• Tidak ada hasil yang ditemukan

Terima kasih Pak Sigit.

Pak Willem, Pak Willem Wandik jadi mau bicara atau ada yang mau diserahkan lagi?

Silakan.

F-PD (WILLEM WANDIK, S.Sos.):

Terima kasih Pak Ketua.

Ini sebenarnya saya tidak tahu mau bicara apa lagi begitu? Ya lihat situasi begini, apa yang saya pikirkan sudah tidak tega saya bicara di sini begitu. Jadi saya pikir ya, karena seolah-olah kita ngemis terus gitu. Dengar teman-teman apa yang teman-teman apa yang teman-teman ngomong sepertinya kita ngemis gitu. Jadi akhirnya wah, saya pikir wah, mendingan kita sudah tidak usah ngomonglah, sudah kita jalani saja apa adanya sampai di mana kita sampai nanti.

Saya pikir begitu dan untuk Kementerian Perhubungan, saya pikir kalau kami di timur sana, seperti halnya kami di Papua itu ya itu sebenarnya Papua itu terlalu dekat di hati. Jadi tidak perlu kirim undangan, kecuali Jawa Tengah, Sumatera, Kalimantan itu terlalu jauh. Jadi harus kirim undangan, kalau ke Papua tidak perlu walaupun Dirjen Perhubungan Darat ini 1 RT dengan saya, jadi tidak perlu kirim

undanganlah. Jadi dari saya itu saja. Sebentar, baru saya serahkan usulan secara tertulis.

Sekian, terima kasih.

KETUA RAPAT:

Silakan. Baik, selesai.

Pak Jhonni silakan.

F-PD (drh. JHONNI ALLEN MARBUN, M.M.):

Sebenarnya sama ya, tapi saya komentar sedikit ini soal bahan ya. Kalau dilihat dari katakanlah besaran energi, besaran energi, ini PU, segini ini, anggarannya hampir 100 berapa miliar. Perhubungan, ini tidak sampai 40 sekianlah ini. Ini PDT, PDT ya kurang lebih sekitar ya tidak sampai satulah. Nah artinya apa?

Pemberian informasi, inikan kita memberikan informasi dalam konteks RDP, informasi dalam konteks RDP untuk sinkronisasi, tetapi saya mau sekali lagi Pak Pimpinan, Perhubungan ini gampang sekali membacanya, di mana segala macam saya F.Tobing teng-teng begitu, teng-teng-teng begitu, gampang membacanya lampiran-lampirannya. Bukan tidak apa-apa, ini supaya energi, dengan hanya sepertiga energinya dibandingkan, seperempatlah, ini seperempat, ini 1 sebetulnya.

Nah oleh karena itu, saya minta khususnya Pak Ketua, saya setuju sinkronisasi bahwa yang diputuskan itu adalah apa namanya besaran anggaran dari setiap departemen dan lembaga pada Paripurna, bukan berarti dalam konteks perjalanannya nanti ada semacam katakanlah kalaupun tidak atau apa ininya koordinasi atau apa dengan mitra kerja kita, saya kira bisa. Tapi sekali lagi Pak Ketua untuk kedepannya tolonglah seimbang, supaya kita bisalah error tapi walaupun tidak semua tapi bisa membacanya, saya minta kepada PU ini ya Pak Sekjen ya, jangan ginilah, ya toh, nah arahnya sinkronisasi RKAKL bagaimana sih?

Apalagi Cipta Karya, saya bicara sama Ketua Komisi Cipta Karya, jangan kemarin belum sinkron, sama sekali juga tidak bisa dibaca. Itu saja saya kira untuk masukan saja ya. Artinya, dari data yang kita terima pun kita bisa melihat sehingga tidak perlu banyak bertanya sebetulnya, hanya itu saja sehingga “Ikan Sepat Ikan Gabus Makin Cepat Makin Bagus”, kan begitu? Tetapi pemberian juga harus bagus, begitu kira-kira. Bukan saya mau katakan Perhubungan jauh lebih baik, tapi paling tidak ya ada contoh yang perlu menjadi salah satu tapi ya harus kita bilang ya dari lembarnya saja memang dia padahal anggarannya lebih sedikit, kira-kira begitu ya. Tidak susah kok bikin begini, ini hanya soal mau atau tidak mau saja. Ya Pak Sekjen, akhirnya saya kembalikan. Saya kira demikian saja Pimpinan.

