• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETUA RAPAT: Cukup

Dalam dokumen DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA (Halaman 43-54)

Baik, Bapak-bapak sekalian.

Tadi sudah diulas oleh teman-teman berkaitan dengan beberapa yang telah disampaikan oleh Balitbang, Pak Irjen, Pak Sekjen, Kepala Badan Pengembangan SDM, sudah sehat tapi Pak ya? Kemarin ada sakit kalau nggak salah ya? Oh nggak, oh bukan ya, ada izin waktu rapat yang lalu. Oh Pak Irjen. Ya, jadi saya kira kita sudah semuanya berkaitan dengan ini.

Bapak-bapak sekalian.

Dengan beberapa yang telah disampaikan ini ya tentu merupakan jadi masukan catatan kita pada saat-saat nanti. Karena memang tentunya kita lihat dari beberapa program yang disampaikan, termasuk kebutuhan dana yang telah disampaikan, ya memang di antara tiga Eselon I ini ya dari Badan Pengembangan karena berkaitan dengan masalah sumber daya manusia. Tapi tentu Pak Irjen yang punya fungsi sangat strategis dalam rangka untuk menjalankan roda di Kementerian Perhubungan, ya tentu berkaitan dengan apa yang telah menjadi tugas Irjen ya kita berharap dapat terlaksana dengan sebaik-baiknya.

Begitu juga tadi dengan Balitbang, sudah banyak masukan Pak Umar kaitan dengan beberapa. Memang kalau saya lihat berkaitan dengan jalan juga sekarang itu yang tempat-tempat itu saja yang kecelakaan ini pasti ada kesalahan ini ya. Artinya ya kalau di kampung kan bilang itu angker, ini ada apa ini, tapi saya kira mungkin perlu menjadi penelitian kita. Karena ada di daerah saya itu ada suatu tempat itu di lintas Kalimantan itu selalu itu saja yang terjadi kecelakaan. Nah ini mungkin apakah kemiringannya, tikungannya, supaya tidak terjadi ini tentu harus menjadi perhitungan kita berkaitan dengan keselamatan.

Begitu juga ya macam transportasi udara kita ya saya kira perlu kita harus mempunyai target, artinya berapa kalau tadi di bawah sekian, berapa persen dalam waktu 50 dalam 5 tahun umpamanya, ya target kita tidak terjadi

kecelakaan, umpamanya apa kenaikan 70% atau berapa ini kan harus ada. Makanya memang sebenarnya tapi selama ini kan Badan Litbang semuanya Badan Litbang itu sebagai pelengkap saja. Nah ini yang salahnya kita, padahal kita negara masuk ke negara maju ini harusnya peran Litbang itu sangat strategis, seluruhnya bukan hanya di kementerian. Termasuk BPPT juga tidak ya sekarang ini kan BPPT ini punya hal yang sangat strategis di dalam...(suara kurang jelas) ini, tapi tapi saya kira ya tentu semakin maju orang semakin akan berpikiran yang lebih positif.

Bapak/Ibu sekalian.

Saya kira sebelum kita simpulkan ini, kami silakan kepada Bapak-bapak sekalian jawab secara singkat. Saya kira tidak perlu secara mendetail, mungkin secara tertulis saja yang singkat-singkat saja untuk disampaikan kemungkinan perlu ada yang disampaikan dari apa yang disampaikan oleh Bapak/Ibu sekalian di Komisi V.

Silakan Pak.

SEKJEN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN RI (Dr. Ir. DJOKO SASONO, M.Sc.):

Terima kasih Pimpinan.

Yang kami hormati Pimpinan dan Anggota Komisi V DPR RI.

Terima kasih banyak atas masukan-masukan dan arahan-arahan terkait dengan Pelaksanaan Anggaran Tahun 2021 dan juga Rencana Tahun Anggaran 2022. Sebenarnya tadi disampaikan oleh Pak Hamka tentang tema Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktural dengan anggaran yang tersedia, kami berusaha untuk memberikan fokus-fokus sesuai dengan kebutuhan dengan harapan bahwa memang nanti output dan outcome juga tidak mengalami banyak perubahan, sehingga dengan demikian diharapkan akan dicapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan. Tentunya kami mengharapkan juga nanti dukungan-dukungan dari Komisi V terkait dalam pelaksanaannya.

