Sains adalah ilmu yang mencakup metode riset, ilmu fisika, matematika, ilmu bahan, ilmu ekonomi, ilmu sosial, ilmu psikologi, ilmu budaya dan seterusnya. Dalam subab ini akan menjelaskan latar belakang pemilihan teknik batik terkait dengan kebutuhan produk batik saat ini.
digunakan. Ada berbagai macam teknik batik yang digunakan di Danar Hadi, untuk batik tulis ada Teknik Batik Lorodan, Teknik Batik Kelengan, Teknik Batik Pekalongan, Teknik Batik Remukan Wonogiren dan Teknik Batik Kombinasi. Batik cap menggunakan Teknik Batik Bedesan, Teknik Batik Kelengan, Teknik Batik Pekalongan, Teknik Batik Remukan Wonogiren dan Teknik Batik Kombinasi. Batik kombinasi tulis dan cap hanya menggunakan 2 teknik batik yakni, Teknik Batik Lorodan dan Teknik Batik Pekalongan.
Pertimbangan dalam menentukan teknik dan proses produksi batik di Danarhadi sangat penting dilakukan, karena tiap teknik batik tentu memiliki karakter, kekurangan dan kelebihan masing-masing. Ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam menentukan teknik produksi batik yakni, faktor ekonomi, faktor bahan, faktor kegunaan, faktor estetika, faktor desain motif dan faktor teknologi.
1. Pertimbangan dalam Menerapkan Teknik Batik tulis
Hal yang harus diperhatikan dalam memproduksi batik tulis adalah ketelatenan dan kesabaran, oleh karena itu untuk produksi batik tulis tidak dapat dilakukan secara cepat dan massal. Butuh waktu 2 minggu sampai berbulan-bulan hanya untuk memproduksi sehelai kain batik tulis.11
Dalam pendapat yang dikemukakan oleh Nanang Rizali pada buku Tinjauan Desain Tekstil bahwa faktor ekonomi,sosial dan budaya, teknologi mempengaruhi latar belakang pembuatan produk. Faktor ekonomi tentu akan melatarbelakangi pemilihan teknik batik tulis , selain itu faktor bahan, faktor
11 Wawancara dengan Ibu Win dan Mbak Tutik, staf bagian perencanaan teknik produksi batik, Pabelan (08/11/15)
pemilihan teknik batik tulis untuk diproduksi salah satunya adalah faktor ekonomi. Sebagai salah satu contoh yakni teknik batik lorodan. Alasan Danar Hadi memilih teknik batik lorodan untuk diaplikasikan pada motif batik karena pertimbangan faktor selera konsumen, kebanyakan kain batik tulis dipesan khusus oleh konsumen dan menggunakan bahan baku yang baik yakni kain tenun jepara. Untuk pemilihan motif serta warna juga ditentukan oleh pembeli itu sendiri. Tujuan produk khusus, produk yang bergambar spesifik dapat memuaskan konsumen, para ahli menyebutnya keinginan (want) (Ristiyanti, 2005:32).
Tentu harga yang ditawarkan untuk sehelai kain batik tulis dengan teknik lorodan sangat tinggi mengingat proses pengerjaannya yang memakan waktu lama serta bahan baku yang dipesan konsumen juga bahan yang berkualitas yakni tenun Jepara. Kain batik tulis di Danar Hadi memang diproduksi eksklusif, jadi harga yang tinggi sepadan dengan produk yang dihasilkan.
Faktor Bahan, pemilihan bahan baku dalam proses perancangan sangatlah penting, mengingat karakter dari berbagai jenis bahan tekstil berbeda-beda. Mori adalah bahan baku batik dari katun. Kualitas mori sangat bermacam-macam. Jenis mori menentukan kualitas kain bati yang dihasilkan. Jenis kain mori yang digunakan adalah kain mori primissima (Hamzuri,1994:8).
Bahan baku yang digunakan dalam teknik batik tulis di Danar Hadi diantaranya adalah sebagai berikut, kain primissima, kain tenun dan kain sutera. Sebagai contoh teknik batik kelengan, menggunakan bahan baku sifon sutera karena sifat bahan sifon sutera yang lembut dan tipis. Dipilihlah teknik kelengan karena proses pewarnaannya hanya sekali sehingga tidak akan merusak struktur
rumit dalam pengerjaannya sebagai contoh motif buketan yang memilki motif bunga dan daun yang besar-besar. Motif yang dihasilkan pun juga tidak terlalu banyak isen-isen.
