• Tidak ada hasil yang ditemukan

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Deskripsi Usaha Kecil Pengolahan Ikan di PPP Muncar

5.2 Peran PPP Muncar terhadap perkembangan usaha kecil pengolahan ikan

5.2.2 Ketersediaan fasilitas pelabuhan

Pelabuhan perikanan merupakan suatu kawasan kerja yang meliputi areal daratan dan perairan yang dilengkapi dengan fasilitas yang dipergunakan untuk memberikan pelayanan umum dan jasa guna memperlancar aktivitas kapal perikanan, usaha perikanan dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan usaha

perikanan. Menurut Damoredjo (1981) vide Supriatna (1993), pelabuhan perikanan harus mempunyai fasilitas yang dapat memperlancar kegiatan produksi dan pemasaran hasil tangkapan, menimbulkan rasa aman bagi nelayan terhadap gangguan alam dan manusia dan mempermudah pembinaan serta menunjang pengorganisasian usaha ekonomi nelayan.

Fasilitas yang berada di PPP Muncar terbagai menjadi tiga yaitu fasilitas pokok, fasilitas fungsional dan fasilitas penunjang. Fasilitas pokok yang berada di PPP Muncar antara lain:

Tabel 18 Fasilitas pokok di PPP Muncar

No Rincian Luas (M2) Jumlah Unit Tahun Perolehan

Asal Dana Ket

1 Tanah PPPMuncar PPI Muncar Reklamasi 55.000 13.800 41.200 1 unit 1965 1994 APBN II APBN Baik Baik 2 TPI Kalimoro (Reklamasi)

1.525 1 unit 1998 Pemkab Baik

3 Jetty/Pier 800 LS 1996 Pemkab Rusak

4 Turap/Plengsegan/ Revetmen kalimati 500 - 1994 APBN Baik 5 Break Water 510 Kn= 100 Kr=70 1998 APBN APBN Baik Baik

6 Break Water 1.230 410 2010 P-APBD Baik

7 Tembok penahan tanah

800 - 1998 APBN Baik

8 Dermaga 6.193 - 1998 APBN Baik

9 Kolam pelabuhan 19.751 -

10 Jalan komplek 3.000 - 1998 APBN Baik

11 Slipway 360 3 unit 1997 APBD Baik

12 Jembatan penghubung desa

82 1 unit 1994 APBN Baik

13 Hanggar kapal patroli 88 1 unit 2003 COFISH PROJECT

Baik Sumber: PPP Muncar 2010

Selain fasilitas pokok PPP Muncar memiliki fasilitas-fasilitas fungsional yang merupakan fasilitas yang langsung dimanfaatkan utuk kepentingan manajemen pelabuhan perikanan yang dapat diusahakan oleh perorangan atau badan hukum. Fasilitas fungsional yang dimiliki PPP Muncar terlihat pada Tabel 19.

Tabel 19 Fasilitas fungsional di PPP Muncar No Rincian Luas (M2) Jumlah Unit Tahun Perolehan Asal Dana Ket 1 Gedung: TPI Pelabuhan TPI Kalimoro TPI Tratas TPI Sampangan 1.450 200 200 200 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1994 1979 1979 1979 APBN APBD I APBD I APBD I Baik Baik Tidak Jalan Baik

2 Kantor PPP 1.450 1 unit 1994 APBN Baik

3 G. serba guna 76 1 unit 1994 APBN Baik

4 G. Peralatan 300 1 unit 1994 APBN Baik

5 Rumah tangki BBM 50 1 unit 1994 APBN Baik

6 Rumah genset 36 1 unit 1994 APBN Baik

7 Rumah pompa 30 2 unit 1994 APBN Baik

8 Menara air 11,5 1 unit 1994 APBN Rusak

9 Tangki BBM (liter) 50.000 1 unit 1978 APBN Sedang

10 Bengkel 110 1 unit 1978 APBN Sedang

11 MCK 110 2 unit 1994 APBN Baik

12 Pos keamanan 28 1 unit 1997 APBN Baik

Sumber: PPP Muncar 2010

Fasilitas penunjang yang berada di pelabuhan merupakan fasilitas yang secara tidak langsung dapat menunjang aktivitas kepelabuhanan dan dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan dan mampu memberikan kemudahan bagi masyarakat. Fasilitas penunjang yang dimiliki PPP Muncar terlihat pada Tabel 20. Tabel 20 Fasilitas penunjang PPP Muncar