Ada hal-hal yang tentunya kami akan laporkan pada pertemuan yang akan datang yang lebih detail dan untuk hal yang lainnya kami akan laporkan nanti secara tertulis. Khususnya terkait dengan beberapa hal yang tadi sudah diberikan kepada kami dan untuk hal-hal lainnya yang terkait dengan unit Eselon I lainnya kami akan koordinasikan di internal kami tadi dari Pak Tamanuri dan segala macam, dengan harapan bahwa nantinya secara komprehensif Kementerian Perhubungan bisa mencapai target dan sasaran yang sudah ditetapkan.

Terkait dengan hal-hal lainnya yang utamanya terkait dengan padat karya tentunya ini ya akan banyak sekali nanti kami komunikasikan dengan kawan-kawan di Direktorat Jenderal khususnya, dengan demikian nantinya

kita harapkan bahwa salah satu yang akan memberikan manfaat kepada masyarakat terkait dengan pendekatan ini bisa dicapai.

Demikian Pak Pimpinan dari kami. Terima kasih kasih atas segala arahan, bimbingan dan dukungan.

Terima kasih Pak. KETUA RAPAT:

Lanjut Pak Irjen, ada yang disampaikan?

IRJEN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN RI (DR. GEDE PASEK SUARDIKA, M.SC):

Baik, terima kasih Pak Pimpinan. Bapak/Ibu sekalian yang saya hormati.

Terima kasih atas arahan semua dari Pimpinan dan Anggota Komisi V. Secara umum apa yang disampaikan dan diarahkan, kami Inspektur Jenderal siap mengawal. Pak Jhonni dampak pandemi ini seperti apa, kalau Inspektorat Jenderal pandemi ini banyak memberikan pembelajaran Pak buat kami. Tadi saya sampaikan sejak tahun 2020 kemarin dengan adanya pandemi ini proses pengawasan tetap harus dilakukan. Oleh karenanya salah satunya adalah kami memulai memberanikan diri dengan melakukan dengan semi remote audit. Semi Remote Audit itu sebagian kita lakukan di lapangan, sebagian lagi juga dilakukan on the desk. Nah ini salah satu dampak pandemi yang membuat kita untuk berpikir cerdas dan agile...(suara kurang jelas).

Yang ke dua berkaitan juga dengan isu-isu kinerja transportasi Inspektur Jenderal sejak mulai perencanaan turut mengawal Bapak Pimpinan, bahkan mulai persiapan pelaksanaannya yaitu pengadaan barang dan jasa kami sudah memulai melakukan yang disebut dengan audit pengadaan barang dan jasa atau probity audit. Ini adalah suatu audit yang baru yang di beberapa APIP pun masih belum banyak dilakukan dan guideline-nya belum ada ini. Nah ini kami bahwa mencoba untuk melakukan itu dalam rangka untuk pengawalan.

Demikian juga yang khusus kepada Ijten terima kasih Pak Muhammad Aras, Pak Hamka Pak, berkaitan dengan arahan mengenai Itjen agar mengantisipasi terhadap pelanggaran jangan sampai jadi temuan. Sejak awal seperti kami sampaikan tadi Itjen sudah mengawal sejak mulai dari perencanaan, bahkan sebelum perencanaan dengan melakukan koordinasi dan komunikasi dengan para auditee dan UPT-UPT yang ada di Kementerian Perhubungan. Termasuk juga melakukan rapat-rapat informal berkaitan dengan program-program yang akan diusulkan oleh UPT maupun oleh subsektor.

Selanjutnya kepada Pak Hamka terima kasih. Tadi disampaikan anggaran Itjen turun, memang tidak banyak 1-1,5 miliar, namun arahan beliau jangan sampai kinerja turun. Kami bisa sampaikan dari hasil yang kami bisa laporkan Bapak, dengan melakukan semi remote audit tahun 2020 itu dari target jumlah auditee yang kita targetkan 89, mungkin kalau ada ininya kalau ada slide-nya bisa ditampilkan. 89 target revisi audit capaiannya 100%. Saya ulangi 100 auditee, berarti naik 13%. Ini karena tadi menggunakan remote audit.

