• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keterlibatan di Dewan Riset Nasional dan AIPI

Lebih khusus bidang riset dan teknologi DRN didiri-kan untuk turut memberididiri-kan sumbangan dan pengarahan agar pengembangan teknologi di berbagai Departemen juga terkoordinir. Karena itu bila pemerintah sudah menentukan Garis Besar Haluan Negara dan arah pembangunan, DRN dan Litbang-litbang Departemen bersama BAPPENAS dapat mensepakati proyek-proyek pembangunan apa yang dapat dicantumkan dalam buku-buku Rencana Pembangunan Lima Tahun. Sayangnya pertemuan-pertemuan demikian tidak cu-kup sering atau intensif sehingga sektoralisme dalam pemban-gunan masih lebih terasa.

Barangkali karena setelah pendirian DRN baru berdasar-kan Keputusan Menteri Negara bobotnya belum terlalu diakui oleh Departemen-departemen. Baru di tahu 2002 ada undang-undang Ristek yang memuat kedudukan DRN. Dengan dasar UU yang lebih kuat juga dapat didirikan Dewan Riset Daerah, agar sesuai dengan kebijaksanaan otonomi daerah dan desen-tralisasi. Tetapi tentu diharapkan agar koordinasi dilaksanakan

94 Meneliti dan Menjabat Otobiografi: Prof. Dr. Sediono M. P. Tjondronegoro 9

94 Meneliti dan Menjabat Otobiografi: Prof. Dr. Sediono M. P. Tjondronegoro 9

di tingkat provinsi dan antar-kabupaten dalam provinsi perlu ditingkatkan.

Untuk melengkapi ulasan di muka mungkin ada man-faatnya secara singkat menceritakan proses berdirinya DRN.

Setelah Prof. Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo mengakhiri jabatannya dan diganti oleh Prof. Dr. B.J. Habibie di tahun 1978 dengan mandat mengembangkan Riset dan Teknologi, wewenangnya juga bertambah luas. Tugasnya ialah “meng-koordinasikan kegiatan Riset dan Teknologi seluruh instansi pemerintah dalam rangka menunjang pelaksanaan program pemerintah secara menyeluruh”. Karena itu juga lembaga-lembaga seperti BPPT, LIPI, LAPAN, BAKOSURANAL, PUS-PITEK, BATAN dan sebagainya ada di bawah koordinasi Men-teri Negara Ristek.

Dalam kurun waktu Pelita III, beliau telah mempersiap-kan dan menciptamempersiap-kan dua wadah penting untuk

ilmuwan-Bersama para ilmuwan lain dalam rangka sidang paripurna DRN di Serpong

9 Meneliti dan Menjabat Otobiografi: Prof. Dr. Sediono M. P. Tjondronegoro 97

9 Meneliti dan Menjabat Otobiografi: Prof. Dr. Sediono M. P. Tjondronegoro 97

ilmuwan Indonesia. Wadah pertama adalah Tim Perumus dan Evluasi Program Utama Nasional (PEPUNAS) Riset dan Teknologi, sedangkan wadah kedua adalah Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI).

Berdasarkan suatu keputusan Presiden RI no.1 tahun 1984 tim PEPUNAS Ristek tadi dikukuhkan menjadi Dewan Riset Nasional, yang menjadi wadah koordinasi non-struk-tural guna mempersiapkan perumusan Program Utama Na-sional di bidang Riset dan Teknologi. Latar belakang sejarah pendirian DRN yang sayangnya tidak diketahui secara meluas di kalangan pejabat-pejabat Departemen Sektoral, mengakibat-kan koordinasi tidak menjadi kenyataan sebagaimana diren-canakan sejak awal. Bila DRN tugasnya meletakkan dasar dan perwujudan koordinasi IPTEK, Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) yang beranggotakan ilmuwan Indonesia ter-kemuka adalah badan/ lembaga yang bertugas mengarahkan berbagai pengembangan ilmu ke masa depan guna menunjang pembangunan nasional. Karena itu AIPI langsung didirikan berdasarkan Undang-undang no.8/ 1990. Anggota-anggot-anya yang hAnggota-anggot-anya sekitar 0 orang dilantik oleh Presiden RI.

di gedung Pancasila (1991). Sebagai ketua pertama diangkat Prof. Dr. Widjojo Nitisastro, sedangkan Menteri Habibie send-iri sebagai Ketua Komisi Ilmu Rekayasa.