No Rincian Luas (M2) Jumlah Unit Tahun Perolehan

Asal Dana Ket

1 Kantor KUD Mino 34,5 1 unit 1977 APBN Baik

2 Kantor PLN 62 1 unit 1977 APBN Baik

3 Kantor POLAIRUD 42 1 unit 1977 APBN Baik

4 Rumah Dinas POLAIRUD

64 1 unit 1977 APBN Baik

5 Kantor

SYAHBANDAR

64 1 unit 1977 APBN Baik

6 Balai kesehatan 154 1 unit 1977 APBN Baik

7 Mushola 56 1 unit 1985 APBD Baik

8 Eks pabrik es 104,5 1 unit 1977 APBN Baik

9 Barak nelayan 104,5 1 unit 1977 APBN Baik

10 Rumah dinas 122 2 unit 1969 APBN Baik

11 Gedung saprokan 120 20 unit 2001 APBN Baik

12 Gedung saprokan 152 8 unit 2001 APBN Baik

13 Gedung tempat keranjang

56 10 unit 2001 APBN Baik

14 Pagar keliling 710 1 unit 1994 APBN Rusak

Peran Pelabuhan Perikanan Pantai Muncar dalam pengembangan usaha kecil pengolahan ikan di PPP Muncar terlihat terhadap jasa penyediaan fasilitas yang dipergunakan oleh usaha kecil pengolahan ikan. Fasilitas pihak pelabuhan yang dibutuhkan oleh pengolahan ikan terinci pada Tabel 21.

Tabel 21 Fasilitas yang dibutuhkan usaha kecil pengolah ikan

Fasilitas dan Pelayanan Ketersediaan Kondisi Keperluan prapoduksi

Lahan Ada Baik

TPI Ada Tidak Berjalan

Listrik Ada Baik

Air bersih Ada Baik

Keperluan produksi

Pengolahan limbah Ada Rusak

Keperluan Pemasaran/distribusi

Pasar Tidak ada -

Kendaraan distribusi Tidak ada -

Sumber: Pengamatan dan wawancara

Usaha kecil pengolahan ikan di PPP Muncar dalam proses produksinya memanfaatkan fasilitas dan jasa yang diberikan pihak pelabuhan dalam menunjang kegiatan produksi usaha pengolahan ikannya. Fasilitas yang dipergunakan yaitu seperti fasilitas penyediaan tempat atau lahan untuk melaksanakan kegiatan produksi, pasokan air bersih, dan listrik.

Fasilitas lahan atau tempat yang disediakan oleh pihak pelabuhan yaitu diterapkan sistem sewa lahan berukuran 6x12m3.Sewa lahan dibayarkan perbulan

sebesar Rp 15.000 di awal bulan. Sistem pembayaran sewa lahan ini dikoordinir oleh ketua kelompok dari komplek pengasin ikan dan pembuat terasi yang berada di PPP Muncar. Ketika uang dari para anggota kelompok sudah terkumpul maka ketua kelompok akan menyetorkannya kepada bagian keuangan di PPP Muncar. Pengolahan ini terdiri dari 3 kelompok besar yang masing-masing anggota kelompoknya terdiri dari 10-9 orang pengolah. Nama kelompok pengolah ikan kering ini yaitu Kelompok Cahaya Amin, Kelompok Bintang Terang, dan Kelompok Cahaya Terang.

Gambar 10 Aktivitas penjemuran ikan

Lahan yang telah disediakan pihak pelabuhan kepada pengolah ikan nyatanya masih kurang besar. Luas lahan yang disewakan masih belum mencukupi, ketika ikan-ikan yang diproduksi banyak jumlahnya pengolah kekurangan tempat untuk menjemur ikan-ikan tersebut. Tempat yang telah disediakan tidak dapat menampung semua ikan-ikan yang akan dijemur sehingga ikan-ikan dijemur di pelataran-pelataran dermaga pelabuhan. Lahan yang kurang memadai ini terkadang menjadi penghambat dalam proses produksi karena ikan- ikan yang akan dijemur terpaksa didiamkan terlebih dahulu menunggu giliran dijemur dan hasil yang diperoleh pun tidak sesuai yang diharapkan.