Di tahun 2021 ini dengan jumlah UPT atau objek audit 581, targetnya masih tetap 149, posisi saat ini sudah 40% hampir 60 auditee. Nah tahun 2022 memang jadi turun anggaran. Tahun 2021 anggaran pengawasan 19 miliar, tahun 2022 karena turunnya anggaran tadi menjadi turun 1,5-2 miliar tadi, anggaran pengawasan turun 17 miliar, berarti turun 2 miliar dari tahun 2021, tetapi target kami tetap 149 target auditee yang akan dilakukan. Nah ini dapat kami lakukan karena tadi kami selalu akan menyempurnakan proses pelaksanaan remote audit tadi dan kami yakini ini akan sangat bisa tercapai sebagaimana potret tahun 2020 naik hampir 13% dari yang kita capai.

Dengan demikian turunnya anggaran Inspektorat Jenderal tidak akan mengurangi kinerja atau output. Mungkin kami yakin akan bisa lebih dari itu dengan semakin menerapkan remote audit. Hal-hal yang tidak perlu itu yang kita kurangi, misalnya seperti sekarang rapat-rapat dinas, itu otomatis tidak akan dilakukan karena harus menjaga jarak dan sebagainya.

Demikian tambahan dari kami, lebih kurangnya mohon maaf dan kami terima kasih atas saran dan arahan Bapak/Ibu sekalian.

Wassalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh. Terima kasih.

KETUA RAPAT: Terima kasih.

Sedikit saja, kalau hasil pemeriksaan di Irjen yang sudah itu, itu bagaimana tindak lanjutnya Pak?

IRJEN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN RI (DR. GEDE PASEK SUARDIKA, M.SC.):

Sesuai ketentuan Bapak, itu wajib...(suara kurang jelas) 60 hari setelah LHA turun. LHA itu adalah Laporan Hasil Audit. Jika tidak dilaksanakan tidak ditepati ada dikasih kesempatan 3 kali. Jika 3 kali tidak, kalau itu berkaitan dengan temuan administratif akan berakhir kepada hukuman disiplin atau PP 53. Tapi jika itu berkaitan dengan kerugian negara itu akan dilakukan dengan audit khusus dan mungkin bisa mengarah ke pidana.

KETUA RAPAT:

Ya, terima kasih.

Nantilah lebih lanjut saya ada beberapa hal nanti akan koordinasi dengan Pak Irjen.

Silakan Pak Umar.

KEPALA BALITBANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN RI (Dr. UMAR ARIS, S.H., M.M., M.H.):

Terima kasih, Pak Wakil Ketua. Pak Pimpinan Komisi V yang kami hormati, Bapak Ibu Anggota Dewan.

Kalau jawaban secara umum mungkin kalau tertulis tadi sebagaimana Pak Sekjen sudah sampaikan, tentu kami konsolidasikan di bawah arahan Pak Sekjen untuk memberikan jawaban, baik jawaban umum maupun jawaban satu persatu sesuai Tupoksi kami masing-masing.

Izinkan saya menjawab beberapa hal yang sifatnya kuantitatif ditanya langsung masuk perguruan tinggi maupun BRIN dan secara umum hal-hal yang telah disampaikan sejak Pak Wakil Ketua, Bapak Pimpinan Rapat tadi sangat mendukung dan tanda kutip berharap banyak tentu atas nama bangsa Indonesia ke Litbang ini itu menjadi perhatian kami sungguh-sungguh dan itu selalu menjadi arahan Bapak Menteri Perhubungan, agar suatu output dari Litbang suatu studi Litbang itu yang betul-betul bermanfaat sebagaimana yang Bapak arahkan tadi dan lebih konkrit tidak hanya sekedar tertulis dan dapat diimplementasikan. Oleh karena itu beberapa metode yang akan kami lakukan di Badan Litbang, selain melibatkan perguruan tinggi dan kami juga punya peneliti-peneliti yang sangat paham betul operasional karena dari kalangan Perhubungan. Kami melibatkan unsur regulator mungkin yang lalu saya sudah sampaikan juga.

