• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap manajemen laba

Corporate governance terdiri dari kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris independen dan komite audit. Shleifer dan Vishny (1997) menyatakan bahwa kepemilikan saham yang besar dari segi nilai ekonomisnya memiliki insentif untuk memonitor manajemen laba. Secara teoritis ketika kepemilikan manajemen rendah, maka insentif terhadap kemungkinan terjadinya perilaku oportunistik manajer akan meningkat. Kepemilikan manajemen terhadap saham perusahaan dipandang dapat menyelaraskan potensi perbedaan kepentingan antara pemegang saham luar dengan manajemen. Sehingga permasalahan keagenan diasumsikan akan hilang apabila seorang manajer adalah juga sekaligus sebagai seorang pemilik.

Gabrielsen (2002) menguji hubungan antara kepemilikan manajerial dan kandungan informasi laba serta discretionary accrual. Dengan

42 menggunakan data pasar modal Denmark ditemukan adanya hubungan yang positif tetapi tidak signifikan antara kepemilikan manajerial dan discretionary accrual dan hubungan negatif antara kepemilikan manajerial dan kandungan informasi laba. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang menemukan hasil signifikan dan tidak signifikan, maka dengan ini peneliti menyatakan:

H1 = kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh terhadap manajemen laba

2. Pengaruh proporsi dewan komisaris independen terhdap manajemen laba

Xie, Davidson, dan Dadalt (2003) meneliti peran dewan komisaris dengan latar belakang bidang keuangan dalam mencegah manajemen laba. Dari penelitian ini diketahui makin sering dewan komisaris bertemu maka akrual kelolaan perusahaan makin kecil. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien negatif yang signifikan. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa persentase dewan komisaris dari luar perusahaan yang independen berpengaruh negatif secara signifikan terhadap akrual kelolaan.

Penelitian terkait dengan keberadaan dewan komisaris di Indonesia juga banyak dilakukan. Veronica dan Utama (2005), meneliti pengaruh praktik corporate governance terhadap manajemen laba. Praktik corporate governance yang diteliti yaitu proporsi dewan komisaris independen. Hasil dari penelitian adalah kesimpulan bahwa proporsi dewan komisaris independen tidak terbukti berpengaruh terhadap manajemen laba yang

43 dilakukan oleh perusahaan. Boediono (2005), menyatakan bahwa secara parsial pengaruh corporate governance dalam hal ini komposisi dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Verónica dan Bachtiar (2004), menemukan bahwa variabel persentase dewan komisaris independen tidak bekorelasi secara signifikan terhadap akrual kelolaan. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang menemukan hasil signifikan dan tidak signifikan, maka dengan ini peneliti menyatakan: H2 = proporsi dewan komisaris independen mempunyai pengaruh

terhadap manajemen laba

3. Pengaruh jumlah komite audit terhadap manajemen laba

Menurut Xie (2001), pertemuan komite audit, komite audit yang independen dan jumlah ukuran komite audit mempunyai hubungan negatif terhadap earnings management. Xie, avidson, dan Dadalt (2003), menguji efektifitas komite audit dalam mengurangi manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajemen. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini berupa kesimpulan bahwa komite audit yang berasal dari luar mampu melindungi kepentingan pemegang saham dari tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajemen.

Carcello (2006), menyelidiki hubungan antara keahlian komite audit di bidang keuangan dan manajemen laba. Hasil penelitian ini menunjukaan bahwa keahlian komite audit independen di bidang keuangan terbukti efektif mengurangi manajemen laba. Penelitian Veronica dan Utama (2005), menguji pengaruh keberadaan komite audit dalam perusahaan terhadap

44 manajemen laba. Penelitian tersebut melaporkan bahwa variabel keberadaan komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemn laba perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang menemukan hasil signifikan dan tidak signifikan, maka dengan ini peneliti menyatakan:

H3 = jumlah komite audit mempunyai pengaruh terhadap manajemen laba

4. Pengaruh keahlian komite audit terhadap manajemen laba

Menurut Fello (2003), expertise komite audit mempunyai hubungan positif terhadap kualitas laporan keuangan. Itu berarti expertise komite audit dapat menghambat terjadinya earnings management. Menurut Carcello

(2006), expertise anggota komite di bidang keuangan dapat mengurangi

terjadinya earnings management. Suaryana (2005), meneliti hubungan

antara keberadaan komite audit yang memenuhi syarat dan pengaruhnya terhadap earnings response coefficient. Hasilnya adalah earnings response coefficient perusahaan yang telah komite audit yang memenuhi syarat lebih tinggi bila dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memiliki komite audityang memenuhi syarat. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang menemukan hasil signifikan dan tidak signifikan, maka dengan ini peneliti menyatakan:

H4 = keahlian komite audit mempunyai pengaruh terhadap manajemen laba

45 5. pengaruh kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris

independen, jumlah komite Audit, dan keahlian komite audit terhadap manajemen laba

Gabrielsen (2002), menguji hubungan antara kepemilikan manajerial dan kandungan informasi laba serta discretionary accrual. Dengan menggunakan data pasar modal Denmark ditemukan adanya hubungan yang positif tetapi tidak signifikan antara kepemilikan manajerial dan discretionary accrual dan hubungan negatif antara kepemilikan manajerial dan kandungan informasi laba. Smith (1976) menemukan bahwa income smoothing secara signifikan lebih sering dilakukan oleh perusahaan– perusahaan yang dikendalikan oleh manajer dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang dikendalikan oleh pemiliknya.

Xie, Davidson, dan Dadalt (2003) meneliti peran dewan komisaris dengan latar belakang bidang keuangan dalam mencegah manajemen laba. Dari penelitian ini diketahui makin sering dewan komisaris bertemu maka akrual kelolaan perusahaan makin kecil. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien negatif yang signifikan. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa persentase dewan komisaris dari luar perusahaan yang independen berpengaruh negatif secara signifikan terhadap akrual kelolaan.

Menurut Xie (2001), pertemuan komite audit, komite audit yang independen dan jumlah ukuran komite audit mempunyai hubungan negatif terhadap earnings management.

Menurut Fello (2003), expertise komite audit mempunyai hubungan positif terhadap kualitas laporan keuangan. Itu berarti expertise komite audit dapat menghambat terjadinya earnings management. Menurut

Carcello (2006), expertise anggota komite di bidang keuangan dapat

mengurangi terjadinya earnings management.

H5 = kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris independen, jumlah komite Audit, dan keahlian komite audit mempunyai pengaruh terhadap manajemen laba

Dokumen terkait