Fasilitas air bersih yang diperlukan pengolah ikan telah disediakan oleh pelabuhan. Pihak pelabuhan bekerja sama dengan Perusahaan Daerah Air Minum untuk mengizinkan pihak PDAM memasang jalur instalasi air ke kawasan pengolah ikan di dalam pelabuhan. Pengolah yang memiliki uang lebih yang memiliki akses untuk memasang instalasi air bersih. Para pengolah lain yang tidak memiliki modal tiap harinya dapat membeli air kepada pengolah yang telah memasang instalasi air seharga Rp 500 per dirigen isi 15 liter. Selain memasang instalasi air dari PDAM, para pengolah ikan di PPP Muncar diperbolehkan untuk mengebor sumber air atau sumur untuk keperluan mencuci ikan yang akan dijadikan bahan baku produksi mereka.

Gambar 11 Aktivitas pencucian ikan

Fasilitas instalasi listrik yang disediakan oleh pihak pelabuhan dipergunakan oleh pengolahan ikan untuk penerangan di malam hari. Biaya yang dibutuhkan untuk membayar lisrik sebesar Rp 5.000 per bulan yang dibayarkan kepada ketua kelompok. Menurut para pengolah ikan, mereka sebenarnya tidak terlalu membutuhkan pasokan listrik untuk kegiatan produksi ikan. Produksi dilakukan pada pagi hingga sore hari dan tidak membutuhkan penerangan yang cukup banyak dan alat-alat yang dipergunakan untuk kegiatan produksi semuanya tidak membutuhkan aliran listrik.

Fasilitas pengolahan limbah yang dibutuhkan pengolahan tidak disediakan oleh pihak pelabuhan. Fasilitas pengolahan limbah yang tersedia tidak berjalan

atau rusak. Air limbah yang telah dipergunakan untuk membersihkan ikan dibuang kedalam saluran air yang berhulu di kolam pelabuhan, sehingga kolam menjadi kotor dan banyak sampah-sampah hasil limbah pengolahan.

Proses pendistribusian hasil produksi pengolah ikan, pihak pelabuhan tidak memberikan fasilitas untuk membantu proses distribusi. Proses distribusi atau pemasaran dilakukan di kios-kios produksi. Para pemborong datang langsung ke kios-kios produksi disanalah terjadi proses pembelian, sehingga para pengolah tidak harus menjual sendiri hasil olahannya ke pasar. Pemborong ini yang akan menjual produk olahan langsung ke konsumen atau kepada pengecer. Pihak pelabuhan tidak menyediakan tempat atau pasar untuk menjual hasil olahan di dalam pelabuhan. Pengolah ini memanfaatkan tempat yang disediakan oleh pelabuhan untuk mengolah ikan menjadi tempat untuk menjual hasil olahan.

Peran PPP Muncar dalam pengembangan usaha kecil pengolahan ikan dirasa kurang baik. Tahapan-tahapan proses pengolahan mulai saat ikan didaratkan hingga pada saat ikan didistribusikan peranan PPP Muncar hanya sedikit. Terlihat pada beberapa fasilitas yang rusak maupun tidak berjalan dan pelayanan yang diberikan pun kurang maksimal memenuhi kebutuhan usaha kecil pengolahan ikan. Pelayanan yang diberikan pihak pelabuhan kurang maksimal dikarenakan sumberdaya manusia yang mengelola atau melayani fasilitas-fasilitas tersebut hanya dua orang. Hal ini menyebabkan tidak semua pelayanan dan fasilitas dapat terlayani dengan baik.

5.3 Kepuasan pengolah ikan terhadap peranan pelabuhan

Tingkat kepuasan pengolah ikan dalam kasus kali ini dinilai berdasarkan peranan pelabuhan terhadap atribut-atribut ketersediaan fasilitas dan pelayanan yang diberikan. Kepuasan pengolah diperoleh dari penilaian kepentingan dan kinerja pelabuhan terhadap pengolah ikan atau lebih dikenal dengan metode

Importance and Performance Analysis. Penilaian kepentingan dan kinerja dalam kasus ini pihak pelabuhan dilakukan dengan menggunakan diagram kartesius tingkat kinerja dan kepentingan dari atribut-atribut kepuasan pelanggan. Masing- masing atribut akan menempati salah satu kuadran yang terdapat dalam diagram tersebut berdasarkan rata-rata skor kinerja (RSK) dan rata-rata kepentingan (RSP) yang dimilikinya.

