• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RAPAT

RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI V DPR RI

DENGAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN PUPR RI, SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN PERHUBUNGAN RI DAN SEKRETARIS JENDERAL

KEMENTERIAN DESA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI RI

Tahun Sidang : 2021-2022

Masa Persidangan : I Rapat ke- :

Jenis Rapat : Rapat Dengar Pendapat Sifat Rapat : Terbuka

Hari, Tanggal : Rabu, 29 September 2021 Waktu : Pukul 13.10 s.d.15.10 WIB

Tempat : Ruang Rapat Komisi V DPR RI (KK V) Gedung Nusantara DPR RI, Jakarta

Ketua Rapat : Lasarus.,S.Sos.,M.Si./ Ketua Komisi V DPR RI / F- PDIP

Sekretaris Rapat : Nunik Prihatin B., S.H.

Acara : Sinkronisasi dan Penajaman Terhadap Usulan, Masukan dan Saran Komisi V DPR RI Dalam Penyusunan RKA/KL RAPBN TA. 2022

Hadir Anggota : 42 orang Anggota hadir, 2 orang izin dari 53 Anggota Komisi V DPR RI dengan rincian sebagai berikut:

A. Anggota DPR RI:

PIMPINAN :

1. Lasarus, S.Sos, M.Si/Ketua Komisi V DPR RI/F-PDIP 2. Ir. Ridwan Bae/Wakil Ketua Komisi V DPR RI/F-PG

3. H. Andi Iwan Darmawan Aras, S.E., M.Si. /Wakil Ketua Komisi V DPR RI/F-P.GERINDRA

4. H. Syarif Abdullah Alkadrie, S.H., M.H. Wakil Ketua Komisi V DPR RI/F-NASDEM

FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN:

6 orang Anggota dari 9 Anggota:

(2)

1. Bob Andika Mamana Sitepu, S.H.

2. H. Irmadi Lubis 3. Mochamad Herviano 4. Ir. Sudjadi

5. Sri Rahayu

6. Sarce Bandaso Tandiasik, S.H., M.H.

FRAKSI PARTAI GOLKAR:

6 orang Anggota dari 7 Anggota:

1. Drs. Hamka B Kady, M.S.

2. Cen Sui Lan

3. Ir. H. Anang Susanto, M.Si.

4. H. Tubagus Haerul Jaman, S.E.

5. Ilham Pangestu

6. Muhammad Fauzi, S.E.

FRAKSI PARTAI GERINDRA:

5 orang Anggota dari 6 Anggota:

1. Sudewo, S.T., M.T.

2. Ir. Eddy Santana Putra, M.T.

3. Drs. H. Mulyadi, M.MA.

4. Hj. Novita Wijayanti, S.E., M.M.

5. Ir. Sumail Abdullah

FRAKSI PARTAI NASIONAL DEMOKRAT:

4 orang Anggota dari 4 Anggota:

1. Drs. H. Soehartono, M.Si.

2. Drs. H. Tamanuri, M.M.

3. Sri Wahyuni 4. Roberth Rouw

FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA : 4 orang Anggota dari 6 Anggota:

1. Ruslan M. Daud

2. H. Irmawan, S.Sos., M.M.

3. Sofyan Ali, S.H.

4. H. Syafiuddin, S.Sos.

FRAKSI PARTAI DEMOKRAT:

5 orang Anggota dari 5 Anggota:

1. Dr. H. Irwan, S.IP., M.P.

2. Willem Wandik, S.Sos.

3. drh. Jhonni Allen Marbun, M.M.

4. Lasmi Indaryani, S.E.

5. Ir. H. Ishak Mekki, M.M.

(3)

FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA:

2 orang Anggota dari 5 Anggota:

1. H. Suryadi Jaya Purnama, S.T.

2. Ir. H. Sigit Sosiantomo

FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL:

5 orang Anggota dari 5 Anggota:

1. H.A. Bakri H. M., S.E.

2. Athari Ghauti Ardi 3. Hj. Hanna Gayatri, S.H.

4. H. Boyman Harun, S.H.

5. Mesakh Mirin, SKM.

FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN:

1 orang Anggota dari 1 Anggota:

1. Dr. H. Muh. Aras, S.Pd., M.M.

ANGGOTA YANG IZIN:

1. Hj. Sadarestuwati, S.P., M.MA./F-PDIP 2. KH. Toriq Hidayat, Lc./F-PKS

B. UNDANGAN:

1. Sekjen Kementerian PUPR RI (Ir. Mohammad Zainal Fatah)

2. Sekjen Kementerian Perhubungan RI (Dr. Ir. Djoko Sasono, M.Sc.)

3. Sekjen Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Taufik Madjid, S.Sos., M.Si.)

KETUA RAPAT/KETUA KOMISI V DPR RI/F-PDIP(LASARUS, S.Sos., M.Si.):

Yang terhormat Sekjen Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Sekjen Kementerian Perhubungan,

Sekjen Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi beserta seluruh jajarannya,

Hadirin yang berbahagaia.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa dalam berkat dan karunia-Nya kita dapat berkumpul pada siang hari ini untuk menghadiri rapat sesuai dengan undangan yang telah kita sampaikan bersama, rapat ini dihadiri secara fisik maupun secara virtual.

Berdasarkan informasi dari Sekretariat telah hadir 30 orang anggota dengan 15 hadir secara fisik dan 15 anggota hadir secara virtual dari 9 unsur fraksi yang

(4)

berbeda, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 281 Peraturan DPR RI tentang Tata Tertib, izinkanlah kami untuk membuka Rapat Dengar Pendapat pada hari ini dan sesuai dengan ketentuan Pasal 276 Ayat (1) Rapat Dengar Pendapat Komisi V DPR RI pada hari ini saya buka dan dinyatakan terbuka untuk umum.

(RAPAT DIBUKA PUKUL 13.10 WIB)

Sebelumnya kami ingin menyampaikan adanya pergantian anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi PKB Saudara Irmawan, Sos., M.M. dapil Aceh 1 menggantikan Saudara H. Sukamto, S.H. dan Saudara Dedi Wahidi, S.Pd. Dapil Jabar VIII menggantikan Saudara Ha’aim Fachrudin Mahrus, An’im ya? Ya, An’im, sorry, Saudara An’im Falachudin Mahrus. hadir tidak?

Baik.

Para Sekjen berserta seluruh jajarannya baik dari Kementerian Desa, dari Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi,

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,

Serta Kementerian Perhubungan beserta seluruh jajarannya yang kami hormati, Pimpinan dan anggota Komisi V yang saya cintai.

Sebagaimana kita ketahui bahwa Komisi V DPR RI bersama seluruh mitra kerja telah melaksanakan serangkaian Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat dalam rangka Pembahasan RKAKL dalam RAPBN Tahun 2022. Salah satu Kesimpulan Raker Komisi V DPR RI dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Menteri Perhubungan dan Menteri Desa PDT dan Transmigrasi tanggal 26 Agustus 2021 yang lalu adalah sebagai berikut: “Komisi V DPR RI meminta Kementerian PUPR, Kementerian Perhubungan dan Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi untuk menyesuaikan alokasi pagu anggaran belanja dalam penyusunan program dan kegiatan RKAKL RAPBN Tahun 2022, berdasarkan usulan dan saran Komisi V DPR RI terkait Program Pembangunan Nasional termasuk Program Pembangunan yang merupakan aspirasi dari daerah pemilihan Anggota Komisi V DPR RI sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.”

Terkait dengan hasil keputusan atau kesimpulan dalam Raker tersebut, dalam kesempatan ini kami ingin mendapatkan penjelasan dari para Sekjen, sejauhmana saran, masukan dan usulan Anggota Komisi V DPR RI sebagaimana yang telah disampaikan pada saat Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat sebelumnya, serta hasil-hasil kunjungan kerja dapat diakomodir dalam rincian program RAPBN tahun 2022 dan apabila saran masukan dan usulan tersebut belum terakomodir dapat disampaikan pula penjelasan dan kendala-kendalanya.

Oleh karena itu, agenda DPR RI ini akan difokuskan pada pembahasan mengenai sinkronisasi dan penjelasan sejauhmana saran dan masukan dari Komisi V tersebut di mata anggaran Kementerian, baik Kementerian PU, Kementerian Perhubungan dan Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi.

(5)

Para Sekjen dan Anggota Komisi V yang kami hormati.

Demikian pengantar dari kami dalam rapat kita pada hari ini. Saya beri kesempatan kepada masing-masing Sekjen untuk dapat menyampaikan paparannya, terkait sejauh mana sinkronisasi sesuai kesimpulan rapat sudah dilakukan di kementerian masing-masing.

Saya persilakan terlebih dahulu dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, nanti dilanjutkan dengan oleh Menteri Kementerian Perhubungan dan terakhir nanti dari Sekjen Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi.

Saya persilakan Pak Sekjen Kementerian PUPR.

SEKJEN KEMENTERIAN PUPR RI (Ir. MOHAMMAD ZAINAL FATAH):

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh, Selamat Siang, Salam Sejahtera untuk kita semua,

Shalom, om Swastiastu, Namo Budhaya, Salam Kebajikan.

Pimpinan Komisi V DPR RI, Pak Ketua, Wakil Ketua dan Ibu/Bapak para Anggota Komisi V yang saya hormati.

Perkenankanlah pada kesempatan yang baik ini pada siang hari ini kami melaporkan bahwa mengingatkan kembali bahwa pagu anggaran tahun 2022 untuk Kementerian PUPR adalah 100,59 dari 176,68 triliun yang kami usulkan, pagu ini mengalami perubahan, sedikit perubahan, karena penyesuaian dari alokasi PHLN dan BLU sebesar 0,14 triliun. Dari besaran pagu yang 100,59 ini yang tadi cukup besar, cukup signifikan tentu ini adalah angka yang lebih kecil dibandingkan tahun 2021. Kami menggunakannya sebagaimana sudah disampaikan sebelumnya pada rapat-rapat yang sudah pernah berlangsung bahwa untuk belanja non operasional itu mencapai 90,4 triliun atau 89,87% dan di luar itu ada anggaran Pendidikan sebesar 4,56 triliun atau 4,53% yang dedicated, artinya 4,56 ini tidak bisa kita lakukan perubahan peruntukannya kecuali untuk anggaran Pendidikan.