Kalau bicara transportasi tidak hanya Perhubungan yang ikut bertanggungjawab dan ikut memikirkan, seperti jalan kita tahu ada PU, ada Kepolisian, nah itu kita libatkan sesuai proporsinya. Kemudian Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dan beberapa disiplin ilmu yang lain. Oleh karena itulah dengan adanya perguruan tinggi selintas menjawab sebelum secara perguruan tinggi mana saja Pak, kami sudah ada catatan.

Kita mencoba untuk ada tanda kutip dengan segala hormat ada karakteristik-karakteristik spesialisasi-spesialisasi di perguruan tinggi itu. Misalnya di bidang kedirgantaraan kami memohon dengan Bapak-bapak dari ITB dengan kawan-kawan dari IPB. Di bidang kelautan tentu ITS tentu ada juga perguruan-perguruan tinggi lain yang mendalami soal itu ada Universitas Patimura, ada hal-hal lain. Bahkan kadang-kadang satu perguruan tinggi itu

dia juga menggandeng beberapa-beberapa yang terkait seperti ART Autonomus Rare… (suara kurang jelas) itu selain Universitas Gajah Mada juga melibatkan. Jadi InshaAllah hal itu kami akan sesuaikan.

Dan semangat utama yang selalu Bapak arahkan sejak pertemuan yang lalu maupun hari ini pada umumnya, itu adalah tentu studi yang betul-betul bermanfaat dan apa namanya yang yang bisa diimplementasikan. Nah kami selalu dapat arahan, saya ulang sekali lagi positioning suatu Badan Litbang hasil penelitian itu dia boleh dikatakan kalau di tahapan political will, itu tentu sejak dari Bapak Presiden, Menteri dengan acuan-acuannya itu political will-nya. Political action-nya tentu Direktorat Jenderal terkait bagaimana mengeksekusinya ini secara operasional, tetapi Litbang kita harapkan dengan berpedoman ketentuan-ketentuan dan arahan dia pra-political will, sebelum dinyatakan dilarang mudik misalnya itu harusnya sudah ada masukan dari Litbang itu yang kita lakukan kemarin itu bahwa ini SWOT analisisnya kalau kita lakukan, kalau kita mudik dampaknya atau yang berkembang di masyarakat adalah sudah PD dengan vaksin misalnya ya, kemudian dia sudah jenuh, hal-hal ini yang kami teliti. Akhirnya kami rekomendasikan ya Alhamdulillah menjadi suatu pedoman. Itu salah satu contoh, Pak.

Demikian juga hal-hal transportasi, acuan dari Litbang selain kemajuan ilmu teknologi, kita melihat hakekat transportasi itu sudah dituangkan dengan sungguh-sungguh di undang-undang, baik di empat undang-undang yaitu transportasi yang selamat, yang aman, yang nyaman, yang terjangkau. Nah itulah yang kita teliti apakah ini sudah berjalan, misalnya lokasi bandar udara dan dan pelabuhan. Di dalam perundang-undangan sudah jelas harus melihat dari aspek teknis, apakah dari aspek keselamatan operasi penerbangan, apa kedalamannya ini boleh. Aspek ekonomis apakah ini juga, apakah menguntungkan atau sekian kapan. Itu sudah di guidance undang-undang, akan tetapi ada juga di konsep transportasi ini policy mungkin kebijakan dari Pimpinan. Ada yang kalau istilahnya ship follow the trade atau dengan kata lain dari to trade follow the ship, artinya dengan kita ciptakan dulu pelabuhan di sana atau bandara itu akan menumbuhkan rangsangan ekonomi, barangkali itu juga jadi salah satu pertimbangan. Tentu tidak melihat sekarang sudah ada hitungan-hitungannya, tetapi apakah sekarang karena pandemi Covid tentu hal-hal ini juga bisa menjadi suatu itu. Litbang akan semaksimal mungkin membuat suatu studi yang InshaAllah bermanfaat...(suara kurang jelas)

Dan terakhir singkat saja yang ditanyakan Dewan yang terhormat tadi sampai saat ini ada 12 perguruan tinggi itu, kan tadi ditanya demikian Pak, Pak Suryadi yang terhormat dari PKS:

