• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISA DATA

2. Keterlibatan masyarakat dalam penetapan kebijakan

proses penyusunan program-program pembangunan.

Dalam proses pelaksanaan pembangunan di desa perlu melibatkan masyarakat dalam penetapan kebijakan pembangunan, karena dengan melibatkan masyarakat dapat membantu pemerintah daerah dalam memajukaan program desa.

Keterlibatan masyarakat dalam pembangunan sangat baik, dimana hal ini dapat meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat terhadap pembangunan. Rasa kesadaran dan tanggung jawab ini muncul apabila pemerintah daerah dapat mensetujui suatu hal atau dapat menyerap nilai-nilai yang ada dalam masyarakat, untuk itulah keterlibatan masyarakat dalam penetapan kebijakan pembangunan daerah sangat penting.

Untuk melihat kenyataan yang terjadi dilapangan, yaitu apakah masyarakat benar-benar dilibatkan dalam penetapan kebijakan pembangunan desa yang dilakukan, penulis mengadakan wawancara langsung dengan salah satu anggota masyarakat.

Adapun yang penulis wawancarai adalah Bapak Nawawi, dengan menanyakan “ Apakah masyarakat juga turut dilibatkan dalam penetapan program pembangunan yang dilaukan di desa Pulau Kumpai ? Beliau menjawab :

“ dalam penetapan program pembangunan masyarakat selalu dilibatkan, namun kendalanya adanya pada masyarakat itu sendiri, dimana seringkali hanya sedikit masyarakat yang terlibat dalam penetapan kebijakan pembangunan. hal ini dikarenakan banyak masyarakat yang disibukkan dengan pekerjaan sehari-hari untuk mencari nafkah. Ya sebagai masukan buat pemerintah daerah yang terlibat dalam pembangunan desa harapannya mengadakan rapat tidak pada waktu masyarakat lagi beraktifitas atau mengerjakan pekerjaan sehari-hari, karena hal ini sangat mempengaruhi tingkat kehadiran masyarakat dalam proses penetapan dan palaksanaan program pembangunan desa. Padahal kita ketahui bahwa kehadiran masyarakat sangat penting, karena hal ini mempengaruhi tingkat keberhasilan pembangunan yang dilaksanakan di desa Pulau Kumpai “.

Hal tersebut di atas juga di iyakan oleh kepala desa Pulau Kumpai Bapak Hanapius, beliau menambahkan :

“ Aparat desa selalu mengajak masyarakat untuk mengikuti rapat penetapan kebijakan program pembangunan yang akan dilaksanakan di desa. Pertama sekali sebelum mengajak masyarakat terlebih dahulu melakukan sosialisasi tentang pentingnya pembangaunan bagi masyarakat desa, dengan dilakukannya sosialisasi ini harapannya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka dapat mendorong keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan. Namun harapan tersebut tidak sesuai dengan kenyataan dimana hanya sedikit masyarakat yang mau ikut aktif dalam proses pembangunan desa, terutama dalam keterlibatan penetapan kebijakan program pembangunan desa”.

Padahal kita aketahui bahwa kunci dari keberhasilan pembangunan desa adalah masyarakatnya yang aktif dalam pelaksanaan pembangunan. Tanpa adanya peran aktif atau keterlibatan masyarakat akan sulit menciptakan pembangunan yang efektif dan efisien serta dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2.3Kesesuaian pembangunan daerah yang akan dilakukan dengan kebutuhan masyarakat. Apakah program yang telah ditetapkan sesuai dengan hasil musrenbang yang telah dilakukan.

Untuk melihat bagaimana pelaksanaan program pembangunan yang dilakukan di desa Pulau Kumpai serta keberhasilan pemerintah desa dalam menjalankan perannya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, penulis perlu melakukan wawancara kepada masyarakat untuk melihat sejauh mana kepuasan masyarakat terhadap pelaksanaan pembangunan yang telah dilakukan di desa Pulau Kumpai.

