• Tidak ada hasil yang ditemukan

WAKIL KETUA DPR RI (FAHRI HAMZAH,S.E./F-PKS):

KETUA RAPAT:

Wa’alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh.

Sebentar, Saya ini dulu, Saya resume dulu.

Untuk putaran kedua nanti kita buka, tetapi sebelumnya ijinkan dari meja Pimpinan, ini ada beberapa hal yang tentunya harus kita sharekan kepada seluruh Bapak-Ibu sekalian, kita bagi informasi, karena terkait dengan masalah perubahan nomenklatur, terkait dengan masalah ada 3 komisi dijadikan satu nomenklatur, ini tentunya menjadi hal yang harus menjadi perhatian kita semua. Jangan kita sampai asal-asalan menempatkan mitra komisi sehingga ruhnya tidak ketemu.

Untuk itu kami persilakan Pak Fahri Hamzah menjelaskan kaitan dengan beberapa hal yang sudah kita kaji secara mendalam dari Tim Kesekjenan dan dari Tim dari Pimpinan Dewan yang sudah dibahas pada beberapa saat yang lalu.

Silakan Pak Fahri.

WAKIL KETUA DPR RI (FAHRI HAMZAH,S.E./F-PKS):

Terima kasih Pak Ketua.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabakaratuh.

Bapak-Bapak, Ibu-Ibu sekalian,

Debat dalam rapat ini dapat dimengerti, karena Dewan sebetulnya harus menerima akibat dari perubahan nomenklatur kementerian, yang SK dan kajiannya sebetulnya yang diberikan kepada Pimpinan Dewan pun tidak terlalu mendalam, dan waktu juga yang diberikan juga tidak terlalu luas. Sehingga kemampuan membuat respon dan kajian juga belum terlalu matang. Oleh sebab itu tadi misalnya Kementerian Desa, PDT, Transmigrasi, kita harus sadari bahwa sebetulnya 3 nomenklatur ini tadinya ada di 3 komisi. Desa di Komisi II bersama dengan

Kementerian Dalam Negeri, karena ada Dirjen Desa. Kemudian PDT di Komisi V, kemudian Transmigrasi bersama Tenaga Kerja di Komisi IX. Nah sekarang ini menjadi nama satu kementerian. Jadi terpaksalah kita berdebat tentang sesuatu yang dibuat oleh Pemerintah ini. Jadi ini kita seperti semacam menjadi menerima akibatnya.

Nah kemudian VII, X dan IV termasuk yang sedang juga berdebat, karena pendidikan itu secara mendasar itu selama ini di Komisi X dan kita sudah ada Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional yang didalamnya juga mengatur tentang Pendidikan Tinggi dan Aplikasi Pendidikan. Tetapi karena sekarang ini dipecah dua, dan Dikti digabung dengan Ristek yang selama ini berada di Komisi VII beserta 9 institusi dibawahnya, termasuk didalamnya BPTT, LAPAN, BATAN dan sebagainya itu, akhirnya kemudian selama ini di Komisi VII beririsan juga dengan Lingkungan Hidup yang sekarang digabung dengan Kehutanan. Dulu Lingkungan Hidup itu ditarik di Komisi VII karena banyak isu lingkungan hidup di problem energi atau produksi energi kita. Dan rupanya, produksi energi itu karena dianggap banyak persoalannya itu di kawasan hutan, akhirnya oleh pemerintahan baru ditarik ke Kehutanan. Maka, terjadi juga tarik-menarik antara VII dengan IV. Jadi antara Komisi VII dengan Komisi X ada tarik-menarik, Komisi VII dengan IV juga ada tarik-menarik.

Nah karena itulah kami mengusulkan, termasuk tadi yang disebut oleh yang terhormat Pak Anang Hermansyah, karena ini belum ada penjelasan resmi dari Pemerintah, tentang posisi dari pada Ekonomi Kreatif yang tadinya gabung dengan Kementerian Pariwisata. Karena itulah kami mengusulkan rumusan, Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu sekalian, pertama, terhadap Komisi yang tidak menghadapi singgungan atau terhadap mitra yang tidak menghadapi singgungan, kita ketok saja dulu supaya mekanisme rapat di Dewan ini tidak tertunda lagi. Karena yang menunda itu sebetulnya bukan karena keberadaan kelompok lain, tidak, itu sama sekali tidak ada gangguan. Yang menunda ini kalau kemitraan tidak bisa kita sahkan hari ini, begitu.

Jadi itu yang pertama usulan kami.

