• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keterkaitan Unsur dalam Novel 2 Karya Donny Dhirgantoro

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Keterkaitan Unsur dalam Novel 2 Karya Donny Dhirgantoro

Pendekatan struktural merupakan pendekatan yang menganalisis unsur-

unsur struktur yang membangun karya sastra dari dalam, serta mencari relevansi

atau keterkaitan unsur-unsur tersebut dalam rangka mencapai kebulatan makna.

Pada penjelasan di atas penulis sudah memaparkan tentang keempat unsur

intrinsik karya sastra (alur, tokoh dan penokohan, latar, serta tema) dalam novel 2

karya Donny Dhirgantoro. Unsur-unsur tersebut memiliki keterkaitan yang

merupakan sarana penyampaian tema yang dilakukan pengarang terhadap

Unsur alur yang terdapat dalam novel 2 karya Donny Dhirgantoro adalah

alur kronologis disebut juga alur lurus atau alur maju, yaitu struktur yang

peristiwa-peristiwanya disusun secara kronologis; peristiwa-peristiwa yang

pertama diikuti oleh peristiwa-peristiwa yang kemudian atau secara runtut cerita

dimulai dari tahap awal, tahap tengah, dan tahap akhir. Pada tahap awal

dipaparkan kelahiran Gusni di sebuah rumah sakit besar di Jakarta, 27 Oktober

1986. Gusni waktu bayi sudah memiliki badan yang besar, tidak seperti bayi

normal pada umumnya, dengan berat 6,25 kilo dan panjang 59 cm. Gusni tinggal

bersama Papa, Mama, dan Kak Gita di sebuah rumah sederhana. Rangsangan

dalam cerita muncul ketika Papa, Mama, Kakek, dan Nenek membawa pulang

Gusni. Gita kecil waktu itu belum bisa menerima keberadaan Gusni yang

memiliki badan lebih besar darinya. Papa dan Mama dengan sabarnya

mendampingi Gita, hingga akhirnya ia dapat menerima Gusni.

Gawatan terjadi ketika kenyataan berat harus dialami keluarga tersebut,

Papa dan Mama mengetahui keadaan Gusni yang sebenarnya. Papa sebagai tulang

punggung keluarga begitu berat menghadapi semua ini. Tahap tengan terjadi

tikaian ketika keluarga Gusni berkumpul untuk mengatakan yang sebenarnya,

waktu itu Gusni berumur 18 tahun, Papa mengumpulkan keberanian untuk

mengatakan yang sebenarnya pada Gusni. Gusni tidak percaya semua akan terjadi

seperti ini. Kenyataan yang berat harus ia terima, hanya bersama keluarganyalah

ia bisa menerima semuanya. Rumitan dalam cerita ini terjadi ketika Gusni

kembali menatap ke depan mengumpulkan semangat dalam dirinya untuk

berjuang dalam hidupnya melawan segala kemungkinan yang terjadi pada dirinya.

Setiap pagi Gusni berjalan kaki dari rumah ke GOR sejauh lima kilometer. Hari

kesembilan puluh dua selama setelah hari itu, Pak Pelatih memutuskan untuk

pertama kalinya Gusni akan bertanding. Pertandingan ketujuh berturut-turut

kemenangan berhasil diraih Gusni. Pertandingan kedelapan ia merasakan sesak,

rongga dadanya menyempit. Begitu berat tantangan yang harus dihadapi keluarga

tersebut. Tidak bisa dibayangkan seorang ayah dan ibu menyaksikan anaknya

tergeletak kesakitan tidak sadarkan diri. Saat kejadian itulah Gusni tidak boleh

bermain bulutangkis lagi.

Klimaks bagian ini terjadi ketika Gusni tetap ingin bermain bulutangkis

agar ia bisa bertahan hidup. Hati Papa, Mama, dan Gita begitu berat ketika Gusni

tidak ingin berhenti bermain bulutangkis. Keinginannya begitu keras, meski berat

Gusni harus melewatinya. Gita tiba-tiba emosional melihat kelakuan Gusni malam

itu. Gita menghampiri Gusni ke kamarnya dengan marah. Gita semakin marah

kepada Gusni. Gusni tidak terima Kakaknya marah seperti itu, Gusni mencoba

melawan perkataan Kakaknya. Sikap emosional yang dimiliki Gita, membuat

Gusni kesal dan marah pada kakaknya. Pada tahap akhir terjadi leraian ketika Gita

manangis deras saat itu. Pertama kali itu Gusni melihat kakaknya yang memiliki

sifat keras menangis seperti itu. Suasana haru terjadi malam itu, kedua kakak

beradik berpelukan erat malam itu. Konflik kembali terjadi pada diri Gusni, ia

memutuskan untuk putus dari Harry, lelaki yang sangat ia cintaipenyakit yang ada

Penyelesaian dalam novel 2 diceritakan tentang semangat Gusni dalam

menerima segala kenyataan hidup yang sulit. Ia terus berjuang agar ia tetap hidup

untuk membahagiakan orang-orang yang dicintainya, dan yang telah memberi

kesempatan padanya untuk berjuang melawan penyakitnya. Pak Pelatih melihat

semangat Gusni yang luar biasa mengahadapi penyakit yang ada pada tubuhnya.