Tabel 22 Penilaian kinerja dan kepentingan terhadap pengolahan ikan

Dimensi Atribut RSK (X) RSP (Y)

Praproduksi

Ketersediaan suplai bahan baku pengolahan ikan 2,10 4,70 Kualitas mutu bahan baku pengolahan ikan 4,00 4,70 Pemantauan mutu bahan baku pengolahan ikan 3,40 4,30

Penyediaan informasi harga ikan 1,30 4,40

Cold storage 1,40 2,10

Pabrik es atau gudang es 1,00 1,90

Produksi

Program atau pembinaan pengolah ikan 3,10 4,30

Instalasi air bersih 3,30 4,30

Instalasi listrik 3,00 4,00

Instalasi BBM 2,50 2,40

Pengolahan limbah 1,50 4,20

Distribusi

Penyediaan informasi daerah distribusi 1,30 4,40

Penyediaan informasi harga pasar 1,10 4,10

Ketersediaan kendaraan distribusi 1,00 4,00

Ketersediaan pasar atau tempat untuk menjual hasil olahan ikan 1,90 4,00 Ketersediaan suplai bahan baku pengolahan ikan 3,30 4,10

Pemantauan mutu bahan baku pengolahan ikan 3,50 4,30

Penyediaan informasi harga ikan 1,60 4,00

Pelayanan Cold storage 1,50 2,90

Yang Program atau pembinaan pengolah ikan 3,20 3,90

diberikan Instalasi air bersih 3,00 4,10

pihak Instalasi listrik 3,10 4,00

Pelabuhan Instalasi BBM 2,40 3,00

Penyediaan informasi daerah distribusi 1,60 4,20

Penyediaan informasi harga pasar 1,20 4,20

Ketersediaan kendaraan distribusi 1,00 4,20

Ketersediaan pasar atau tempat untuk menjual hasil olahan ikan 1,70 4,10 Ketersediaan suplai bahan baku pengolahan ikan 3,40 4,10 Pemantauan mutu bahan baku pengolahan ikan 3,20 4,10

Penyediaan informasi harga ikan 1,70 4,30

Cara Cold storage 1,00 2,70

Melayani Program atau pembinaan pengolah ikan 3,70 4,10

Yang Instalasi air bersih 3,20 4,00

Dilakukan Instalasi listrik 3,20 4,00

Pengelola Instalasi BBM 2,60 2,70

Pelabuhan Penyediaan informasi daerah distribusi 1,10 4,00

Penyediaan informasi harga pasar 1,00 4,00

Ketersediaan kendaraan distribusi 1,00 4,10

Ketersediaan pasar atau tempat untuk menjual hasil olahan ikan 1,90 3,90 Keterangan: Sumber: Hasil wawancara

RSK : Rata-rata skor kinerja RSP : Rata-rata skor kepentingan

Hasil penilaian pengolah terhadap kinerja dan kepentingan untuk atribut- atribut penyediaan praproduksi, produksi dan distribusi terlihat pada Tabel 21. Hasil perhitungan menempatkan atribut ke dalam salah satu kuadran pada diagram kartesius tingkat kepentingan dan kinerja pelayanan pelabuhan terhadap usaha kecil pengolahan ikan. Diagram kartesius dianalisis berdasarkan kegiatan praproduksi, produksi, distribusi, pelayanan dan cara melayani yang diberikan pihak pelabuhan.

Diagram kartesius kegiatan praproduksi menempatkan garis yang membatasi kuadran yaitu garis X dan garis Y. Garis X = 2,2 yang merupakan nilai rata-rata kinerja dari atribut yang dianalisis dan garis Y= 3,68 yang merupakan nilai rata-rata kepentingan dari atribut yang dianalisis. Nilai tersebut didapat dari penjumlahan skor hasil wawancara dengan para pengolah dibagi dengan banyaknya atribut yang dianalisis, sehingga didapatkan diagram kartesius seperti terlihat pada Gambar 12.