Yang kedua, terkait dengan institusi yang tadi masih banyak tarik-menariknya, kami dari meja Pimpinan tadi sudah merumuskan keputusan, agar diadakan rapat gabungan, termasuk juga melihat kemungkinan mengajak mitra tersebut untuk rapat gabungan, dan kami di Pimpinan Dewan siap untuk memfasilitasi sampai pembagiannya selesai. Itu keputusan kedua yang kami usulkan.

Kemudian yang ketiga tadi ada beberapa anggota yang ingin menggunakan Hak Menyatakan Pendapat atau Hak Bertanya, mulai dari Pak Beny Harman tadi tentang nomenklatur, kemudian Ceu Popong tentang Kementerian Pendidikan Nasional, dan kemudian saudara Anang Hermansyah tadi juga. Di dalam Tatib dan di dalam Undang-undang MD3, ketentuannya adalah, anggota yang bersangkutan membuat surat, sebab Hak Bertanya itu aplikasinya bisa kepada kementerian di komisi masing-masing, juga bisa langsung kepada Presiden. Jika surat itu dimaksudkan untuk langsung ke Presiden, maka itu memerlukan fasilitasi dari Pimpinan Dewan, demikian ketentuan undang-undangnya.

Karena itu kami persilakan yang terhormat Pak Beny, yang terhormat Ceu Popong, yang terhormat Pak Anang Hermansyah, terkait dengan tema yang berbeda-beda, silakan diajukan suratnya kepada kami, nanti surat tersebut kami teruskan kepada Sekretariat Negara. Demikian prosedurnya. Tetapi diatas itu, jika institusi yang bertanya, maka bukan hak bertanya namanya. Itu namanya hak Interpelasi, yang memerlukan persyaratan-persyaratan tertentu, karena pengajuan dilakukan oleh lebih dari 1 anggota atau lebih dari 25 anggota. Itu yang ketiga kami usulkan, supaya clear jawabannya nanti.

Dan yang terakhir Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu sekalian, kami mohon maaf karena dari seluruh prosedur yang kita sudah jalani, tidak ada satupun yang kita langgar. Misalnya rapat hari ini, ya, kalau hanya ada 5 fraksi memulai rapat, itu bisa dengan mengandalkan kuorum anggota. Karena ada kuorum anggota, ada kuorum fraksi. Jika nanti kita mengambil keputusan, kita skors sebentar menunggu kuorum fraksi, jika dalam 30 menit tidak ada yang datang, maka kita bertanya kepada anggota, apakah rapat ini sah mengambil keputusan. Kalau anggota menyatakan sah, maka Paripurna ini sah, tidak ada yang bisa ganggu itu.

Jadi Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu sekalian, kita sudah mengundang Bamus, Pengganti Bamus kemarin, berharap teman-teman itu datang mengajukan agenda, apa sih masalahnya? Kalau mau nego posisi, tidak disini ketentuannya, mohon maaf Pak Ruhut. Nego posisi alat kelengkapan Dewan itu dilakukan di alat kelengkapan masing-masing, dan hanya ada 2 cara di dalam undang-undang, musyawarah mufakat, atau kalau tidak terpaksa harus voting. Kenapa mekanisme voting terpaksa harus ada? Karena harus ada keputusan, Dewan harus jalan.

Demikian falsafah dari Undang-undang Dasar kita dan dari Undang-undang kita.

Termasuk juga kenapa Presidennya dipilih oleh voting rakyat? Karena kemungkinan kita susah, kalau harus musyawarah mufakat. Jadi voting saja oleh rakyat, kemudian yang menang, fix all.

Saya kira itu penjelasan kami dari meja Pimpinan, berdasarkan rumusan yang kami usulkan. Karena itu Pak Ketua, kami mengusulkan agar rapat ini segera bisa mengambil keputusan, dengan 2 opsi tadi, kita teruskan yang kita sepakati, kita lanjutkan ke dalam rapat gabungan terhadap AKD atau mitra yang belum kita sepakati. Kami sebagai Pimpinan Dewan tentu akan memfasilitasi segalanya, dan terkait Hak Bertanya anggota, siap, Pimpinan Dewan siap untuk meneruskan surat dari Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu sekalian.

Terima kasih.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabakaratuh.

F... (...):

Interupsi, Pimpinan.

F... (...):

Interupsi, Ketua.

KETUA RAPAT:

Ya, Saya daftar dulu ya? Jadi sebelum kita nanti akan mengambil keputusan, kami persilakan untuk menyampaikan, urutannya dulu, biar kita secepatnya, clue-nya kan sudah ketemu.

