualannya itu dia

60

udah dapet keuntungan, nah dari barang-barang itu juga kan ada yang kita bantu jadi bagi hasil.”11

Ibu Yanti pedagang warung kelontong kembali memberikan pernyataannya, sebagai berikut :

“Yang tanpa bunga itu kan emba, jadi kaya bagi hasil. Yaa kalo kita kan tujuan minjem ke BMT biar cari amannya, biar ga kena bunga. Kalo kita mengajukan itu udah pasti dihitung dengan jumlah bagi hasilnya.”12

Jika melihat dan memahami penjelasan dari pengurus BMT maupun para anggota atau nasabah BMT Usaha Mulya, penulis melihat adanya keselarasan diantaranya. Ini dapat disimpulkan bahwasannya tujuan program mengaplikasikan mekanisme bermuamalah menurut tuntunan syariah Islam telah berhasil atau telah tercapai.

2. Memudahkan Akses Permodalan dan Pengelolaan Kegiatan Usaha

bagi Masyarakat Bawah dan Menengah

Dalam prosedur peminjamannya, BMT Usaha Mulya memberikan kemudahan meminjamkan modal usaha kepada nasabah. Persyaratannya dalam mengajukan pembiayaan, yaitu mengisi formulir aplikasi dengan melampirkan :

1. Foto copy KTP suami dan istri. 2. Foto copy Kartu Keluarga.

3. Surat Keterangan domisili RT setempat.

Seperti yang dikatakan oleh Ibu Adi pedagang es kelapa dan mie ayam, sebagai berikut :

11

Wawancara Pribadi dengan Bapak Edy Purwanto, Bekasi, 01 Juli 2014.

12

61

“Saya ngisi formulir sama ngelengkapin surat domisili RT, KTP suami istri. Sama di survei usaha kitanya.”13

Selain itu Bapak Aqub juga memberikan pernyataannya, sebagai berikut : “Kalo persyaratannya Kartu Keluarga sama disurvei juga. kita ngisi formulir sama surat domisili RT, KTP suami istri.”14

Berbeda dengan mengajukan pinjaman modal di lembaga keuangan formal seperti bank, yang mana persyaratannya bisa dibilang rumit dan menunggu proses yang lama. Salah satu persyaratannya yang menjadi keluhan masyarakat bawah dan pedagang kecil adalah ketidak adanya jaminan yang tepat untuk dijaminkan apabila ingin mengajukan pembiayaan di lembaga keuangan formal seperti bank tersebut.

Selain itu juga dari hasil pengamatan dan wawancara bersama para nasabah, mereka mendapatkan kemudahan modal pembiayaan sesuai dengan yang mereka ajukan. Apabila mereka telah selesai dalam angsuran pembiayaan, mereka juga boleh mengajukan pinjaman modal usaha kembali untuk kesekian kalinya dan seterusnya. Para nasabah juga diberikan kemudahan dengan ditawarkan tabungan untuk sebagai jaminan dalam angsuran pembiayaan.

Berikut pernyataan dari beberapa nasabah, seperti Ibu Yanti pedagang warung kelontong, sebagai berikut :

“Saya udah 3 kali pengambilan. Yang pertama kan 3 juta, angsurannya seratus sepuluh ribu, setorannya per hari selama 1 bulan, yang kedua juga sama ngambil 3 juta, nah yang ketiga agak gedean ngambilnya 10 juta, saya juga lagi butuh. Angsurannya itu yang sekarang tiap bulan satu juta seratus ribu selama 10 bulan.”

“Kalo kita sudah lunas bayar angsuran yang pertama kita boleh lagi emba mengajukan lagi, kita juga ditawari sama pihak BMTnya dengan

13

Wawancara Pribadi dengan Ibu Adi, Bekasi, 12 Juli 2014.

14

62

jaminan BPKB. Kalo di BMT kan kita minjem uang itu terus bayar angsurannya, harus disisihkan untuk nabung juga.”15

Kemudian Ibu Adi pedagang es kelapa dan mie ayam juga memberikan pernyataanya, sebagai berikut :

“Yang pertama ngambil berapa hari ya, seratus hari. Pertama kali dikasih dua juta. Yang kedua kali tiga juta, yang ketiganya tiga setengah juta. Karena ga ada jaminan jadinya ga bisa ngambil gede-gede gitu, harus bertahap. Paling saya mah ngambil yang perhari, yang seratus hari. Jadi tiap hari setorannya. Kalo yang tiga juta setengah itu angsurannya tiga puluh delapan ribu lima ratus per hari. Kan kena berapa persen, sedikit sih mba.”

