• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oke Pak Ruhut, itu sudah menjadi internal kita.

F-PD (RUHUT POLTAK SITOMPUL, S.H.) :

Sebentar Pimpinan, saya clear-kan dulu. Karena ini akhirnya saya tidak ada maksud apa-apa.

KETUA RAPAT :

Oke kita sudah pahami, mohon kita juga kembali kepada agenda kita.

Tapi semuanya apresiasi ya.

F-PD (RUHUT POLTAK SITOMPUL, S.H.) :

Oke Pimpinan, saya hanya mau katakan baru kami nanti Komisi III jam.

KETUA RAPAT :

Silakan Pak Nizar.

F-PG (H. MOH NIZAR ZAHRO, SH) :

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Terima kasih Pimpinan.

Nama Moh Nizar Zahro, Dapil Jawa Timur XI, Bangkalan, Sampang Pamekasan, Sumenep.

Terima kasih Pimpinan yang saya hormati. Saya ingin meluruskan kepada Pimpinan hasil rapat konsultasi pengganti Bamus kemarin pada tanggal 3 November 2014, bahwa diputuskan penetapan mitra kerja Komisi DPR RI sudah ditetapkan berdasarkan hasil rapat konsultasi.

Saya ingin memberikan catatan kepada Pimpinan agar konsisten terhadap apa yang diputuskan. Pertama pandangan saya, Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa sudah sangat jelas, ruh dari desa itu adalah salah satu pasalnya memberikan kewajiban Pemerintah Pusat 10% dari dana bagi hasil agar diberikan kepada Pemerintah Desa. Ruh dari Pemerintah Desa itu adalah 40%

diberikan untuk belanja langsung dan 60% diberikan kepada belanja tidak langsung. Sampai hari ini ruh itu berada di dalam infrastruktur pedesaan. Oleh

karena itu berkaitan dengan Menteri PDT atau juga infrastruktur sudah dijelaskan visi misi dan Kementerian PDT pada tahun 2014 sampai 2019 masih ada 280 kabupaten yang tertinggal dan 30.000 desa tertinggal. Saya merasakan itu.

Oleh karena itu saya harap kepada Pimpinan agar konsisten terhadap hasil rapat konsultasi mengembalikan Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi itu kepada Komisi V atau dipending dulu sambil lalu mengadakan kajian ilmiah kepada Komisi mana yang paling pas. Karena kalau berbicara dengan Kementerian Desa administrasinya itu akan masuk kepada Kementerian Keuangan di Dirjen Perimbangan Keuangan Daerah karena ini ada dana transfer daerah.

Berbicara infrastrukturnya masuk ke Komisi V, infrastruktur dari listrik sampai juga jalan dan jembatan dan lain sebagainya.

Oleh karena itu agar tidak berlarut-larut, saran saya dan usul saya bagi Kementerian atau mitra-mitra yang menjadi perdebatan pada siang hari ini dipending dulu dan nanti diadakan Paripurna lanjutan.

Terima kasih.

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT :

Baik terima kasih Pak Nizar.

Kami persilakan Pak Jefri dari Demokrat, bersiap-siap nanti Pak Anang Hermansyah.

F-PD (JEFIRSTSON R. RIWU KORE, M.M.) : Yang terhormat Saudara Pimpinan Dewan,

Teman-teman, Saudara-saudara Anggota Dewan yang Saya hormati.

Pagi hari ini kita tahu bahwa agenda kita adalah membahas mengenai penetapan mitra. Yang mana juga sesuai dengan Undang-undang MD3 Pasal 92 ayat (1)F mengatakan bahwa “badan musyawarah bertugas untuk mengusulkan kepada Rapat Paripurna mengenai jumlah komisi , ruang lingkup dan mitra kerja”.

Pada hari ini tidak otomatis kita memutuskan atau menyetujui apa yang disampaikan oleh teman-teman yang sudah diputuskan dalam Bamus, itu adalah usulan.

