• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RAPAT

RAPAT KERJA KOMISI X DPR RI DENGAN MENTERI PENDIDIKAN KEBUDAYAAN RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

Tahun Sidang : 2020-2021

Masa Persidangan : V Rapat Ke-

Jenis Rapat

: 1

: Rapat Kerja Sifat Rapat

Hari/Tanggal

: Terbuka

: Senin, 31 Mei 2021

Waktu : Pukul 14.16 WIB s.d. 18.45 WIB

Tempat : Ruang Rapat Komisi X DPR RI

(secara Fisik dan Virtual)

Ketua Rapat : DR. H. ABDUL FIKRI FAQIH / Wakil Ketua Komisi X DPR RI

Acara 1. Pembahasan Perubahan Nomenklatur

Kementerian (Kemendikbud menjadi Kemendikbud-ristek)

2. Perkembangan PTM Terbatas 3. Penjelasan PPDB

4. Tindak Lanjut Rekomendasi Panja PJP 5. Lain-lain

Sekretaris Rapat : DADANG PRAYITNA, S.IP., M.H/

Kabag Sekretariat Komisi X DPR RI

Hadir : Pimpinan:

1. H. SYAIFUL HUDA

2. AGUSTINA WILUJENG PRAMESTUTI, S.S.

3. Dr. Ir. HETIFAH SJAIFUDIAN, MPP 4. DEDE YUSUF M.E, S.T., M.I.Pol.

5. DR. H. ABDUL FIKRI FAQIH

Anggota:

Fraksi PDI PERJUANGAN 6. dr. SOFYAN TAN 7. PUTRA NABABAN 8. MY ESTI WIJAYATI

9. PUTI GUNTUR SUKARNO, S.IP. (I) 10. DR. AHMAD BASARAH (I)

11. M. GURUH IRIANTO SUKARNO PUTRA (I) 12. RANO KARNO, S.IP. (I)

13. Dr. ANDREAS HUGO PAREIRA 14. Dra. ADRIANA CHARLOTTE DONDOKAMBEY, M.Si.

15. VANDA SARUNDAJANG

(2)

Fraksi Partai GOLKAR

16. FERDIANSYAH, S.E., M.M.

17. Dr. H. A. MUJIB ROHMAT, M.H. (I) 18. H. MUHAMMAD NUR PURNAMASIDI 19. DR. Drs. ADRIANUS ASIA SIDOT, M.Si.

20. ADRIAN JOPIE PARUNTU

21. ROBERT JOPPY KARDINAL, SAB.

Fraksi Partai GERINDRA

22. Prof. Dr. Ir. DJOHAR ARIFIN HUSIN 23. Hj. HIMMATUL ALIYAH, S.Sos., M.Si.

24. Ir. H. NUROJI

25. ALI ZAMRONI, S.Sos.

26. MARTINA, S.I.Kom., M.Si.

27. H. MUHAMMAD NUR

28. ELNINO M. HUSEIN MOHI, S.T., M.Si. (I)

Fraksi Partai NASDEM

29. RATIH MEGASARI SINGKARU, M.Sc.

30. RIAN FIRMANSYAH, S.Pd.

31. LESTARI MOERDIJAT 32. EVA STEVANY RATABA

33. Dra. Hj. TINA NUR ALAM, M.M. (I)

Fraksi PKB

34. Dr. H. MUHAMMAD KADAFI, S.H., M.H.

35. H. ACEP ADANG RUHIAT, M.Si.

36. Drs. H. BISRI ROMLY, M.M.

37. MUH. HASSANUDIN WAHID (I)

38. Drs. H. ANDI MUAWIYAH RAMLY, M.Si.

Fraksi Partai DEMOKRAT

39. A. S. SUKAWIJAYA ALIAS YOYOK SUKAWI (I)

40. Ir. BRAMANTYO SUWONDO, M.M.

41. DEBBY KURNIAWAN, S.Kom. (I) 42. ANITA JACOBA GAH, S.E.

Fraksi PKS

43. Hj. LEDIA HANIFA AMALIAH, S.Si., M.Psi.T.

44. H. MUSTAFA KAMAL, S.S.

45. DR. H. FAHMI ALAYDROES, M.M., M.Ed. (I) 46. Hj. SAKINAH ALJUFRI, S.Ag. (I)

Fraksi PAN

47. Hj. DEWI CORYATI, M.Si.

48. DESY RATNASARI, M.Si., M.Psi.

49. Prof. Dr. ZAINUDDIN MALIKI, M.Si.

50. MITRA FAKHRUDDIN, MB

(3)

Fraksi PPP

51. Hj. ILLIZA SAADU/DIN DJAMAL, S.E. (I) 52. ROJIH

Pemerintah 1. NADIEM MAKARIM, B.A., M.B.A. (Mendikbud- ristek RI)

2. Prof. AINUN NA’IM, Ph.D. (Sekjen Kemendikbud-ristek RI)

3. Dr. IWAN SYAHRIL, Ph.D. (Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud-ristek RI) 4. JUMERI, S.TP., M.Si. (Dirjen PAUD, Pendidikan

Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbud- ristek RI)

5. WIKAN SAKARINTO, S.T., M.Sc., Ph.D. (Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud-ristek RI) 6. Prof. Ir. NIZAM, M.Sc., DIC., Ph.D. (Dirjen

Pendidikan Tinggi Kemendikbud-ristek RI)