Oleh karena itu maka merespon saran rekomendasi serta usulan-usulan yang kami tampung, yang kami kumpulkan, kami administrasikan. Maka tabel yang semula 100,597 untuk pagu anggaran, kami usulkan agar ada perubahan dari dukungan manajemen untuk sebagian sebesar 100 miliar. Kami usulkan untuk kami tambahkan pada program perumahan dan kawasan permukiman untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang terkait dengan kebutuhan pembangunan rumah-rumah susun. Oleh karena itu akan ada perpindahan dari dukungan manajemen yang diambil dari anggaran Sekretariat Jenderal dan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia masing-masing 50 untuk digunakan dan dipindahkan untuk memenuhi program-program perumahan dan kawasan permukiman. Ini kami lakukan karena memang kami tidak punya ruang fiskal yang memadai untuk melakukan perubahan-perubahan signifikan untuk memenuhi rencana-rencana tersebut.

(6)

Ibu/Bapak yang kami hormati.

Kami mencatat total usulan yang kami terima dari Komisi V ada 270 tersebar, namun demikian untuk perumahan, kami tidak dituliskan seperti di sini karena memang ini adalah usulan-usulannya adalah perumahan. Jadi jumlahnya sudah pernah disampaikan oleh Pimpinan dan waktu itu diwakili oleh Pak Sudewo. Atas perkenan Pimpinan dan Para Anggota, kami juga ingin melaporkan bahwa beberapa belakangkan ini, beberapa waktu belakangan ini kami diingatkan untuk me- recognize untuk memperhatikan peta sebaran kemiskinan ekstrem dan stunting. Ini contoh yang kami capture dari aplikasi, jadi kami sudah siapkan aplikasinya nanti bisa mohon berkenan untuk bisa digunakan secara bersama-sama. Yang merah ini adalah sebaran miskin ekstrem, sedangkan yang kuning adalah sebaran stunting.

Bagi PUPR sebagaimana juga diarahkan oleh Bapak Wakil Presiden di dalam beberapa kesempatan dan yang dikoordinasikan juga oleh Menko PMK. Ini adalah sasaran-sasaran yang didorong untuk bisa diintervensi melalui program-program baik itu khususnya PAMSIMAS, SANIMAS, dan Perumahan.

Ibu/Bapak yang kami hormati.

Kami berusaha untuk meng-overlay.

Next Pak. Ini contoh misalkan Dapil Lampung II. Ini adalah kondisinya sehingga memang banyak artinya tidak, mungkin tidak mudah, tidak susah bagi kita untuk menentukan lokasi-lokasinya, karena kebetulan inilah kondisi yang kita alami di lapangan. Namun demikian mungkin ada beberapa daerah, beberapa provinsi, beberapa kabupaten bukan merupakan dapil, Komisi V mohon nanti kami juga mendapatkan arahan. Sementara itu Pak Pimpinan, Pak Ketua, Wakil Ketua, dan Ibu, Bapak para anggota.

Wabillahi Taufiq Walhidayah,

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh, Selamat Siang.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Sekjen Kementerian PUPR.

Silakan Pak Sekjen Kementerian Perhubungan.

SEKJEN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN RI (Dr. Ir. DJOKO SASONO, M.Sc.):

Bismillahirrahmanirrahim.

Ketua, Para Wakil Ketua dan Anggota Komisi V DPR RI yang terhormat, Yang kami hormati Sekjen PUPR, Sekjen Kementerian PDT,

Serta undangan yang berbahagia.

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh,

(7)

Selamat Siang, salam sejahtera untuk kita,

Om swastiastu, Shalom, Salam Kebajikan, Namo Buddhaya.

Mengawali Rapat Kerja hari ini kami ingin mengajak kita semuanya untuk selalu menjalani syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya kita dapat bertemu dalam keadaan sehat wal’afiat pada acara Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi V DPR RI yang dilaksanakan secara hybrid dan dengan agenda sinkronisasi dan penajaman terhadap usulan, masukan, dan saran Komisi V DPR RI dalam penyusunan RKAKL RAPBN Tahun 2022.

Pimpinan dan Anggota Komisi V yang terhormat.

Pada kesempatan yang baik ini, terlebih dahulu izinkan kami menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan, masukan dan saran Pimpinan dan Anggota Komisi V DPR RI dalam Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat dengan jajaran Eselon I Kementerian Perhubungan. Tentunya masukan dan arahan dalam setiap pembahasan telah menjadi perhatian kami dalam rangka penyusunan RKAKL Tahun 2022.

Sesuai dengan hasil pembahasan dalam Raker dan RDP sebelumnya pagu anggaran pelabuhan pada tahun 2022 adalah sebesar 32,9 triliun rupiah dengan rincian sebagai berikut:

a. Berdasarkan jenis belanja

1. Belanja Pegawai sebesar Rp4,09 triliun;

2. Belanja Barang Operasional sebesar Rp3,31 triliun dan 3. Belanja Barang Non Operasional sebesar Rp25,53 triliun.

b. Berdasarkan sumber pendanaan

1. Rupiah murni sebesar Rp19,59 triliun;

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp3,49 triliun;

3. Badan Layanan Umum (BLU) sebesar Rp1,59 triliun;

4. Pinjaman Luar Negeri sebesar Rp1,22 triliun;

5. Surat Berharga Serah Negara (SBSN) sebesar Rp7,03 triliun.

Dengan mempertimbangan kebutuhan prioritas pada masing-masing unit kerja dan ruang fiskal yang tersedia, komposisi anggaran pada pagu anggaran Kementerian Perhubungan tahun 2022 menurut unit kerja 1 adalah sebagai berikut.

1. Setjen sebesar Rp505,4 miliar;

2. Itjen sebesar Rp87,6 miliar;

3. Ditjen Perhubungan Darat sebesar Rp5,4 triliun;

4. Itjen Perhubungan Laut sebesar Rp8,9 triliun;

5. Ditjen Perhubungan Udara sebesar Rp7,0 triliun;

6. Ditjen Kereta Api sebesar Rp6,7 triliun;

7. Badan Litbang sebesar Rp174,3 miliar;

8. BPSM Perhubungan Rp3,8 triliun;

9. BPTJ sebesar Rp284,83 miliar.

Pimpinan dan Para Anggota Komisi V DPR RI yang terhormat.

(8)

Adanya refocusing yang cukup besar tentunya mempengaruhi struktur anggaran dan ruang fiskal Kemenhub dalam rangka memenuhi prioritas nasional yang dimandatorikan. Dengan ketentuan yang ada, kami senantiasa berusaha memastikan layanan transportasi, aspek keselamatan maupun kebutuhan infrastruktur transportasi yang prioritas serta berjalan dan dapat terpenuhi. Oleh karenanya, kami menyusun ulang skala prioritas melakukan relaksasi dengan pelaksanaan multiyears kontrak dan perpanjangan viskontrak serta menunda sebagian program infrastruktur yang belum mendesak.

Dalam penyusunan RKAKL Tahun Anggaran 2022 ini, kami sangat mengapresiasi usulan masukan dan saran dari Komisi V DRP RI dalam Rapat Kerja RDP maupun hasil kunjungan reses yang dilakukan dan perkenankan kami menyampaikan bahwa Kementerian Perhubungan berkomitmen untuk dapat mengakomodasi setiap usulan dan masalah tersebut sepanjang telah memenuhi persyaratan readiness criteria dan telah dilengkapi dokumen perencanaan sebagai ketentuan. Bagi usulan yang berlum tertampung saat ini khususnya terhadap usulan yang belum memiliki dokumen perencanaan, kami akan terlebih dahulu melakukan penyusunan dokumen perencanaannya secara bertahap ditahun 2021 ini, sehingga pengalokasiannya dapat diusahakan melalui optimalisasi atau anggaran tahun 2023.

Akhirnya, kami mohon masukan arahan dan saran serta pendapat untuk penyempurnaan tujuan RKAKL Kementerian Perhubungan tahun 2022.

Sekian. Terima kasih.

Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh, Selamat siang,

Salam sejahtera untuk kita,

Shalom, Om Shanti-Shanti Om, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan.

Terima kasih Pimpinan.

KETUA RAPAT:

Baik. Terima kasih Pak Sekjen Kementerian Perhubungan.

Silakan Sekjen Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi.

SEKJEN KEMENTERIAN DESA PDTT (TAUFIK MADJID, S.Sos., M.Si.):

Terima kasih.

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh, Selamat siang,

Salam damai sejahtera untuk kita semua,

Shalom, Om Swastiastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan.

Yang kami hormati Pimpinan, Ketua dan Anggota Komisi V dan seluruh Anggota, Yang kami hormati Sekjen Kementerian PUPR,

Yang kami hormati Sekjen Kementerian Perhubungan dan,

(9)

Bapak/ibu sekalian.

Izin kami menyampaikan Pimpinan dan Anggota yang kami hormati.

Pagu kebutuhan per Unit Kerja Eselon I Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi berdasarkan risalah atau kesimpulan RDP tanggal 2 September 2021, mohon izin kami sampaikan per Unit Kerja Eselon I:

 Inspektorat Jenderal Rp51.693.093.000,-

 Kemudian Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Pedesaan Rp 209.867.125.000,-

 Kemudian Direktorat Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Rp320.538.248.000,-

 Direktorat Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Rp 82.590.648.000,-

 Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi Rp313.508.214.000,-

 Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Rp1.804.740.505.000,-

 Sekretariat Jenderal Rp220.260.546.000,-

 Badan Pengembangan dan Informasi Desa Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Rp99.189.667.000,-

Total pagu yang sesuai dengan risalah dan Kesimpulan Rapat adalah Rp3.102.388.046.000,00. Dan mohon izin kami sampaikan terdapat backlog anggaran sebesar Rp7.209.933.283.000,-

Rincian mohon izin kami sampaikan,

Pimpinan dan Anggota yang kami hormati.

Dari total pagu yang disepakati tersebut:

1. Rupiah Murni Rp2.754.220.046.000,- 2. Pinjaman Luar Negeri Rp344 miliar dan 3. Hibah sebesar Rp4.168.000.000,-

Komposisi kami sampaikan mohon izin.