Terima kasih.

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Baik, masih ada?

Pak Bakri silakan.

F-PAN (H.A. BAKRI, H.M., S.E.):

Terima kasih Pak Ketua.

Yang saya hormati Pimpinan Komisi V dan Anggota Komisi V yang saya banggakan, Pak Dirjen, Sekjen, seluruh.

Saya ini kebetulan baru balik dari Dapil Jambi Pak, jadi mendengar rapat hari ini terkait dengan sinkronisasi dan macam-macam itu. Harapan saya sangat tinggi, dengan rapat hari ini bisa tahu benar, mana program kita yang masuk, mana program kita yang bisa kita sampaikan ke masyarakat, yang mana yang tidak. Itu yang harapan saya sebenarnya, tapi saya belum buka ini, belum saya buka tadi teman-teman sudah mengeluh, lain yang diinginkan lain yang muncul. Nah salah satu permasalahan yang saya sampaikan ini ke Bu Dirjen Cipta Karya. Bu Dirjen, saya sama Pak Lasarus di sini sudah hampir 3 periode Bu, 3 periode di sini, ya 3 periode. Jadi banyak hal sebenarnya yang agak beda sekarang ini, terutama terkait dengan balai-balai yang sudah kita bentuk. Dulu pada saat kami baru di sini itu tidak ada Balai Cipta Karya Bu. Keluhan-keluhan kita itu sama Pak Menteri bahwa permasalahan itu banyak di daerah. Oleh sebab itu, dibentuklah Balai Cipta Karya sehingga balai itu bisa menjadi Jembatan, menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada di daerah, tapi sampai hari ini itu masih muncul aturan-aturan yang terkadang-kadang menghambat, saya bilang menghambat. Kenapa demikian? Karena permasalahan itu kapan kita sampaikan ke Pak Menteri itu Pak Menteri bilang setuju kita hapus. Salah satu contoh minta persetujuan daripada bupati, minta persetujuan walikota, kepala daerah, itu dihapus. Nah maksud saya hal-hal begini mbok ya jangan dipersulitlah, yang penting bagaimana pengawasannya bisa sampai.

Terus yang kedua, masih ada Balai-balai yang sepertinya itu tidak memaksimalkan peran dia. Permasalahan yang dulu kira-kira 10 tahun yang lalu itu masih muncul, seperti contoh umpamanya persyaratan a, b, c, d, e. Ini maksud saya itu yang mereka daerah itu yang kita tahu betul-betul daerah itu macam-macam orang Bu. Artinya, mbok balai yang jemput bolalah kira-kira begitu. Kalau kita kenapa itu program tidak masuk, karena dia tidak mengerti cara mengisi form.

Kenapa program itu tidak masuk? Karena dia tidak tahu aturan. Nah ini balai ini di mana letaknya. Saya kira-kira seminggu yang lalu di Jambi Bu, saya terkejut, saya diundang oleh bupati, namanya Bupati Muara Jambi, diundang di rumahnya, adalah di situ Balai Cipta Karyanya, adalah Satkernya, ada-lah PPK-nya. Bertengkarlah ini antara Satker, PPK, dengan kepala desa, Bupatinya termenung, waduh apa ini kok di, kenapa ini? Maksud saya, hal-hal begini itu jangan sampai tidak bisa diselesaikan oleh balai. Kalau toh sifatnya politis, toh pengambil kebijakan oke tapi teknis. Nah saya punya program disitu 3, ada program padat karya. Padat Karya itu KOTAKU dan PISEW.

Saya bilang sama mereka, saya apabila program ini uangnya kembali ke Jakarta dan tidak bisa dimaksimalkan, saya bilang Kepala Balai sama Satker dan PPK saya minta mundur. Susah-susahnya hari ini Bu, kita ini teriak semua Bu meminta anggaran Bu, tapi dengan aturan-aturan terkadang-kadang tidak bisa

diselesaikan oleh balai. Nah mohon Bu coba dipelototi di Jambi itu ada 3 program, yang katanya program itu kemungkinan besar uangnya akan kembali. Saya menyampaikan kepada PPK-nya, Satker-nya, saya bilang jangan aja uang ini kita kasih kepada masyarakat Bu, alangkah baiknya kita kasih mereka dalam bentuk program kira-kira begitu. Tapi kalau aturan ini terlalu diperketat, terlalu di apa, sehingga nanti masyarakat akhirnya tidak ingin. Nah itu Bu.