1. ITS;

2. Universitas Nusa Cendana, juga sudah kita libatkan; 3. Universitas Cendrawasih;

4. Unpatti; 5. Unhas;

6. Mulawarman; dan 7. Undip;

8. ITB; 9. UGM; 10. UI;

11. Unsri; dan 12. Udayana.

Sedangkan lembaga BPPT, Litbang Kompas dan Biro Klasifikasi. Kenapa Unlam belum, mungkin tingkat pemasarannya, bukan tingkat pemasaran, kami akan melihat nanti apakah akan ada suatu kegiatan transportasi di NTB Mandalika. Tidak mustahil dan bisa saja kami jemput bola, kami koordinasikan mana hal-hal yang bisa kita kerjasamakan atau dia bagian sub konsorsium kayak ITB dia gandeng tidak sendiri, dia melibatkan juga beberapa perguruan tinggi tergantung materi muatan, tergantung objek apa. Jadi Unlam kami perhatikan sungguh-sungguh Pak. Kami juga akan bisa roadshow ke sana atau tolong sampaikan bisa kami berkoordinasi dengan sana.

Dan terakhir kaitan BRIN Pak, Bapak yang terhormat, sesungguhnya ini tentu kalau kebijakan-kebijakan yang lebih luas tentu tingkat Pak Menteri atau Pak Sekjen bisa membantu nanti. Apakah pertanyaannya apakah Kepala Badan, apakah Badan Litbang akan hilang atau ada kira-kira begitu ya. Kalau yang saya pahami dari peraturan perundang-undangan yang ada, BRIN itu diatur saat ini dengan Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2021 tentang Badan Riset dan Inovasi Nasional dan kalau kita lihat hal-hal yang diatur di sini. BRIN mempunyai tugas membantu Presiden dalam menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi secara nasional yang terintegrasi serta melakukan monitoring, pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi BRIDA. Itu secara umum tugas BRIN yang ada di Perpres dan di peraturan di dalamnya di sini juga disebutkan di Pasal 62 pengintegrasian tugas dan fungsi pada unit kerja yang melaksanakan penelitian, pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menghasilkan invensi dan inovasi di lingkungan kementerian/lembaga diintegrasikan ke dalam BRIN. Saya Garis bawahi adalah yang menghasilkan invensi dan inovasi di lingkungan kementerian.

Kalau sepanjang kita melakukan penelitian dalam rangka mewujudkan tujuan transportasi yang selamat, aman, nyaman tadi, menurut hemat saya dari peraturan perundang-undangan ini tidak serta merta dia masuk BRIN. Ini adalah yang lebih ke dalam konsep. Namun demikian tentu masih ada tahapan-tahapan pembahasan, kami akan menyesuaikan saja dan seperti saya sampaikan tadi, apakah nanti kebijakan tentu tingkat Pak Menteri yang bisa bicara ini. Apakah pergeseran Badan Litbang yang ada organisasi sekarang ini menjadi katakanlah di Kementerian Keuangan BKF (Badan Kebijakan Fiskal apakah Pak Sekjen...(suara kurang jelas), tapi tanggapan beliau, apa kebijakan transportasi tidak mustahil itu hanya nomenklatur, tapi menghilangkan fungsi penelitian dan pengembangan transportasi ini sangat berbahaya menurut saya Pak. Oleh karena itu mohon dukungan Bapak-bapak Pimpinan sebagai Pembina transportasi. Demikian Pak.

Terima kasih.

Wassalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT:

Lanjut Mas.

PLT. KEPALA BPSDMP KEMENTERIAN PERHUBUNGAN RI (Ir. ZULFIKRI, DEA):

Baik, terima kasih Bapak Pimpinan.

Mungkin saya merespon dua Pak, pertanyaan yang disampaikan oleh para Anggota Komisi V tadi.

Yang pertama terkait dengan bagaimana BPSDM tentunya khususnya sekolah-sekolah kita merespon perilaku yang disampaikan, perubahan perilaku disampaikan Pak Aras tadi diantaranya adalah kebutuhan pembelajaran dengan pola daring, tentunya peran-peran teknologi informasi menjadi penting. Dan yang kedua mungkin nanti sedikit merespon apa yang disampaikan oleh Pak Hamka penambahan anggaran di Tahun 2022.