 Untuk belanja pegawai Rp297.466.352.000-

 Belanja barang Rp2.766.558.282.000,-

 Belanja modal Rp38.363.412.000,-

Total Rp3.102.388.046.000,- dan dipresentasekan:

1. Belanja Modal 1,24%

2. Belanja Pegawai 9,59% dan 3. Belanja Barang 89,18%.

Untuk sinkronisasi dan penajaman program di RKKL 2022.

Pimpinan dan Anggota yang kami hormati.

(10)

Sesuai hasil rapat Kementerian Desa berkomitmen dan bersepakat untuk kegiatan pada tahun anggaran 2022 dipetakan antara lain mengakomodasi masukan dan usulan Komisi V baik pada saat Raker maupun RDP serta kunjungan-kunjungan kerja. Langkah-langkah sinkronisasi dan penajaman, antara lain sasaran berupa desa BUMDes masyarakat kelompok pada lokasi prioritas sesuai dengan RPJMN, dan RKP serta saran masukan dari Komisi V yang kami hormati di masing-masing daerah pemilihan.

Yang kedua, saran dan masukan Komisi V dalam penyusunan program dan kegiatan akan dilakukan pada saat penyusunan RKA/KL pagu alokasi tahun anggaran 2022, sementara target dan lokasi sasaran secara teknis akan disepakati sebelum dilakukan peng-input-an dalam penyusunan RKKL 2022 nanti. Persyaratan administrasi dan teknis dalam pelaksanaan program dan kegiatan mohon izin perlu disiapkan sejak awal, kurang lebih di bulan Oktober ini sebagai kelengkapan dokumen dalam penetapan DIPA RKA/KL 2022 untuk menghindari pemblokiran anggaran, terutama memenuhi kebantuan untuk Badan Usaha milik desa dan desa- desa wisata sesuai dengan masukan dari Anggota Komisi V yang kami hormati.

Program-program antara lain disamping desa wisata, BUMDes ada juga kegiatan-kegiatan pada lokasi-lokasi transmigrasi, disesuaikan dengan lokus dan menu kegiatan yang ada dalam DIPA. Berupa pembangunan jalan dikawasan transmigrasi jembatan drainasi maupun RTJK, ruang transmigrasi untuk jamban keluarga di lokasi-lokasi transmigrasi, sementara untuk PDT kita mohon arahan, kami mohon arahan untuk koordinasi wilayah-wilayah daerah tertinggal yang mencangkup 62 daerah tertinggal.

Demikian pimpinan dan anggota yang kami hormati, apa yang bisa kami sampaikan, mohon arahan lebih lanjut.

Terima kasih.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat Siang untuk kita semua.

KETUA RAPAT:

Baik.

Pimpinan dan Anggota Komisi V.

Demikian paparan dari Sekjen Kementerian PUPR, Kementerian Perhubungan dan Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi. Karena ini sifatnya sudah rangkaian kesekian, ini menjelang terakhir tanggal 30 kita akan Paripurna besok terkait dengan, besok tanggal 30 Paripurna Penetapan Anggaran APBN Tahun 2022. Maka hari ini kita mengambil kesempatan waktu untuk bertemu supaya anggota bisa kembali berkomunikasi dengan masing-masing kementerian terkait dengan beberapa hal yang sudah kita sepakati, pendapat, usul dan saran dari teman-teman di rapat-rapat terdahulu.

(11)

Saya berharap rapat ini tidak perlu panjang lebar ya, karena merupakan ini sudah di ujung cerita dan saya yakin seluruh rangkaian rapat tedahulu juga sudah banyak hal yang disepakati dalam konteks pendapat usulan dan saran teman-teman terkait dengan program-program tahun 2022.

Untuk mempersingkat satu waktu, saya persilakan untuk memberi pendapat, di sini ada beberapa teman juga masih mau melakukan pendalaman dan saya berharap tidak perlu panjang-panjang.

Yang pertama Pak Boyman Harun, bersiap-siap Pak Irwan.

F-PAN (H. BOYMAN HARUN, S.H.):

Baik. Terima kasih Pimpinan.

Sesuai dengan judul rapat kita pada malam hari ini, langsung saja Pimpinan.

Karena kalau ngeliat Pak Syarif itu agak grogi saya Pak, biasa Pak Syarif ini pengaruhnya luar biasa.

Terima kasih Pimpinan.

Langsung saja sesuai dengan jadwal rapat kita pada hari ini adalah sinkronisasi antara usulan dan penganggaran yang dilakukan oleh kementerian Mitra kita ini. Saya pada hari ini rasanya bingung juga mau bicara apa ini Pak ketua, karena antara apa yang kita usulkan dan yang telah diakomodir dari kementerian ini susah mau diliat, mau dibuktiin gitu. Kalau dari Kementerian Perhubungan barang kali kita lihat dari data yang ada itu ada gambaran, artinya sesuai dengan usulan apakah masuk atau tidak. Tapi dari Kementerian PUPR ini kalau saya lihat dari tahun-tahun kemarin agak jelas kita melihatnya Pak, tapi kalau sekarang tidak ada kejelasan penglihatan saya ini mungkin gelap ini Pak. Makanya yang tadi saya itu mungkin tersalah itu agak Selamat Malam itu, karena gelap.

Jadi saya pikir tidak perlu panjang lebar ketua cukup segitu saja. Apakah ini kita harus lanjutkan atau kita harus berbicara detail berkaitan dengan masalah antara usulan dan yang diakomodir oleh kementerian baik dari PUPR, maupun dari Kementerian Desa.

Terima kasih Ketua.

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Boyman.

Silakan Dinda Iwan ada yang mau disampaikan? Cukup?

Baik. Selanjutnya Pak Suryadi.

Silakan Pak.

(12)

F-PKS (H. SURYADI JAYA PURNAMA):

Terima kasih Pak Ketua.

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Rekan-rekan Pimpinan dan Anggota Komisi V, Bapak Sekjen PUPR dan Perhubungan,

Kementerian PDT beserta Bapak Dirjen dari semua Kementerian.

Sebetulnya mirip dengan Pak Boyman Pak Ketua. Maksud saya begini, kita perlu mendapatkan dokumen tersendiri walaupun mungkin tidak dalam suatu dokumen, tapi masing-masing Anggota ini kita dibagikan rekapitulasi dalam bentuk matriks. Ada yang sudah kita usulkan, sudah kita sampaikan daftarnya dan itu secara resmi ada yang diserahkan di forum ini, kemudian ada juga yang disampaikan secara lisan, ada juga yang memang diserahkan di kantor dan itu secara resmi ya ada penandatanganan, ada surat bukti penerimaan surat dari Anggota ke kementerian. Nah dari daftar itu, kita ingin disandingkan usulan dari Anggota kemudian yang bisa diakomodir, supaya masing-masing Anggota itu ada gambaran, seperti yang sudah disampaikan oleh Pak Boyman tadi, tidak gelap begitu.

Jadi kita tetap ini Selamat Siang, Selamat Pagi kalau perlu begitu karena terang benderang dan ini berlaku untuk semua kementerian dan mitra kita Pak Ketua. Sepertinya kita perlu kalaupun dalam suatu cetakan ini seluruh Anggota terlalu banyak, mungkin per Anggota dipisah begitu, karena sebagaimana yang sering menjadi kesepakatan kita bahwa program itu prioritasnya tentu direktif Presiden, kemudian juga masukan dari Komisi V dan dalam sistem perencanaan pembangunan kita juga selain melalui mekanisme Musrembang yang berjenjang dari daerah, Musrembang yang sektoral, maka proses perencanaan itu juga merupakan hasil keputusan rapat RDP maupun Rapat Kerja dengan Komisi V.

Jadi itu permintaan saya Pak Ketua. Kita berharap dalam, kalaupun tidak hari ini dalam beberapa hari ke depan sebelum kita reses kita sudah bisa mendapatkan rekapitulasi usulan kita, kemudian yang terakomodir berapa, kita maklum kalau pun tidak semua tetapi setidaknya tidak gelap seperti yang disampaikan oleh Pak. Ya inikan daftarnya begitu. Ya untung kita bisa perbaiki, karena kita belum bisa eksekusi bisa saja nanti dalam perencanaannya mungkin ada perubahan-perubahan sesuai dengan kondisi di lapangan. Kemudian juga apa namanya, karena APBN kita inikan bisa setiap saat dilakukan perubahan. Mungkin itu saja Pak Ketua.

Oh iya satu lagi. Ini beberapa nama daerah yang dicantumkan lokus-lokus di sini, pengamatan saya ini belum menggambarkan proporsionalitas dari katakanlah berbasis Komisi V, keanggotaan di Komisi V. Kadang banyak sekali program yang akhirnya kita bicara politis Pak Ketua, daerah-daerah yang sebetulnya tidak ada dapilnya di sini itu banyak sekali. Kalau kriterianya daerah tertinggal misalnya di Kementerian Desa atau di kementerian lain kita maklum, tapi kalau kriterianya bersifat umum, saya kira ini perlu menjadi perhatian. Karena ya berat juga ada Anggota Komisi V dari Dapil itu tapi tidak ada program, sementara yang kosong ada.

Nah inikan kami merasa nanti bertepuk sebelah tangan bagi mitra-mitra kita. Ya kita

(13)

tentu tidak akan menutup, tidak boleh ada program di daerah yang tidak dapil, tentu kita sangat mendukung tapi secara politis, kebijakan anggaran, ya harus ada proporsionalitas berbasis dapil. Nah ini belum terlihat Pak Ketua.

Terima kasih.

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Baik. Terima kasih.

Saling melengkapi dengan apa yang disampaikan oleh Pak Boyman tadi.

Selanjutnya, Bu Sri Rahayu.

Silakan Bu.

F-PDIP (SRI RAHAYU):

Terima kasih Pimpinan.

Langsung saja, tadi disampaikan dengan gambar-gambar melalui Pak Sekjen tadi ya tentang stunting Pak. Tadi kan ada pertanyaan stunting yang ini harus bagaimana, tentunya inikan program nasional. Karena program nasional maka tentu semuanya punya hak untuk diberikan program terkait dengan stunting. Karena stunting ini merupakan salah satu hal yang harus dilaksanakan atau program yang dilaksanakan oleh negara karena ini menyangkut masa depan Bangsa Indonesia, menyangkut generasi muda Bangsa Indonesia ke depan. Oleh karena itu, tetap harus dijalankan.