Terus yang kedua, di Jambi itu ada kegiatan sekolah. Ada 2 permasalahan, yang satu sedang berjalan dibatalkan dikarenakan sudah diumumkan tahu-tahunya perusahaan itu bermasalah, nah saya tidak mengerti ini bagaimana ini? Akhirnya korban Bu, korban itu bagaimana proyek itu seperti mangkrak. Yang satu lagi, program yang diumumkan, dikembalikan ke kementerian sampai hari ini belum juga diumumkan, saya tidak tahu bagaimana. Nah hal-hal beginilah sebenarnya keberadaan balai itu harus bisa menyelesaikan ini. Jangan sampai permasalahan-permasalahan yang ada di daerah kita bawa ke ruangan ini, ituloh gunanya balai itu.

Nah ini saya mewakili mungkin kawan-kawan di seluruh Indonesia. Itu saja mungkin Pak Ketua.

Terima kasih.

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Terima kasih.

Demikian dari Anggota. Pimpinan? Pak Syarif?

Pak Ridwan, silakan Pak Ridwan.

WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI/F-PG(Ir. RIDWAN BAE):

Yang saya hormati Pak Ketua, Pak Syarif, Teman-teman Komisi V,

Para Sekjen dan para Dirjen ataupun jajarannya.

Saya atau kami menerima, di luar topik ini saya, saya hanya mau stressing saja. Kami tadi menerima aspirasi dari masyarakat Gorontalo melalui Dewan Perwakilan Daerah Provinsi. Dua hal yang mereka usulkan. Yang pertama adalah Perumahan BSPS. Jadi menjadi wajib bagi kami untuk menginformasikan ini bahwa mereka meminta agar BSPS itu adalah Gorontalo juga bisa menjadi bagian perhatian. Yang lebih begitu kira-kira maksudnya.

Kemudian yang kedua kepada Dirjen Bina Marga, juga ada usulannya.

Selesai rapat ini, saya akan serahkan kepada Pak Dirjen. Saya itu saja Pak Ketua.

Terima kasih.

Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Silakan Pak Syarif.

WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI/F-NASDEM (H. SYARIF ABDULLAH ALKADRIE, S.H., M.H.):

Terima kasih.

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Pimpinan yang saya hormati, Anggota-Anggota Komisi V, Para Sekjen dan seluruh jajaran.

Pertama, ke Perhubungan. Saya menyampaikan salam dari Masyarakat Kayong kemarin Penlok Bandaranya sudah disetujui, mereka mengucapkan terima kasih. Jadi tanggung jawab kita ya tinggal mereka merealisasikan berkaitan dengan hal-hal yang menjadi tanggung-jawabnya.

Yang kedua, berkaitan dengan apa yang disampaikan oleh teman-teman.

Kalau saya berpikir khusnuzhon saja, mungkin sudah diakomodir semua apa yang menjadi harapan ya mudah-mudahan seperti itu, tapi namun demikian ya tentu memang wajar. Jadi merupakan suatu pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan memang masih samar-samarnya terhadap apa yang menjadi usulan dari teman-teman.

Yang ketiga, saya kira berkaitan dengan beberapa hal. Memang terhadap program-program padat karya maupun aspirasi kaitan dengan program yang bersifat kerakyatan, ya tentu kita berharap ini tetap untuk ditingkatkan begitu, nah BSPS dan lain-lain. Namun dengan demikian ya tentu saya selalu juga diatur dengan baik.

Kemudian berkaitan dengan masih banyaknya juga selalu terjadi hal-hal yang tidak diinginkan atau ada hal-hal yang mungkin apa kontraversi ya sesama anggota disesuaikanlah. Mungkin persentasenya kalau di luar dapil mungkin diatur ya, supaya tidak ada malahan dari provinsi lain umpamanya numpuk secara keseluruhan pindah ke tempat lain juga saya kira memang tidak etis.