F-PD (Ir. H. MULYADI):

Interupsi, daftar Pimpinan, Mulyadi dari F-PD.

KETUA RAPAT:

Sebentar, Pak Mulyadi.

F-PG (Ir. SATYA WIDYA YUDHA, M.E., M.Sc.):

Satya Yudha, F-PG.

KETUA RAPAT:

Pak Sukiman.

Pak Fikri, oh Pak Fikri ya? Lanjut.

Pak Asikin. Sebentar. Sudah ada Pak Mulyadi, Pak Sukiman, siapa lagi?

Tidak jelas, diulangi. Oh Pak Satya.

F... (...):

Rifki, Pimpinan.

F-PAN (H. NASRIL BAHAR, S.E.):

Nasril Bahar dari Sumut, Pimpinan.

F-PAN (Drs. H. MOH. HATTA, MBA.):

Moh. Hatta, F-PAN.

KETUA RAPAT:

Abdul Kahar? Oke.

Pak Mulyadi dulu ya, oke, nanti Pak Nasril Bahar.

F-PD (Ir. H. MULYADI):

Terima kasih.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabakaratuh.

Pimpinan Dewan beserta seluruh anggota Dewan yang Saya hormati.

Saya Mulyadi dari F-PD, Daerah Pemilihan Sumatera Barat II.

Terkait dengan apa yang sudah disampaikan oleh teman-teman tadi, Saya mendukung sebetulnya pada kesempatan ini kita tidak sebaiknya berargumentasi mempertahankan mitra kerja kita di masing-masing komisi. Nanti dilihat oleh masyarakat, kemarin kita berebut Pimpinan komisi, sekarang berebut mitra kerja. Kita tidak kerja lagi, kalau mitra kerja kita tidak disahkan pada hari ini.

Sebetulnya perubahan mitra kerja per masing-masing komisi setiap awal sidang bisa diganti dan ditetapkan oleh Pimpinan DPR, itu tidak bersifat tetap selama lima tahun, artinya paripurna kapanpun bisa merubah, kalau memang setelah dilakukan atau setelah dilakukan koordinasi antar komisi memang ada mitra kerja yang tidak cocok bisa di Pimpinan DPR melalui Paripurna. Tolong dilihat MD3 dan Tata Tertib, jadi jangan sampai terkesan kalau sudah seperti itu mitra kerja seakan-akan lima tahun tidak bisa berubah.

Jadi, saya rasa teman-teman tidak perlu khawatir, saya rasa di Paripurna jangan sampai kita memperdebatkan terlalu tajam persoalan-persoalan yang bersifat teknis, Paripurna adalah persoalan yang harus diputuskan secara substantif, apalagi pada saat Rapat Bamus atau pengganti Bamus kita diwakili oleh petinggi-petinggi partai kita. Kalau kita mempersoalkan berarti kita mempersoalkan kembali apa yang sudah diwakili oleh Pimpinan Fraksi kita.

Jadi, kalau memang ada yang tidak cocok, mari kita koordinasikan di masing-masing fraksi kemudian kita koordinasikan dengan masing-masing komisi dan jika perlu pimpinan DPR bisa mengundang masing-masing pimpinan komisi yang terkait dengan permasalahan-permasalahan tadi mari di diskusikan bagaimana yang terbaik, karena sebetulnya fungsi kita tiga melakukan fungsi pertama, pengawasan, budgeting dan legislasi.

Jadi, menurut hemat saya pemisahan-pemisahan itu tidak terlalu substantif sebetulnya, tidak terlalu substantif kalau kita mengerti apa sebetulnya fungsi kita. Jadi, menurut hemat saya pada kesempatan ini agar tidak terlihat kita berebut, nanti orang bertanya lagi ini ada DPR kok sekarang kemarin berebut pimpinan sekarang berebut mitra kerja. Yang penting bagaimana kita bisa melakukan fungsi pengawasan kita, fungsi budgeting kita, fungsi legislasi kita. Kalau

memang tiga hal itu memang terganggu, mari kita diskusikan agar ketiga fungsi kita itu tidak terganggu, itu sebetulnya menurut saya yang paling substansi.

Terus kemudian karena memang tadi ada disinggung kita sudah satu bulan lebih dan lain sebagainya, memang kuncinya kalau mitra kerja telah disahkan, komisi baru bisa mulai melakukan fungsi tadi dengan pemerintah, walaupun sebetulnya selama ini kita sudah bekerja melalukan rapat-rapat internal, menyiapkan agenda komisi, menyiapkan undang-undang yang harus dibahas pada masa persidangan berikutnya dan lain sebagianya.