Justru yang ingin saya tanyakan adalah, ini tidak perlu dijawab Pak, Bapak tulis saja. Kan ada program juga stunting DAK, nah itu bagaimana Bapak mensinkronkan dengan itu dengan program-program yang ada di Komisi V.

Kemudian yang kedua, saya ingin menyampaikan bahwa terkait dengan program Bapak, BSPS. Ya ini memang Pemda juga punya hak untuk itu diberikan program itu, tetapi khusus yang ada dapil kita Pak yang ada Dapil ini , yang ada teman-teman di dapil ini tolong kalau kita aspirasi kita ini 1.500, Pemda-nya jangan dalam 1 kabupaten atau kota 3 ribu. Kita 1.500 dibagi 10 kabupaten/kota cuman berapa? Lalu kita tidak ada artinya di situ. Nah ini untuk dipertimbangkan, sehingga teman-teman juga ada manfaatnya untuk itu, jangan Pemdanya lebih banyak padahal ada kita. Di satu sisi, yang aspirasi dari kita cuman 150, 200 karena dibagi seluruh kabupaten/kota yang ada. Ini perlu mendapat perhatian dari Bapak/Ibu sekalian.

Kemudian yang ketiga, untuk semua Pak Sekjen dan mungkin Dirjennya juga, ini kita pada bulan tanggal 7 itu sudah Paripurna penutupan, kemudian selanjutnya suda reses. Bulan Oktober-November kita baru masuk lagi, Desember sudah penutupan akhir tahun. Nah Bapak-bapak semuanya ini tolong dicek program- program Bapak ini sudah proses atau belum? Bahkan Sumber Daya Air tolong dicek

(14)

juga, PISEW juga dicek, Sumber Daya Air absahnya itu sudah jalan atau belum? Ini tolong dicek semua karena saya turun ke dapil ada yang belum. Ini perlu semuanya dan yang aspirasi yang terakhir Pak, dari dirjen, dari Kementerian Perhubungan, kan ada program yang kontraktual yang padat karya terutama yang ada di dapil kita, Dapil Anggota Dewan, masa sih Anggota Dewan untuk suruh mencari ikan hanya 5 orang coba bayangkan. Itu di dalam 1 kabupaten hanya 5 orang tenaga kerja yang harus dicari. Saya ngalamin, tolong ini dicek juga. Tidak hanya itu, bahkan ada yang sama sekali tidak ada begitu, suruh turun saja, suruh melihat.

Tolong ini juga disampaikan kepada Kepala Balai masing-masing komunikasi ini juga penting, karena kita juga punya konstituen kalau kata Pak Hamka itu elektoral kita. Tolong ini jadi perhatian, bahkan ada yang hanya 3 hari. Coba, 3 hari itu. Padahal kalau kontraktual itu tidak 3 hari, berbulan-bulan itu. Ini bukan saya buat-buat tapi ini fakta Pak, fakta di lapangan. Ini saya masih baik hati, saya masih sabar, masih lihat karena saya termasuk orang baru, baru setahun di sini hampir, saya sabar saja. Orang sabar dikasih banyak oleh Tuhan nanti. Saya kira itu Pimpinan supaya ini mendapatkan perhatian dari Pemerintah.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Waduh ini Bu Sri Rahayu ini Ketua DPP saya sabar, kayaknya melas ngono loh Pak. Jangan sampai melas loh Pak. Nanti Ketuanya jadi nge-gas repot.

F-P.GERINDRA (SUDEWO, S.T., M.T.):

Bisa saya Pimpinan.

KETUA RAPAT:

Sebentar. Habis ini Pak Fauzi, habis itu Mas Dewo.

Pak Fauzi silakan.

F-PG (MUHAMMAD FAUZI, S.E.):

Ya terima kasih.

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Yang saya hormati Pimpinan Komisi V, Teman-teman Komisi V,

Yang saya hormati Para Sekjen.

Saya ini saja Pak Ketua, setuju dengan apa-apa yang disampaikan oleh penanya ataupun didalami oleh teman-teman sebelum saya, di mana judul kita atau materi rapat kita inikan sinkronisasi. Saya hanya mengulang saja begitu, sekarang apa yang mau kita sinkronisasi? Data dari sana tidak ada, versi dari kita juga tidak

(15)

ada begitu. Jadi mau diapakan sinkronisasi itu begitu. Nah sementara kita dikejar oleh waktu.

Makanya saya usul Pak Ketua, rapat ini di-pending saja, dilanjutkan pertemuan antara Ketua, Ketua Poksi dengan sekjen-sekjen, sehingga ini akan lebih cepat mungkin. Nah hasil itu nanti bisa Ketua kita Rapat Internal Komisi V untuk disampaikan hasilnya, daripada kita begini? Apa yang kita mau sinkronisasikan begitu? Kita mau membicarakan sesuatu tapi tidak ada bahannya, inikan sangat unik. Saya pikir itu Pak Ketua.

Yang terakhir, saya tidak mau bahas ini saja, tidak mau membahas masalah materi. Cuma ini saja, pengalaman saya di tahun yang sekarang ini Pak, saya minta tolong di ke tiga kementerian ini program-program yang sifatnya padat karya Pak, hampir semuanya itu Pak, lewat seperti angin Pak. TIR Koordinasinya hampir tidak ada. Ada, setelah selesai baru koordinasi dengan kami Pak. Saya tidak tahu di dapil teman-teman apa sama atau tidak begitu ya khusus padat karya, Pak. Kalau yang lain, masih ada, alhamdulillah sedikit-sedikit, Pak.

Terima kasih Pimpinan.

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Baik. Mas Dewo monggo mas, silakan.

F-P.GERINDRA (SUDEWO, S.T., M.T.):

Terima kasih Pimpinan.

Saya rapat kali ini agak terkejut Pimpinan. Baru kali ini senior saya Bu Sri Rahayu dengan nada tinggi itu. Ini kalau tidak ada sesuatu yang membuat nada tinggi, rasanya tidak mungkin itu ya dan sebenarnya nada tinggi itu juga akan saya lakukan begituloh, tapi karena sudah dilakukan oleh senior saya ya saya menjadi normal-normal sajalah. Mengapa saya mau nada tinggi? Karena saya juga dengar informasi bahwa di daerah pemilihan saya sekarang ini, dinas-dinas itu sekarang sedang menghubungi para Kepala Desa untuk mengusulkan program-program yang itu dari keciptakaryaan. Misalnya Program PISEW, Program Sanitasi Desa, Program Sanitasi Lembaga Pendidikan. Ini aktif menghubungi. Lebih baik saya informasikan di awal daripada tiba-tiba itu sudah terealisir, sudah terjadi begitu kan? Jangan sampai apa yang disampaikan oleh Bu Sri Rahayu itu terulang kembali di Tahun Anggaran 2022. Informasi ini penting saya sampaikan dalam forum ini, karena ada Dirjen Cipta Karya. Supaya pengendaliannya itu betul-betul berjalan bahwa program padat karya yang keciptakaryaan di Tahun Anggaran 2022 ini sangat sedikit, sangat sedikit. Kalau sampai terbagi di luar dari Anggota Komisi V itu sesuatu yang tidak rasional, sangat tidak rasional. Melalui Komisi V pun juga akan sampai pada sasaran di masing-masing kabupaten, masing-masing kota, mengapa harus langsung ke Pemerintah Daerah/Kabupaten.

(16)

Mudah-mudahan informasi yang saya terima ini, itu tidak ada suatu kesengajaan dari keciptakaryaan untuk melakukan hal itu, karena ini riil dilakukan oleh Dinas Kimpraswil, Dinas PU di kabupaten-kabupaten saya. Bukan rumor, tetapi itu memang riil informasi ini, tapi apakah benar ada koordinasi dengan keciptakaryaan Kementerian PUPR itu yang saya tidak tahu. Mudah-mudahan saja tidak terjadi begitu ya. Tolong Bu Dirjen menjamin itu.

Yang kedua, karena program-program ini padat karya itu adalah kami dari Anggota Komisi V yang mengusulkan dan yang nanti akan mengawal, tolong fasilitas fasiltator atau pendamping program-program itu juga dikoordinasikan dengan kita begitu ya. Jangan tiba-tiba menunjuk personil untuk menjadi pendamping pada program tertentu yang kita tidak tahu sama sekali, bahkan seolah- olah pendamping fasilitator itu melebihi daripada Anggota Dewan. Dia menyampaikan kepada desa, kepada sasaran yang penerima program bahwa program ini tidak ada kaitannya dengan Anggota Dewan. Ini kan sesuatu yang berlebih. Dia yang urusannya teknis, tapi seolah-olah dia melakukan hal yang politis.

Saya akhirnya sampai kedodoran untuk meluruskan pola atau polahnya fasilitator ini, mungkin juga dialami oleh teman-teman yang lain. Dia menyampaikan ini tidak ada kaitannya dengan Anggota Dewan, ini murni dari Pemerintah. Ya memang Pemerintah, tapi kalau tidak dengan kami di Komisi V sebagai mitra Pemerintah kan tidak mungkin ada program semacam itu. Jadi betul-betul tolong terutama oleh Cipta Karya dan oleh Perumahan dikoordinasikanlah pengisian fasilitator. Fasilitator itu silakan sesuai dengan kriteria. Kerjanya, Tupoksinya silakan dibimbing, dibina, tapi jangan melakukan hal yang di luar daripada Tupoksinya begitu.

Kemudian yang ketiga, soal sinkronisasi dari masing-masing kementerian, saya tidak ada masalah. Secara pribadi, tidak ada masalah karena memang inikan sudah dibahas dalam forum Raker, dalam forum RDP, dalam kesimpulan- kesimpulan. Jadi sinkronisasi itu menjadi kewenangan internal kementerian dan dilaporkan kepada kami di Komisi V, saya sependapat saja, tidak ada masalah.

