• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN DI PROVINSI JAWA BARAT

L. Negeri & Jabar

6.1. Keterkaitan Sektor Produks

Sebagaimana telah dikemukakan pada bab terdahulu, keterkaitan sektor dalam studi ini dianalis berdasarkan analisis dampak penyebaran, yang ditunjukkan oleh indeks kepekaan penyebaran dan daya penyebaran, dan efek keluasan (ke depan dan ke belakang). Indeks dampak penyebaran dan efek keluasan untuk masing-masing sektor produksi di Propinsi Jawa Barat tahun 1993 dan 2003 ditunjukkan pada Tabel 10. Kemudian masing-masing sektor produksi tersebut diklasifikasikan ke dalam empat kelompok yang didasarkan dampak penyebaran ditunjukkan pada Tabel 11.

Indeks dampak penyebaran merupakan nilai yang akan menjadi indikator dalam menentukan sektor-sektor mana yang dampak penyebarannya di atas atau di bawah rata-rata. Sektor yang memiliki indeks dampak penyebaran lebih dari satu menunjukkan dampak penyebaran sektor tersebut di atas rata-rata daya penyebaran secara keseluruhan, yang berarti sektor tersebut memiliki kemampuan yang cukup kuat dalam menarik/mendorong sektor hulu/hilir. Sedangkan indeks

efek keluasan menunjukkan besarnya keterkaitan (ke depan dan ke belakang) suatu sektor yang disebabkan oleh sejumlah kecil sektor. Apabila indeks keluasan ke depan kurang dari satu berarti suatu sektor memiliki penjualan kepada sejumlah besar sektor, sedangkan indeks keluasan ke belakang kurang dari satu berarti suatu sektor membeli dari sejumlah besar sektor.

Berdasarkan Tabel 10 terlihat pada tahun 1993, Pertama, indeks kepekaan penyebaran yang lebih besar satu dari sektor industri pengolahan adalah : Industri Makanan, Minuman dan Tembakau; Industri Tekstil Pakaian Jadi, Kulit dan Alas Kaki; Industri Kimia, Bahan Kimia, Karet dan Plastik; dan Industri Logam Dasar dan Barang Jadi Logam. Hal ini berarti sektor-sektor tersebut memiliki kemampuan yang kuat dalam mendorong sektor hilirnya. Dari keempatnya, Industri Tekstil Pakaian Jadi, Kulit dan Alas Kaki yang memiliki indeks kepekaan penyebaran terbesar, yaitu 1.5546. Nilai ini menunjukkan bahwa kenaikan satu unit output sektor Industri Tekstil Pakaian Jadi, Kulit dan Alas Kaki akan menyebabkan kenaikan output sektor hilirnya sebesar 1.5546 unit. Kemudian dari sektor pertanian adalah : Tanaman Bahan Makanan dan Peternakan, dimana Tanaman Bahan Makan merupakan sektor yang memiliki indeks kepekaan penyebaran terbesar, yaitu 1.5130. Dan dari sektor lainnya adalah : Perdagangan, Hotel dan Restoran; Pengangkutan dan Komunikasi; dan Jasa-Jasa, dimana Perdagangan, Hotel dan Restoran adalah sektor yang memiliki indeks kepekaan penyebaran terbesar, yaitu 2.4181. Sektor Industri Makanan, Minuman dan Tembakau dan Jasa-Jasa terlihat juga memiliki indeks efek keluasan ke depan kurang dari satu, yang berarti sektor-sektor ini memiliki penjualan kepada sejumlah besar sektor.

Sektor KP DP KD KB 1993 2003 1993 2003 1993 2003 1993 2003

Tanaman bahan makanan 1.5130 1.5732 0.7628 0.8812 1.2112 0.5537 1.1074 0.4930

Perkebunan 0.6322 0.4838 0.8665 0.9623 1.0126 1.2189 0.8896 1.4862

Peternakan 1.0098 0.7565 1.0165 1.1308 1.1506 0.9929 0.8586 0.9588

Kehutanan 0.4748 0.4081 0.7766 0.8707 1.0845 1.5788 0.9475 1.7193

Perikanan 0.5898 0.5225 0.9733 0.9344 0.8989 1.3028 0.9247 1.3650

Pertambangan dan Penggalian 0.5809 1.6806 0.8654 0.8942 1.0512 1.3861 1.2225 0.6066