Jadi, menurut hemat saya tidak baik kiranya kalau keputusan itu diambil sebagian-sebagian Pak Fahri Pimpinan kita, kalau bisa keputusan diambil secara menyeluruh saja, kalau memang ada yang tidak pas mari di Sidang Paripurna berikutnya dilakukan perubahan dan lain sebagainya. Supaya yang terkesan kerja itu bukan hanya sebagian komisi, nanti sebagian komisi yang lain dianggap tidak bekerja. Jadi, ini juga tidak baik dilihat oleh masyarakat. Saya rasa itu usulan dari saya terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Silakan Pak Sukiman.

Terima kasih Pak Mulyadi.

F-PAN (H. SUKIMAN, S.Pd., M.M.):

Terima kasih Pimpinan.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Selamat siang,

Salam sejahtera bagi kita semua,

Pimpinan dan seluruh Anggota yang saya hormati,

Saya Sukiman dari Daerah Pemilihan Kalimantan Barat, tentu tadi sudah banyak hal yang disampaikan oleh Rekan-rekan Anggota berkaitan dengan penetapan mitra kerja komisi-komisi yang menjadi masing-masing bidang yang akan kita tetapkan pada hari ini. Tentu yang pertama saya ingin mendukung apa yang disampaikan Pimpinan bahwa hari ini kita harus mengambil sebuah keputusan karena apa, karena kita tentu harus melanjutkan pekerjaan-pekerjaan kita yang begitu banyak, yang mesti harus kita selesaikan bahkan masyarakat dan rakyat kita sudah menunggu pekerjaan-pekerjaan itu. Walaupun tidak dipungkiri bahwa masih ada hal-hal yang mungkin perlu dikaji nanti berkaitan dengan mitra kerja tetapi paling tidak hari ini saya pikir kita harus mengambil sebuah keputusan dan tentu saya yakin teman-teman juga, termasuk juga saya dengar tadi dari Komisi III juga akan

dilanjutkan, ketika mitra kerja ini sudah ditetapkan akan melakukan rapat, akan melakukan fit and proper test dan sebagainya.

Oleh karena itu saya pikir untuk pada saat sekarang ini mari kita terima saja dulu sambil kita tetap mendengar masukkan, saran dan pendapat seluruh anggota tadi dengan tidak kita mengesampingkan itu tentu kita bisa mengambil sebuah keputusan, walaupun masih ada hal-hal yang mungkin perlu kajian-kajian mendalam. Itu yang pertama Pimpinan.

Kedua, tentu saya juga ingin memberikan catatan untuk kajian ketika sudah ditetapkan dalam perjalanan, pertama, kalau kita korelasikan menyangkut empat juga, ada kaitan yang berkaitan dengan masalah Tata Ruang, oleh karena itu memang ketika terjadi perubahan nomenkelatur tentu memiliki konsekuensi-konsekuensi yang sangat signifikan berkaitan kajian-kajian menyangkut substansi.

oleh karena itu karena bagaimana nanti pasti akan dilakukan rapat gabungan karena berkaitan dengan perubahan tata ruang itu yang sekarang saya lihat memang digabungkan dengan agraria dan tata ruang, tetapi juga tidak bisa mengesampingkan daripada mitra kerja Komisi IV menyangkut kehutanan karena berkaitan dengan menyangkut kawasan hutan yang berdampak penting cakupan luas dan bernilai strategis tentu itu yang lebih paham dan tentu mengkaji secara substansi, secara mendalam adalah teman-teman dari Komisi IV yang bermitra kerja dengan Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup. Saya pikir itu salah satu contoh Pimpinan.

Oleh karena itu alangkah baiknya hari ini mari kita terima saja sambil berjalan nanti kita lakukan perubahan-perubahan walaupun tidak menutup kemungkinan akan terjadi penyesuaian di kemudian hari. Terima kasih Pimpinan.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

F... (...):

Diketok Pimpinan.

KETUA RAPAT:

Sebelum ke Pak Menteri saya mohon persetujuan kita lewat dari jam 12.00 WIB ini kita teruskan sampai selesai. Setuju ya?.

(RAPAT:SETUJU)

Silakan Pak Fikri.

Begini, sebelum Pak Fikri ke Pak Fary dulu.

F-GERINDRA (FARY DJEMY FRANCIS):

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Sebentar Pak Fary dulu, setelah itu Bapak.