“Pas kita bayar per harinya juga ada uang untuk infak. Kan kita juga ada tabungannya. Kalo tabungan sih ga bisa diambil jadi buat jaminan.”16

Ada baiknya pendapat dari beberapa nasabah pengurus, penulis bandingkan dengan jawaban dari pengurus BMT Usaha Mulya, agar jawaban menjadi absah dan valid. Berikut pemaparan dari Bapak Edy Purwanto selaku Ketua Pelaksana BMT Usaha Mulya, sebagai berikut :

“Jadi kita ngasih fasilitas di setiap bulan atau di setiap hari dia mengangsur, dia bisa mensisihkan 5 ribu atau berapa untuk ditabung. Uang itu bisa jadi jaminan di kita. Itu dijaminkan setelah lunas angsurannya.”17

Jika melihat dan memahami penjelasan dari para nasabah maupun dengan pengurus BMT Usaha Mulya, penulis melihat adanya keselarasan diantaranya. Ini dapat disimpulkan bahwasannya tujuan program memudahkan akses permodalan dan pengelolaan kegiatan usaha masyarakat bawah dan menengah telah berhasil atau telah tercapai.

15

Wawancara Pribadi dengan Ibu Yanti, Bekasi, 13 Juli 2014.

16

Wawancara Pribadi dengan Ibu Adi, Bekasi, 12 Juli 2014.

17

63

3. Memberdayakan Perekonomian Ummat ke Arah yang Lebih Baik

menuju Kehidupan yang Sejahtera

Dalam teori pemberdayaan seseorang bisa disebut berdaya ketika dia memenuhi indikator keberdayaan, seperti meningkatnya penghasilan atau pendapatan, memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik itu primer dan sekunder dan lain sebagainya. Dari hasil pengamatan dilapangan peneliti menemukan indikator itu pada nasabah BMT Usaha Mulya yang mengikuti program pembiayaan usaha kecil mikro.

a. Meningkatnya Penghasilan

Program pembiayaan ini sebagai pinjaman modal usaha untuk masyarakat bawah menengah, khususnya para nasabah BMT Usaha Mulya. Dengan adanyapinjaman modal ini, para nasabah dapat memulai atau menjalankan dan mengembangkan usahannya. Tentunya dana yang telah diberikan oleh BMT, wajib digunakan dengan sebaik-baiknya oleh nasabah dan sesuai dengan tujuannya.

Ibu Adi contohnya, beliau adalah pedagang es kelapa dan mie ayam. Beliau sudah tiga kali mengajukan pinjaman di BMT Usaha Mulya. Pinjaman yang pertama sebesar Rp 2.000.000 dengan angsurannya selama seratus hari, yang kedua kalinya sebesar Rp 3.000.000 dan yang terakhir sebesar Rp 3.5000.000. Ibu Adi mempergunakan dana pembiayaan tersebut tidak lain untuk menambah modal usaha. Setelah beliau bergabung menjadi anggota di BMT Usaha Mulya dan mendapatkan pembiayaan, beliau mengaku dalam seharinya memperoleh pendapatannnya sekitar Rp 400.000. Jika dihitung selama sebulan maka

64

pendapatan Ibu Adi dari hasil berjualan es kelapa dan mie ayam mencapai Rp 12.000.000.

Beliau pun juga mengutarakan bahwa setelah mendapatkan pembiayaan ini dapat mengembangkan usahanya lagi, sehingga memiliki cabang usaha baru yaitu berdagang makanan seperti mie ayam, serta dapat mempekerjakan orang lain. Seperti yang dikatakan oleh Ibu Adi, sebagai berikut :