Yang kedua, ya tentu yang program non komisi di dapilnya ya saya pikir terserah daripada Kementerian. Artinya, bisa untuk mereka untuk, karena memang dari teman-teman di fraksi inikan juga ada tugas dari fraksi untuk menyampaikan aspirasinya untuk disampaikan ke tempat-tempat lain, tapi mungkin diatur sajalah berkaitan dengan persentasenya.

Kemudian yang ketiga, saya kira Kementerian Desa terutama, ya tentu berharap memang program-program Kementerian Desa ini yang fokuslah membantu terhadap perkembangan untuk meningkatkan potensi masyarakat ekonomi desa yang juga ada harapan dari para Kepala Desa itu, insentif mereka itu bisa ditingkatkanlah dari apa yang menjadi alokasi dari Kementerian Desa. Saya kira ini beberapa hal yang perllu saya sampaikan.

Kemudian dari Perhubungan, saya kira paling tidak teman-teman sudah membacalah Pak yang mereka bisa diakomodir atau yang belum atau yang tidak bisa, saya kira bisa kelihatan di situ. Jadi saya kira ini merupakan suatu hal yang baik juga supaya kita tahu kalaupun memang dengan Perpu yang ada ini kami juga tahu, tapi tentu kita merupakan suatu mitra karena DPR pun tidak bisa terlepas hak fungsi budget-nya, karena Undang-Undang APBN disetujui DPR RI bersama Pemerintah. Artinya, hak konstitusional itu masih tetap di DPR. Cuman karena ada situasi dan kondisi, ada hal-hal yang diberikan kewenangannya tetapi hak-hak untuk menetapkan itu tetap berada di DPR.

Saya kira terima kasih atas perhatian. Sekian.

Wallahul muwafiq ila aqwamith thoriq

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Syarif.

Ya Pak Hamka silakan.

F-PG (Drs. HAMKA B KADY, M.S.):

Izin Ketua, saya ada kelupaan satu tadi.

Pimpinan dan seluruh Anggota yang saya hormati, Pak Sekjen dan Pak Dirjen.

Hanya 1 poin saja yang saya titipkan kepada Dirjen Cipta Karya. Mohon Ibu SPAM Mamminasata itu jangan di-hold Ibu, setengah mati memulainya. Ya Bu ya?

Jadi semua persetujuan kiri-kanan sudah dilakukan, tapi kalau di-hold tahun ini apa lagi yang harus dilakukan tahun depan. Jadi mohon dengan sangat jangan sampai SPAM Mamminasata itu ditunda atau di-hold Bu. Kalau harus multiyears, silakan multiyears. Multi berapa Bu, yang penting dimulai. Saya kira demikian. Itu saja Pimpinan. Terima kasih atas perhatiannya.

Bu Dirjen, sekali lagi, mohon dengan sangat kalau perlu hari ini juga saya membuat surat ke Pak Menteri tembusan Ibu Dirjen.

Terima kasih Pimpinan.

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Baik, sudah semua Anggota? Virtual ada kah? Dari Sekretariat tidak ada ya?

Baik. Saya nanti saja Pak, saya mau dengar dulu tanggapan masing-masing Direktorat Jenderal, dari Sekertariat Jenderal.

Saya persilakan dari PU dulu secara bergiliran.

SEKJEN KEMENTERIAN PUPR RI (Ir. MOHAMMAD ZAINAL FATAH):

Terima kasih banyak Pak Ketua.

Pak Ketua Komisi dan para Wakil Ketua, Ibu/Bapak para Anggota yang saya hormati.

Terima kasih banyak telah mengingatkan kembali kepada kami untuk membenahi beberapa hal yang mungkin yang satu urusan administratif, bagaimana kami menyajikan data yang bisa langsung secara cepat bisa digunakan untuk kita melakukan proses sinkronisasi.

KETUA RAPAT:

Suaranya kurang keras Pak.

SEKJEN KEMENTERIAN PUPR RI (Ir. MOHAMMAD ZAINAL FATAH):

Terima kasih, mohon maaf Bapak.