Oleh karena itu Pak Ketua, kami menghargai apa yang telah disampaikan atau dihasilkan oleh teman-teman di Bamus pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Pada saat ini pun saya mengusulkan atau menyampaikan beberapa usulan yang pertama adalah mitra Komisi X pak, sesuai dengan usulan Bamus bahwa Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan tinggi ditempatkan di Komisi VII yang awalnya adalah Komisi SDM. Kami merasa bahwa penetapan itu kurang tepat karena sesuai dengan Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 14 dan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2013 tentang Pendidikan

Tinggi mengatakan bahwa jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi itu satu kesatuan pak. Jadi pendidikan tinggi merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, itu catatan yang pertama. Kemudian juga, Pasal 19 Undang-undang Sisdiknas mengamanatkan bahwa pendidikan tinggi juga merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah. Kemudian juga kalau kita lihat di Undang-undang Sisdiknas Pasal 49 mengatakan bahwa dana pendidikan dialokasikan minimal 20% dari APBN. Kemudian juga Undang-undang Dasar 45 Pasal 31 ayat (4), “negara memprioritaskan pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.

Jadi, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi harusnya dimasukkan dalam Komisi X. Kenapa? Karena anggaran fungsi pendidikan yang 20% akan sulit dikontrol dan diawasi, karena tidak semua anggaran Riset dan Teknologi otomatis dihitung sebagai anggaran fungsi pendidikan. Yang dianggap sebagai anggaran fungsi pendidikan adalah Kementerian Riset dan Teknologi, dan anggaran Riset dan Teknologi yang dilaksanakan oleh Tridarma perguruan tinggi.

Oleh karena itu Bapak Ketua, sekali lagi kami mohon agar kementerian ini perlu dikaji kembali, mitra-mitra yang berkaitan dengan ini dikumpulkan kembali, supaya duduk bersama, mendalami kembali, sehingga kita putuskan kemudian. Jadi jangan diputuskan saat ini juga. Kalau kita putuskan saat ini, masih ada hal-hal yang sama sekali kita belum dalami bersama.

Oleh karena itu saya usulkan yang kongkrit Pak Ketua, supaya komisi-komisi yang berkaitan atau yang masih “bermasalah” supaya dikumpulkan kembali, dikaji lagi lebih mendalam dan diputuskan bersama, setelah itu kita putuskan kembali dalam rapat Paripurna berikutnya.

Terima kasih.

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..

KETUA RAPAT:

Wa’alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh.

Terima kasih Pak Jeffirston.

Kami persilakan Pak Anang Hermansyah, bersiap-siap Pak Yudi Widiana.

F... (...):

Interupsi, Pimpinan.

F... (...):

Daftar, Pimpinan.

KETUA RAPAT:

Sebentar, sebentar, nanti ini kita selesaikan dulu ya? Sebentar.

Silakan.

F-PAN (ANANG HERMANSYAH):

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabakaratuh.

Terima kasih Pimpinan.

Selamat pagi, salam sejahtera.

Saya Anang Hermansyah, Dapil IV Jatim, sorry, Jatim IV Jember Lumajang, dari F-PAN.

Saya cuma mau mempertanyakan mengenai Komisi X tadi, bahwa Ekonomi Kreatif disitu ditiadakan. Dan ini menurut Saya bahwa, Saya mewakili F-PAN juga sangat menyayangkan bahwa ini ditiadakan. Bahwa mengingat ekonomi kreatif ini sudah sangat memberikan hal yang luar biasa, di dalam perekonomian Indonesia. Dan kalau melihat dari ucapan Pak Jokowi maupun Pak JK dalam kampanyenya, sangat mendengungkan dan ini akan menjadi hal yang luar biasa dalam kabinetnya, tetapi ternyata tidak ada. Ini sangat disayangkan, mengingat bahwa industri ini sudah menyumbang Rp. 641 triliun, dalam 2013. Eksport Rp. 118 triliun. Dan penyerapan tenaga kerja hampir 12 juta orang. Ini yang menjadi concern dari F-PAN.

Dan satu lagi, kalau memang ini ditiadakan, F-PAN mengusulkan, kalau memang mau dibikin badan khusus sekelas kementerian, ini harus segera bisa disampaikan kepada publik. Kalau bisa benar-benar dibawah Presiden, karena menyangkut bahwa banyak pelanggaran juga di industri kreatif mengenai hak pencipta, pemegang hak cipta maupun hak terkait, yang ini sudah setiap tahun triliunan tidak terbayar. Mudah-mudahan ini menjadi concern Pak Jokowi dan Pak JK, mengenai apakah ini akan dikembalikan atau akankah dibentuk badan khusus, menurut Saya harus segera bisa dikonsultasikan. Saya cuma ingin menyampaikan itu.