Penulis menanyakan hal tersebut kepada salah satu tokoh masyarakat, yaitu Bapak Sumarsono. “ Apakah pelaksanaan pembangunan di desa Pulau Kumpai sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa”?, Bapak Sumarsono menjelaskan :

“Pelaksanaan pembangunan di desa Pulau Kumpai sudah ada yang sesuai dan masih ada yang belum sesuai, bahkan kadang pembangunan yang dilakaukan ada yang tidak berdaya guna sama sekali. Misalnya pembangunan sumur bor yang telah dilakukan, sampai sekarang banyak yang tidak bisa dimanfaatkan oleh masyarakat karena airnya kotor dan berbau, selain itu mesin yang digunakan sering rusak. Kalau pembangunan rumah layak huni sudah agak sesuai, namun bobot dan jumlahnya masih kurang”.

Penulis juga menanyakan “ Apakah masyarakat sudah puas terhadap hasil pembangunan desa”?, hal ini penulis tanyakan kepada Ibu Sarah, dan beliau menjawab :

“Belum, kami belum puas. dilihat dari kualitas pengerjaannya kadang asal siap saja dan terkesan kurang memperhatikaan kebutuhan masyarakat terhadap pembangunan. Standar pengerjaannya pun tidak sesuai dengan perencanaan dan kapasitas, kemudian kontrol tidak terlalu berjalan dengan Dinas yang bertanggung jawab”.

Untuk mempertajam lagi jawaban yang telah diberikan oleh masyarakat, maka penulis juga menanyakan “ Bagaimana situasi dan kondisi pembangunan yang telah dilakukan di Desa Pulau Kumpai? kepada kepala desa Pulau Kumpai, Yaitu bapak Hanapius, beliau menjelaskan :

” Pembangunan yang dilakukan pada dasarnya mempunyai sasaran dan tujuan. Misalnya ada program sarana air bersih, tentu sasarannya biar masyarakat tidak lagi mengkonsumsi air yang standar kebersihannya masih sangat kurang, kemudian pengerasan jalan (seminisasi) tujuannya biar akses dan perhubungan masyarakat bertambah mudah yang sasarannya tentu ekonomi masyarakat akan meningkat karena hasil pertanian dan perkebunan dan hasil-hasil desa lainnya mudah dibawa ke pasar atau pembeli yang datang ke desa. Namun, pembangunan yang dilakukan masih ada yang kurang baik atau kurang sesuai dengan yang telah diputuskan, tapi ada juga yang sudah sesuai. Pembangunan yang sudah sesuai adalah pembangunan rumah layak huni, dan yang tidak sesuai adalah pembangunan saluran air bersih dimana airnya masih keruh dan berbau, sehingga masyarakat tidak mengkomsumsinya”.

Adapun yang menjadi penyebab tidak sesuainya pembangunan yang dilakukan di desa Pulau Kumpai adalah karena pengaruhi keadaan alam, dimana seringnya terjadi kebanjiran, sehingga hal ini akan menghalangi dilakukannya pembangunan jalan atau jembatan di desa Pulau kumpai.

Faktor lain yang menyebabkan pembangunan yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat adalah kurangnya kerjasama antara masyarakat dengan pemerintah desa setempat. Padahal tanpa adanya kerjasama yang baik yang terjalin antara masyarakat dengan pemerintah desa, maka akan sangat sulit untuk mencapai pembangunan yang maksimaal dan berhasil.

2.4Kerjasama antara pemerintah desa dengan masyarakat dalam proses pelaksanaan pembangunan.

Pembangunan pada prinsipnya adalah suatu proses dan usaha yang dilakukan oleh suatu masyarakat secara sistematis untuk mencapai situasi atau kondisi yang lebih baik. Suatu pembangunan akan dikatakan tepat sasaran atau terlaksana dengan baik dan dimanfaatkan hasilnya apabila pembangunan yang dilakukan tersebut benar- benar memenuhi kebutuhan masyarakat.

Supaya pembangunan desa dapat tercapai dengan maksimal, maka harus tercipta koordinasi yang baik antara pemerintah desa dengan masyarakat. Untuk melihat apakah ada koordinasi antara pemerintah desa dengan masyarakat maka penulis mewawancari masyarakat yang langsung terlibat dalam proses pembangunan di desa. Adapun yang penulis wawancarai adalah Bapak Nawawi, beliau mengatakan:

“Kalau masalah koordinasi, kadang ada dan kadang tidak ada. itu yang menjadi permasalahan sekarang ini. Bahkan tidak jarang masalah yang terjadi dalam pembangunan di desa ini adalah terjadinya konflik di masyarakat. Kalau boleh dikatakan masalah koordinasi inilah yang kurang kami lihat”.