Ind. Makanan, Minuman dan Tembakau 1.2651 1.8945 1.1581 1.0564 0.9274 0.6402 1.0175 0.4188

Ind. Tekstil, Pakaian Jadi, Kulit dan A.Kaki 1.5546 1.4048 1.1581 1.1093 1.1253 0.7216 1.1598 0.7225

Ind. Kayu, Bambu, Rotan dan Furnitur 0.6445 0.5026 0.9384 0.8430 1.0084 1.2709 1.1423 1.6216

Ind. Kertas, Percetakan dan Penerbitan 0.9043 0.7955 1.1491 1.1885 1.0880 1.1964 1.1299 1.4138

Ind. Kimia, Bahan Kimia, Karet dan Plastik 1.4162 1.2708 1.1086 0.9801 1.0831 0.7082 1.0783 0.6518

Ind. Pengilangan Minyak Bumi 0.4674 0.7320 1.0446 1.1112 0.8090 1.6095 0.9582 0.9414

Ind. Barang Mineral Bukan Logam 0.5991 0.4780 1.0450 0.9002 0.8576 1.3213 0.9319 1.4963

Ind. Logam Dasar dan Barang Jadi Logam 1.2305 1.5934 1.0550 1.0927 1.1973 0.8754 1.1738 0.6341

Ind. Pengolahan Lainnya 0.5375 0.4494 1.2286 0.9626 0.7783 1.4853 0.8815 1.5900

Listrik, Gas dan Air Bersih 0.9703 0.9700 0.8051 1.0250 1.0926 0.7662 0.9825 0.7952

Bangunan/Kontruksi 0.7783 0.4766 1.0495 1.1059 0.8204 0.9567 0.7581 1.4648

Perdagangan, Hotel dan Restoran 2.4181 2.0691 0.9063 0.9318 1.0736 0.3072 1.0569 0.3404

Pengangkutan dan Komunikasi 1.3617 0.9453 0.9425 0.9965 1.0380 0.5899 0.9164 0.7715

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 0.9689 0.8860 1.0179 0.9019 0.8797 0.7984 1.0222 0.8426

Jasa-Jasa 1.0830 1.1072 1.1321 1.1215 0.8121 0.7197 0.8406 0.6662

Sumber : SAM Propinsi Jawa Barat Tahun 1993 dan 2003 (Diolah) Keterangan :

KP = kepekaan penyebaran

DP = daya penyebaran

KD = efek keluasan ke depan KB = efek keluasan ke belakang

Kedua, indeks daya penyebaran dari sektor industri pengolahan, kecuali

Industri Kayu, Bambu, Rotan dan Furnitur adalah lebih besar satu. Hal ini berarti sektor-sektor industri pengolahan tersebut, kecuali Industri Kayu, Bambu, Rotan dan Furnitur, memiliki kemampuan yang kuat dalam menarik sektor hulunya. Dari kedelapannya, sektor Industri Makanan, Minuman dan Tembakau dan sektor Industri Tekstil Pakaian Jadi, Kulit Alas Kaki yang memiliki indeks daya penyebaran terbesar, yaitu 1.1581. Nilai ini menunjukkan bahwa kenaikan satu unit output kedua sektor industri pengolahan tersebut akan menyebabkan kenaikan masing-masing output sektor hulunya sebesar 1.1581 unit. Kemudian dari sektor pertanian hanya Peternakan, dengan indeks daya penyebaran sebesar 1.0165. Dan dari sektor lainnya adalah : Bangunan/ Kontruksi; Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan; dan Jasa-Jasa. Dari ketiganya, Jasa-Jasa yang memiliki indeks daya penyebaran terbesar, yaitu 1.1321. Sektor Industri Pengilangan Minyak Bumi; Industri Barang Mineral Bukan Logam; Industri Pengolahan Lainnya; Peternakan; Bangunan/Kontruksi; dan Jasa-Jasa memiliki indeks efek keluasan ke belakang yang kurang dari satu, yang berarti sektor- sektor ini memiliki pembelian kepada sejumlah besar sektor.

Ketiga, apabila ditinjau berdasarkan keseluruhan, terlihat sektor yang

memiliki indeks kepekaan penyebaran terbesar adalah sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, sedangkan yang terkecil adalah sektor Industri Pengilangan Minyak Bumi (namun memiliki indeks efek keluasan ke depan kurang dari satu). Kemudian sektor yang memiliki indeks daya penyebaran terbesar adalah sektor Industri Makanan, Minuman dan Tembakau, sedangkan yang terkecil adalah

sektor Tanaman Bahan Makanan (namun memiliki indeks efek keluasan ke belakang kurang dari satu).