Jadi terkait dengan masukan dari Ibu/Bapak sekalian yang kami hormati, kami tentu ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya. Kami catat betul Pak ada beberapa yang langsung kepada masalah yang disampaikan dan langsung direkomendasikan, saya akan tindak lanjut dengan para dirjen terkait untuk dipastikan bahwa problem-problem tersebut dapat segera kami selesaikan. Tadi saya catat beberapa terutama ini menjadi concern kami terutama kegiatan-kegiatan yang mangkrak tadi Pak Eddy Santana. Kemudian secara umum bagaimana kami melakukan koordinasi terutama yang Padat Karya seperti tadi Pak Tamanuri mengingatkan betul. Selain itu tadi juga ada concern yang sangat besar bagaimana kami menyajikan.

Ibu/Bapak yang saya hormati.

Sebenarnya kami sudah menyiapkan untuk menindaklanjuti rencana Padat Karya yang waktu itu disampaikan juga di forum terbatas di Pimpinan Kapoksi waktu itu, sebenarnya sudah ada dan dapat kami laporkan, mohon maaf kalau tadi tidak secara langsung kami laporkan. Secara umum, arahan Pak Menteri yang sudah pernah disampaikan juga di forum yang terhormat ini bahwa alokasinya minimal atau sekurang-kurangnya sama dengan alokasi yang tahun 2021. Bahkan beberapa kegiatan karena memang jumlahnya masih cukup melampaui dari alokasi yang tahun 2021 untuk PKT Pak, jadi Padat Karya Pak, mohon maaf.

Oleh karena itu Pak, kami laporkan ini misalkan ini tahun 2021, total titiknya adalah 1.711 untuk Anggota, pada 2022 ini kami sudah merencanakan sesuai dengan kapasitas yang ada menjadi 1.949. Ini sebagai gambaran. Namun demikian, kami mohon maaf dengan sangat, ada beberapa kegiatan yang karena memang magnitude-nya sudah tidak bisa kita pertahankan di tahun 2022. Karena memang

kapasitas fiskal ada yang berkurang Pak, tapi secara total jumlah ini sudah melampaui dari apa yang kita laksanakan pada tahun 2021.

Untuk hal ini, space yang masih bisa kami gunakan tidak banyak Pak. Ada yang sudah melampaui 100% dari rencana alokasi. Oleh karena itu, kenapa kami tadi ada lakukan perubahan-perubahan alokasi. Misalkan saja seperti KOTAKU itu sudah 100%, ini ada Bu Dirjen di sini. Namun demikian sudah 100% dari alokasi kami belum bisa memenuhi apa-apa yang sudah dialokasikan sebelumnya. Ada beberapa bagian juga yang sudah di atas 98% seperti Jembatan Gantung, kami hanya punya 1,5% Pak buat cadangan, kalau ada diskresi misalkan Presiden atau apapun.

Jadi oleh karena itu, mohon maaf sekali lagi kalau misalkan ini kami tidak tampilkan satu per satu. Karena mungkin nanti kepada para Pimpinan kami akan sampaikan, mungkin para Kapoksi untuk kami berikutnya tindak lanjuti dengan daftar lokasi agar kami bisa petakan ke dalam programming Padat Karya.

Mungkin itu yang bisa kami laporkan. Sementara yang tadi daftar kebutuhan, jelas sebagaimana arahan Pak Menteri bahwa hasil kunjungan kerja menjadi perhatian utama selain padat karya tunai.

Terima kasih Ibu/Bapak semuanya.

Mungkin itu yang bisa kami tambahkan sekali lagi.

KETUA RAPAT:

Baik silakan Pak Sekjen Perhubungan.

SEKJEN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN RI (Dr. Ir. DJOKO SASONO, M.Sc.):

Terima kasih Pak Pimpinan.

Pak Pimpinan dan Anggota Komisi V DPR RI yang terhormat.

Terima kasih, matursuwun atas banyak sekali masukan, saran dan arahan.

Kembali kami ingin menegaskan bahwa Kementerian Perhubungan berkomitmen untuk dapat mengakomodasi usulan-usulan dan masukan-masukan sesuai dengan ruang yang ada dan diharapkan memang sudah memenuhi jenis kriteria. Atas hal-hal yang sudah berjalan tadi yang disampaikan oleh Bu Sri Rahayu, kemudian oleh Pak Fauzi dan sekalian terkait dengan Padat Karya, kami akan memperbaiki.