“Yaa terasa terbantu sih. Ya bisa nambah ini lah omzet dagangan, kebutuhan hidup juga bisa terpenuhi, bisa ngasih upah ke pekerja sama bisa nambahin biaya anak-anak sekolah. Selain itu juga bisa ngembangin usaha lainnya. Saya juga mau buka mie ayam di deket GOR Pertiwi situ. Yang megang ponakan, kasian. Ini juga yang kerja dari tetangga-tetangga aja, diajak biar ikut, kalo udah bisa mandiri bisa buka usaha sendiri, nyari tempat ya sambil belajar lah gitu. Dari pada ngambil orang lain ga kenal, takut ga bisa dipercaya”.18

Ini menunjukan Ibu Adi dapat mengembangkan usahannya setelah mendapatkan pembiayaan dari BMT Usaha Mulya. Dengan lebih banyak usaha yang dikembangkan maka secara otomatis akan meningkatkan penghasilannya pula.

b. Meningkatnya Pengetahuan

Dalam program pembiayaan ini BMT tidak hanya memberikan pinjaman modal saja, tetapi BMT Usaha Mulya juga melakukan pembinaan dan membuka layanan konsultasi bagi para nasabah. Hal ini dimaksudkanagar nasabah yang telah diberikan modal tersebut tidak salah langkah dan tetap berusaha dalam mengembangkan usahanya.Seperti yang dikatakan oleh Bapak Edy Purwanto, sebagai berikut :

18

65

“Tetap kita kontrol. Jadi dia dapat pembiayaan itu tetap kita kontrol. Jadi kita gini ada kesulitan nasabah ada keluh-kesah nasabah kita dengarkan kita beri solusi. Misalnya kenapa ya warung saya sepi pembeli, kita liat kita kasih solusi, oh coba dalam penataannya kurang apa, ini tarunya disini. Jadi kita tempat untuk berkonsultasi juga. Jadi kita kaya ustadz keliling lah.”19

Pembinaan tersebut berdampak positif bagi para nasabah. Sehingga para nasabah memperoleh pengetahuan baru cara ataupun solusi terbaik agar tetap berusaha dan mengembangkan usahannya menjadi lebih maju.

Selain itu juga para nasabah memiliki pengetahuan mengenai muamalah secara tuntunan syariah Islam, yang mana tuntunan tersebut wajib diamalkan oleh seluruh ummat Islam. Jika tidak maka kita telah melanggarnya dan akan mendapatkan dosa. Muamalah tersebut yakni transaksi muamalah secara nyaman, penuh berkah dan terhindar dari praktik ribawi. Seperti yang dikatakan oleh Ibu Nur seorang buruh cuci, nasabah BMT Usaha Mulya :

“Saya sih taunya dari si mas-mas itu, si mas Edy.Kalo kata si bapak emang mau punya masalah sama bank robek, hahaha (tertawa). Kalo BMT kan yang tanpa bunga itu kan emba, jadi kaya bagi hasil. Kita bayar sesuai dengan ketentuan dari pihak BMTnya. Mendingan cari amannya aja.”20

Kini masyarakat bawah pun mengerti keuntungan bergabung dan menjadi nasabah di BMT, maupun lembaga-lembaga keuangan syariah lainnya. Mereka akan terbebas dari jeratan rentenir dan praktik ribawi. Selain itu yang terpenting adalah mereka telah mengaplikasikan muamalah secara tuntunan syariah Islam, sehingga usaha yang mereka jalani menjadi lebih berkah dan berkembang.

19

Wawancara Pribadi dengan Bapak Edy Purwanto, Bekasi, 01 Juli 2014. 20

66

c. Terpenuhi Kebutuhan Primer dan Sekunder

Selain dari meningkatnya penghasilan seseorang, yang menjadi tolak ukur adalah indikator keberdayaan adalah, seperti terpenuhinya kebutuhan primer dan sekunder.

Bantuan modal usaha ini memang bisa meningkatkan penghasilan para nasabah. Dengan meningkatnya penghasilan itu secara otomatis para nasabah dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Seperti Bapak Aqub pedagang makanan soto mie Bogor, beliau salah satu nasabah BMT Usaha Mulyamengungkapkan sebagai berikut :

“Ya sangat terbantu, bisa nambahin modal usaha, apalagi kan saya juga mau buka usaha yang di Setu juga, baru cuma ada gerobaknya aja. Menambah pendapatan perharinya, selain itu juga bisa kebayar hutang, bisa bayaran sekolah untuk anak. Apalagi kan saya baru kena musibah neng, kemaren ibu mertua saya ninggal, kemaren juga istri saya kena musibah abis jatoh.”21