Faktor Estetika, aspek estetika adalah pertimbangan gagasan atau sumber ide dan tema termasuk olahan ragam hias dan warnanya. Juga diperhitungkan skala proporsi, pengulangan, komposisi dan teknis penampilan desainnya (Nanang, 2006:41). Sebagai contoh yakni teknik batik remukan wonogiren, karakteristik dari teknik batik remukan wonogiren adalah adanya motif retakan atau remukan yang dihasilkan dari peremukan malam pada saat proses pengerjaan produk batik. Motif retakan ini berwarna coklat tua atau soga sehingga menjadi ciri khas dari batik remukan wonogiren. Hasil dari proses remukan wonogiren ini ialah berupa suatu gambar berwarna putih di atas warna dasar dengan pecah-pecah pada gambar itu dengan warna soga atau warna lain (Sewan, 1980: 16).
Alasan Danar Hadi memilih teknik batik remukan wonogiren untuk diaplikasikan pada motif batik yang akan diproduksi adalah pertimbangan faktor estetis. Kain batik yang diaplikasikan dengan teknik ini biasanya digunakan untuk pameran sehingga tujuan dari diproduksinya kain batik ini adalah untuk menghasilkan kain batik yang indah untuk dinikmati.
Faktor Kegunaan/Fungsi adalah pemikiran yang berhubungan dengan fungsional dari pemakaian tekstil (Nanang, 2006: 41). Fungsi dari produk batik tulis ini adalah untuk pakaian, jarik, sarung dan selendang. Sebagai contoh adalah teknik batik pekalongan, karakteristik dari teknik batik pekalongan adalah warna yang digunakan merupakan warna-warna yang cerah dan tajam, sehingga terlihat
lung-lungan.
Pemilihan teknik batik pekalongan biasanya diaplikasikan pada pakaian anak-anak dan remaja kasual, karena untuk pakaian anak-anak danremaja diperlukan warna-warna yang cerah sesuai dengankepribadian mereka yang ceria. disamping itu pemakaian warna yang cerah akan memberikan kesan batik ini bukanlah hal yang terlalu tua untuk digunakan dalam acara sehari-hari seperti jalan-jalan dan kuliah atau kerja.
2. Pertimbangan dalam Menerapkan Teknik Batik Cap
Batik cap adalah teknik membatik yang merupakan inovasi dari teknik
batik tulis yang sudah ada sejak zaman dahulu. Batik cap pertama kali dikenalkan sekitar abad 19 dan dulu alat cap atau stempelnya masih terbuat dari kayu dan masih snagat sederhana. Tapi kini karena kemajuan teknologi stempel capnya terbuat dari tembaga yang lebih awet dan motif yang dihasilkanpun lebih detail.
Terciptanya batik cap adalah karena banyaknya permintaan konsumen akan batik, sedangkan untuk sehelai kain batik tulis memerlukan 2 minggu sampai satu bulan untuk proses pengerjaannya. Setelah ada teknik batik cap pengerjaan batik lebih efisien, menghemat waktu dan biaya produksi. Ada beberapa faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan teknik batik tulis, yakni faktor teknologi, faktor ekonomi, faktor bahan, faktor estetika dan faktor fungsional atau kegunaan.
Alasan Danar Hadi mengaplikasikan teknik batik cap bedesan ini pada produknya adalah faktor ekonomi yakni efisisen waktu dalam pengerjaannya serta menghemat biaya produksi. Teknik bedesan ini berbeda dengan teknik lainnya
pengerjaannya dibalik kain diwarna terlebih dahulu dengan alat pewarna kain lalu setelah itu kain baru dibatik.
Faktor Ekonomi,faktor ekonomi meliputi selera konsumen, pemasaran dan mode yang sedang berkembang di pasaran. Dalam menentukan teknik batik cap, faktor ekonomi juga sangat penting. Batik cap sendiri diciptakan untuk menekan biaya produksi agar kain batik yang dihasilkan harganya terjangkau. Sebagai contoh teknik batik cap pekalongan, karakteristiknya yang berwarna-warni cerah serta motif yang digunakan adalah motif kontemporer, maka motif batik pekalongan ini tentu akan banyak diminati konsumen di pasaran. Harganya yang terjangkau serta coraknya yang uptodate sangat pas dengan selera konsumen. Bahan baku yang digunakan juga kain primissima, bahan yang cocok untuk diaplikasikan ke dalam segala model baju.
Faktor Bahan,pemilihan bahan baku dalam proses perancangan sangatlah penting, mengingat karakter dari berbagai jenis bahan tekstil berbeda-beda. Mori adalah bahan baku batik dari katun. Kualitas mori sangat bermacam-macam. Jenis mori menentukan kualitas kain batik yang dihasilkan. Jenis kain mori yang digunakan adalah kain mori primissima (Hamzuri, 1994:8).
