• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Tindakan supervisi, pengalaman kerja, komitmen organisasi, dan komitmen profesional dengan kepuasan kerja

Penelitian yang telah dilakukan oleh Hadi (2007) mengenai pengaruh tindakan supervisi terhadap kepuasan kerja akuntan pemula, berhasil menunjukkan bahwa aspek kepemimpinan dan mentoring mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja akuntan pemula. Hal tersebut karena penelitian ditujukan pada akuntan pemula yang masih memerlukan bimbingan supervisi dalam melakukan tugasnya. Hasil analisis aspek kondisi kerja dan aspek penugasan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja akuntan pemula. Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian Patten (1995) yang menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara aspek kondisi kerja dan aspek penugasan terhadap kepuasan kerja akuntan pemula.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Tethool dan Rustiana (2003) mengenai dampak interaksi tindakan supervisi dan pengalaman kerja terhadap kepuasan kerja auditor: studi empiris di KAP Yogyakarta, Semarang dan Solo, penelitian ini bertujuan untuk mencari bukti empiris dampak interaksi antara tindakan supervisi dan pengalaman kerja terhadap kepuasan kerja pada auditor junior dan auditor senior. Hasil penelitian mendukung hipotesis yang menyatakan interaksi tindakan supervisi dengan pengalaman kerja berdampak negatif terhadap kepuasan kerja auditor. Ini berarti bahwa semakin banyaknya pengalaman auditor dengan tindakan

supervisi yang semakin tinggi dirasakan auditor malah menurunkan kepuasan kerja auditor. Bagi auditor yang kurang berpengalaman, dengan adanya tindakan supervisi yang semakin rendah dirasakan oleh auditor yang berpengalaman malah menurunkan kepuasan kerja auditor. Namun tindakan supervisi yang semakin tinggi yang dirasakan oleh auditor yang kurang berpengalaman semakin meningkatkan kepuasan kerja auditor.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Amilin dan Rosita Dewi (2008) mengenai pengaruh komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja akuntan publik dengan role stress sebagai variabel moderating, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap variabel kepuasan kerja yang dimiliki oleh seorang auditor.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Restuningdiah (2009) mengenai pengaruh komitmen profesional terhadap kepuasan kerja akuntan pendidikan melalui komitmen organisasional, hasil penelitian menunjukkan bahwa komitmen profesional berpengaruh terhadap kepuasan kerja melalui komitmen organisasional. Adanya pengaruh tidak langsung ini memiliki makna bahwa seorang akuntan pendidik yang memiliki loyalitas pula terhadap profesinya akan memiliki loyalitas pula terhadap organisasinya, sehingga hal ini menyebabkan meningkatnya kepuasan kerja. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa komitmen organisasional merupakan variabel moderator yang memperkuat pengaruh komitmen profesional terhadap kepuasan kerja.

Melihat dari penelitian-penelitian terdahulu dan tinjauan teoritis yang sudah ada, maka peneliti dapat merumuskan hipotesis sebagai berikut: H1 : Terdapat hubungan positif antara tindakan supervisi, pengalaman

kerja, komitmen organisasi, dan komitmen profesional dengan kepuasan kerja auditor.

2. Tindakan supervisi dengan kepuasan kerja

Penelitian yang telah dilakukan oleh Hadi (2007) mengenai pengaruh tindakan supervisi terhadap kepuasan kerja akuntan pemula, berhasil menunjukkan bahwa aspek kepemimpinan dan mentoring mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja akuntan pemula. Hal tersebut karena penelitian ditujukan pada akuntan pemula yang masih memerlukan bimbingan supervisi dalam melakukan tugasnya. Hasil analisis aspek kondisi kerja dan aspek penugasan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja akuntan pemula. Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian Patten (1995) yang menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara aspek kondisi kerja dan aspek penugasan terhadap kepuasan kerja akuntan pemula.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Tethool dan Rustiana (2003) mengenai dampak interaksi tindakan supervisi dan pengalaman kerja terhadap kepuasan kerja auditor: studi empiris di KAP Yogyakarta, Semarang dan Solo, penelitian ini bertujuan untuk mencari bukti empiris dampak interaksi antara tindakan supervisi dan pengalaman kerja terhadap kepuasan kerja pada auditor junior dan auditor senior. Hasil penelitian

mendukung hipotesis yang menyatakan interaksi tindakan supervisi dengan pengalaman kerja berdampak negatif terhadap kepuasan kerja auditor. Ini berarti bahwa semakin banyaknya pengalaman auditor dengan tindakan supervisi yang semakin tinggi dirasakan auditor malah menurunkan kepuasan kerja auditor. Bagi auditor yang kurang berpengalaman, dengan adanya tindakan supervisi yang semakin rendah dirasakan oleh auditor yang berpengalaman malah menurunkan kepuasan kerja auditor. Namun tindakan supervisi yang semakin tinggi yang dirasakan oleh auditor yang kurang berpengalaman semakin meningkatkan kepuasan kerja auditor.