7. HILMAR FARID, Ph.D. (Dirjen Kebudayaan Kemendikbud-ristek RI)

8. CHATARINA MULIANA GIRSANG, S.H., S.E., M.H. (Irjen Kemendikbud-ristek RI)

9. ANINDITO ADITOMO, S.Psi., M.Phil., Ph.D.

(Kepala Balitbang dan Perbukuan Kemendikbud- ristek RI)

10. Prof. ENDANG AMINUDIN AZIZ, MA., Ph.D.

(Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud-ristek RI)

11. PRAMODA DEI SUDARMO, MBA., MPA. (Staf Khusus Mendikbud-ristek Bidang Kompetensi dan Manajemen)

12. MUHAMAD HEIKAL, S.Ip., MPC. (Staf Khusus Mendikbud-ristek Bidang Komunikasi dan Media) 13. FIONA HANDAYANI, MBA. (Staf Khusus

Mendikbud-ristek Bidang Isu-isu Strategis) 14. HAMID MUHAMMAD, M.Sc., Ph.D. (Staf Khusus

Mendikbud-ristek Bidang Pembelajaran)

15. JURIST TAN, B.A., MPA/ID. (Staf Khusus Mendikbud-ristek Bidang Pemerintahan)

16. Beserta Jajaran

(4)

KETUA RAPAT/F-PKS (DR. H. ABDUL FIKRI FAQIH):

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia, Nadiem Anwar Makarim yang kami hormati beserta jajarannya.

Pimpinan dan Anggota Komisi X DPR RI yang terhormat.

Hadirin sekalian yang berbahagia.

Syukur alhamdulillah pada kesempatan ini kita mari tidak lupa untuk memanjatkan syukur kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala karena karunia dan rahmat-Nya kita diberi kesempatan untuk hadir pada rapat kerja dengan saudara Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi dalam keadaan sehat walafiat.

Sekarang Sekretariat sudah melaporkan bahwa saat ini rapat kerja Komisi X DPR RI dengan Mendikbud-ristek telah ditandatangani hadir 28 anggota dari seluruh fraksi. Jadi dari kalau ukurannya fraksi maka berarti kuorum sebagaimana ditentukan Pasal 281 ayat (1) Peraturan DPR RI tentang Tata Tertib telah terpenuhi. Dengan mengucap bismillahirrah-manirrahim perkenankan kami membuka rapat kerja hari ini dan rapat dinyatakan terbuka untuk umum.

(RAPAT DIBUKA PUKUL 14.16 WIB) Bapak/Ibu yang kami hormati.

Agenda rapat kerja hari ini adalah:

1. Pembahasan perubahan nomenklatur Kementerian Kemendikbud menjadi Kemendikbud-ristek.

2. Perkembangan pembelajaran tatap muka terbatas.

3. Penjelasan tentang PPDB/Penerimaan Peserta Didik Baru.

4. Tindak lanjut rekomendasi Panja Peta Jalan Pendidikan.

5. Lain-lain.

Apakah agenda ini bisa disetujui Bapak/Ibu?

(RAPAT: SETUJU) Bapak/Ibu hadirin yang kami hormati.

Sebelum saudara menteri menyampaikan paparannya dari meja pimpinan mengingatkan kembali bahwa berdasarkan Pasal 98 ayat (3) Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 sesuai dengan perubahan Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MD3 tugas komisi di bidang pengawasan adalah melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan undang- undang termasuk APBN, serta peraturan pelaksanaannya. Maka raker hari ini adalah perwujudan dari undang-undang itu.

Agenda pertama pembahasan perubahan nomenklatur Kementerian

Kemendikbud menjadi Kemendikbud-ristek. DPR RI pada rapat paripurna

tanggal 9 April 2021 menyetujui penggabungan dan pembentukan kementerian

(5)

baru yaitu penggabungan sebagian tugas Kementerian Riset dan Teknologi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sehingga menjadi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi.

Presiden Joko Widodo secara resmi menetapkan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi sebagai bagian dari 34 kementerian negara. Ketetapan itu tercantum pada Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Perpres Nomor 68 Tahun 2019 tentang Organisasi Kementerian Negara.

Melalui kebijakan penggabungan fungsi riset dan teknologi ke dalam tugas dan fungsi Kemendikbud akan semakin menguatkan kebijakan pendidikan khususnya pendidikan tinggi dalam melaksanakan Tridarma Perguruan Tinggi sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Penggabungan ini juga diharapkan meningkatkan dan memangkas birokrasi yang tidak perlu sehingga kinerja Kemendikbud-ristek RI fokus meningkatkan akses mutu dan relevansi pendidikan sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. Untuk itu Komisi X DPR RI memandang perlu mendengarkan penjelasan menteri serta melakukan pendalaman terhadap perubahan renstra pendidikan karena penambahan fungsi riset dan teknologi.

Agenda kedua perkembangan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas. Program ini merupakan bagian dari agenda kerja Kemendikbud-ristek RI untuk menyiapkan kenormalan baru dalam penyelenggaraan pendidikan pada masa pandemi Covid-19. Kebijakan ini terkait dengan program kerja lainnya yaitu vaksinasi bagi 5 juta guru dan tenaga kependidikan yang ditargetkan selesai bulan Juni 2021.

Kami ingin mendapatkan penjelasan yang komprehensif mengenai perkembangan pelaksanaan PTM terbatas terutama terkait data siswa, guru dan sekolah yang melaksanakan PTM yang terbatas termasuk strategi implementasi di lapangan sehingga melalui penjelasan tersebut kami mendapatkan kepastian terhadap pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas itu.