Proses pembangunan saat ini haruslah memperhatikan pembangunan yang berakar dari bawah, yaitu pembangunan yang ditentukan sendiri oleh masyarakat sehingga masyarakat bisa mandiri dan menjadikan masyarakat merasa memiliki dan bertanggung jawab atas pembangunan yang dilakukan, dengan demikian pembangunan tersebut akan terpelihara.

Untuk melihat kebenarannya dilapangan maka penulis kembali melakukan wawancara dengan masyarakat desa pulau kumpai, yaitu dengan Ibu Sarah. “ Apakah

masyarakat dilibatkan dalam pelaksanaan pembangunan di desa Pulau Kumpai?”, Ibu tersebut menjelaskan :

“Betul, masyarakat dilibatkan dalam pembangunan desa mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan pemeliharaan pembangunan yang telah dilakukan. Tapi, mengenai dana-dana untuk pembangunan kami sebagai masyarakat tidak tahu, yang kami ketahui hanyalah mengenai pembangunannya saja, misalnya dalam pembangunan atau perbaikan jalan dan jembatan, saluran air bersih dan lain-lain”.

Selain kepada masyarakat, penulis menanyakan hal yang senada kepada Ketua BPD, yaitu Bapak Marwan, Beliau menjelaskan :

“Dalam rapat musyawarah pembangunan desa masyarakat selalu dilibatkan. Apalagi disini setiap tahun ada kebijakan dari pemerintah

daerah (Bupati) untuk menampung aspirasi masyarakat terkait

pembangunan, hal ini dinamakan dengan Sistem jemput bola/ musrenbang. Masyarakat yang memberikan secara langsung ide-ide atau pemikiran mereka”.

BAB V

ANALISIS DATA

Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan metode deskriptif, yaitu setiap data-data dan fakta-fakta yang diperoleh selama penelitian di lapangan dideskriptifkan atau digambarkan sebagaimana adanya yang diiringi dengan penafsiran dan analisis yang rasional. Untuk itu analisa data dalam penelitian ini adalah menggambarkan dan menjelaskan variabel- variabel yang berkaitan dengan peranan pemerintah desa untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

Melalui penyajian data yang telah diperoleh selama melakukan penelitian di desa Pulau Kumpai, baik dengan melakukan wawancara dengan kepala desa, sekretaris desa dan BPD sebagai informan kunci dan tokoh masyarakat sebagai informan utama serta studi kepustakaan. Maka akan dilakukan analisa terhadap setiap data dan fakta-fakta yang telah didapat melalui interpretasi dan penguraian masalah-masalah yang terjadi.

A. Peranan Pemerintah Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam

Pembangunan

Tanggung jawab atas keberhasilan pembangunan desa Pulau Kumpai bukanlah semata-mata dibebankan kepada pemerintah desa dan lembaga lain yang terlibat dalam pembangunan saja, akan tetapi juga merupakan tanggung jawab masyarakat desa tersebut untuk ikut berpartisipasi dalam mensukseskan setiap program-program pembangunan.

1. Fungsi instruktif, menentukan perintah, mengerjakan perintah, bagaimana cara pengerjaan.

Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemerintah sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan dimana pemerintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan efektif memerlukan kemampuan untuk menggerakkan dan memotivasi orang lain agar mau melaksanakan.

Untuk menumbuhkan dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam setiap program pembangunan, maka peranan pemerintah desa sebagai motivator dalam menyampaikan informasi-informasi tentang pembangunan desa Pulau Kumpai mulai dari kegiatan perencanaan, palaksanaan maupun pemeliharaan hasil-hasil pembangunan yang telah dilaksanakan sangatlah diperlukan, karena tanpa adanya komunikasi dari pemerintah desa, maka penyelengaraan setiap program pembangunan tidak mungkin sampai kepada masyarakat secara baik.

Dalam penelitian ini peranan pemerintah desa sebagai sumber informasi dalam pembanagunan desa menyediakan wadah di dalam menyampaikan setiap program- program pembangunan. Di dalam melakukan proses partisipasi, wadah partisipasi merupakan sarana atau saluran untuk menyalurkan informasi yang disampaikan.