Memang skema Padat Karya di Kementerian Perhubungan berbeda dengan Kementerian PUPR, karena di dalam Kementerian Perhubungan itu adalah upah bagian daripada kegiatan yang katanya dengan konstruksi. Kami sepakat bahwa agar supaya ini memang uang tidak kembali ke Jakarta. Untuk itu, kami nanti akan berusaha melibatkan dan akan minta kawan-kawan, baik yang di balai maupun yang mungkin dari Kantor Pusat untuk bisa proaktif terhadap hal ini.

Hal-hal lainnya yang tentunya tadi sangat menarik adalah saran dari Pak Sigit di daerah-daerah seperti di perbatasan, di Morotai dan segala macam, kami akan

perhatikan Pak Sigit. Ini menjadi catatan kita dan tentunya kita berharap terus bimbingan daripada Ibu/Bapak sekalian Anggota Komisi V DPR RI.

Hal lain yang perlu kami juga perhatikan terhadap apa yang tadi sudah disampaikan oleh Bapak/Ibu sekalian, dalam rangka kita untuk meningkatkan kemitraan, mohon maaf Pak Roberth Rouw memang kadang-kadang memang kalau kegiatan itu melibatkan Istana kita seringkali juga tidak bisa mengendalikan rentang waktunya, tapi kami akan me-manage semaksimal mungkin untuk masalah undangan ini. Nah semoga kita bisa nanti terus meningkatkan.

Hal-hal lain yang sudah kami laporkan melalui laporan pada RDP kali ini, kita akan berusaha terus untuk bisa memfasilitasi kemungkinan-kemungkinan yang bisa kita lakukan. Saya demikian, Pimpinan.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Baik, lanjut.

Silakan Pak Sekretaris Jenderal Kementerian PDT.

SEKJEN KEMENTERIAN DESA PDTT (TAUFIK MADJID, S.Sos., M.Si.):

Terima kasih, Pimpinan.

Pak Ketua, Wakil Ketua dan Anggota yang kami hormati.

Untuk semua pandangan, masukan dan aspirasi yang sudah disampaikan tadi akan kami perhatikan dengan sungguh-sungguh. Pertama, mohon izin Pak Boyman tadi mungkin kami belum sampaikan rekapitulasi rincian lokasi, kegiatan, maupun usulan Anggota.

Pimpinan, mohon izin sampai dengan tanggal 28 September ini dari rincian lokus dan program yang sudah kami laporkan, mohon maaf sekali baru 4 Anggota yang mengajukan usulan dan kami ada daftar rincian dan rekapitulasinya akan disampaikan kemudian dan sudah kami sampaikan ke masing-masing unit kerja Eselon I agar proaktif dan mohon izin kami akan berkoordinasi dengan masing-masing Tenaga Ahli di masing-masing-masing-masing Anggota.

Yang kedua, Pak Eddy Santana. Izin, terima kasih masukannya dan sudah kami pastikan bahwa untuk mangrove di daerah tertinggal dipastikan untuk dirubah ke program yang lain di daerah tertinggal. Hal-hal lain akan kami koordinasikan kemudian. Kami kira itu respon kami.

Terima kasih.

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Baik.

Demikian dari Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi. Hanya 4 orang Anggota yang mengajukan Pak ya sampai dengan tanggal 28. Kalau, kita berapa Anggota ya, Bu Nanik berapa Anggota sih? 53. Kalau 53 Anggota ini mengajukan semua, saya takut Bapak tidak bisa nafas Pak. Takut kelelep, Pak.

Sudahlah, yang penting begini saja Pak Sekjen. Kalau kita inikan soal Desa Tertinggal, yang tidak tertinggal dan seterusnya kan kriteria kan ada di sana. Ya kita tidak perlu berdebat lagilah dan kita juga tahu anggaran bapak itu berapa lah kan.

Ya tetapi tolong juga begituloh Pak dibuat merata ini di semua, tidak usahlah kami

Ya tetapi tolong juga begituloh Pak dibuat merata ini di semua, tidak usahlah kami

Dalam dokumen DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA (Halaman 22-37)

Dokumen terkait