F-GERINDRA (FARY DJEMY FRANCIS):

Saya kira Pimpinan kalau kita putar sekali lagi pandangan-pandangan kita, pikiran-pikiran kita, pendapat-pendapat kita akan berputar sama saja. Tetapi saya kira apa yang disampaikan oleh Pak Fahri sebagai Pimpinan Sidang juga, saya kira itu sudah memberikan warna untuk Pak Ketua mengambil keputusan.

Pertama, sama seperti pembahasan kita didalam Rapat Bamus kita kembalikan dulu semua ke rumah masing-masing yang existing itu dan itu kita ketok.

Memang didalam pembahasan kita, keputusan kita di rapat pengganti Bamus sudah jelas juga bahwa keputusan-keputusan itu sudah diambil. Namun dalam rapat paripurna ini masih ... dan kita tahu bahwa ada dua kementerian yang nomenkelaturnya baru yang masih diperdebatkan, untuk itu maka saya kira dua kementerian yang baru nomenkelaturnya Kementerian Desa daerah tertinggal dan transmigrasi dan yang kedua Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi kita pending, kita bawa ke apa namanya entah itu rapat konsultasi, rapat bamus supaya kementerian-kementerian yang tidak ada irisan lagi bisa diketok dan kita bisa ambil keputusan, saya kira itu Pak Ketua.

Kita kalau putar lagi akan seperti itu dan kita bisa ambil keputusan seperti arahnya Pak Fahri sebagai Pimpinan Sidang.

Terima kasih.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Baik, terima kasih, ini kelihatannya, sebentar saya bicara dulu, kelihatannya sudah ada semacam mainstream yang sama, maka dari itu saya mohon dengan kerendahan hati dari Bapak/Ibu sekalian yang sudah terdaftar tadi, ini Pak Fikri, Pak Azikin ya, kemudian Pak Abdul Hakim, kemudian Pak Nasir Bahar ini kalau memang masih berkenan diteruskan kita berikan kesempatan untuk menyampaikan, tetapi kalau kemudian ini sudah dianggap semacam mind streamnya kita sama tentunya ini semacam menjadi draft kesimpulan yang harus kita ambil keputusan.

F... (...) :

Setuju Pimpinan.

F-PG (Ir. SATYA WIDYA YUDHA, M.E., M.Sc.):

Pimpinan,

Satya Yudha Pimpinan, saya ada pendapat berbeda.

KETUA RAPAT:

Baik Pak Satya Yudha dulu, ini terakhir ya.

F... (...) :

Yang sudah didaftar dulu Pak Pimpinan.

F... (...) :

Pimpinan,

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Baik, jadi yang sudah saya daftar Pak Fikri, singkat ya.

F... (...) :

Saya ingin memberikan masukkan bahwa tugas pokok pemerintah di.

F... (...) :

Mana dulu ini Pak.

KETUA RAPAT:

Sesuai yang Pak Fikri dulu kemudian Pak Azikin sesuai jadwal saya.

F-PKS (Drs. ABDUL FIKRI, M.M.):

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Saya Fikri PKS dari Dapil Jateng IX Kabupaten Tegal, Kota Tegal, Kabupaten Brebes. Saya setuju tadi Pimpinan untuk menguatkan saja. Jadi, tidak perlu ada yang di pending jadi hari ini semua harus di dok saja dulu, hanya saya memberikan masukkan kepada Pimpinan bahwa andaikan nanti dalam

perkembangan memang susah untuk dipisah, terpaksa pendekatannya tidak institusional tetapi sektoral. Misalnya sudah terlanjur dalam institusi Kementeriannya adalah Pendidikan Tinggi dan Riset, kalau terpaksa harus dipisah secara sektoral karena ini memang dampak dari eksekutif. Kita mengikuti eksekutif dan disini harus mengikuti eksekutif, terpaksanya kita pendekatan sektoral, artinya pendidikan tinggi masuk ke Komisi X, kemudian riset dan teknologi masuk ke Komisi VII, umpamanya begitu, satu. Jadi, masukkan tentang andaikan nanti, tetapi tetap sekarang di dok sebagaimana yang sudah kita percayakan kepada Tim yang sudah bermusyawarah sebelumnya, ini budaya yang harus kita bangun. Jadi, nanti kalau Badan Musyawarah usulkan, sebaiknya tidak diperdebatkan di Paripurna, apapun, karena kita sudah mempercayakan kepada mereka.