Melihat dari penelitian-penelitian terdahulu dan tinjauan teoritis yang sudah ada, maka peneliti dapat merumuskan hipotesis sebagai berikut: H2 : Terdapat hubungan positif antara tindakan supervisi dengan kepuasan

kerja auditor.

3. Pengalaman kerja dengan kepuasan kerja

Penelitian yang telah dilakukan oleh Tethool dan Rustiana (2003) mengenai dampak interaksi tindakan supervisi dan pengalaman kerja terhadap kepuasan kerja auditor: studi empiris di KAP Yogyakarta, Semarang dan Solo, penelitian ini bertujuan untuk mencari bukti empiris dampak interaksi antara tindakan supervisi dan pengalaman kerja terhadap kepuasan kerja pada auditor junior dan auditor senior. Hasil penelitian mendukung hipotesis yang menyatakan interaksi tindakan supervisi dengan pengalaman kerja berdampak negatif terhadap kepuasan kerja auditor. Ini berarti bahwa semakin banyaknya pengalaman auditor dengan tindakan

supervisi yang semakin tinggi dirasakan auditor malah menurunkan kepuasan kerja auditor. Bagi auditor yang kurang berpengalaman, dengan adanya tindakan supervisi yang semakin rendah dirasakan oleh auditor yang berpengalaman malah menurunkan kepuasan kerja auditor. Namun tindakan supervisi yang semakin tinggi yang dirasakan oleh auditor yang kurnag berpengalaman semakin meningkatkan kepuasan kerja auditor.

Melihat dari penelitian-penelitian terdahulu dan tinjauan teoritis yang sudah ada, maka peneliti dapat merumuskan hipotesis sebagai berikut: H3 : Terdapat hubungan positif antara pengalaman kerja dengan kepuasan

kerja auditor.

4. Komitmen organisasi dengan kepuasan kerja

Komitmen organisasi dapat timbul manakala harapan kerja dapat terpenuhi oleh organisasi dengan baik. Selanjutnya dengan terpenuhinya harapan kerja ini akan menimbulkan kepuasan kerja (Trisnaningsih, 2004). Maka dari itu dapat diambil kesimpulan bahwa komitmen organisasi berhubungan positif terhadap kepuasan kerja. Dimana semakin tinggi komitmen seorang pegawai terhadap organisasinya maka semakin tinggi pula kepuasan kerja yang dialaminya.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Amilin dan Rosita Dewi (2008) mengenai pengaruh komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja akuntan publik dengan role stress sebagai variabel moderating, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap variabel kepuasan kerja yang dimiliki oleh seorang auditor.

Melihat dari penelitian-penelitian terdahulu dan tinjauan teoritis yang sudah ada, maka peneliti dapat merumuskan hipotesis sebagai berikut:

H4: Terdapat hubungan positif antara komitmen organisasi dengan

kepuasan kerja auditor.

5. Komitmen profesional dengan kepuasan kerja

Penelitian yang telah dilakukan oleh Restuningdiah (2009) mengenai pengaruh komitmen profesional terhadap kepuasan kerja akuntan pendidikan melalui komitmen organisasional, hasil penelitian menunjukkan bahwa komitmen profesional berpengaruh terhadap kepuasan kerja melalui komitmen organisasional. Adanya pengaruh tidak langsung ini memiliki makna bahwa seorang akuntan pendidik yang memiliki loyalitas pula terhadap profesinya akan memiliki loyalitas pula terhadap organisasinya, sehingga hal ini menyebabkan meningkatnya kepuasan kerja. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa komitmen organisasional merupakan variabel moderator yang memperkuat pengaruh komitmen profesional terhadap kepuasan kerja.

Melihat dari penelitian-penelitian terdahulu dan tinjauan teoritis yang sudah ada, maka peneliti dapat merumuskan hipotesis sebagai berikut:

H5: Terdapat hubungan positif antara komitmen profesional dengan kepuasan kerja auditor.

I. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan tujuan penelitian di atas mengenai Pengaruh tindakan supervisi, pengalaman kerja, komitmen organisasi, dan komitmen profesional terhadap kepuasan kerja auditor, maka dibuat kerangka pemikiran penelitian sebagai berikut:

Dokumen terkait