Teknik batik cap kombinasi proses pengerjaannya sangat panjang karena ada dua teknik batik yang digunakan yakni, teknik batik pekalongan dan teknik batik remukan wonogiren. Bahan baku yang dipilih untuk teknik ini adalah kain primissima, selain untuk menekan biaya produksi kain ini dipilih karena seratnya rapat dan kuat sehingga saat melalui berbagai macam proses batik kain tidak akan mudah sobek.
fungsional dari pemakaian tekstil (Nanang, 2006: 41). Karakteristik dari teknik batik kelengan adalah warna putih atau warna asli dari kain mori terlihat sangat tegas dengan warna dasar yang gelap yakni hitam. Isen-isen berupa titik dan garis juga terlihat sangat tegas.
Alasan Danar Hadi teknik batik kelengan untuk diaplikasikan pada motif di atas karena pertimbangan faktor fungsional, yakni mengingat kain batik ini nantinya akan diproduksi menjadi kemeja seragam sebuah bank. Motif dan warna yang digunakan juga tidak terlalu mencolok, karena untuk seragam memang sebaiknya tidak terlalu banyak warna dan motifnya tidak perlu terlalu rumit.
Faktor Estetis, aspek estetika adalah pertimbangan gagasan atau sumber ide dan tema termasuk olahan ragam hias dan warnanya. Juga diperhitungkan skala proporsi, pengulangan, komposisi dan teknis penampilan desainnya (Nanang, 2006:41). Sebagai contoh yakni teknik batik remukan wonogiren, karakteristik dari teknik batik remukan wonogiren adalah adanya motif retakan atau remukan yang dihasilkan dari peremukan malam pada saat proses pengerjaan produk batik. Motif retakan ini berwarna coklat tua atau soga sehingga menjadi ciri khas dari batik remukan wonogiren. Hasil dari proses remukan wonogiren ini ialah berupa suatu gambar berwarna putih di atas warna dasar dengan pecah-pecah pada gambar itu dengan warna soga atau warna lain (Sewan, 1980: 16).
Alasan Danar Hadi memilih teknik batik remukan wonogiren untuk diaplikasikan pada motif batik yang akan diproduksi adalah pertimbangan faktor estetis. Kain batik yang diaplikasikan dengan teknik ini nantinya akan diproduksi menjadi blus wanita, sehingga bahan yang digunakan adalah kain crepe. Dipilih
malam akan menambah nilai estetis bagi penggunanya.
3. Pertimbangan dalam Menerapkan Teknik Batik Kombinasi Tulis dan Cap
Batik kombinasi tulis dan cap adalah kain batik yang cara membuatnya
khususnya dalam membentuk motif atau corak batik dengan menggabungkan teknik batik tulis dan cap. Biasanya pada bagian motif yang besar atau motif utamanya yang dibatik dengan canting dan untuk motif latar belakangnya menggunakan teknik pembatikan menggunakan stempel atau cap.
Pertimbangan Danar Hadi dalam menentukan teknik batik kombinasi tulis dan cap adalah pertimbangan faktor estetis dan faktor kegunaan/fungsi. Di pabrik ini memang tidak terlalu banyak memproduksi batik kombinasi tulis dan cap. Konsumen lebih suka batik tulis saja atau batik cap saja.
Aspek estetika adalah pertimbangan gagasan atau sumber ide dan tema termasuk olahan ragam hias dan warnanya. Juga diperhitungkan skala proporsi, pengulangan, komposisi dan teknis penampilan desainnya (Nanang, 2006:41). Sebagai contoh yakni teknik batik kombinasi cap tulis pekalongan, karakteristik teknik pekalongan yang berwarna cerah dan motifnya yang kontemporer membuat kain batik ini tampak indah bila digarap dengan teknik batik kombinasi tulis dan cap.
Alasan Danar Hadi menggarap kain batik ini dengan teknik kombinasi tulis dan cap adalah untuk nilai estetis. Kain batik yang dicap dengan motif parang ditambah dengan motif buketan dibagian pinggirnya semakin menambah nilai
diaplikasikan pada blus kerja atau blus untuk menghadiri acara pernikahan.
Aspek fungsional ada pada setiap produksi batik di Danar Hadi, karena pabrik ini memang memproduksi batik untuk kebutuhan fungsional. Sebagai contoh teknik batik kombinasi tulis dan cap lorodan. Karakteristik dari teknik batik lorodan adalah batas antara warna soga dan putih terlihat tegas, serta antara warna dasar dengan gambar sebagian besar merupakan batas yang tegas. Garis serta titik yang dihasilkan pun terlihat sangat jelas.