Oleh karena itu, wadah yang digunakan pemerintah desa Pulau Kumpai di dalam melakukan partisipasi haruslah sesuai dengan tujuan, isi dan maksud dari setiap program pembangunan yang akan dilaksanakan. Adapun wadah-wadah partisipasi yang digunakan oleh pemerintah desa Pulau Kumpai dalam menyampaikan stiap program-program pembangunan desa antara lain adalah melalui ide atau buah pikiran masyarakat. Ide masyarakat ini merupakan usulan yang disampaikan melalui musyawarah desa.

Namun, melalui wadah tersebut, masyarakat desa Pulau Kumpai kurang kreatif dalam mengeluarkan ide atau pendapat dalam bidang pembangunan, dimana masyarakat lebih cenderung menerima begitu saja keputusan yang dibuat oleh kepala desa. Hal ini terjadi karena masyarakat memberikan kepercayaan atau menyerahkan masalah pembangunan yang akan dilaksanakan penuh kepada pemerintah desa, walaupun pada akhirnya pembangunan desa yang dilakukan itu berjalan dengan apa adannya. Padahal pemerintah desa sangat membutuhkan ide-ide yang cemerlang dan kreatif dari masyarakat setempat mengenai proses-proses pelaksanaan pembangunan maupun hasil dan pemeliharaan dari pembangunan yang telah dikerjakan.

Peranan lain pemerintah desa dalam upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa dapat dilihat dari kehadiran aparat pemerintah desa pada setiap musyawarah atau penyampainan program-program pembangunan. Hal ini sangat perlu karena pemerintah desa di sini berperan sebagai motivator pembangunan di desa.

Namun dilihat dari hasil penelitian yang penulis lakukan bahwa kehadiran para aparat desa dalam musyawarah penyampaian program-program pembangunan masih sangat kurang. Dimana dalam setiap pertemuan yang dilakukan selalu ada saja aparat desa yang tidak hadir atau berhalangan datang ke musyawarah penyampaian program pembangunan. Ketidakhadiran aparat desa ini disebabkan kesibukan dengan pekerjaan dalam mencari nafkah. Sehingga dapat dikatakan bahwa pemerintah desa kurang berperan sebagai motivator pembangunan yang dilaksanakan di desa Pulau Kumpai.

Kehadiran para aparat desa pada setiap penyampaian program-program pembangunan sangatlah berpengaruh terhadap keberhasilan dari pelaksanaan proses partisipasi tersebut, karena dengan hadirnya aparat pemerintah desa akan dapat

mendukung kelancaran proses partisipasi dalam pemyampaian setiap program pembangunan.

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh penulis dengan salah satu tokoh masyarakat Desa Pulau Kumpai Bapak Nawawi yang mengatakan bahwa lebih baik apabila aparat pemerintah desa selalu hadir dalam setiap musyawarah atau penyampaian program-program pembangunan, sehingga masyarakat akan lebih mau lagi untuk ikut dalam musyawarah dalam memberikan ide-ide atau masukan dalam proses pembangunan yang akan dilaksanakan.

Penjelasan yang senada juga diberikan oleh masyarakat lain, yaitu Ibu Sarah yang mengatakan bahwa telah merupakan kewajiban dan tanggung jawab aparat pemerintah desa untuk hadir dalam musyawarah penyampaian program-program pembangunan, karena pada dasarnya yang lebih memahami dan mengerti tentang masalah proses pelaksanaan pembangunan tentunya adalah aparat pemerintah desa.

Berdasarkan hasil penelitian maka pemerintah desa (Kepala Desa) dalam melaksanakan fungsinya sudah maksimal, hal ini dapat dilihat bahwa pembangunan yang masuk merupakan hasil dari instruksi dari kepala desa itu sendiri baik dalam proses pelaksanaan maupun yang akan di rencanakan bersama dengan masyarakat maupun aparat desa, tanpa adanya intruksi dari kepala desa kesemua pembangunan yang ada belum tentu masuk ke desa.

2. Fungsi Konsultatif, cara menetapkan tujuan

Fungsi ini digunakan sebagai komunikasi dua arah. Hal tersebut digunakan sebagai usaha untuk menetapkan keputusan yang memerlukan bahan pertimbangan dan

mungkin perlu konsultasi dengan masayarakat-masyarakat yang di pimpinnya yang di nilai memiliki berbagai bahan informasi dalam menciptakan keputusan.

