• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

B. Munasabah Ayat-Ayat Tentang Kesabaran

1. Keterkaitan Ayat-Ayat Kesabaran Dengan Keutamaan

(jf J

IJA

C

j

I

j

SII ijJji Of ^SLuJulj (Jjljsl

. e> ( jf <21ii j t l ijjEuj ijj^L eJ j j j j Ij j jS

0**1 ijij-c. Jl)

Artinya: “Kamu pasti akan diuji dengan hartamu dan dirimu. Dan pasti kamu akan mendengar banyak hal yang sangat menyakitkan had dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang musyrik Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang (patut) diutamakan ”

Allah menurunkan ayat ini berkaitan dengan ayat-ayat sebelumnya, dalam ayat-ayat tersebut mengandung sebuah hiburan bagi Nabi Muhammad dan para pengikutnya. Manusia hidup di dunia yang tidak akan lepas dari yang namanya cobaan diberitakan dalam ayat-ayat tersebut. Berita gembira yang berupa hiburan tersebut yaitu dalam dua segi. Pertama, karena ayat ini menetapkan bahwa ujian merupakan keniscayaan untuk semua orang, sehingga siapa yang dihadapkan pada ujian, hendaknya menyadari bahwa dia bukan orang pertama dan terakhir mengalaminya. Ujian dan bencana yang dialami banyak orang akan menjadi lebih ringan dipikul dibandingkan bila ujian itu menimpa satu orang. Kedua, penyampaian tentang keniscayaan ujian merupakan persiapan mental menghadapinya, sehingga kedatangannya yang telah

terduga itu menjadikannya lebih ringan untuk dipikul. (M. Quraish Shihab, 2000: 286).

Kehidupan yang diberikan oleh Allah Swt memang tidak mudah bagi siapa saja, sekalipun dia seorang Nabi ataupu Rasulullah, karena di dunia ini tidak lain hanya untuk menguji para makhluk Allah siapa yang lebih besar keimanannya diantara mereka, dilihat dari ayat yang ada di atas maka manusia akan dicoba oleh Allah melalui segala sesuatu yang ada di sampingnya, baik itu dari yang ada di luar (kerabat, sanak, saudara dan keluarga) atau yang di dalam dirinya (segala sesuatu yang dia miliki).

Sebagai manusia cobaan merupakan sebuah kodrat, maka dia harus bersabar disaat dia mendapatkan cobaan. Seperti yang telah digambarkan dalam ayat di atas pada bagian akhir, seperti berikut:

Artinya: “..Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusanyang (patut) diutamakan”. (Ali-Imran: 186).

Sebuah kesabaran itu lebih diutamakan dari pada sifat-sifat yang lain jika seseorang sedang diberikan cobaan oleh Allah Swt, karena Allah akan menyertai orang-orang yang bersabar dan menolong mereka ketika mereka sedang ditimpa musibah atau sedang diberi cobaan oleh-Nya, asalkan manusia bersedia meminta pertolongan disertai dengan sifat sabar dan salat, seperti keterangan dalam ayat berikut:

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh, Allah beserta orang- orang yang sabar

Jadi tidak semerta-merta Allah akan menolong semua makhluk- Nya tanpa Allah seleksi, dan hanya manusia pilihan Allah lah yang akan diberi pertolongan oleh-Nya. Allah melakukan itu karena memang untuk melihat para makhluknya siapakah diantara mereka yang memang mempunyai amal perbuatan yang baik. Seperti yang tertuang dalam keterangan penggalan ayat berikut:

Artinya: agar Dia Menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya,\ (Q.S. Hud: 7).

Berarti bisa dilihat dan dimasukkan dalam angan-angan kita, bahwa orang-orang yang dilindungi dan diberi pertolongan oleh Allah itu memang orang-orang yang baik amal perbuatannya, karena memang tidak semua orang itu bisa melakukan perbuatan baik, walaupun mereka sudah bisa mengetahui dan mengidentifikasi mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang menguntungkan dan mana yang merugikan, mana yang mengusik ketenangan orang dan mana yang diharapkan orang lain atas perilaku orang terhadap orang lain yang hidup disekitamya.

Perbuatan baik memang sangat berat, apalagi bagi orang yang tidak bisa mengontrol hawa nafsu, tidak mau berfikir dua kali dan gegabah. Mereka yang selalu mengutamakan segala sesuatunya secara pragmatis walaupun itu dengan cara sadis, dan selalu mengambil jalan pintas walaupun mengkebiri hak orang lain dengan cara merampas, semua itu tidak lain untuk kepentingan pribadi bagi para orang-orang yang tidak mau melakukan segala sesuatunya sesuai dengan tuntunan Allah Swt, karena jika orang mau melakukan segala sesuatunya sesuai dengan tuntunan Allah Swt, maka dia akan melakukan segala sesuatunya dengan berusaha dan meminta kepada Allah disertai sifat sabar dan salat. Salat juga tidak akan semudah seperti membalikkan telapak tangan, karena salat itu memang berat, kecuali dilakukan oleh orang-orang yang khusyu’. Seperti yang ada dalam ayat berikut:

( i © : iJ A\) VI i ' j i p t $ j s b lL J lj i j k l L I j

Artinya: “Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan (shalat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk”.

Memang seseorang yang diberi cobaan oleh Allah hams bersabar atas apa yang diterimanya selain dia hams bemsaha, akan tetapi sebagai manusia, dia juga harus salat untuk menenangkan hatinya. Selain salat itu adalah wujud penghambaan seorang makhluk kepada sang Khalik. Secara bahasa salat juga bisa diartikan doa menumt M. Quraish Shihab. Salat dalam fungsinya juga bisa menenangkan bagi hati manusia yang selalu menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari ( 0 ^ uj), selain

penghambaan dan doa salat juga berupa pengingat (zikir) mahluk kepada Sang Khalik, dan zikir pula yang akan menenangkan hati manusia, seperti ayat berikut:

(Jiaki M v i ...

Artinya: “...ingatlah hartya dengan dzikir pada Allah hati akan tenang”. Kesabaran dan ketenangan hati (dengan melakukan salat) adalah kunci bagi manusia untuk terlepas dari cobaan Allah yang sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Hadits.

Ayat di atas dapat bermakna: mintalah pertolongan kepada Allah dengan jalan tabah dan sabar menghadapi segala tantangan serta dengan melaksanakan salat. Bisa juga bermakna, Jadikanlah sabar dan salat sebagai penolong kamu, dalam arti jadikanlah ketabahan menghadapi

segala tantangan bersama dengan salat, yakni doa dan memohon pertolongan dengan Allah adalah sarana untuk meraih segala kebajikan. Dan keduanya pun akan berat kecuali dilakukan bagi orang-orang yang khusyu’. (M. Quraish Shihab, 2000: 177)

Dokumen terkait