Kain batik ini diproduksi untuk jilbab persegi dengan motif buketan bunga yang digarap dengan teknik lorodan, agar warna yang dihasilkan tegas tetapi tidak terlalu mencolok. Sehingga cocok untuk diaplikasikan dalam berbagai macam pakaian dan suasana. Bahan baku yang digunakan adalah kain crepe yang tidak mudah kusut dan memberikan kesan mewah.
Berdasarkan beberapa faktor yang dipertimbangkan untuk menentukan teknik batik di atas dapat disimpulkan bahwa faktor ekonomi dan kegunaan merupakan faktor utama dalam menentukan teknik produksi batik. Faktor ekonomi dan faktor kegunaan merupakan dua hal yang tidak dapat terpisahkan, karena suatu barang yang bernilai guna pasti akan bernilai ekonomi. Perkembangan teknologi tidak akan mampu menggeser popularitas batik tulis dimata dunia, karena ditiap proses pengerjaannya ada ketelitian dan kesabaran untuk menghasilkan produk berkualitas yang tidak akan bisa ditiru oleh alat secanggih apapun.
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN
Setelah dilakukan penelitian terhadap fokus masalah yang telah ditentukan dengan metode dan pendekatan penelitian kemudian diperoleh hasil penelitian sebagai berikut.
Teknik dan proses batik yang diterapkan di Danar Hadi ada 3 yakni teknik batik tulis, teknik batik cap dan teknik kombinasi tulis dan cap. Ketelitian dan kualitas produk batik sangat diperhatikan, dengan dilakukannya quality control berkali-kali pada tiap prosesnya. Teknik batik yang digunakan di Danar Hadi sangat beragam, mulai dari batik tulis teknik yang digunakan yakni teknik batik
lorodan, teknik batik kelengan, teknik batik pekalongan, teknik batik remukan wonogiren dan teknik batik kombinasi. Teknik batik cap yang diterapkan di Danar
Hadi yaitu teknik batik bedesan, teknik batik kelengan, teknik batik pekalongan, teknik batik remukan wonogiren dan teknik batik kombinasi. Teknik batik tulis dan cap yang diterapkan di Danarhadi ada 2 yakni, teknik batik pekalongan dan teknik batik lorodan.
Visual motif yang dihasilkan tiap produk batik berbeda sesuai dengan teknik batik yang diterapkan. Visual motif batik tulis akan berbeda dengan visual motif batik cap. Teknik batik kelengan dan bedesan memberikan visual motif batik yang hanya menggunakan 2 warna saja, sedangkan visual motif batik dengan teknik remukan wonogiren memberikan motif pecah-pecah atau retakan yang tidak bisa dicapai dengan teknik batik lainnya. Teknik batik pekalongan memberikan
sesuai dengan perkembangan zaman.
Latar belakang pemilihan teknik batik ditentukan oleh beberapa faktor yakni, faktor ekonomi, faktor fungsi/kegunaan, faktor bahan dan faktor estetika. Faktor ekonomi termasuk di dalamnya selera konsumen, pemasaran dan harga jual. Faktor fungsi atau kegunaan, yakni untuk apa produk itu dibuat apakah untuk pakaian, household, furniture, kain jarik, kain sarung dan lain sebagainya tentu berbeda teknik penggarapannya. Faktor bahan baku yang digunakan, di Danar Hadi menggunakan bahan baku kain mori, sutera dan tenun tentu tiap kain perlu penanganan khusus yang mempengaruhi penentuan teknik batik yang akan diterapkan. Faktor estetika, yakni terkait dengan visual motif yang dihasilkan dari tiap teknik batik.
Teknik produksi batik sangat terkait dengan ongkos produksi. Sehingga teknik produksi batik juga menentukan harga produk. Teknik produksi batik juga terkait dengan visual motif batik yang dihasilkan, terbukti ditiap teknik batik yang diterapkan menghasilkan visual motif batik memiliki ciri khas masing-masing. Kualitas sebuah produk dapat dinilai dari visual motif yang dihasilkan. Dalam menentukan teknik produksi batik juga harus mempertimbangkan beberapa hal agar batik yang dihasilkan sesuai dengan permintaan pasar. Faktor ekonomi adalah hal yang utama dalam menentukan teknik produksi batik di Danar Hadi, karena Danar Hadi adalah perusahaan batik yang profit oriented. Walaupun ada beberapa faktor lain seperti faktor fungsi atau kegunaan, faktor bahan dan faktor estetis yang juga menentukan harga dan kualitas produk.