Kami mencatat setidaknya terdapat tiga komponen besar yang harus disiapkan dalam kebijakan pembelajaran tatap muka terbatas ini. Pertama, kepastian jaminan kesehatan. Bagaimana langkah dan strategi yang telah disiapkan Kemendikbud RI untuk memastikan setiap peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan yang akan melaksanakan PTM terjamin kesehatannya. Mengingat penyelenggaraan pendidikan nasional menjadi tanggung jawab Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana tercantum Pasal 1 angka 30 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas.

Yang kedua tentang akademik, sebagaimana kita ketahui

Permendikbud Nomor 719 Tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan

Kurikulum Pada Satuan Pendidikan Dalam Kondisi Khusus memberikan ruang

bagi satuan pendidikan untuk memilih tiga pilihan kurikulum dalam

pelaksanaan pembelajaran selama pandemi Covid-19. Bagaimana dengan

(6)

pembelajaran tatap muka, kurikulum seperti apa yang akan diberikan mengingat PTM ini merupakan kondisi kenormalan baru. Bagaimana dampak seluruh proses kegiatan pembelajaran tatap muka terhadap akses dan mutu pendidikan.

Kemudian yang ketiga tata kelola. Pemerintah harus merumuskan lamanya proses pembelajaran tatap muka di sekolah antara lain mengenai durasi dan sarana prasarana. Kebijakan terkait PTM ini hendaknya sudah dipersiapkan secara komprehensif oleh Kemendikbud-ristek RI sehingga implementasi di daerah bisa lebih kondusif dan tidak menimbulkan kesimpangsiuran.

Bapak/Ibu hadirin yang kami hormati.

Agenda ketiga penjelasan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).

Pelaksanaan PPDB dan penerimaan mahasiswa baru tahun 2021. Kebijakan PPDB dikeluarkan melalui surat edaran Mendikbud Nomor 1 Tahun 2021 tentang pelaksanaan ujian nasional, ujian kesetaraan, ujian sekolah dalam masa darurat Covid-19 di dalamnya juga mengatur penerimaan peserta didik baru di jenjang SD, SMP, SMA. Kami mengapresiasi PPDB 2021 untuk SD, SMP, SMA dilaksanakan melalui beberapa jalur yakni zonasi, afirmasi, perpindahan tugas orang tua atau wali dan/atau jalur prestasi.

Namun saat kunjungan kerja kami masih mendapatkan temuan terkait kendala pelaksanaan PPDB di daerah di antaranya:

1. Belum ada kebijakan strategis untuk menjawab masalah tidak adanya jaringan internet di daerah dengan wilayah geografis yang cukup luas dengan topografi yang bervariasi.

2. Belum ada kebijakan sosialisasi dan edukasi terkait pengetahuan dan keterampilan orang tua menggunakan aplikasi PPDB yang daring, online. Sehingga masih banyak orang tua siswa mendaftar secara manual dengan datang ke sekolah. Sebagian orang tua meminta bantuan pada operator warnet sehingga mengeluarkan biaya tambahan.

3. Masalah jaringan internet. Pada daerah dengan sinyal internet lemah orang tua harus berpindah ke daerah atau kecamatan lain yang akses dan sinyal internetnya kuat. Mobilisasi ini menghambat proses pendaftaran. Selain itu ketidakstabilan jaringan internet yang banyak daerah perkotaan mengganggu proses PPDB ini.

Terkait hal tersebut Komisi X DPR RI perlu mendapatkan penjelasan menteri mengenai kebijakan strategis pelaksanaan PPDB yang menjawab berbagai permasalahan yang mengemuka dalam PPDB di jenjang pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi.

Yang keempat agenda tentang tindak lanjut rekomendasi Panja Peta

Jalan Pendidikan. Ini ketuanya Pak Ketua Komisi sendiri soalnya. Panja Peta

Jalan Pendidikan Komisi X DPR ini menghasilkan rekomendasi hal-hal yang

substantif yang perlu dilakukan istilahnya dekonstruksi dalam penyusunan Peta

Jalan Pendidikan 2020-2035. Setidaknya meliputi enam aspek yaitu filosofis,

yuridis, sosiologis, prosedur kebijakan dan tata kelola pendidikan, anggaran,

dan keterlibatan masyarakat.

(7)

Komisi X DPR RI telah menyerahkan laporan hasil Panja PJP ini kepada Mendikbud RI tanggal 10 Maret 2021. Salah satu rekomendasi Panja adalah menteri menyampaikan perkembangan tindak lanjutnya secara tertulis kepada Komisi X DPR RI pada masa sidang berikutnya. Untuk itu Komisi X DPR RI perlu mendapatkan penjelasan dari Mas Menteri terkait tindak lanjut pelaksanaan rekomendasi Panja PJP tersebut.

Bapak/Ibu hadirin yang kami hormati.

Demikian pokok-pokok agenda rapat kerja hari ini. Sebelum Saudara Mendikbud-ristek RI menyampaikan paparannya kita perlu sepakat waktu sampai? Sekarang 14.30 WIB kira-kira jam 16.00 WIB begitu ya? Sementara.

Hidup ini sementara. Setuju?

(RAPAT: SETUJU)

Hidup ini kan sementara, jadi sementara enggak apa-apa.

Kami persilakan Mas Menteri, Mendikbud-ristek, sekarang agak panjang banget ya. Mendikbud-ristek RI untuk menyampaikan paparnya. Monggo Mas Menteri.

MENDIKBUD-RISTEK RI (NADIEM ANWAR MAKARIM, B.A., M.B.A.):

Terima kasih Pak Ketua.

Bapak/Ibu Wakil Ketua.

Bapak/Ibu Anggota Komisi X.

Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Terima kasih Pak Ketua untuk paparannya dan kami akan mencoba menjawab perihal mengenai empat topik yang tadi baru dibahas. Izinkan saya akan memaparkan untuk topik yang pertama dan kedua, pengelolaan anggaran setelah perubahan nomenklatur kementerian dan topik kedua perkembangan pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas. Untuk selanjutnya saya akan meminta untuk Pak Jumeri, Dirjen PAUD Dasmen kita untuk berbicara mengenai proses pelaksanaan PPDB dan juga Mas Nino nanti akan mempresentasikan mengenai peta jalan pendidikan dan revisi Sisdiknas, Dirjen Balitbang yang sekarang berubah namanya.

Izinkan kita untuk masuk dalam halaman yang pertama. Ini memang

satu tanggung jawab yang besar, yang baru memberikan amanah untuk

mengerjakan riset dan teknologi. Namun ada beberapa kesempatan sinergi

yang sangat baik dengan pendidikan tinggi kita karena mayoritas daripada

peneliti kita adalah di dalam universitas di negara ini. Jadi ini kesempatan baik

dari para rektor pun sangat jelas arahan dari pemerintah hanya datang dari

satu tempat dan tersinkronisasi dengan berbagai macam kebijakan untuk

memastikan bahwa karier mereka, karier dosen dan tenaga pendidik di

(8)

kampus-kampus kita itu benar-benar bisa terakselerasi dengan melakukan riset.

Yang pertama mungkin sedikit mengenai anggarannya. Total anggaran BOPTN penelitian tahun ini adalah 1,47 triliun. Ini telah terealisasi di kementerian sebelumnya Kemenristek sebesar 0,32 triliun berarti total anggaran yang dipindahkan ke Kemendikbud itu sekitar 1,154 triliun. Proses revisi anggaran ini diperkirakan akan selesai tanggal 4 Juni 2021. Jadi ini harapannya dalam waktu cukup cepat ya bisa diselesaikan. Itu harapan kita.

Mengenai struktur organisasi sesuai mandat Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara serta Peraturan Presiden Nomor 31 Tahun 2021 kami mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan, kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Jadi ini yang kita sedang rumuskan dengan beberapa kementerian dan sekarang sudah dalam tahap finalisasi untuk bagaimana menata struktur organisasi ini.

Prinsip dasar cara kita menata organisasi adalah nomor satu adalah efisiensi, itu yang terpenting. Kedua adalah kemudahan untuk interaksi dengan rektor-rektor ya karena sekarang dari sisi riset dan teknologi yang dilaksanakan oleh Kemendikbud-ristek itu hanya di perguruan tinggi dan BRIN yang akan melaksanakan sentralisasi dari berbagai macam Litbang Jirap dari kementerian masing-masing. Jadinya tiga hal yang terpenting, rektor sangat mudah interaksi dan menerima arahan yang jelas dari kita, kedua adalah efisiensi dalam kebijakan dan juga struktur organisasi dan yang ketiga adalah memaksimalkan potensi kerja sama dengan BRIN. Karena BRIN pun pasti akan sangat membutuhkan kolaborasi dengan kampus-kampus kita dan kami siap untuk menjadi mitra dan memastikan bahwa semua program-program yang dilaksanakan BRIN itu juga bisa disukseskan dengan talenta-talenta peneliti di kampus-kampus kita.

Jadi itu yang akan dikabarkan dalam waktu yang enggak lama struktur organisasi internalnya. Tapi itu tiga dasar prinsip, efisiensi, perampingan karena arahan Presiden mengenai reformasi birokrasi semuanya harus ramping sekarang dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memegang tanggung jawab itu secara serius dan dengan meminimalkan disrupsi pada kegiatan pada kementerian dan perguruan tinggi yang sedang berlangsung. Itu menjadi prinsip terakhir kita untuk memastikan bahwa semua yang sudah dilakukan di Kemenristek sebelumnya di kementerian itu tidak berhenti di tengah jalan. Jadi kami akan memastikan bahwa ke sustainabilitasnya atau keberlangsungan daripada semua program-program yaitu terjaga. Jadi kira- kira itu Bapak/Ibu dari sisi program ini.

Sekarang PR besar kita adalah pada saat struktur sudah selesai, PR

besar kita adalah untuk menentukan, memastikan bahwa program-program

yang sudah berjalan sebaiknya dilakukan. Untuk program-program yang belum

dapat penyerapan anggaran untuk segera melakukan allignment ya atau

penyelarasan dengan BRIN untuk memastikan kita tidak tumpang tindih dan

kita malah saling mendukung dan men-support. Jadi saya sama Pak Handoko

sering kali berbicara untuk memastikan keselarasan tersebut.

(9)

Yang ketiga adalah untuk memastikan bahwa karier dosen dari sisi regulasi kebijakan dan karier dosen untuk penelitian yang berkualitas itu bisa terakselerasi dengan mudah dan juga memikirkan strategi-strategi baru bagaimana kita bisa meningkatkan kualitas sarana dan prasarana riset yang ada bersama-sama dengan BRIN. Ini tidak mungkin bisa tercapai hanya di Kemendikbud-ristek, kita harus kerja sama dengan BRIN sebagai mitra untuk memastikan bahwa pusat-pusat riset ini benar-benar memiliki talenta dan sarana prasarana terbaik. Kira-kira begitu strategi transformasi yang terpenting.