Gambar 12 Diagram kartesius tingkat kepentingan dan kinerja pelayanan pelabuhan terhadap pengolahan ikan pada proses praproduksi

Atribut-atribut yang terdapat pada kuadran A merupakan atribut yang dianggap mempengaruhi kepuasan pengolahan ikan. Atribut dalam kuadran A merupakan unsur-unsur jasa yang dianggap sangat penting dan manajemen belum melaksanakan sesuai keinginan pelanggan, sehingga mengecewakan atau tidak

1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 K epent ig a n Kinerja

Suplai bahan baku Kualitas mutu bahan baku Pemantauan mutu Informasi harga ikan Cold storage Pabrik es y x A B C D

memuaskan. Untuk itu pihak pengelola atau penyedia harus berupaya meningkatkan kinerjanya agar pengelola pengolahan ikan merasa puas.

Atribut dalam kuadran ini yaitu atribut seperti penyediaan informasi harga ikan dan ketersediaan suplai bahan baku pengolahan ikan. Atribut ini tidak memuaskan karena pihak pelabuhan tidak memberikan informasi mengenai harga ikan dipasaran dan suplai bahan baku tidak kontinu. Suplai bahan baku kurang memuaskan karena ikan-ikan yang didaratkan tidak tetap jumlahnya. Saat musim puncak banyak ikan yang didaratkan, akan tetapi saat musim paceklik ikan yang didaratkan sangat sedikit. Saat musim paceklik tidak jarang para pengolah terpaksa mendatangkan ikan-ikan dari luar pelabuhan dan jika harga ikan terlalu mahal mereka memilih untuk tidak berproduksi untuk sementara waktu bahkan akan menutup usahanya.

Atribut-atribut yang terdapat pada kuadran B merupakan atribut yang menunjukkan unsur jasa pokok yang telah berhasil dilaksanakan perusahaan sehingga pelabuhan wajib untuk mempertahankan. Atribut dalam kuadran B dianggap sangat penting dan sangat memuaskan. Atribut yang terdapat dalam kuadran B ini yaitu atribut kualitas mutu bahan baku pengolahan ikan dan pemantauan mutu bahan baku pengolahan ikan. Atribut yang terdapat pada kuadran C merupakan atribut yang menunjukan faktor yang kurang penting pengaruhnya bagi pelanggan, tetapi dalam pelaksanaannya oleh pelabuhan biasa- biasa saja dimana dianggap kurang penting dan kurang memuaskan. Atribut yang terdapat pada kuadran ini yaitu atribut seperti fasilitas pabrik es atau gudang es dan fasilitas cold storage. Atribut ini dinilai kurang penting karena para pengolah ini yang terdiri dari pengasin ikan dan pembuat terasi membeli ikan dari nelayan dan langsung diolah dengan cara dijemur sehingga tidak membutuhkan gudang es ataupun cold storage.

Diagram kartesius untuk tingkat kinerja dan kepentingan kebutuhan produksi dapat terlihat pada Gambar 13.

Gambar 13 Diagram kartesius tingkat kepentingan dan kinerja pelayanan pelabuhan terhadap pengolahan ikan pada proses produksi

Garis pembatas kuadran pada Gambar 13 yaitu garis X= 2,68 yang merupakan nilai rata-rata kinerja dari atribut yang dianalisis dan garis Y= 3,8 yang merupakan nilai rata-rata kepentingan dari atribut yang dianalisis. Atribut produksi yang terdapat pada kuadran A (prioritas utama) yaitu atribut pengolahan limbah. Atribut ini dianggap sangat penting akan tetapi pihak pelabuhan belum melaksanakannya dengan baik sehingga para pengolah merasa tidak puas. Pengolah merasa tidak puas karena sampah atau limbah hasil pencucian ikan terbuang oleh saluran yang kemudian berhilir ke kolam dermaga dan akan terbawa ke laut yang nantinya akan mencemari laut.

Atribut yang berada pada kuadran B (pertahankan prestasi) yaitu atribut program atau pembinaan pengolah ikan, instalasi air bersih dan instalasi listrik. Atribut ini merupakan atribut yang dinilai sangat penting dan pihak pelabuhan berhasil melayaninya sehingga wajib untuk dipertahankan. Atribut pada kuadran C (prioritas rendah) merupakan kuadran yang menetapkan atribut yang kurang penting pengaruhnya bagi pengolah tetapi pelaksanaannya oleh pelabuhan biasa- biasa saja. Atribut ini dianggap kurang penting dan kurang memuaskan. Atribut produksi pada kuadran ini yaitu atribut penyediaan BBM karena para pengolah dalam memproduksi barangnya tidak membutuhkan BBM. Semua kegiatan produksi dilakukan oleh tangan manusia tidak mempergunakan mesin.