Bapak Aqub sudah mengajukan dua kali peminjaman. Untuk pembiayaan yang pertama mengajukan dan mendapatkan sebesar Rp 2.000.000 dengan angsuran Rp 22.000 selama seratus hari dan pengajuan yang kedua sebesar Rp 3.000.000 selama seratus hari. Dari hasil penjualannya, Bapak Aqub dapat mengantongi hasil jerih payahnya per hari sebanyak Rp 300.000, dan jika dihitung selama sebulan Bapak Aqub memperoleh penghasilan sebanyak Rp 9.000.000.

Dengan meningkatnya hasil pendapatan yang Bapak Aqub peroleh, beliau dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, membiayai pendidikan anak, membeli perlengkapan barang dagangan seperti gerobak, tempat berjualan dan bahan-bahan makanan untuk usaha barunya, dan

21

67

bahkan dapat membayar hutangnya kepada orang lain, termasuk membayar angsuran pinjaman pembiayaan di BMT Usaha Mulya.

Jika melihat pernyataan dari beberapa nasabah, ini membuktikan bahwasannya adanya keselarasan dari tujuan yang diharapakan. Terlihat bahwasannya BMT Usaha Mulya telah berupaya menciptakan program pemberdayaan perekonomian ummat dan pengembangan kegiatan usaha bawah dan menengah ke arah yang lebih baik.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa program pembiayaan usaha kecil mikro yang dilakukan oleh BMT Usaha Mulya telah berhasil dan dapat dikatakan program tersebut efektif karena telah mencapai tujuannya. Masyarakat dapat meningkatkan taraf perekonomian sejahtera ke arah yang lebih baik melalui muamalah yang sesuai dengan tuntunan syariah Islam tentunya.

Tabel 3

Output dan Outcome berdasarkan TujuanProgram Pembiayaan Usaha Kecil Mikro BMT Usaha Mulya

No Tujuan Program Output/Hasil Outcome/Dampak

1) Mengaplikasikan mekanisme bermuamalah menurut tuntunan syariah Islam

a. Terhindar dari praktik ribawi ada 195 nasabah. b. Menerapkan sistem bagi hasil, keuntungan selisih harga jual, ujrah atau upah diikuti 210 nasabah dengan klasifikasi pembiayaan sebagai berikut : 1.Pembiayaan murabahaah 150 orang. 2.Pembiayaan ijarah 30 orang. 3.Pembiayaan hiwalah 30 orang. a. Hidupnya akan menjadi lebih nyaman dan berkah karna telah

menjalankan syariah Islam.

b. Usaha yang

dijalankan nasabah akan menjadi lebih berkembang dan maju.

68 2) Memudahkan akses

permodalan dan pengelolaan

kegiatan usaha bagi masyarakat bawah dan menengah a. Prosedur peminjaman yang mudah. Persyaratannya cukup melampirkan :

1. Foto copy KTP suami dan istri.

2. Foto copy Kartu Keluarga.

3. Surat Keterangan domisili RT setempat.

Nasabah akan lebih mudah mendapatkan pinjaman modal.

3. Memberdayakan perekonomian ummat ke arah yang lebih baik menuju kehidupan yang sejahtera.

a. Meningkatnya penghasilan ada 100 orang, dengan klasifikasi hasil pendapatan selama sebulan, sebagai berikut:

1. >RP 5.000.000 <Rp 10.000.000 ada 75 nasabah. 2. >Rp 10.000.000 ada 25 nasabah. b. Meningkatnya pengetahuan. 1. Mendapatkan ilmu muamalah secara tuntunan syariah Islam ada 210 nasabah. 2. Mendapatkan

pengetahuan mengenai pengelolaan usaha yang baik ada 150 nasabah.

c. Terpenuhi kebutuhan primer dan sekunder.

1. Nasabah yang dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari berjumlah 100 orang.

2. Nasabah yang dapat membiayai

pendidikan anaknya ada 210 orang. 3. Nasabah yang dapat

membuka cabang usaha baru ada 20 orang.

Kehidupan

masyarakat khususnya para nasabah menjadi lebih sejahtera.

69 BAB V PENUTUP

Dokumen terkait