Sekarang kita masuk ke topik yang kedua, ini topik yang paling besar perkembangan pelaksanaan tatap muka terbatas. Pada saat ini, ini angka yang menurut saya cukup luar biasa ya bahwa walaupun dengan situasi dunia, dengan masalah pasokan vaksin yang sering kali terhambat, dengan faktor- faktor yang di luar kontrol kita, kita masih berhasil memvaksinasi 28% dari 5,6 juta pendidik dan tenaga pendidik di Indonesia dalam waktu yang lumayan singkat dengan begitu banyaknya supply shock internasional dengan vaksin.

Jadi ini saya harus memberikan salut yang luar biasa kepada Kemenkes, Satgas Covid-19 baik di pusat dan di daerah yang berhasil melakukan itu dan juga salut kepada tim Kemendikbud yang telah berjuang dan memfasilitasi proses ini terjadi.

Jadi ini walaupun mungkin masih bisa kita tingkatkan lagi kecepatannya lebih dari 1,54 juta guru dan dosen sudah divaksinasi tapi variabilitasnya per daerah sangat besar ya variabilitasnya. Jadi contohnya di DKI Jakarta hampir 80% daripada semua guru dan dosen itu sudah divaksin, dan Yogyakarta hampir sama juga 75%. Nah di Jawa Timur dan Jawa Barat angka itu menurun ke 34%-35% tapi totalnya itu sudah mencapai 28%. Jadi benar-benar kita akan mengejar, alhamdulillah tim dari Kemenlu dan Kemenkes telah mendapatkan sekarang total 175 juta dosis vaksin sudah diterima. Jadinya Insya Allah kita masih bisa mencapai target kita untuk menyelesaikan semuanya vaksinasi ini harapannya di akhir bulan Juli atau yang paling telat mungkin di akhir bulan Agustus.

Jadinya sekarang untuk mengejar itu kita ada beberapa inisiatif. Untuk mengakselerasi vaksinasi PTK tenaga pendidik, Kemendikbud-ristek akan menjadi salah satu operator dalam memfasilitasi vaksinasi. Jadi kami tidak menunggu saja dan hanya dan memfasilitasi saja tapi kami merasa Kemendikbud-ristek ini bertanggung jawab terhadap akselerasi dan tercapainya target untuk memvaksinasi semua guru-guru ini karena tanpa itu bisa terjadi kita tidak akan bisa mulai melaksanakan tatap muka. Jadi kita mengumpulkan pahlawan-pahlawan kita dari PTN, PTS dan rumah sakit pendidikan sekitar hampir 13 ribu dari perguruan tinggi kita akan membantu melaksanakan dan mengoordinasi vaksinasi.

Dari fakultas kesehatan negeri, ada 28 fakultas yang terlibat, dari

fakultas kesehatan swasta ada 21 yang terlibat dan juga dari rumah sakit

pendidikan. Jadi ini semua vaksinator-vaksinator yang akan kita gunakan

dengan dia punya pengalaman medis akan kita kerahkan untuk hanya khusus

untuk mengakselerasi vaksinasi guru. Jadi sebagai armada tambahan dari

(10)

Kemenkes juga. Jadi peran perguruan tinggi ini untuk mengerahkan SDM mereka untuk menjadi vaksinator dan menyediakan tempat atau fasilitas untuk proses vaksinasi ini. Jadi kami akan menyelenggarakan acaranya juga, menyelenggarakan lokasinya juga dan tentunya semua vaksinnya kami ambil langsung dari dinas kesehatan setempat.

LPMP akan mengatur dan menjadwalkan kedatangan PTK ke tempat vaksinasi, memastikan registrasi dan semuanya itu lengkap, mengundang para guru-guru dan dosen dan berkoordinasinya dengan LLDIKTI, Kanwil Kemenag dan Disdik dan menyediakan fasilitas bagi provinsi yang tidak memiliki FK atau lokasi vaksinasi, jadi ini tanggung jawabnya LPMP. Jadi seluruh kaki tangan Kemendikbud sekarang turun tangan untuk melaksanakan acara vaksinasinya massalnya sendiri untuk guru-guru.

Ini untuk sekedar mengingatkan sekali lagi bahwa sebenarnya sejak bulan Januari semua sekolah dan daerah itu sebenarnya sudah diperkenankan kalau mereka siap untuk melaksanakan tatap muka terbatas ya bahkan sebelum divaksinasi pun sudah diperbolehkan. Tetapi ini poin yang kedua adalah tapi pada saat sudah selesai divaksinasi itu merupakan kewajiban sekolah untuk menyediakan opsi tatap muka terbatas. Jadi ini perlu saya ulang kembali lagi. Jadi bagi Bapak/Ibu yang mengetahui sekolah-sekolah yang sekarang ini sudah divaksinasi gurunya harusnya mereka sudah dalam tahap reparasi atau tahap final untuk memulai tatap muka terbatas di sekolahnya.

Tentunya walaupun sekolahnya wajib memberikan opsi, orang tuanya tidak wajib mengirim anaknya ke sekolah. Ini yang suatu ketentuan. Itu adalah haknya orang tua yang belum yakin atau belum merasa anaknya bisa menjaga protokol atau memang punya kecemasan lain. Jadi itu bebas orang tua bisa memilih apakah anaknya mau melakukan tatap muka terbatas atau melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Jadi mau tidak mau akan ada hybrid mode antara tatap muka dan pembelajaran jarak jauh. Ini sekedar mengingatkan saja.