Terlihat pada tahun 2003, Pertama, indeks kepekaan penyebaran yang lebih besar satu dari sektor industri pengolahan adalah sektor-sektor yang sama seperti terlihat pada tahun 1993, namun pada masa ini Industri Makanan, Minuman dan Tembakau adalah sektor yang memiliki indeks kepekaan penyebaran terbesar, yaitu 1.8945. Kemudian dari sektor pertanian adalah sektor Tanaman Bahan Makanan. Dan dari sektor lainnya adalah sektor : Pertambangan dan Penggalian; Perdagangan, Hotel dan Restoran; dan Jasa-Jasa, dimana sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran yang memiliki indeks kepekaan penyebaran yang terbesar, yaitu 2.0691. Keseluruhan sektor-sektor tersebut, kecuali sektor Pertambangan dan Penggalian, memiliki indeks efek keluasan ke depan yang kurang dari satu, yang berarti sektor-sektor ini memiliki penjualan kepada sejumlah besar sektor.

Kedua, indeks daya penyebaran yang lebih besar satu dari sektor industri

pengolahan adalah : Industri Makanan, Minuman dan Tembakau; Industri Tekstil Pakaian Jadi, Kulit dan Alas Kaki; Industri Kertas, Percetakan dan Penerbitan; Industri Pengilangan Minyak Bumi; dan Industri Logam Dasar dan Barang Jadi Logam. Dari kelimanya, Industri Kertas, Percetakan dan Penerbitan yang memiliki indeks daya penyebaran yang terbesar, yaitu 1.1885. Kemudian dari sektor pertanian adalah sektor yang sama seperti terlihat pada tahun 1993. Dan dari sektor lainnya adalah : Listrik, Gas dan Air Bersih; Bangunan/Kontruksi; dan Jasa-Jasa, dimana sektor Jasa-Jasa yang memiliki indeks daya penyebaan yang terbesar, yaitu 1.1215. Keseluruhan sektor-sektor tersebut, kecuali sektor Industri

Kertas, Percetakan dan Penerbitan dan sektor Bangunan/Kontruksi, memiliki indeks efek keluasan ke belakang yang kurang dari satu, yang berarti yang berarti sektor-sektor ini memiliki pembelian kepada sejumlah besar sektor.

Ketiga, apabila ditinjau berdasarkan keseluruhan, terlihat sektor yang

memiliki indeks kepekaan penyebaran terbesar adalah sektor yang sama seperti terlihat pada tahun 1993, sedangkan yang terkecil adalah sektor Kehutanan. Kemudian sektor yang memiliki indeks daya penyebaran terbesar adalah sektor Industri Kertas, Percetakan dan Penerbitan, sedangkan yang terkecil adalah sektor Industri Kayu, Bambu, Rotan dan Furnitur.

Berdasarkan Tabel 11 terlihat, Pertama, sebagian sektor industri pengolahan pada tahun 1993 memiliki indeks kepekaan dan daya penyebaran lebih besar dari satu sekaligus. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor-sektor industri pengolahan tersebut memiliki kemampuan yang kuat dalam mendorong sektor hilirnya dan menarik sektor hulunya sekaligus. Namun demikian sebagian sektor industri pengolahan ini tidak memiliki indeks efek keluasan ke depan dan ke belakang yang kurang dari satu sekaligus. Kemudian sebagian besar sektor pertanian memiliki indeks kepekaan dan daya penyebaran lebih kecil dari satu sekaligus. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor-sektor pertanian tersebut kurang mampu dalam mendorong sektor hilirnya dan menarik sektor hulunya sekaligus. Dan terlihat sebagian besar sektor lainnya hanya memiliki salah satu indeks dampak penyebaran yang lebih besar dari satu, seperti sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran memiliki indeks kepekaan penyebaran lebih besar dari satu namun indeks daya penyebarannya kurang dari satu, sebaliknya sektor Bangunan/ Kontruksi memiliki indeks kepekaan penyebaran lebih kecil dari satu namun

Kepekaan Penyebaran >1 <1 1993 2003 1993 2003 D aya P enye bar an >1

Peternakan Ind. Makanan, Minuman dan Tembakau Ind. Kertas, Percetakan dan Penerbitan Peternakan