Untuk daring pembelajaran daring sendiri memang kita sudah melakukan evaluasi yang cukup intensif Pak. Karena di tahun ini BPSDM sudah melakukan pembelajaran jarak jauh sejak pertengahan tahun 2020 dan memang di beberapa sekolah kita dipersyaratkan harus juga ada on campus. Nah untuk yang pembelajaran jarak jauh, ini yang perlu kita kembangkan memang di Tahun 2022 kita tentunya harus mengembangkan mempersiapkan selain sarana prasarana untuk teknologi informasi maupun kualitas tenaga pendidik kita dalam rangka menguasai pembelajaran dengan sistem daring tadi. Jadi kalau kita lihat di anggaran tadi kita memang sudah menyiapkan juga Pak untuk peningkatan pelayanan berbasis teknologi informasi di Tahun 2022 dan juga untuk beberapa aplikasi-aplikasi baik mobile maupun e-learning, termasuk pembekalan dari pada SDM-nya sendiri. Itu kami kira mencoba merespon Pak untuk kebutuhan pembelajaran jarak jauh dan juga tetap kita harus melakukan pembelajaran on campus. Karena disyaratkan untuk secara internasional bahwa dalam sertifikasi harus ada praktek-praktek karena ini pendidikan-pendidikan vokasi, Pak. Itu yang pertama dari terkait dengan bagaimana kita BPSDM merespon kebutuhan untuk pendidikan ke depan dengan berbasis teknologi informasi.

Yang ke dua, apa yang disampaikan oleh Pak Hamka tadi Pak, benar Pak bahwa anggaran kita di tahun 2000 di Pagu indikasi di tahun 2022 tadi ada sekitar 3,7. Namun perlu kami jelaskan juga bahwa program untuk di BPSDM-nya ada 2 dan lain dengan yang program-program yang yang di sub sektor yang lain Pak. Jadi untuk di BPSDM ini selain dukungan manajemen, ada program pendidikan vokasi, Pak. Ini yang menjadikan mungkin masih tetap untuk dalam rangka memperkuat sumber daya manusia khususnya di

transportasi, masih tetap dipenuhi anggaran sesuai dengan target-target yang sebenarnya di tahun 2021 ini sudah terpotong cukup besar, Pak. Jadi kita kembalikan nanti target-target yang mungkin akan kami jelaskan Pak nanti secara detail, apa-apa output yang akan kita capai di Tahun 2022 dalam rangka mengurangi target-target yang memenuhi target-target di tahun 2021 ini.

Selain itu Pak Menteri juga ada beberapa program strategis Pak yang di dalam rangka memperkuat sumber daya manusia selain untuk transportasi di luar, juga ada program strategis. Yang pertama adalah menyelenggarakan S2 double degree Pak, untuk memperkuat SDM di Kementerian Perhubungan selama mungkin untuk sampai ke tahun depan kita masih juga ada dialokasikan mulai tahun ini Pak mulai tahun 2021 ini adalah 80 orang kita akan staf dari Kementerian Perhubungan dipersiapkan untuk mengikuti program S2 double degree dengan perguruan tinggi di luar Pak. Ini yang sudah dimulai oleh Pak Menteri program-program yang cukup strategis kami kira.

Yang ke dua juga nanti akan ada mulai tahun ini Pak S2 terapan untuk di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Pak. Ini yang sudah dibuka oleh di Sekolah S2 di STIP kita S2 terapan.

Dan yang selanjutnya yang lain mungkin yang perlu kami sampaikan di sini bahwa ada Diklat-diklat Vokasi yang memang targetnya akan meningkat di tahun 2022, selain juga DPM (Diklat Pemberdayaan Masyarakat). Sebagai contoh Pak di tahun ini hanya 44.170, tahun depan kita targetkan ini akan ada 79.927 orang Pak akan kita lakukan Diklat Pemberdayaan terkait dengan Diklat-diklat teknis di transportasi Pak, baik Matra Darat, Laut, maupun Udara. Kami kira itu Pak beberapa penjelasan, secara detail nanti akan kami sampaikan secara tertulis.

Terima kasih, Pak. KETUA RAPAT:

Baik, Bapak-bapak sekalian.

Dalam dokumen DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA (Halaman 43-54)

Dokumen terkait