• Tidak ada hasil yang ditemukan

C, hal ini dapat dipenuhi dengan baik di daerah beriklim tropis. Di samping itu untuk pertumbuhan yang lebih baik, eceng gondok lebih cocok terhadap pH 7,0 - 7,5, jika pH lebih atau kurang maka pertumbuhan akan terlambat (Mukti, 2008).

Pada umumnya jenis tanaman gulma air tahan terhadap kandungan unsur hara yang tinggi. Sedangkan unsur N dan P sering kali merupakan faktor pembatas. Kandungan N dan P kebanyakan terdapat dalam air buangan domestik. Jika pada perairan kelebihan nutrien ini maka akan terjadi proses eutrofikasi. Eceng gondok dapat hidup di lahan yang mempunyai derajat keasaman (pH) air 3,5 - 10. Agar pertumbuhan eceng gondok menjadi baik, pH air optimum berkisar antara 4,5 – 7. 2.2.5.3. Ciri-ciri Fisiologis Enceng Gondok

Eceng gondok memiliki daya adaptasi yang besar terhadap berbagai macam hal yang ada disekelilingnya dan dapat berkembang biak dengan cepat. Eceng gondok dapat hidup ditanah yang selalu tertutup oleh air yang banyak mengandung makanan. Selain itu daya tahan eceng gondok juga dapat hidup ditanah asam dan tanah yang

basah (Anonim, 1996). Kemampuan eceng gondok untuk melakukan proses-proses sebagai berikut :

a. Transpirasi

Jumlah air yang digunakan dalam proses pertumbuhan hanyalah memerlukan sebagian kecil jumlah air yang diadsorbsi atau sebagian besar dari air yang masuk kedalam tumbuhan dan keluar meninggalkan daun dan batang sebagai uap air. Proses tersebut dinamakan proses transpirasi, sebagian menyerap melalui batang tetapi kehilangan air umumnya berlangsung melalui daun. Laju hilangnya air dari tumbuhan dipengaruhi oleh kwantitas sinar matahari dan musim penanamnan. Laju teraspirasi akan ditentukan oleh struktur daun eceng gondok yang terbuka lebar yang memiliki stomata yang banyak sehingga proses transpirasi akan besar dan beberapa factor lingkungan seperti suhu, kelembaban, udara, cahaya dan angin.

b. Fotosintesis

Fotosintesis adalah sintesa karbohidrat dari karbondioksida dan air oleh klorofil. Menggunakan cahaya sebagai energi dengan oksigen sebagai produk tambahan. Dalam proses fotosintesis ini tanaman membutuhkan CO

2 dan H 2

c. Respirasi

O dan dengan bantuan sinar matahari akan menghasilkan glukosa dan oksigen dan senyawa-senyawa organic lain. Karbondioksida yang digunakan dalam proses ini beasal dari udara dan energi matahari.

Sel tumbuhan dan hewan mempergunakan energi untuk membangun dan memelihara protoplasma, membran plasma dan dinding sel. Energi tersebut dihasilkan

melalui pembakaran senyawa-senyawa. Dalam respirasi molekul gula atau glukosa (C 6H 12O 6 2.3. Landasan Teori

) diubah menjadi zat-zat sedarhana yang disertai dengan pelepasan energi.

Adanya tumbuhan Enceng gondok (Eichornia crassipes) berpengaruh terhadap perkembangbiakan larva nyamuk Anopheles spp. Ada beberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangbiakan larva nyamuk Anopheles spp. di antaranya faktor biologi, faktor fisik serta faktor kimia (Irsanya, 2005).

Vegetasi air dapat mempengaruhi kehidupan larva seperti pohon bakau, ganggang. Tumbuhan bakau, lumut, ganggang dan berbagai jenis tumbuhan lain dapat mempengaruhi kehidupan larva nyamuk karena dapat menghalangi sinar matahari (Irsanya, 2005).