Dan yang kedua, Saya juga berharap bahwa mengingat banyak sekali sekarang hal-hal diluaran mengenai DPR kita, ini juga Saya sebagai anggota DPR, memiliki hak untuk mempertanyakan dan usul kepada Pimpinan untuk bisa menyelesaikan masalah ini dengan cepat. Karena yang paling mudah adalah pasti semua teman-teman di DPR ini pasti ditanyakan setiap pulang, oleh anaknya maupun oleh istri. Saya pun ditanya ini anak Saya yang masih umur 15 tahun, ditanyain, “Itu kok ribut-ribut terus, kapan mau selesainya, kapan Pipi mau kerja”, ini

pertanyaan yang Saya pun kadang-kadang susah mau menjawabnya. Saya berharap bahwa Pimpinan bisa segera rapat konsultasi lagi, untuk mencari jalan yang benar-benar luar biasa baik untuk kepentingan bangsa dan negara.

Saya rasa itu saja, Terima kasih.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabakaratuh.

KETUA RAPAT:

Wa’alaikumsalam.

Mantap ini Pak Anang.

F... (...):

Daftar, Pimpinan.

KETUA RAPAT:

Berikutnya Pak Yudi Widiana, dipersilakan. Nanti setelah Pak Yudi ya?

F... (...):

Pimpinan, daftar, Pimpinan ya?

F-PD (IR. H. MULYADI):

Saya daftar Pimpinan, Mulyadi dari F-PD.

KETUA RAPAT:

Semuanya dapat giliran, sekarang Pak Yudi dulu.

F-PKS (Ir. H. YUDI WIDIANA ADIA, M.Si.):

Yudi Widiana, F-PKS, Dapil Jabar IV.

Menyambung apa yang disampaikan rekan-rekan tadi yang berkaitan dengan beralihnya Kementerian Desa dan PDT dari yang sebelumnya adalah menjadi mitra Komisi V pada Komisi II, menurut hemat kami, memang ini perlu ada pembicaraan kembali, Pimpinan, karena yang menjadi status daerah tertinggal dan desa-desa itu menjadi perhatian, handycap utamanya adalah menyangkut aksestabilitas masyarakat terhadap pusat-pusat pelayanan publik, dan itu menyangkut masalah infrastruktur. Oleh karenanya menurut hemat kami, ini perlu ada pengkajian kembali.

Yang kedua, terkait dengan komisi-komisi yang ada irisan dengan komisi yang lain, ini juga perlu mendapatkan perhatian, bagaimana mekanisme selanjutnya di dalam pembahasan-pembahasan.

Satu hal lagi yakni yang ada kaitan dengan Komisi V adalah Korlantas, yang merupakan bagian dari Kepolisian, yang koordinasinya dengan mitra Komisi III.

Tapi secara spesifik urusan berkaitan dengan Undang-undang Jalan, Perhubungan, itu erat kaitannya dengan Komisi V, sehingga ada keterkaitan yang cukup dekat.

Dan sebelum-sebelumnya juga ada koordinasi seperti itu. Oleh karenanya, berkaitan dengan komisi-komisi yang ada irisan, perlu ada pengaturan SOP yang lebih detail.

Terima kasih.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabakaratuh.

KETUA RAPAT:

Wa’alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh.

Sebentar, Saya ini dulu, Saya resume dulu.

Untuk putaran kedua nanti kita buka, tetapi sebelumnya ijinkan dari meja Pimpinan, ini ada beberapa hal yang tentunya harus kita sharekan kepada seluruh Bapak-Ibu sekalian, kita bagi informasi, karena terkait dengan masalah perubahan nomenklatur, terkait dengan masalah ada 3 komisi dijadikan satu nomenklatur, ini tentunya menjadi hal yang harus menjadi perhatian kita semua. Jangan kita sampai asal-asalan menempatkan mitra komisi sehingga ruhnya tidak ketemu.

Untuk itu kami persilakan Pak Fahri Hamzah menjelaskan kaitan dengan beberapa hal yang sudah kita kaji secara mendalam dari Tim Kesekjenan dan dari Tim dari Pimpinan Dewan yang sudah dibahas pada beberapa saat yang lalu.

Silakan Pak Fahri.

Dokumen terkait