Hanya yang saya inginkan dalam rangka pemenuhan Undang-Undang, 1 bulan setelah nanti diketok anggaran APBN itu, itu tolong satuan tiganya diberikan kepada kami sebagai instrumen untuk melakukan pengawasan begitu. Saya kira itu saja Pimpinan.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Mas Dewo.

Selanjutnya Pak Eddy Santana.

Bersiap-siap Pak Roberth Rouw.

F-P.GERINDRA (Ir. EDDY SANTANA PUTRA, M.T.):

Terima kasih Pimpinan.

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

(17)

Pak Sekjen Kementerian PUPR, Perhubungan dan Kementerian Desa PDTT beserta seluruh jajaran khususnya ini hadir semua para Pejabat Eselon I,

Teman-teman Komisi V.

Saya langsung Pak. Sama sebetulnya ini bukan sinkronisasi Pak, tapi informasi alokasi pembagian anggaran di Ditjen masing-masing dari kementerian.

Saya kira itu. Jadi yang kita inginkan sebetulnya lebih detail dari sini. Nah pertanyaannya apakah setelah ini ada rapat lagi begitu? RDP lagi? Per Dirjen misalnya? Kalau itu ada, bisa diperdalam lagi. Tapi kalau ini akhir begitu tanggal 30 ketok, semuanya sudah jadi sampai satuan tiga, ini saya khawatir tidak ada yang bisa kita sinkronisasikan itu. Saya mohon juga Pimpinan kami mengharapkan itu sebetulnya.

Dan kemudian yang kedua, Pak. Anggaran kita sekarang terbatas karena pendapatan kita juga berkurang begitu karena pandemi ini antara lain begitu ya, ekonomi kita tidak sebaik sebelum adanya pandemi begitu. Sebagai contoh, PU yang tadinya saya masuk di sini 2020 itu hampir di 150 triliun, sekarang makin turun- makin turun, tinggal 100 begitu, demikian juga Perhubungan, ada lagi Kementerian Desa dan PDTT. Nah saya mohon ini mari kita lebih fokus begitu ya, yang betul- betul super prioritas ini yang kita lakukan ini. Contoh di Kementerian PDTT. Pak, cobalah diberikan contoh begitu ya atau desa percontohan saja ini anggaran itu.

Kalau bisa digeserlah, tidak usah.

Saya ingatkan sekali lagi, tidak usah Pak menanam mangrove. Jadi itu urusan kehutanan sama lingkungan hidup barangkali. Nah kita fokus saja di desa itu seperti kami kan kunjungan spesifik di Banyuasin, nah itu sudah ke daerah transmigrasi yang diperlihatkan itu memang sudah maju pada Tahun 1980 itu. Yang saya inginkan mana begitu? Dana Kementerian Desa masuk, sehingga Desa itu dari Desa tertinggal jadi desa yang maju begitu. Nah itu sebetulnya bisa Pak kita lakukan, hanya lebih fokus desa itu tidak begitu banyak tapi selesai, daripada kita dengan alasan pemerataan, keadilan yang rata, nanti dapatnya sedikit-sedikit Pak.

Hanya dapat kasih BUMDes begitu kan ataupun desa wisata. BUMDes 50 juta ya wah, 50 sampai 75 ya seperti itulah. Lebih baik kita 10 miliar 1 desa per dapil-dapil kami misalnya seperti itu, yang kami harapkan, terus sama saya harapkan seperti itu. Jadi ada yang maju loh, ini loh percontohan. Nanti tahun depannya ada lagi. Nah ketika uang kita sudah semakin banyak, pendapatan kita, pendapatan negara semakin banyak, itukan bisa ditularkan Pak, mungkin yang saya inginkan, Kementerian Desa ini dapat 10T Pak, jangan cuman gaji pendamping saja. Jadi ada program betul-betul program yang bagus yang bisa memang diselenggarakan atau dilakukan untuk rakyat yang bisa semakin sejahtera di desa itu. Saya kira ini Pak.

Kemudian Pak tolong di PU Pak. Padat Karya Bina Marga itu, tolong dibenahi Pak. Kalau teman-teman lihat Pak Syarif waktu itu Pak ada di pinggir jalan itu nyetopin saya waktu itu, foto-foto begitu kan, itu ada kalau teman-teman memperhatikan ada itu, ada Baliho begitu, ada gambar saya Pak “Selamat Datang”

begitu. Itu baru dikasih tahu malamnya Pak, silakan ke situ lihat. Nah saya tanya ini pegawainya apa personilnya, buruhnya itu dari mana, bukan dari sana begitu.

Artinya, yang dilakukan Bina Marga itu dalam kontraktual padat karya itu. Misalnya, PT yang melakukan kerjaan di perservasi di Tanjung Api-api itu. Dari sebagian kerja

(18)

itu dianggaplah Padat Karya, diramai-ramaikan difoto. Saya kira ada ketidakinian, harus dibenahi Pak seperti misalnya padat karya di Cipta Karya, jelas. Padat Karya di Pengairan, di SDA, jelas P3TGAI. Nah kami ingin seperti itu Pak, boleh saja tebas bayang begitu kan, perbaikan saluran di kiri-kanan, tapi dipisahkan dari pekerjaan kontrak, kontraktual yang besar.

Nah yang keempat, yang terakhir Pak, tolong Pak semasa kita saya ingin Pak pekerjaan yang mangkrak Pak, ada ini. Seperti di Perhubungan yang saya sampai sering sampaikan lintasan sebidang Lahat, tolong dibenahi lagi. Saya ingin semasa saya ada di sini beres loh yang mangrak-mangkrak, di PU ada Pak, jembatan di Lematang, itu desa nanti saya kasih tahu Pak. Secara khusus, nanti saya buat surat ini loh dari tahun 2017 pondasinya sudah, tinggal upper-structure Pak, gampang sebetulnya. Nah ini hal-hal seperti ini mungkin ada di mana-mana kita selesaikan dululah yang mangkrak-mangkrak ini, yang super prioritas juga.

Terima kasih.

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Terima kasih.

Silakan Pak Robert.

F-P.NASDEM (ROBERTH ROUW):

Pimpinan Komisi V dan seluruh Anggota Komisi V yang saya hormati, Para Mitra, Sekjen Kementerian PDT,

Sekjen PUPR dan Sekjen Perhubungan beserta seluruh staf dan jajaran.

Pertama Pimpinan, saya hampir sama saja dengan Pak Suryadi, Pak Dewo dan yang lain-lain. Saya melihat rapat kita pada siang hari ini topiknya adalah sinkronisasi. Apa yang disampaikan Ketua tadi bahwa mungkin tanggal 30, sebentar lagi sudah Paripurna, sudah diketok dan melihat dalam rapat ini bahwa sesuai topik sinkronisasi, apa yang kita sinkronisasi? Ini sinkronisasi antara dirjen dengan dirjen, apa sinkronisasi program Anggota dengan program Pemerintah? Tidak jelas ini sinkronisasi di mana yang kita mau lakukan. Ini lucu ini kita ini. Jadi menurut saya, ya rapat ini cuma formalitas, tidak ada yang disinkronisasi kok. Kalau dibilang program-program Anggota, ya saya juga minta mana tabel, kita lihat bahwa ini di dapil ini usulannya ini, yang masuknya ini, keterangan ada, yang ini belum dapat masuk karena apa kendala-kendalanya, baru kita bicara, mari kita bicara sinkronisasi seperti itu, tapi menurut saya siang hari ini kita cuman rapat dan ujung- ujungnya nanti kata yang dapat kami sampaikan adalah kami dapat memahami dan menyetujui, itu saja. Dapat memahami dan menyetujui itu yang pasti keluar dari komisi ini untuk memberikan persetujuan. Jadi tidak ada yang dapat kami lakukan menurut saya.

Jadi rapat ini Ketua menurut saya ya untuk apa itu? Kan kita sudah bahas kemarin semua. Saya kira harusnya rapat ini kita fokus dengan program-program

(19)

yang sudah kita ajukan, sesuai dengan Undang-Undang MD3 kita, Undang-Undang 17, hak Anggota itu. Itu yang perlu kita sinkronisasi di dalam semua program yang sudah atau belum masuk ya, itu yang perlu kita sinkronisasi seperti apa, tetapi kalau cuman kita di sini untuk menyampaikan keluh kesah Bapak-bapak dengar saja, tidak bisa berubah, untuk apa? Ada jaminan tidak bahwa rapat ini ada perubahan sinkronisasinya, kalau tidak ada ya untuk apa kita rapat pada siang hari ini.

Saya kira itu yang ingin saya sampaikan, maka catatan saya banyak tapi melihat situasi di dalam rapat ini dan laporan yang disampaikan oleh mitra, saya kira akhirnya saya percuma saya mau ajak bicara ini Pak Ketua. Jadi saya kira itu, dan saya cuman ada catatan 1 untuk Kementerian Perhubungan. Ini kami dari Dapil Papua ada 3 orang. Kemarin, kami ini semua dapat undangan. Terima kasih dikasih undangan untuk hadir bersama Pak Menteri di Papua, cuman undangan itu ya diberikan sore hari dan besok acaranya. Papua itu jauh, tiketnya itu kami harus pesan. Ya jadi ya kalau tidak ada niat untuk kami hadir, jangan diundang, sudahlah malu-maluin kita saja. Kalau formalitas cuman diundang ya itulah, undanganya itu sore, pagi saya ada di kantor, tidak ada undangan. Sore, saya disampaikan juga oleh staf komisi “Bapak, ada undangan”, saya tidak komentar karena malu saya, tidak bisa kita berangkat kok. Sore hari dikasih, besok acaranya. Papua itu jauh 5 jam setengah terbang Pesawat. Jadi tolong dicatat itu Pak kalau bisa ya paling tidak 1 hari-2 hari sebelumnya dikasih Pak kita bisa pesan tiket dan bisa hadir bersama dengan mitra kita. Saya kira itu saja Pimpinan.

Terima kasih atas waktu yang diberikan, saya kembalikan Pimpinan.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Roberth Rouw.

Sekarang Pak Aras silakan, Pak Muhammad Aras? Oh lagi sholat ya.

Pak Tamanuri, silakan Pak Tamanuri.