Semua yang dialami oleh Gusni menjadi kekuatan kepada Pak Pelatih untuk

mempercayainya dalam mengikuti seleksi Pelatnas. Gusni bergabung dalam Tim

Nasional Indonesia. Sesuatu yang luar biasa Gusni tunjukkan pada semua orang

yang menyayanginya bahwa Gusni bisa melewati hidupnya. Keikhlasan untuk

menjalani semuanya ada di benak Gusni, melawan dan berjuang untuk tetap

hidup. Berjuang dan terus percaya, itulah yang ingin ditunjukkan Gusni, dan saat

itulah kebahagiaan akan datang. Harry kembali lagi pada Gusni, kenyataan pahit

yang dialami Gusni, Harry juga ingin bersamanya melewati saat-saat suka

maupun duka nantinya. Cita-cita Gusni membawa energi positif pada dirinya

untuk melawan penyakitnya, menjadi pemain bulutangkis seperti kakaknya. Cita-

cita itu muncul dari hatinya untuk membuat Papa, Mama, dan Gita bangga

padanya, bahwa ia bisa dan pantas melakukannya. Cerita dalam novel 2 karya

Donny Dhirgantoro diakhiri dengan bahagia. Pada Januari 2011, Gusni dan Harry

menikah. Perjuangan Gusni terus ada hingga saat ini.

Berdasarkan alur di atas dapat terlihat dengan jelas tokoh utama dan tokoh

tambahan dalam novel 2 karya Donny Dhirgantoro. Dalam novel tersebut

ditemukan satu tokoh utama yaitu Gusni. Penelusuran ini didasarkan pada

Tokoh yang mendukung tokoh utama dalam novel ini yaitu Gita, Papa, Mama,

Harry, Nuni, Ani, Pak Pelatih, dan Dr. Fuad. Tokoh-tokoh tersebut memiliki sifat

yang berbeda-beda. Gusni memiliki sifat periang, lincah, bersahabat, penuh

semangat, pantang menyerah, dan menyayangi keluarga yang senantiasa

mendampinginya baik suka maupun duka. Papa merupakan seorang ayah dari

Gusni dan Gita yang memiliki sifat sabar, baik, penyayang, dan tegar dalam

menghadapi berbagai persoalan keluarganya. Mama merupakan ibu dari Gusni

dan Gita yang memiliki sifat lembut, penyayang, dan keibuan. Gita adalah kakak

dari Gusni yang bersifat tegas, keras, berambisi, dan berprestasi. Harry adalah

teman laki-laki yang dekat dengan Gusni waktu SD, memiliki tubuh gendut

bersifat ramah dan murah senyum. Nuni adalah sahabat Gusni dan Ani yang

sama-sama memiliki tubuh gendut, bersifat banyak bicara, agak galak, dan selalu

berfikir positif dari bentuk badan yang dimikinya. Ani memiliki sifat kurang

bersemangat karena saat berbicara cenderung lemas, pelan, dan datar, serta selalu

berfikir negatif dengan bentuk tubuhnya yang besar. Dokter Fuad adalah sahabat

dari Pada yang bersifat bijaksana, menghargai, dan menjadi teman kepercayaan

Papa untuk mengetahui keadaan dan perkembangan penyakit Gusni. Pak Pelatih

memiliki sifat galak tetapi tegas.

Paparan dari alur, tokoh, dan penokohan tersebut dapat dilihat latar cerita

yang menunjukkan perjuangan tokoh utama (Gusni). Latar tempat yang

diceritakan antara lain: rumah sakit besar di Jakarta, rumah sederhana, sekolah,

taman kecil, Restoran Bakmi Nusantara, dan Gelanggang Olahraga. Latar sosial

masyarakat di suatu tempat yang membentuk perjuangan Gusni dalam melawan

penyakitnya, yaitu keluarga, sahabat, keluarga Harry, dan Pak Pelatih. Latar

waktu pada bagian awal cerita diceritakan tentang kelahiran Gusni di Jakarta, 27

Oktober 1986, Jakarta 1992, Jakarta 1998 , Jakarta 2003, dan Jakarta 2004.

Tema dalam novel 2 karya Donny Dhirgantoro dinyatakan secara implisit

(tersirat) yang didukung oleh pelukisan alur, latar, dan tersirat dalam lakuan tokoh

atau dalam penokohan. Tema novel tersebut adalah perjuangan untuk melawan

keterbatasan dalam mencapai impian dan mencintai hidup dengan berani.

Dokumen terkait