Kinerja dan kepentingan pelayanan proses distribusi pengolah ikan dapat terlihat pada Gambar 14.

1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 K epent ing a n Kinerja

Program pembinaan Ukm Air bersih Listrik BBM Pengolahan limbah X Y D A B C

Gambar 14 Diagram kartesius tingkat kepentingan dan kinerja pelayanan pelabuhan terhadap pengolahan ikan pada proses distribusi

Gambar 14 menunjukkan garis pembatas kuadran yaitu garis X= 1,15 yang merupakan nilai rata-rata kinerja dari atribut yang dianalisis dan garis Y= 4,1 yang merupakan nilai rata-rata kepentingan dari atribut yang dianalisis. Grafik tersebut menunjukkan bahwa seluruh atribut pelayanan dan fasilitas distribusi yang diperlukan pengolah berada di kuadran A. Kuadran A merupakan kuadran yang mempengaruhi kepuasan pelanggan yang dianggap sangat penting namun manajemen tidak melaksanakannya sesuai keinginan pelanggan sehingga mengecewakan dan tidak puas.

Atribut distribusi yang diperlukan oleh pengolah yaitu informasi daerah distribusi, informasi harga pasar, kendaraan distribusi, dan ketersediaan pasar untuk menjual hasil olahan. Atribut distribusi yang dibutuhkan pengolah tidak disediakan pihak pelabuhan. Pendistribusian dilakukan dengan menunggu pengepul untuk membeli hasil olahan mereka. Pengolah ini memiliki keterbatasan dalam pengadaan kendaraan distribusi dan informasi daerah distribusi sehingga mereka lebih memilih menjual hasil olahannya kepada pengepul atau pemborong yang akan menjual kembali hasil olahan tersebut kepada konsumen.

Atribut lain yang perlu dianalisis yaitu atribut pelayanan yang diberikan pihak pelabuhan dan atribut cara melayani yang dilakukan pihak pelabuhan. Atribut pelayanan yang diberikan pihak pelabuhan merupakan atribut-atribut yang berkaitan dengan kegiatan pelayanan yang diberikan pihak pelabuhan kepada para

1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 K epent ingan Kinerja

Informasi daerah distribusi Informasi harga pasar Kendaraan distribusi Ketersediaan pasar Y X A B C D

pengolah dalam membatu kegiatan usaha mereka. Adapun tingkat kepuasan dan kepentingan pelayanan ini tersaji dalam Gambar 15. Garis yang membatasi kuadran adalah garis X= 2,11 yang merupakan nilai rata-rata kinerja dari atribut yang dianalisis dan garis Y= 3,9 yang merupakan nilai rata-rata kepentingan dari atribut yang dianalisis. Nilai tersebut didapat dari penjumlahan skor hasil wawancara dengan para pengolah dibagi dengan banyaknya atribut yang dianalisis. Hasil perhitungan terlihat pada Gambar 15.

Gambar 15 Diagram kartesius tingkat kepentingan dan kinerja pelayanan yang diberikan pihak pelabuhan terhadap pengolah ikan

Atribut pelayanan yang diberikan pihak pelabuhan yang perlu ditingkatkan seperti suplai bahan baku, penyediaan informasi harga ikan, penyediaan daerah distribusi, penyediaan informasi harga pasar, ketersediaan kendaraan distribusi dan ketersediaan tempat untuk menjual hasil olahan ikan. Atribut tersebut terdapat pada kuadran A yang merupakan kuadran atribut yang dianggap penting tetapi mengecewakan ataupun tidak puas. Pelayanan pihak pelabuhan terdapat pada kuadran B yaitu seperti atribut pelayanan pemantauan mutu bahan baku pengolahan ikan, pelayanan program atau pembinaan pengolah ikan, pelayanan instalasi air bersih dan pelayanan instalasi listrik. Atribut pada kuadran B pelabuhan dianggap telah berhasil meleyani kosumen dan harus dipertahankan.