F-P.NASDEM (Drs. H. TAMANURI, M.M.):

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Yang terhormat Pak Pimpinan beserta seluruh Anggota,

Yang kami hormati Pak Sekjen Kementerian Desa Tertinggal dan Transmigrasi, Yang saya hormati Pak Sekjen PUPR,

Yang terhormat Pak Sekjen Perhubungan.

Saya langsung saja, saya sudah mendengarkan tadi paparan yang Bapak- bapak sampaikan. Ya saya sebenarnya saya tidak begitu tertarik atas paparan ini, hanya saja saya akan sampaikan hal-hal yang saya dapati di dapil saya.

Jadi ini ditujukan kepada Pak Sekjen PUPR. Ini yang hadir juga dari dirjen- dirjen juga ya? Jadi kami di bawah itu bekerja sama dengan para balai-balai. Jadi kalau hubungan kami baik dengan para balai-balai itu, maka InsyaAllah program- program yang diberikan kepada kami bisa berjalan sedemikian rupa dan bisa

(20)

menghasilkan dengan standar yang baik, tapi apabila ada diantara balai ini koordinasinya kurang maka itu akan mengakibatkan hasilnya juga kurang baik.

Oleh karena itu, saya mengharapkan bahwa bilamana kami ini ya khususnya saya sudah menyampaikan keberatan terhadap orang-orang yang bekerja di Balai itu, apakah dia itu PPK-nya, apakah itu Satkernya, apakah memang Kepala Balai- nya, harus diperhatikan ini supaya pekerjaan itu bisa lancar. Jangan sampai apa yang kita sampaikan tidak ditanggapi. Saya mohon maaf, saya kalau tidak ditanggapi, saya meluncur ke menteri loh. Iya, saya 2 kali langsung menteri, ditanggapi oleh Pak Menteri. Nah oleh karena itu, mohon supaya ini bisa ditanggapi apa yang saya sudah usulkan, tidak usah saya sampaikan di sini dirjen mana.

Kemudian mengenai Padat Karya. Tujuan kita Padat Karya ini adalah untuk membantu masyarakat yang sekarang ini dalam kondisi memprihatinkan. Ini saya temukan bahwa Padat Karya yang datangnya dari kereta-api, ini ada dari perkereta- apian? Kalau tidak ada, tolong dicatat Pak? Masa diperhitungkan 1 meter kali 1 meter menggali tanah itu 155 ribu, bayangkan Pak? Musim kemarau seperti ini menggali tanah 1 meter kali 1 meter dihitung dengan harga 155 ribu. Nah ini pada mundur semua itu, tidak jalan itu dan juga diharapkan bahwa agenda-agenda Padat Karya ini jangan dikondisikan dulu. Mau saya jangan dimasukkan dalam tender yang padat karya ini dikeluarkan. Jangan menyatu dengan Bapak kasih sama orang ketiga di situ, sehingga dia orang ngundang kita tinggal datang lagi untuk meresmikan ngapain? Maksud kita itu kita yang cari-cari orang-orang yang akan duduk yang akan kerja di situ. Jadi mereka tahu bahwa kita mempunyai andil disitu dan ini muaranya kan untuk kami tahun 2024. Nah kalau Bapak-bapak sudah tentukan yang apa itu pemborong-pemborong itu sudah ditentukan orangnya 50 orang, kita datang sudah tinggal lagi, mana orang bisa akan memperhatikan kita. Ini tolong diperhatikan, Pak.

Kemudian untuk Kementerian Desa. Kalau memang tidak ada duitnya tidak usahlah bikin-bikin proyek, tidak usahlah bikin-bikin apa itu seperti sekarang ini.

Contohnya saja namanya jalan desa tapi dari 77 dapil, dari 34 provinsi dan 514 kabupaten itu hanya ada 1 jalan desa, bagaimana ini? Kita mau main dukun apa supaya dapat? Jadi lebih baik tidak usah, tidak usah dibuatkanlah, tidak usah dibuat kegiatan ini supaya enak, jangan sampai kita kayak disuruh berlomba, berlomba yang datangi Bapak, penuh itu nanti kantor Bapak. Oleh karena itu, saya harapkan bahwa ini adalah merupakan suatu pelajaran untuk masa yang akan datang itu jangan. Kalau memang, ini mendinganlah seperti BUMDes, jadi tiap-tiap dapil itu dapat 5, dapat 5, mendinganlah. Kalau jalan desa dapat 1, ya inikan sangat-sangat menyedihkan. Saya rasa demikian Pak Ketua, tidak banyak-banyak.

Terima kasih.

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Tamanuri.

Mas Sigit Susiantomo, ya silakan Mas.

(21)

F-PKS (IR. H. SIGIT SUSIANTOMO):

Singkat.

Pak Ketua. Terima kasih, saya baru datang sudah dapat hak bicara, luar biasa, terima kasih banyak Pak Ketua. Mungkin karena teman-teman sudah pada malas bicara, jadi saya bagian bicara.

Terkait dengan sinkronisasi, ada yang perlu kami sinkronkan terkait dengan aspirasi kami. Contohnya, begini. Di Dirjen Marga itu ada alokasi usulan untuk jembatan gantung ya, tapi kan kalau kita dapilnya Surabaya itukan mau digantung di mana jembatan itu kan tidak ada tempatnya, ya Pak. Jadi tolong ini perlu sinkronisasi, ya itu saya minta sudahlah tidak usah jembatan gantung, minta overpass, overpass itu mirip jembatan gantung tapi lewat jalan tol, sehingga jalannya sudah macet di atas jalan tol itu dapat dua gitu. Nah salah satu contoh sinkronisasi yang saya harapkan seperti itu, Pak. Jadi dua jalan jembatan gantung saya ini sampai sekarang masih tergantung-gantung, tahun lalu saya tidak ambil, kemudian Pak Kepala Balai minta Pak bagaimana kalau usulan Bapak salah satunya ditaruh di Sampang, karena Sampang membutuhkan, Pak. Oh iya silakan Pak Kepala, saya bilang begitu, tapi kan maksud kita silakan itu mbok yao. Misalnya, kita juga bisa mengusulkan masyarakat untuk bisa berpartisipasi tapi kan ini barang tidak tahu, apakah ada peluang untuk itu atau tidak? Itu kita tidak tahu, kita tidak sampai pada satuan tiga seperti itu kan Pak Ketua ya kan, tidak elok kita mau ikut-ikutan satuan tiga sampai ke situ.

Jadi Pak Sekjen, minta tolong untuk Pak Sigit tolong sinkronisasinya ada usulan overpass, dan ada kuota untuk jembatan gantung karena jembatan gantung tidak ada tempat untuk menggantungnya, maka overpass-nya tolong diselesaikan, sudah ada nama-nama overpass yang saya usulkan, sudah ada.

Kemudian yang kedua untuk PDT. Kemarin sudah ketemu kita di lapangan dengan Pak Dirjen Investasi ya? Beliau menawarkan Desa Wisata, waduh saya sangat terima kasih sekali. Di sini saya kuatkan, saya usulkan untuk Desa Sidokepung di Sidoardjo. Kemarin saya sudah sampaikan kepada Pak Dirjen juga ya. Tinggal sekarang ke Perhubungan. Pak, Perhubungan itu kami jalan kemana- mana bahkan kami ini Anggota DPR ini kalau ada waktu kami selalu jalan terutama yang paling saya suka ke daerah perbatasan. Kebetulan untuk perbatasan Kalimantan Barat itu sudah ada Pak Ketua saya 2 orang di Kalimantan Barat dapilnya. Jadi tentu semuanya sudah dari Beliau-beliau itu, tapi saya pernah datang ke perbatasan di Morotai, itu perbatasan juga. Nah ini kepada Pak Sekjen Perhubungan. Pak Sekjen, itu butuh Pelabuhan, butuh Pelabuhan Ferry ya kan?

Saya tidak minta untuk Surabaya Pelabuhan itu, saya sudah minta kepada Pak Dirjen lama yang barusan diganti, Pelabuhan Priji agar diperbaiki tetapi tidak ada, itu sudah sejak beberapa tahun yang lalu tapi karena tidak ada action, ya saya sekarang minta bagaimana kalau perbatasan, Pelabuhan di perbatasan tolong diperbaiki. Ada Pelabuhan Ferry tidak layak, Ferry-nya dengan tinggi pelabuhannya itu karena pelabuhannya Pelabuhan Penumpang ya kan? Jadi ketinggiannya itu tidak match begitu. Jadi orang jadi harus naik merangkak begitu Pak, kita bisa minta tolong kepada Pemerintah yang ada di sana untuk foto dan seterusnya. Jadi ada Pelabuhan Ferry itu mungkin Dirjen Perhubungan Darat, ada Pelabuhan Laut Dirjen

(22)

Perhubungan Laut, ada Pelabuhan Perikanan mungkin bukan masuk komisi kita, tapi saya melihat itu daerah-daerah perbatasan, tertinggal begitu, perlu dapat ini.

Saya tidak mengusulkan untuk Surabaya gitu atau Bus, dulu kita dapat alokasi bus kan? Saya juga tidak ambil. Bus, saya arahkan untuk ke daerah perbatasan sana, monggo, tapi saya sampai sekarang saya lihat busnya kayak bus kayak Metromini begitu tidak layak Pak, bagaimana kita di Bandara dijemput oleh bus yang kayak Metromini umpel-umpelan gitu tidak layak. Ini jangan-jangan tidak layaknya sampai kebalik begitu Pak. Jadi kita mau sinkronisasi saja sampai kebalik-balik ini layarnya itu.

Pak Ketua, saya kira itu. Masih ada banyak hal memang, ini harus segera kita akhiri Pak Ketua, jangan sampai inikan kalau saya perhatikan Anggota DPR mengeluh di hadapan Eselon I ya kan? Jangan sampai begini, kebalik, mestinya Eselon I mengeluh-ngeluh ke kita. Kita mengeluh dan tidak ada tanggapan, lucu kan? Kami punya hak budgeting, kami punya hak budgeting. Jadi tolong jangan dilupakan itu konstitusional. Hak budgeting termasuk diantaranya adalah alokasi- alokasi yang tadi sudah saya sampaikan. Pak Dirjen Perhubungan sudah dicatat ya Pak Dirjen. Saya lihat Pak Dirjen tadi tekun mencatat itu. Itu catat apa kira-kira Pak Dirjen? Kok Pak Dirjen, Pak Sekjen, maaf ya, Pak Sekjen Perhubungan, kemudian Pak Sekjen PUPR dan Pak Sekjen PDT, terima kasih banyak. Ya memang begini ngomongnya orang Surabaya agak kereng tapi baik hati Pak orangnya Pak.