Menurut Rao dalam Marsaulina (2002) tumbuhan air di tempat perindukan sangat berperan terhadap keberadaan larva nyamuk Anopheles. Hal ini disebabkan oleh tumbuhan air dapat berfungsi sebagai tempat penambaan diri bagi larva nyamuk saat beristirahat di atas permukaan air, tempat berlindung dari arus air dan serangan predator (Marsaulina, 2002).

Suhu udara mempengaruhi panjang pendeknya siklus perkembangbiakan nyamuk. Menurut Thomson dalam Marsaulina (2002), waktu tetas telur Anopheles sangat dipengaruhi oleh suhu air pada tempat perindukannya, makin tinggi suhu air maka waktu tetas akan semakin singkat.

Menurut penelitian Ompusunggu dkk (1992) larva An. sundaicus dan An. subpictus hampir selalu ditemukan bersama-sama di lagun yang berjarak 0-10 meter dari pantai. Kondisi lagun pada saat penemuan kedua spesies ini adalah lebih sering ditemukan di air bersih daripada air kotor, hampir selalu ada algae, lebih sering dengan bahan-bahan terapung, hampir selalu ada sinar matahari langsung (Ompusunggu dkk, 1992).

pH air mempengaruhi tempat perindukan nyamuk Anopheles spp. Menurut Marsaulina (2002) derajat keasaman (pH) air digunakan dalam pengaturan respirasi dan sistem enzim dalam tubuh larva nyamuk. pH air sangat bervariasi dengan bertambahnya kedalaman, pH cenderung menurun (Marsaulina, 2002).

Salinitas berpengaruh terhadap tempat perindukan nyamuk. Pada kadar garam di atas 40 0/00

BOD (Biochemical Oxygen Demand) menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk memecah atau mengoksidasi bahan-bahan buangan di dalam air. Jika konsumsi oksigen tinggi yang ditunjukkan dengan semakin kecilnya sisa oksigen terlarut, maka berarti kandungan bahan-bahan buangan yang membutuhkan oksigen tinggi untuk reaksi biokimia, yaitu untuk mengoksidasi bahan organik, sintesis sel, dan oksidasi sel (Fardiaz, 2004).

tidak memungkinkan untuk perkembangan larva nyamuk. pH air juga berpengaruh terhadap pengaturan respirasi dan sistem enzim dalam tubuh larva (Marsaulina, 2002).

Menurut Warren dalam Marsaulina (2002) bahwa kandungan oksigen terlarut yang sangat rendah mengurangi jenis invertebrata berukuran lebih besar sedangkan

caing Tubifex, larva-larva nyamuk dan sebagainya masih ditemukan. Biasanya pada air yang cukup dangkal persediaan O2

Penurunan oksigen terlarut di dalam air adalah menurunnya kehidupan hewan dan tanaman air. Hal ini disebabkan karena mahluk hidup tersebut banyak yang mati atau melakukan migrasi ke tempat yang konsentrasi oksigennya masih tinggi (Fardiaz, 2004).

masih banyak ditemukan (Marsaulina, 2002).

Kandungan oksigen terlarut yang sangat rendah mengurangi jenis invertebrata berukuran lebih besar sedangkan caing Tubifex, larva-larva nyamuk dan sebagainya masih ditemukan. Di alam, larva nyamuk bergantung pada mikroorganisme yang menjadi makanannya, zooplankton dan fitoplankton.

Adanya berbagai jenis ikan pemakan larva seperti ikan kepala timah (panchax spp.), gambusia, nila, mujahir dan lain-lain akan mempengaruhi populasi nyamuk d suatu daerah (Marsaulina, 2002).

2.4. Kerangka Konsep Penelitian

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian

Angka Perkembangbiakan nyamuk Anopheles spp.

• Larva

• Pupa (Kepompong) • Imago (Nyamuk Dewasa) Faktor Lingkungan Dengan

Keberadaan Tumbuhan Enceng gondok (Eichornia

crassipes): 1. Fisik • Suhu Air • Sinar Matahari • Kedalaman Air 2. Kimia • pH • Kadar Garam • BOD • DO 3. Biologi • Hewan Predator

Dokumen terkait