Ada 4 komisi lain yang juga diketuai oleh tokoh-tokoh Il-muwan di bidang yang bersangkutan. Misalnya Ketua Komisi Kebutuhan Dasar (Pangan, Kesehatan) adalah Prof. Dr, Sajo-gyo; Ketua Komisi Ilmu Kedokteran Prof. DR. A.A. Loedin;

ketua Komisi Ilmu Sosial alm. Prof. Dr. Selo Soemardjan; Ketua Komisi Ilmu Pengetahuan Dasar Prof. Dr. J.A. Katili dan Ketua Komisi Kebudayaan adalah alm. Prof. Dr. Fuad Hasan. AIPI berstatus, seperti halnya akademi di Inggris, Perancis, dan Amerika Serikat, bersifat Mandiri dan Non- struktural artinya bukan organ dalam jajaran pemerintahan. Selain dibantu oleh pemerintah juga diperbolehkan mendapat bantuan dari

lem-9 Meneliti dan Menjabat Otobiografi: Prof. Dr. Sediono M. P. Tjondronegoro 97

9 Meneliti dan Menjabat Otobiografi: Prof. Dr. Sediono M. P. Tjondronegoro 97

baga-lembaga luar negeri lain yang sejenis. Karena itu per-nah ada kerjasama dengan US National Academy of Sciences dan sampai sekarang dengan KNAW Belanda, Islam Academy of Sciences dan sebagainya. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga AIPI pun ditanda-tangani oleh Presiden RI dan dicantumkan dalam suatu Kep Pres no.28 tahun 2002.

Lebih khusus mengenai Pengembangan Ilmu-ilmu Sos-ial di Indonesia pernah diselenggarakan serentetan pertemuan oleh Panitia Nasional koordinasi Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial untuk menyusun suatu Laporan Sementara (Interin Re-port) yang kemudian disampaikan kepada Menteri Negara RISTEK (Maret 1997). Dengan mengundang pakar-pakar yang bukan anggota AIPI terkumpullah sejumlah makalah berharga yang memperkaya pemikiran untuk menentukan arah dan cakupan pengembangan ilmu-ilmu sosial.

Setelah seminar CASA diadakan acara Farewell di Universitas Amsterdam, guna merayakan pensiuanan sebagai Guru Besar IPB. Acara

berlangsung di sebuah gereja dekat kampus, Amsterdam 1993.

98 Meneliti dan Menjabat Otobiografi: Prof. Dr. Sediono M. P. Tjondronegoro 99

98 Meneliti dan Menjabat Otobiografi: Prof. Dr. Sediono M. P. Tjondronegoro 99

Setelah penulis memasuki masa pensiun sebagai dosen IPB dan pegawai negeri pada tahun 1993 hubungan organik dengan pemerintah semakin berkurang, hanya kebaikan Men-teri Negara Ristek memohon perpanjangan masa kerja saya sebagai Asisten Menteri V dan Sekretaris DRN sampai tahun 199 kepada Presiden RI. Karena permohonan dikabulkan, penulis masih berfungsi sampai berusia 8 tahun. Tampaknya hal demikian waktu itu sudah dimungkinkan karena ada ren-cana peraturan dari Departemen Pendidikan Nasional untuk mengizinkan seorang guru besar di Universitas dipensiunkan pada usia 70 tahun. Peraturan itu mulai berlaku tahun 1994 dan memasuki abad ke-21 sudah ditarik kembali, sehingga usia pensiun dewasa ini telah kembali ke  tahun.

Setelah seminar CASA diadakan acara Farewell di Universitas Amsterdam, guna merayakan pensiuanan sebagai Guru Besar IPB. Acara berlangsung di

sebuah gereja dekat kampus, Amsterdam 1993.

98 Meneliti dan Menjabat Otobiografi: Prof. Dr. Sediono M. P. Tjondronegoro 99

98 Meneliti dan Menjabat Otobiografi: Prof. Dr. Sediono M. P. Tjondronegoro 99

Menjadi Ketua Umum Ikatan Sosiologi