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Sigit.

Pak Willem, Pak Willem Wandik jadi mau bicara atau ada yang mau diserahkan lagi?

Silakan.

F-PD (WILLEM WANDIK, S.Sos.):

Terima kasih Pak Ketua.

Ini sebenarnya saya tidak tahu mau bicara apa lagi begitu? Ya lihat situasi begini, apa yang saya pikirkan sudah tidak tega saya bicara di sini begitu. Jadi saya pikir ya, karena seolah-olah kita ngemis terus gitu. Dengar teman-teman apa yang teman-teman apa yang teman-teman ngomong sepertinya kita ngemis gitu. Jadi akhirnya wah, saya pikir wah, mendingan kita sudah tidak usah ngomonglah, sudah kita jalani saja apa adanya sampai di mana kita sampai nanti.

Saya pikir begitu dan untuk Kementerian Perhubungan, saya pikir kalau kami di timur sana, seperti halnya kami di Papua itu ya itu sebenarnya Papua itu terlalu dekat di hati. Jadi tidak perlu kirim undangan, kecuali Jawa Tengah, Sumatera, Kalimantan itu terlalu jauh. Jadi harus kirim undangan, kalau ke Papua tidak perlu walaupun Dirjen Perhubungan Darat ini 1 RT dengan saya, jadi tidak perlu kirim

(23)

undanganlah. Jadi dari saya itu saja. Sebentar, baru saya serahkan usulan secara tertulis.

Sekian, terima kasih.

KETUA RAPAT:

Silakan. Baik, selesai.

Pak Jhonni silakan.

F-PD (drh. JHONNI ALLEN MARBUN, M.M.):

Sebenarnya sama ya, tapi saya komentar sedikit ini soal bahan ya. Kalau dilihat dari katakanlah besaran energi, besaran energi, ini PU, segini ini, anggarannya hampir 100 berapa miliar. Perhubungan, ini tidak sampai 40 sekianlah ini. Ini PDT, PDT ya kurang lebih sekitar ya tidak sampai satulah. Nah artinya apa?

Pemberian informasi, inikan kita memberikan informasi dalam konteks RDP, informasi dalam konteks RDP untuk sinkronisasi, tetapi saya mau sekali lagi Pak Pimpinan, Perhubungan ini gampang sekali membacanya, di mana segala macam saya F.Tobing teng-teng begitu, teng-teng-teng begitu, gampang membacanya lampiran-lampirannya. Bukan tidak apa-apa, ini supaya energi, dengan hanya sepertiga energinya dibandingkan, seperempatlah, ini seperempat, ini 1 sebetulnya.

Nah oleh karena itu, saya minta khususnya Pak Ketua, saya setuju sinkronisasi bahwa yang diputuskan itu adalah apa namanya besaran anggaran dari setiap departemen dan lembaga pada Paripurna, bukan berarti dalam konteks perjalanannya nanti ada semacam katakanlah kalaupun tidak atau apa ininya koordinasi atau apa dengan mitra kerja kita, saya kira bisa. Tapi sekali lagi Pak Ketua untuk kedepannya tolonglah seimbang, supaya kita bisalah error tapi walaupun tidak semua tapi bisa membacanya, saya minta kepada PU ini ya Pak Sekjen ya, jangan ginilah, ya toh, nah arahnya sinkronisasi RKAKL bagaimana sih?

Apalagi Cipta Karya, saya bicara sama Ketua Komisi Cipta Karya, jangan kemarin belum sinkron, sama sekali juga tidak bisa dibaca. Itu saja saya kira untuk masukan saja ya. Artinya, dari data yang kita terima pun kita bisa melihat sehingga tidak perlu banyak bertanya sebetulnya, hanya itu saja sehingga “Ikan Sepat Ikan Gabus Makin Cepat Makin Bagus”, kan begitu? Tetapi pemberian juga harus bagus, begitu kira- kira. Bukan saya mau katakan Perhubungan jauh lebih baik, tapi paling tidak ya ada contoh yang perlu menjadi salah satu tapi ya harus kita bilang ya dari lembarnya saja memang dia padahal anggarannya lebih sedikit, kira-kira begitu ya. Tidak susah kok bikin begini, ini hanya soal mau atau tidak mau saja. Ya Pak Sekjen, akhirnya saya kembalikan. Saya kira demikian saja Pimpinan.

Terima kasih.

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Baik, masih ada?

(24)

Pak Bakri silakan.

F-PAN (H.A. BAKRI, H.M., S.E.):

Terima kasih Pak Ketua.

Yang saya hormati Pimpinan Komisi V dan Anggota Komisi V yang saya banggakan, Pak Dirjen, Sekjen, seluruh.

Saya ini kebetulan baru balik dari Dapil Jambi Pak, jadi mendengar rapat hari ini terkait dengan sinkronisasi dan macam-macam itu. Harapan saya sangat tinggi, dengan rapat hari ini bisa tahu benar, mana program kita yang masuk, mana program kita yang bisa kita sampaikan ke masyarakat, yang mana yang tidak. Itu yang harapan saya sebenarnya, tapi saya belum buka ini, belum saya buka tadi teman-teman sudah mengeluh, lain yang diinginkan lain yang muncul. Nah salah satu permasalahan yang saya sampaikan ini ke Bu Dirjen Cipta Karya. Bu Dirjen, saya sama Pak Lasarus di sini sudah hampir 3 periode Bu, 3 periode di sini, ya 3 periode. Jadi banyak hal sebenarnya yang agak beda sekarang ini, terutama terkait dengan balai-balai yang sudah kita bentuk. Dulu pada saat kami baru di sini itu tidak ada Balai Cipta Karya Bu. Keluhan-keluhan kita itu sama Pak Menteri bahwa permasalahan itu banyak di daerah. Oleh sebab itu, dibentuklah Balai Cipta Karya sehingga balai itu bisa menjadi Jembatan, menyelesaikan permasalahan- permasalahan yang ada di daerah, tapi sampai hari ini itu masih muncul aturan- aturan yang terkadang-kadang menghambat, saya bilang menghambat. Kenapa demikian? Karena permasalahan itu kapan kita sampaikan ke Pak Menteri itu Pak Menteri bilang setuju kita hapus. Salah satu contoh minta persetujuan daripada bupati, minta persetujuan walikota, kepala daerah, itu dihapus. Nah maksud saya hal-hal begini mbok ya jangan dipersulitlah, yang penting bagaimana pengawasannya bisa sampai.

Terus yang kedua, masih ada Balai-balai yang sepertinya itu tidak memaksimalkan peran dia. Permasalahan yang dulu kira-kira 10 tahun yang lalu itu masih muncul, seperti contoh umpamanya persyaratan a, b, c, d, e. Ini maksud saya itu yang mereka daerah itu yang kita tahu betul-betul daerah itu macam-macam orang Bu. Artinya, mbok balai yang jemput bolalah kira-kira begitu. Kalau kita kenapa itu program tidak masuk, karena dia tidak mengerti cara mengisi form.

Kenapa program itu tidak masuk? Karena dia tidak tahu aturan. Nah ini balai ini di mana letaknya. Saya kira-kira seminggu yang lalu di Jambi Bu, saya terkejut, saya diundang oleh bupati, namanya Bupati Muara Jambi, diundang di rumahnya, adalah di situ Balai Cipta Karyanya, adalah Satkernya, ada-lah PPK-nya. Bertengkarlah ini antara Satker, PPK, dengan kepala desa, Bupatinya termenung, waduh apa ini kok di, kenapa ini? Maksud saya, hal-hal begini itu jangan sampai tidak bisa diselesaikan oleh balai. Kalau toh sifatnya politis, toh pengambil kebijakan oke tapi teknis. Nah saya punya program disitu 3, ada program padat karya. Padat Karya itu KOTAKU dan PISEW.

Saya bilang sama mereka, saya apabila program ini uangnya kembali ke Jakarta dan tidak bisa dimaksimalkan, saya bilang Kepala Balai sama Satker dan PPK saya minta mundur. Susah-susahnya hari ini Bu, kita ini teriak semua Bu meminta anggaran Bu, tapi dengan aturan-aturan terkadang-kadang tidak bisa

(25)

diselesaikan oleh balai. Nah mohon Bu coba dipelototi di Jambi itu ada 3 program, yang katanya program itu kemungkinan besar uangnya akan kembali. Saya menyampaikan kepada PPK-nya, Satker-nya, saya bilang jangan aja uang ini kita kasih kepada masyarakat Bu, alangkah baiknya kita kasih mereka dalam bentuk program kira-kira begitu. Tapi kalau aturan ini terlalu diperketat, terlalu di apa, sehingga nanti masyarakat akhirnya tidak ingin. Nah itu Bu.

Terus yang kedua, di Jambi itu ada kegiatan sekolah. Ada 2 permasalahan, yang satu sedang berjalan dibatalkan dikarenakan sudah diumumkan tahu-tahunya perusahaan itu bermasalah, nah saya tidak mengerti ini bagaimana ini? Akhirnya korban Bu, korban itu bagaimana proyek itu seperti mangkrak. Yang satu lagi, program yang diumumkan, dikembalikan ke kementerian sampai hari ini belum juga diumumkan, saya tidak tahu bagaimana. Nah hal-hal beginilah sebenarnya keberadaan balai itu harus bisa menyelesaikan ini. Jangan sampai permasalahan- permasalahan yang ada di daerah kita bawa ke ruangan ini, ituloh gunanya balai itu.

Nah ini saya mewakili mungkin kawan-kawan di seluruh Indonesia. Itu saja mungkin Pak Ketua.

Terima kasih.

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Terima kasih.

Demikian dari Anggota. Pimpinan? Pak Syarif?

Pak Ridwan, silakan Pak Ridwan.

WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI/F-PG(Ir. RIDWAN BAE):

Yang saya hormati Pak Ketua, Pak Syarif, Teman-teman Komisi V,

Para Sekjen dan para Dirjen ataupun jajarannya.

Saya atau kami menerima, di luar topik ini saya, saya hanya mau stressing saja. Kami tadi menerima aspirasi dari masyarakat Gorontalo melalui Dewan Perwakilan Daerah Provinsi. Dua hal yang mereka usulkan. Yang pertama adalah Perumahan BSPS. Jadi menjadi wajib bagi kami untuk menginformasikan ini bahwa mereka meminta agar BSPS itu adalah Gorontalo juga bisa menjadi bagian perhatian. Yang lebih begitu kira-kira maksudnya.

Kemudian yang kedua kepada Dirjen Bina Marga, juga ada usulannya.

Selesai rapat ini, saya akan serahkan kepada Pak Dirjen. Saya itu saja Pak Ketua.

Terima kasih.

Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

(26)

KETUA RAPAT:

Silakan Pak Syarif.

WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI/F-NASDEM (H. SYARIF ABDULLAH ALKADRIE, S.H., M.H.):

Terima kasih.

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Pimpinan yang saya hormati, Anggota-Anggota Komisi V, Para Sekjen dan seluruh jajaran.

Pertama, ke Perhubungan. Saya menyampaikan salam dari Masyarakat Kayong kemarin Penlok Bandaranya sudah disetujui, mereka mengucapkan terima kasih. Jadi tanggung jawab kita ya tinggal mereka merealisasikan berkaitan dengan hal-hal yang menjadi tanggung-jawabnya.

Yang kedua, berkaitan dengan apa yang disampaikan oleh teman-teman.

Kalau saya berpikir khusnuzhon saja, mungkin sudah diakomodir semua apa yang menjadi harapan ya mudah-mudahan seperti itu, tapi namun demikian ya tentu memang wajar. Jadi merupakan suatu pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan memang masih samar-samarnya terhadap apa yang menjadi usulan dari teman- teman.

Yang ketiga, saya kira berkaitan dengan beberapa hal. Memang terhadap program-program padat karya maupun aspirasi kaitan dengan program yang bersifat kerakyatan, ya tentu kita berharap ini tetap untuk ditingkatkan begitu, nah BSPS dan lain-lain. Namun dengan demikian ya tentu saya selalu juga diatur dengan baik.

Kemudian berkaitan dengan masih banyaknya juga selalu terjadi hal-hal yang tidak diinginkan atau ada hal-hal yang mungkin apa kontraversi ya sesama anggota disesuaikanlah. Mungkin persentasenya kalau di luar dapil mungkin diatur ya, supaya tidak ada malahan dari provinsi lain umpamanya numpuk secara keseluruhan pindah ke tempat lain juga saya kira memang tidak etis.

Yang kedua, ya tentu yang program non komisi di dapilnya ya saya pikir terserah daripada Kementerian. Artinya, bisa untuk mereka untuk, karena memang dari teman-teman di fraksi inikan juga ada tugas dari fraksi untuk menyampaikan aspirasinya untuk disampaikan ke tempat-tempat lain, tapi mungkin diatur sajalah berkaitan dengan persentasenya.

Kemudian yang ketiga, saya kira Kementerian Desa terutama, ya tentu berharap memang program-program Kementerian Desa ini yang fokuslah membantu terhadap perkembangan untuk meningkatkan potensi masyarakat ekonomi desa yang juga ada harapan dari para Kepala Desa itu, insentif mereka itu bisa ditingkatkanlah dari apa yang menjadi alokasi dari Kementerian Desa. Saya kira ini beberapa hal yang perllu saya sampaikan.

(27)

Kemudian dari Perhubungan, saya kira paling tidak teman-teman sudah membacalah Pak yang mereka bisa diakomodir atau yang belum atau yang tidak bisa, saya kira bisa kelihatan di situ. Jadi saya kira ini merupakan suatu hal yang baik juga supaya kita tahu kalaupun memang dengan Perpu yang ada ini kami juga tahu, tapi tentu kita merupakan suatu mitra karena DPR pun tidak bisa terlepas hak fungsi budget-nya, karena Undang-Undang APBN disetujui DPR RI bersama Pemerintah. Artinya, hak konstitusional itu masih tetap di DPR. Cuman karena ada situasi dan kondisi, ada hal-hal yang diberikan kewenangannya tetapi hak-hak untuk menetapkan itu tetap berada di DPR.

Saya kira terima kasih atas perhatian. Sekian.

Wallahul muwafiq ila aqwamith thoriq

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Syarif.

Ya Pak Hamka silakan.

F-PG (Drs. HAMKA B KADY, M.S.):

Izin Ketua, saya ada kelupaan satu tadi.

Pimpinan dan seluruh Anggota yang saya hormati, Pak Sekjen dan Pak Dirjen.

Hanya 1 poin saja yang saya titipkan kepada Dirjen Cipta Karya. Mohon Ibu SPAM Mamminasata itu jangan di-hold Ibu, setengah mati memulainya. Ya Bu ya?

Jadi semua persetujuan kiri-kanan sudah dilakukan, tapi kalau di-hold tahun ini apa lagi yang harus dilakukan tahun depan. Jadi mohon dengan sangat jangan sampai SPAM Mamminasata itu ditunda atau di-hold Bu. Kalau harus multiyears, silakan multiyears. Multi berapa Bu, yang penting dimulai. Saya kira demikian. Itu saja Pimpinan. Terima kasih atas perhatiannya.

Bu Dirjen, sekali lagi, mohon dengan sangat kalau perlu hari ini juga saya membuat surat ke Pak Menteri tembusan Ibu Dirjen.

Terima kasih Pimpinan.

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Baik, sudah semua Anggota? Virtual ada kah? Dari Sekretariat tidak ada ya?

Baik. Saya nanti saja Pak, saya mau dengar dulu tanggapan masing-masing Direktorat Jenderal, dari Sekertariat Jenderal.

(28)

Saya persilakan dari PU dulu secara bergiliran.

SEKJEN KEMENTERIAN PUPR RI (Ir. MOHAMMAD ZAINAL FATAH):

Terima kasih banyak Pak Ketua.

Pak Ketua Komisi dan para Wakil Ketua, Ibu/Bapak para Anggota yang saya hormati.

Terima kasih banyak telah mengingatkan kembali kepada kami untuk membenahi beberapa hal yang mungkin yang satu urusan administratif, bagaimana kami menyajikan data yang bisa langsung secara cepat bisa digunakan untuk kita melakukan proses sinkronisasi.

KETUA RAPAT:

Suaranya kurang keras Pak.

SEKJEN KEMENTERIAN PUPR RI (Ir. MOHAMMAD ZAINAL FATAH):

Terima kasih, mohon maaf Bapak.

Jadi terkait dengan masukan dari Ibu/Bapak sekalian yang kami hormati, kami tentu ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya. Kami catat betul Pak ada beberapa yang langsung kepada masalah yang disampaikan dan langsung direkomendasikan, saya akan tindak lanjut dengan para dirjen terkait untuk dipastikan bahwa problem-problem tersebut dapat segera kami selesaikan. Tadi saya catat beberapa terutama ini menjadi concern kami terutama kegiatan-kegiatan yang mangkrak tadi Pak Eddy Santana. Kemudian secara umum bagaimana kami melakukan koordinasi terutama yang Padat Karya seperti tadi Pak Tamanuri mengingatkan betul. Selain itu tadi juga ada concern yang sangat besar bagaimana kami menyajikan.

Ibu/Bapak yang saya hormati.

Sebenarnya kami sudah menyiapkan untuk menindaklanjuti rencana Padat Karya yang waktu itu disampaikan juga di forum terbatas di Pimpinan Kapoksi waktu itu, sebenarnya sudah ada dan dapat kami laporkan, mohon maaf kalau tadi tidak secara langsung kami laporkan. Secara umum, arahan Pak Menteri yang sudah pernah disampaikan juga di forum yang terhormat ini bahwa alokasinya minimal atau sekurang-kurangnya sama dengan alokasi yang tahun 2021. Bahkan beberapa kegiatan karena memang jumlahnya masih cukup melampaui dari alokasi yang tahun 2021 untuk PKT Pak, jadi Padat Karya Pak, mohon maaf.

Oleh karena itu Pak, kami laporkan ini misalkan ini tahun 2021, total titiknya adalah 1.711 untuk Anggota, pada 2022 ini kami sudah merencanakan sesuai dengan kapasitas yang ada menjadi 1.949. Ini sebagai gambaran. Namun demikian, kami mohon maaf dengan sangat, ada beberapa kegiatan yang karena memang magnitude-nya sudah tidak bisa kita pertahankan di tahun 2022. Karena memang

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Baik terima kasih Ibu Hetifah. Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Pak Fikri, Pimpinan Sidang. Para Pimpinan Komisi X yang saya hormati. Mas Menteri dengan seluruh

Kita ke makasih juga Mbak Evita. Kita ke sayap kanan, Pak Sonny Danaparamita.. Yang terhormat Pimpinan beserta Anggota Komisi VI yang saya hormati. Pak Menteri Koperasi. Para

Berbagai hal yang diinginkan istri selama memberikan ASI. Jenguk anak atau istri ke sini tuh udah senang. Juga perhatian sama moral juga ya tapi itu ngga di

Pada saat pengakuan awal, Grup mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam kategori berikut: aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi,

Terima kasih Pak Ilham dari Poksi Golkar.. Selanjutnya dari Gerindra silakan Mas Dewo. Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh. Yang saya hormati Pimpinan, Pak Menteri

Ya, Terima kasih Pak Yandri. Silakan Pak Mulyadi. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabakaratuh. Yang Saya hormati Pimpinan beserta seluruh anggota DPR RI,.. Pada kesempatan Paripurna

Ayah, Ibu, dan adik dan seluruh keluarga besarku tercinta yang telah mencurahkan kasih sayang dengan tiada henti mendo‟akan, memberikan dukungan dan semangat

dan Adriana Parera yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan moral dan materi, serta selalu mendoakan dan mengingatkan penulis agar menyelesaikan karya tulis