Satuan pendidikan ini wajib memenuhi ceklis, ini juga mengingatkan lagi apa policy kita, ada ceklis yang sangat komprehensif, daftar periksa yang komprehensif untuk memulai pembelajaran tatap muka terbatas ya. Harus hybrid dikombinasikan dengan pembelajaran jarak jauh ya karena mau tidak mau harus rotasi ya kan hanya 50% kapasitas yang boleh masuk maksimal dan pemerintah pusat, daerah wajib untuk melakukan pengawasan untuk pelaksanaan tersebut. Kalau ada kasus konfirmasi yang terkonfirmasi terpapar Covid-19 ya segera wajib melakukan penanganan kasus dan bisa memberhentikan pembelajaran tatap muka di sekolah tersebut.

Satu hal yang sangat penting bagi yang sangat cemas dengan adanya

mulainya terjadinya pembelajaran tatap muka, satu hal yang sangat penting

diketahui adalah proses PPKM atau pembatasan mikro ini sudah berjalan di

mana-mana dan terbukti sangat efektif. Jadinya pada saat itu terjadi dan ada

kasus-kasus yang meningkat kalau ada pembatasan di skala mikro seperti itu

ya sekolah-sekolahnya juga tidak bisa melaksanakan tatap muka, itu sudah di

dalam aturan. Jadinya mohon bagi teman-teman Anggota Komisi X kalau ada

(11)

bagian dari masyarakat yang sangat khawatir dengan PTM ini, jangan lupa bahwa instrumen terpenting kita di mana kalau ada peningkatan adalah PPKM tersebut, di lain vaksinasi ya. Jadi mohon jangan dilupakan itu bukannya karena dibuka tapi kenyataan adalah mall, cinema dan semua tempat kerja sudah dibuka untuk tatap muka. Jadinya sudah saatnya sekolah-sekolah kita melakukan tatap muka terbatas.

Jadi ini peran aktif yang harus dilakukan kepala sekolah maupun juga pemda ya. Kepala sekolah harus secara konsisten memberikan edukasi, memastikan seluruh pembelajaran dilakukan dengan protokol kesehatan, mempersiapkan Satgas Covid-19 di dalam sekolahnya sendiri dan melakukan penanganan kasus dan boleh menutup sementara kalau ada terkonfirmasi kasus Covid-19. Pemda pun melalui dinas pendidikan kesehatan memastikan pemenuhan ceklis atau daftar periksa di setiap satuan pendidikan itu adalah tanggung jawabnya pemda yang untuk memastikan terlengkapinya semua daftar periksa yang dibutuhkan untuk melaksanakan tatap muka. Ya akses transportasi dan bersama dengan Satgas Covid-19 daerah melakukan testing jika ditemukan ada yang bergejala dan melakukan tracing secepatnya kalau ada kasus yang konfirmasi positif.

Ini data terakhir kita Bapak dan Ibu Komisi X. Kami berhasil menyurvei sekitar 36%. Kita survei semua sekolah tapi yang membalikkan survei, itu yang mengisi mengenai pelaporan pembelajaran tatap muka itu sekitar 36%.

DIRJEN PAUD DIKDASMEN KEMENDIKBUD-RISTEK RI (JUMERI, S.TP., M.Si.):

Sekarang sudah 40 Mas.

MENDIKBUD-RISTEK RI (NADIEM ANWAR MAKARIM, B.A., M.B.A.):

Oh ya mohon maaf, baru saja data hari ini masuk. Jadi angka ini sudah meningkat ke 40%. Jadi yang mengisi dan melaporkan saya sudah tatap muka terbatas atau tidak itu sekitar 40%. 40% itu secara statistik lumayan representatif terhadap total ya dan angka yang kita dapatkan walaupun di sini saya tayangkan 21% karena ini presentasi yang kami kirim kemarin hari Jumat, hari ini baru saja datanya masuk dan angka itu meningkat ke 30%. Sekarang 30% dari sekolah di Indonesia, perkiraan kita adalah 30% dari sekolah di Indonesia telah melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas ya. Ini bukan sesuatu yang baru, yang angka 20% ini sudah cukup beberapa bulan lumayan berjalan.

Jadinya bagi yang sekali lagi bagi masyarakat yang mungkin sedikit khawatir hasil hampir 20% daripada sekolah kita sudah berbulan-bulan bahkan dari bulan Februari sudah melaksanakan tatap muka. Jadinya bukan sesuatu hal yang baru ini hanya kita mendorong lebih banyak sekolah untuk melakukannya ya. Jadi mohon dipahami ini bukan hal yang baru dan angka ini harus terus naik kecuali kalau ada peningkatan kasus di di daerah mikronya sendiri atau di dalam sekolahnya sendiri. Jadi yang angka ini sudah bukan 21%

Bapak/Ibu, angka ini sudah 30% sudah melakukan tatap muka terbatas.

(12)

Pada saat disurvei, bagi yang belum melaksanakan tatap muka mayoritas dari mereka menyebut alasan kenapa belum melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas itu adalah yang mayoritas menjawab bahwa pemda atau Satgas Covid-19 daerahnya belum mengizinkan. Jadi poin di sini adalah mohon sekali dukungan Komisi X untuk membantu, memperjelas dan membantu komunikasi dengan dapilnya masing-masing bahwa untuk mengadvokasi agar pemda memperbolehkan sekolah-sekolah ini belajar untuk melakukan PTM terbatas.

Karena kalau ini membutuhkan waktu untuk melakukan pelatihan, preparasi, dan lain-lain dan harus mulai dari sekarang. Jadi bagi yang sudah divaksinasi mohon jadi alasannya vaksinasi atau yang lain Ibu, yang kecil-kecil alasannya seperti orang tua belum mengizinkan. Mayoritas daripada yang belum melakukan tatap muka menyebut ini karena belum diizinkan oleh pemda atau satgas setempat. Mohon dukungan Bapak/Ibu Komisi X untuk membantu atau advokasi tersebut di daerahnya masing-masing.