Ind. Makanan, Minuman dan Tembakau Ind. Tekstil, Pakaian Jadi, Kulit dan Alas Kaki Ind. Pengilangan Minyak Bumi Ind. Kertas, Percetakan dan Penerbitan Ind. Tekstil, Pakaian Jadi, Kulit dan Alas Kaki Ind. Logam Dasar dan Barang Jadi Logam Ind. Barang Mineral Bukan Logam Ind. Pengilangan Minyak Bumi Ind. Kimia, Bahan Kimia, Kertas dan Plastik Jasa-Jasa Ind. Pengolahan Lainnya Listrik, Gas dan Air Bersih Ind. Logam Dasar dan Barang Jadi Logam Bangunan/Kontruksi Bangunan/Kontruksi Jasa-Jasa Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

<1

Tanaman Bahan Makanan Tanaman Bahan Makanan Perkebunan Perkebunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pertambangan dan Penggalian Kehutanan Kehutanan Pengangkutan dan Komunikasi Ind. Kimia, Bahan Kimia, Kertas dan Plastik Perikanan Perikanan

Perdagangan, Hotel & Restoran Pertambangan dan Penggalian Ind. Kayu, Bambu, Rotan dan Furnitur Ind. Kayu, Bambu, Rotan dan Furnitur Ind. Barang Mineral Bukan Logam Listrik, Gas dan Air Bersih Ind. Pengolahan Lainnya

Pengangkutan dan Komunikasi

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Sumber : SAM Propinsi Jawa Barat Tahun 1993 dan 2003 (Diolah)

indeks daya penyebarannya lebih besar dari satu. Sebagian besar sektor-sektor pertanian dan lainnya ini memiliki salah satu indeks efek keluasan yang kurang dari satu.

Kedua, tinggal tiga sektor industri pengolahan pada tahun 2003 yang

memiliki indeks kepekaan dan daya penyebaran lebih besar dari satu sekaligus. Ketiga sektor industri pengolahan ini memiliki indeks efek keluasan ke depan dan ke belakang yang kurang dari satu sekaligus. Kemudian sebagian besar sektor pertanian dan sektor lainnya masih memiliki indeks kepekaan dan daya penyebaran yang sama seperti terlihat pada tahun 1993. Sebagian besar sektor- sektor pertanian dan lainnya ini memiliki salah satu indeks efek keluasan yang kurang dari satu.

Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa sektor Industri Pengolahan memiliki peran besar dalam perekonomian provinsi Jawa Barat selama periode tahun 1993-2003 tersebut ditinjau dari keterkaitannya. Hal ini terbukti dengan dominannya sektor industri pengolahan yang memiliki indeks kepekaan dan daya penyebaran yang lebih besar dari satu serta efek keluasan ke depan dan kebelakang kurang dari satu sekaligus. Sektor industri pengolahan yang dimaksud mencakup : Industri Makanan, Minuman dan Tembakau; Industri Tekstil, Pakaian jadi, Kulit dan Alas Kaki; dan Industri Logam Dasar dan Barang Jadi Logam. Temuan ini mempertegas hasil dari bab sebelumnya mengapa kontribusi sektor industri masih terbesar dan sektor pertanian terkecil dalam perekonomian provinsi Jawa Barat selama periode tahun 1993-2003. Dengan demikian industrialisasi dipandang cukup berhasil diterapkan di provinsi Jawa Barat selama periode tersebut.

Namun demikian terlihat hal yang kurang menggembirakan dalam pembangunan ekonomi di provinsi Jawa Barat selama periode tersebut, dimana pada satu sisi sektor-sektor yang memiliki indeks kepekaan dan daya penyebaran yang lebih besar dari satu sekaligus berkurang, sedangkan di sisi lain sektor- sektor yang memiliki indeks kepekaan dan daya penyebaran yang lebih rendah dari satu sekaligus bertambah.

Selain dari hal sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, keberhasilan industrialisasi di provinsi Jawa Barat ini juga tidak terlepas dari dukungan kebijakan pemerintah nasional. Sebagaimana dinyatakan oleh Santosa dan McMichael (2004) bahwa kebijakan pemerintah nasional telah mendukung provinsi Jawa Barat sebagai salah satu lokasi untuk investasi manufaktur. Hal itu dikarenakan karena wilayah ini memiliki infrastruktur yang baik, sumber tenaga kerja terlatih, akses ke ibukota yang lebih mudah dan mendominasi perdagangan internasional dan aliran investasi.