Kemudian yang kedua, ada Badan, ada institusi yang dibuat oleh Presiden tadi saya tidak melihat masuk dalam mitra kerja di komisi-komisi itu. Oleh karenanya menurut saya ini di dok saja seperti itu, andaikan berkenan bisa dimasukkan. Contoh umpamanya Dewan Perubahan Iklim itu tidak ada umpamanya.

Kemudian Presiden membentuk UKP4 yang didalamnya umpamanya teman-teman ada yang sudah ikut red plus academy itu dibawah UNEP, dibawah PBB itu badan pengelolanya dibentuk oleh Presiden tetapi tidak bermitra dengan DPR. Inikan berbahaya, jadi mestinya semua lembaga dibawah, didalam pemerintahan itu harus dalam kontrol DPR. Oleh karenanya nanti saya kira harus dimasukkan, jadi lembaga-lembaga itu Dewan apa saja lembaga atau badan apa saja harus dimasukkan bermitra dengan semua komisi yang ada disini.

Sekali lagi, usulan pertama sebagaimana mind stream tadi sudah disepakati bahwa kita ketok saja itu yang sudah diusulkan kemudian kita jalan sambil evaluasi dan tadi catatan itu masukkan untuk mengambil jalan keluar bila ada beberapa kebutuhan.

Terima kasih.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Silakan yang tengah Pak.

F-GERINDRA (DR. H. AZIKIN SOLTHAN, M.Si.):

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Salam sejahtera untuk kita semua, Bapak Pimpinan,

Anggota Dewan yang kami hormati.

Saya Azikin Solthan 389 dari Partai Gerindra Dapil I Sulawesi Selatan.

Saya ingin memberikan masukkan bahwa tugas pokok pemerintahan desa adalah penyelenggaraan pemerintah desa melaksanakan pembangunan desa dan

pembinaan kemasyarakatan. Sehingga keberadaan PDP Transmigrasi di Kementerian Desa sudah sangat tepat karena kedua institusi tersebut fokusnya berada di Desa dan yang ketiga penempatan Kementerian Desa pada Komisi II sudah sangat tepat, yang perlu kita waspadai Bapak Pimpinan bahwa dengan adanya Kementerian Desa dan Undang-undang Pemerintahan Desa tidak tertutup kemungkinan akan terjadi defereded local goverment di tingkat kabupaten karena Kepala Desa dipilih langsung, punya kementerian tersendiri dan punya, dipilih masing-masing oleh rakyat secara langsung.

Oleh sebab itu dalam pembuatan peraturan pemerintah perlu diberikan masukkan kepada pemerintah agar memberikan penguatan struktural antara hubungan pemerintahan daerah dengan pemerintahan desa sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan dengan adanya kementerian tersebut.

Terima kasih.

Wabilahitaufik wal hidayah,

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Pak Satya.

F-PG (Ir. SATYA WIDYA YUDHA, ME, M.Sc.):

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Nama saya Satya Widya Yudha dari Dapil IX Tuban Bojonegoro dari Fraksi Partai Golkar A-290. Saya cukup puas tadi dengan apa yang disampaikan oleh Saudara Fahri mengenai mekanisme dan tata cara daripada kita membahas hari ini yang harusnya disebutkan di awal daripada Rapat. Namun demikian ada satu hal yang mengelitik yang belum dijelaskan, itu menyangkut bagaimana respon daripada Presiden pada waktu Pimpinan Dewan dimintakan pendapatan mengenai perubahan daripada nomenkelatur. Itu yang pertama, apabila semua masukkan yang disampaikan Pimpinan Dewan kepada Presiden tidak mendapat tanggapan sebagaimana yang kita harapkan karena pada waktu itu saya mengetahui persis

Nama saya Satya Widya Yudha dari Dapil IX Tuban Bojonegoro dari Fraksi Partai Golkar A-290. Saya cukup puas tadi dengan apa yang disampaikan oleh Saudara Fahri mengenai mekanisme dan tata cara daripada kita membahas hari ini yang harusnya disebutkan di awal daripada Rapat. Namun demikian ada satu hal yang mengelitik yang belum dijelaskan, itu menyangkut bagaimana respon daripada Presiden pada waktu Pimpinan Dewan dimintakan pendapatan mengenai perubahan daripada nomenkelatur. Itu yang pertama, apabila semua masukkan yang disampaikan Pimpinan Dewan kepada Presiden tidak mendapat tanggapan sebagaimana yang kita harapkan karena pada waktu itu saya mengetahui persis

Dokumen terkait