Kemendikbud-ristek menyelenggarakan berbagai macam aktivitas untuk melakukan persiapan pembelajaran tatap muka. Kita koordinasi intensif dengan Kemendagri, Kemenkes, Kemenag dan Satgas Covid-19 untuk mengakselerasi PTM terbatas dengan protokol kesehatan yang ketat. Kita memberikan sosialisasi kepada UPT Kemendikbud-ristek, kita melakukan sosialisasi kepada tim pembina unit kesehatan sekolah ya, bahkan di dalam MKKS atau Musyawarah Kerja Kepala Sekolah itu kita terus secara intensif melakukan program sosialisasi dan kami sekolah-sekolah ini mendapatkan pendampingan dalam persiapan dan pelaksanaan PTM dari UPT-UPT kita.

Kita juga menyiapkan berbagai macam platform adanya dashboard proses pembelajaran PTM terbatas untuk memonitor mana area-area yang sudah melaksanakan PTM. Percepatan pendataan bisa dilakukan lewat website Dapodik dan kita juga punya aplikasi survei PTM dan Rapid Pro dengan bantuan dan kolaborasi dengan UNICEF. Kita men-digitize pelaksanaan PTM ini sehingga kita mendapatkan informasi yang lebih cepat dan real time.

Tentunya kita juga sibuk menyediakan berbagai macam pedoman. Kami menyusun panduan penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi Covid- 19 ya dengan fokus implementasi teknik pembelajaran dan contoh-contoh praktik baik yang dilakukan sekolah-sekolah tertentu. Webinar terus jalan Bapak/Ibu, webinar yang terus jalan di kanal Youtube kita untuk persiapan tatap muka terbatas dan pelatihan guru melalui platform guru belajar dan berbagi untuk mempersiapkan diri untuk melakukan pembelajaran tatap muka.

Kita ingin mengambil satu contoh praktik baik yang kami lihat yaitu di

Provinsi Jawa Timur pada saat ini. Pemerintah Provinsi Jawa Timur melakukan

penerbitan SE Gubernur, SE Kepala Pendidikan atau Kanwil Kemenag terkait

dengan PTM terbatas di satuan pendidikan. Jadinya didukung full pertama

dengan regulasi yang spesifik agar semuanya berjalan kepada tujuan yang

sama.

(13)

Lalu Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga melakukan koordinasi dengan semua cabang-cabang Kemendikbud-ristek di daerah seperti LPMP dan BP PAUD untuk melakukan koordinasi dan sosialisasi dari program tersebut. Mereka sudah membentuk Satgas Covid-19 satuan pendidikan dan melakukan berbagai macam uji coba PTM terbatas secara cepat. Dalam waktu beberapa hari mereka melangsungkan uji coba observasi sama-sama dengan Satgas Covid-19 daerahnya ya. Jadi mereka pun lebih nyaman melihat protokol yang sudah ada dan sosialisasi yang intensif telah mereka lakukan dan akselerasi vaksinasi PTK.

Jadinya benar-benar pemerintah provinsinya di sini. Pemdanya sangat terlibat untuk mengakselerasi vaksinasinya buat guru-guru. Jadi sudah jelas motivasinya adalah untuk melakukan persiapan terhadap tatap muka ya dan kampanye publik yang sangat intensif. Pemda melakukan pembentukan sekolah madrasah tangguh dan sehat program itu, publikasi melalui berbagai bentuk kampanye poster, leaflet, spanduk dan memberikan edukasi kepada orang tua terhadap proses ini.

Jadinya ini salah satu contoh yang kita ingin angkat untuk menunjukkan kalau pemdanya itu benar-benar menginginkan anak-anak bisa kembali ke sekolah, partisipasi pemda adalah yang menjadi kriteria kesuksesan dan keamanan anak-anak pada saat mereka mulai melakukan PTM. Jadinya partisipasi pemda ini luar biasa pentingnya dalam memastikan proses. Masih banyak contoh-contoh yang baik bukan hanya di Jawa Timur tapi kami karena keterbatasan waktu hanya menggunakan satu contoh ini karena sangat holistis dari semua aspek sudah dipikirkan oleh pemda tersebut.

Untuk bagian berikutnya kita akan membahas mengenai PPDB. Saya ingin mengundang Pak Jumeri untuk melakukan paparan. Terima kasih.

DIRJEN PAUD DIKDASMEN KEMENDIKBUD-RISTEK RI (JUMERI, S.TP., M.Si.):

Terima kasih Pak Menteri.

Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bapak/Ibu Pimpinan mohon izin.

Bapak/Ibu Anggota mohon izin saya meneruskan presentasi Mas Menteri terkait dengan PPDB.

Bapak/Ibu hadirin yang saya muliakan.

PPDB merupakan salah satu tahapan penting di dalam mata rantai pendidikan kita dan umumnya daerah-daerah mempersiapkan PPDB dengan sungguh-sungguh karena ini hal yang krusial. Saya pernah mengalami sebagai kepala dinas ini panas, kepala kita panas ketika menghadapi PPDB karena banyaknya tekanan yang kita terima ketika proses PPDB.

Hal yang menjadi masalah besar kita adalah diatur dengan cara apa pun

kapasitas sekolah negeri kita belum akan cukup untuk menampung seluruh

(14)

calon peserta didik yang ingin masuk ke sekolah negeri. Jadi ini permasalahan pertama. Kemudian memang kondisi sekolah-sekolah kita penyebarannya belum bisa mengikuti pola zonasi yang sekarang kita tetapkan. Jadi ini dua hal penting yang perlu kita waspadai dalam PPDB.