Tahap berikutnya konsultasi dari pimpinan pada masyarakat yang di pimpin dapat dilakukan setelah keputusan ditetapkan dan sedang dalam pelaksanaan pembangunan. kosultasi itu dimaksudkan untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan- keputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan dengan menjalankan fungsi konsultasi di harapkan keputusan pimpinan akan mendapat dukungan dan lebih mudah menginstruksikanya, sehingga kepemimpinan berlangsung efektif.

Dari hasil penelitian bahwa pemerintah desa dalam melaksanakan fungsi konsultatif sudah berusaha untuk berkonsultasi kepada aparat desa maupun masyarakat, namun dari hasil daripada pembangunan belum sesuai dengan kebutuhan masyarakat hal ini di tandai dengan kualitas pengerjaan sehingga seperti pembangunan jalan yang ada tidak tahan lama dan hancur kembali. Padahal pemerintah sudah berkonsultasi kepada aparat desa maupun masyarakat sesuai dengan hasil wawancari dengan Bapak Marwan selaku ketua BPD di desa Pulau Kumpai.

3. Fungsi Partisipasi, mengaktifkan orang-orang dalam pengambilan keputusan maupun dalam melaksanakannya.

Dalam menjalankan fungsi ini pemerintah desa berusaha mengaktifkan masyarakatnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Partisipasi tidak berarti bebas berbuat semaunya, tetapi dilakukan secara terkendali dan terarah berupa kerjasama dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain.

Pemerintah desa merupakan simbol formil kesatuan masyarakat desa, sebagai badan kekuatan terendah, pemerintah desa dalam fungsi kepimpinan memiliki berbagai

fungsi untuk mengatur masyarakat desanya sendiri dan bertanggung jawab atas segala tugas yang diembannya. Mengingat desa merupakan tempat segala urusan dari segenap unsur pemerintah yang ada diatasnya maka seorang kepala desa berkewajiban menjalankan fungsi kepimpinannya dalam masyarakat desa disamping harus menghadapi arus dan tuntutan pengembangan kehidupan masyarakat secara menyeluruh.

Kepemimpinan merupakan penggunaan keterampilan seseorang dalam mempengaruhi orang lain, untuk melaksanakan sesuatu dengan sebaik-baiknya sesuai dengan fungsinya. Kepemimpinan merupakan interaksi antar kelompok dan proses mempengaruhi kegiatan suatu organisasi. Dalam mencapai tujuannya. Kepemimpinan adalah proses interpersonal yang mempengaruhi kegiatan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan.

Berdasarkan pandangan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang untuk dapat mempengaruhi mendorong, menggerakkan, menuntun, mengajak dan kalau perlu memaksa orang lain agar dapat berbuat sesuatu untuk mencapai tujuan organisasi.

Fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok organisasi masing-masing mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam dan bukan di luar situasi. Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial, karena harus di wujudkan dalam interaksi antar individu di dalam situasi sosial kelompok organisasi masyarakat (rivai, 2005:51).

Untuk mencapai tujuan pembangunan desa yang merupakan bagian pembangunan yang penting artinya, maka pelaksanaan dari pertanggung jawaban diserahkan kepada pemerintah desa (Kepala Desa) sebagai motivator dalam pembangunan desa yang dipimpinnya. Dalam melakukan segala usaha tercapai tujuan tersebut kepala desa

haruslah membuat atau membangun dukungan masyarakat dengan mengajak masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam proses pelaksanaan pembangunan.

Dengan demikian sesuai hasil penelitian yang penulis sajikan bahwa fungsi kepemimpinan pemerintah desa (Kepala Desa) sebagai administrator dalam pembangunan kurang maksimal hal ini terlihat mewancarai salah satu aparat desa yaitu Bapak Suherman selaku sekretaris desa di dalam fungsi partisipasinya dimana kepala desa untuk mengaktifkan masyarakat dalam pelaksanakan pembangunan, masyarakat tersebut banyak yang tidak hadir karena adanya kepentingan-kepentingan lain. Seharusnya pemerintah desa harus memberikan alternatif-alternatif lain yang bisa membangkit semangat masyarakat untuk turut serta dalam proses pembangunan yang akan di usulkan.