Kajian teknik dan proses batik di Danarhadi ini masih bersifat global masih banyak yang dapat dikembangkan. Mulai dari rentang waktu penelitian kajian ini hanya sebatas tahun 2014-2015, masih dapat dikembangkan pada penelitian berikutnya dengan rentang waktu yang lebih lama atau sejak Danarhadi berdiri hingga sekarang. Sains yang digunakan dalam penelitian ini masih sebatas sains ekonomi masih banyak cabang ilmu sains yang dapat dikembangkan untuk penelitian berikutnya.
Bagi pihak terkait, kajian teknik dan proses batik ini sebagai referensi dalam meneliti perusahaan batik tidak hanya di wilayah Surakarta saja tapi dapat meluas ke pulau Jawa atau Indonesia.
Affanti, Tiwi Bina. 2007. Ornamentik. Surakarta: Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS.
Asti Musman & Ambar B. Arini. 2011. Batik: Warisan Adiluhung Nusantara. Yogyakarta: Penerbit G-Media.
Bsc, Daryanto. 2010. Batik & Sablon. Semarang: CV. Aneka Ilmu, Anggota IKAPI.
Djoemena, Nian S., (1990), Ungkapan Sehelai Batik, Its Mystery and Meaning. Jakarta: Penerbit Djambatan.
Djoemena, Nian S., (1990), Batik dan Mitra, Batik and Its Kind. Jakarta: Penerbit Djambatan
Doellah, Santoso. 2002. Batik Pengaruh Zaman dan lingkungannya. Surakarta: Danar Hadi.
The Liang Gie. 1996. Pengantar Filsafat Teknologi. Yogyakarta: Penerbit Andi
Hamzuri. 1994. Batik Klasik. Jakarta: Djambatan
Ramadhan Iwet. 2013. Cerita Batik. Tangerang: Penerbit Literati
Francis Lim. 2008. Filsafat Teknologi: Don Ihde tentang Manusia dan Alat. Yogyakarta: Kanisius
Batik. Surakarta: PT. Tiga Serangkai Putra
Permana, DoddieK. 2009. Desain Tekstil Menggunakan Adobe Photoshop.
Bandung: Informatika
Ristiayanti Prasetijo dan John J.O.I Ihalauw. 2005. Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Penerbit Andi
Riyanto dkk. 1997. Katalog Batik Indonesia. Yogyakarta: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik.
Rizali, Nanang. 2006. Tinjauan Desain Tekstil. Surakarta: LPP Pendidikan dan UPT Penerbitan dan Percetakan (UNS Press).
Rizali, Nanang. 2012. Metode Perancangan Tekstil. Surakarta: LPP Pendidikan dan UPT Penerbitan dan Percetakan (UNS Press).
Sachari, Agus. 1986. Desain Gaya dan Realitas. Jakarta: Penerbit CV. Rajawali
Sachari, Agus (editor). 1986. Paradigma Desain Indonesia. Jakarta: Penerbit CV. Rajawali
Sri Herlina, (1999), “pewarnaan alami untuk tekstil”, Malang : Pusbang PLH
Susanto, SK Sewan. 1980. Seni Kerajinan Batik Indonesia. Jakarta: Departemen Perindustrian Republik Indonesia.
Pelbagai Perkembangan Paradigma. Yogyakarta: Percetakan Jalasutra
Walker, John A. 2010. Desain, Sejarah, Budaya; Sebagai Pengantar
Komprehensif. Yogyakarta: Percetakan Jalasutra
Wonoharjo, Surjani. 2010. Dasar-dasar Sains. Jakarta: PT Indeks
Gambar 1
Pola Kemeja Batik Tulis Foto: Lana Rahmawati, 2014
Gambar 2
Pola Kemeja Batik Tulis Foto: Lana Rahmawati, 2014
Gambar 3
Pola Selendang Batik Tulis Foto: Lana Rahmawati, 2014
Gambar 4 Pola Blus Batik Tulis Foto: Lana Rahmawati, 2014
Gambar 5
Pola Sarung Batik Tulis Foto: Lana Rahmawati, 2014
Gambar 6 Pola Jarik Batik Tulis Foto: Lana Rahmawati, 2014
Gambar 7
Pola Longdress Batik Tulis Foto: Lana Rahmawati, 2014
Gambar 8 Pola Kemeja Batik Cap Foto: Lana Rahmawati, 2014