Atribut pelayanan yang diberikan pihak pelabuhan seperti pelayanan cold storage menempati kuadran C. Hal ini dikarenakan pihak pengolah tidak terlalu

1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 K epent ingan Kinerja

Suplai bahan baku Pemantauan mutu Informasi harga ikan Clod storage Pembinaan Ukm Air bersih listrik

Informasi daerah distribusi Informasi harga pasar Kendaraan distribusi Ketersediaan pasar BBM Y X A B C D

membutuhkan jasa cold storage untuk produksinya karena ikan-ikan yang telah dibeli langsung dicuci dan dijemur sehingga tidak membutuhkan cold storage. Pihak pelabuhan pun tidak menyediakan cold storage di dalam pelabuhan sehingga banyak perusahaan-perusahaan swasta yang membuka cold storage

sendiri di lingkungan luar pelabuhan.

Atribut yang terdapat pada kuadran D menunjukkan faktor yang mempengaruhi pelanggan kurang penting, akan tetapi dalam pelaksanaanya berlebihan. Atribut dalam kuadran ini dianggap kurang penting tetapi sangat memuaskan. Atribut pelayanan yang diberikan pihak pelabuhan kepada pengolah ikan pada kuadran ini yaitu atribut yang berkaitan dengan pelayan pada fasilitas BBM. Terlihat pada diagram cartesius bahwa fasilitas BBM ini sebenarnya tidak di butuhkan oleh para pengolah ikan akan tetapi pihak pelabuhan mengeskplor secara berlebih. SPBU yang terdapat pada pelabuhan ini memang tidak di khususkan untuk pengolah ikan tetapi untuk para nelayan yang membutuhkan bahan bakar untuk keperluan melaut.

Atribut cara melayani fasilitas yang diberikan pihak pelabuhan dapat terlihat pada Gambar 16 dibawah ini:

Gambar 16 Diagram kartesius tingkat kepentingan dan kinerja cara melayani yang diberikan pihak pelabuhan terhadap pengolah ikan

Garis pembatas kuadran yaitu garis X= 2,27 yang merupakan nilai rata- rata kinerja dari atribut yang dianalisis dan garis Y= 3,8 yang merupakan nilai rata-rata kepentingan dari atribut yang dianalisis. Atribut cara melanyani pihak pelabuhan yang terdapat pada kuadran A yaitu ketersediaan suplai bahan baku,

1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 K epent ingan Kinerja

Suplai bahan baku Pemantauan mutu Informasi harga ikan Clod storage Pembinaan Ukm Air bersih listrik

Informasi daerah distribusi Informasi harga pasar Kendaraan distribusi Ketersediaan pasar BBM Y X A B C D

penyediaan informasi harga ikan, penyediaan informasi daerah distribusi, penyediaan informasi harga pasar, ketersediaan kendaraan dan ketersediaan pasar atau tempat untuk menjual hasil olahan ikan. Atribut pada kuadran A perlu ditingkatkan pelayanannya karena para pengolah telah menilai pelayanan yang diberikan pelabuhan tidak memuaskan atau mengecewakan.

Atribut cara melayani dari pihak pelabuhan seperti pemantauan mutu bahan baku pengolahan ikan, program atau pembinaan pengolah ikan, instalasi air bersih dan instalasi listrik berada pada kuadran B. Kuadran ini menunjukan pelayanan yang diberikan pihak pelabuhan memuaskan sehingga perlu dipertahankan prestasinya. Atribut yang terdapat pada kuadran C yaitu atribut cara melayani pada fasilitas cold storage yang dinilai kurang penting oleh para pengolah dan tidak diberikan pelayanan yang baik oleh pelabuhan. Atribut yang berada pada kuadran D yaitu atribut cara melayani BBM dimana pengolah ikan merasa kurang penting tetapi pelayanan yang diberikan memuaskan.

5.4 Pembahasan

Peran Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Muncar dalam pengembangan usaha kecil pengolahan ikan dirasa kurang baik. Terlihat dari data jumlah usaha kecil pengolah ikan di PPP Muncar yang jumlahnya menurun secara signifikan pada tahun 2009-2010. Jumlah penurunan usaha kecil pengolah ikan ini mencapai 49,2% dari total jumlah usaha kecil di PPP Muncar pada tahun 2008. Penurunan

Dokumen terkait