4. Fungsi delegasi, melimpahkan wewenang sementara kepada bawahan.

Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat atau menetapkan baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan pemerintah. Fungsi delegasi ini pada dasarnya berarti kepercayaan.

Pelimpahan wewenang ini kepada bawahan harus di yakini yang merupakan pembantu pimpinan yang memiliki kesamaan prinsip dan aspirasi. Berdasarkan hasil penelitian di desa Pulau Kumpai fungsi pemerintah desa dalam memberikan wewenang kepada bawahan belum maksimal, dikarenakan dalam hal ini pemerintah desa (Kepala Desa) memberikan wewenang pada bawahan, kepala desa berkenaan tidak hadir saja. Seharus kepala desa harus memberikan wewenangnya kepada bawahannya pada saat merencanakan pembangunan maupun dalam pelaksanaan.

1. Wujud atau dimensi partisipasi yang diberikan oleh masyarakat.

Pada dasarnya pembangunan desa adalah pembangunan yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Semakin tinggi peran serta masyarakat desa tersebut, maka semakin cepat pula pembangunan desa yang bersangkutan dapat terealisasi, terutama dalam otonomi daerah sekarang ini. Dengan keberadaan delegasi masyarakat desa dalam pembangunan sangatlah penting, dimana terbukanya kran partisipasi masyarakat untuk ikut menentukan dan mengawasi penentuan kebijakan pembangunan daerahnya.

Adapun bentuk- bentuk partisipasi yang diberikan oleh masyarakat desa Pulau Kumpai adalah sebagai berikut :

a) Partisipasi dalam bentuk uang atau benda

Salah satu dari bentuk partisipasi masyarakat dalam mendukung program-program pembangunan di desa Pulau Kumpai adalah dalam bentuk uang atau benda, yaitu merupakan bantuan dana yang sifatnya menunjang kelancaran pelaksanaan dari program- program pembangunan yang akan dilaksanakan.

Partisipasi masyarakat dalam bentuk uang atau benda ini tentunya akan sangat mendukung pelaksanaan program pembangunan desa. Dimana bahwa partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan yang didukung berupa uang atau benda adalah merupakan suatu upaya yang sangat nyata, maka untuk itu pemerintah desa harus bijak dalam mempergunakan anggaran-anggaran bantuan dana pembangunan, dengan demikian pembangunan akan berjalan dengan baik dan lancar.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, bahwa partisipasi masyarakat desa dalam bentuk uang dan benda kurang berpartisipasi, dimana rata-rata masyarakat desa Pulau Kumpai tergolong masyarakat yang berpendapatan rendah, sehinggga masyarakat merasa

berat atau terbeban untuk turut serta memberikan partisipasi dalam bantun uang atau dana.

b) Partisipasi dalam bentuk pikiran atau ide

Gagasan atau ide yang cemerlang dapat menunjang keberhasilan suatu rencana yang telah ditetapkan dan yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu, sumbangan pikiran berupa saran ataupun ide-ide sangat diharapkan dapat membantu dalam upaya pencapaian dan perbaikan program-program pembangunan yang akan dan telah dilakukan supaya mencapai hasil yang maksimal.

Partisipasi masyarakat dalam bentuk pikiran atau ide adalah bentuk partisipasi yang tidak kalah pentingnya dari partisipasi masyarakat dalam bentuk uang atau benda yang biasanya disampaikan dalam musyawarah atau penyampaian program-program pembangunan desa.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, partisipasi masyarakat desa Pulau Kumpai dalam bentuk pikiran dan ide masih sangat kurang, dimana masih ada masyarakat yang tidak ikut serta menyumbangkan pikiran dan ide yang cemerlang atau kreatif untuk keberhasilan pembangunan yang akan dilaksanakan. Adapun yang menjadi faktor penyebab masih kurangnya partisipasi masyarakat desa Pulau Kumpai dalam bentuk pikiran dan ide adalah masih rendahnya tingkat pendidikan rata-rata penduduk (masyarakat), sehingga kurang mampu dalam mencetuskan ide-ide atau pikiran yang kreatif guna mensukseskan program-program pembangunan di desa Pulau Kumpai.

Tingkat partisipasi masyarakat yang paling sederhana dan lazim diberikan oleh anggota masyarakat dalam membantu mensukseskan pelaksanaan suatu program

Dokumen terkait