Tahun ini ini Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi sudah mengeluarkan Permendikbud 1 Tahun 2021 tentang penerimaan peserta didik baru di tahun ini. Ada 8 perubahan penting di dalam PPDB tahun ini dibandingkan tahun lalu yaitu yang pertama perubahan batas usia SD, umur SD minimal 7 tahun dan persentase jalur zonasi SD minimal 70%. Tahun lalu SD itu ikut zonasinya seperti SMP dan SMA. Tahun ini sudah dinaikkan zonasinya menjadi 70% untuk jenjang SD.

Kemudian yang kedua pemerintah daerah dapat melibatkan sekolah swasta dalam PPDB. Ini baru tahun ini dan ini diatur oleh pemerintah daerah.

Jadi sebuah sekolah swasta dimungkinkan bisa ikut dalam proses PPDB online di daerahnya dengan mengikuti pola ini dan ini diatur oleh pemerintah daerah.

Kemudian yang ketiga perpindahan kuota penyandang disabilitas dari jalur zonasi ke jalur afirmasi sehingga dengan pindahnya ke jalur afirmasi lebih terjamin karena di situ ada kuota minimal 15% untuk jalur afirmasi.

Kemudian yang keempat KK menjadi syarat utama dan penggunaan surat keterangan domisili harus memenuhi syarat keadaan tertentu misalnya karena bencana alam dan sebagainya. Ini tahun lalu menjadi permasalahan besar karena bagi yang tidak punya KK kemudian melobi kepala desa, kepala lurah setempat untuk mendapatkan surat keterangan domisili dan ini menimbulkan permasalahan besar berbagai daerah dan tahun ini tidak ada lagi syarat ketentuan tentang SKD tapi semuanya harus menggunakan kartu keluarga yang dikoneksikan dengan data dukcapil.

Yang kelima jalur prestasi SMP, SMA dan seleksi SMK nilai UN diganti dengan rapor yang dilampiri surat keterangan peringkat rapor dari sekolah asal.

Termasuk juga untuk jalur prestasi dengan sertifikat kejuaraan yang dimiliki oleh calon peserta didik.

Yang keenam jalur perpindahan tugas orang tua merupakan sisa kuota yang dapat dialokasikan untuk calon peserta didik pada sekolah tempat orang tua atau wali mengajar. jadi maksimal 5%.

Kemudian seleksi SMK Bapak/Ibu yang berbeda dengan tahun lalu

hanya memprioritaskan keluarga tidak mampu atau jalur afirmasi dan

disabilitas minimal 15% dan SMK bisa mengakomodasi warga yang berdomisili

di sekitar sekolah itu maksimal 10%. Ini tahun lalu belum ada Pak, mengapa

demikian? Karena banyak SMK yang didirikan oleh warga desa. Warga desa

berharap bahwa mereka membantu, men-support pendirian SMK negeri adalah

agar anaknya bisa sekolah di situ. Tetapi karena tahun lalu masih full dengan

jalur prestasi, maka anak-anak setempat kalah dengan anak-anak impor. Nah

ini sudah kita beri ruang dapat, jadi tidak harus maksimal 10% warga desa

setempat bisa diakomodasi.

(15)

Kemudian jika daya tampung sekolah lain pada wilayah zonasi yang sama tidak tersedia, peserta didik disalurkan ke sekolah di luar wilayah zonasi atau di wilayah pemerintah daerah lain yang terdekat melalui kerja sama antar pemerintah daerah. Jadi daerah yang mempunyai irisan misalnya Jawa Barat dan Jawa Tengah, misalnya Sumatera Selatan dengan Lampung maka di perbatasan itu sudah ada perjanjian antar kepala dinas setempat untuk mengakomodasi anak-anak di perbatasan itu dimungkinkan untuk bisa masuk zonasi daerah tetangganya dan ini sudah kita akomodasi dan umumnya kepala dinas sudah melakukan kerja sama antara satu daerah dengan daerah yang lain.

Kemudian proporsi jalur PPDB mengalami perubahan terdapat jenjang di SD. Kami sudah sampaikan bahwa tahun lalu untuk SD, SMP, SMA itu jalur zonasi minimal 50%, afirmasi minimal 15%, kemudian perpindahan orang tua atau tugas orang tua maksimal 5%, prestasi adalah sisa kuota nya. Nah untuk tahun ini SD diberi kebijakan khusus karena memang SD ini umumnya berbasis pada desa maupun kelurahan tempat di mana anak-anak jenjang SD itu tinggal.

Kemudian juga umumnya di level TK belum banyak prestasi. Jadi belum banyak lomba-lomba yang diselenggarakan di TK. Sehingga pada tahun ini zonasinya 70%, afirmasi minimal 15%, perpindahan tugas orang tua 5%, prestasi belum dicantumkan karena memang kita belum ke sana.

Kemudian untuk jenjang SMP dan SMA itu zonasi minimal 50%, afirmasi minimal 15%, perpindahan tugas orang tua/wali maksimal 5% kemudian prestasinya adalah kelebihan dari 50%, 15%, dan 5% yang mungkin akan terjadi di tempat tersebut. Kemudian SMK tadi sudah kami sampaikan.

Kemudian sekolah swasta tadi dilibatkan dalam pelaksanaan PPDB, tahun lalu dikecualikan, untuk tahun ini untuk sekolah swasta pemerintah daerah dapat melibatkan sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat atau swasta dalam pelaksanaan PPDB. Ketentuan pelaksanaan PPDB bagi sekolah yang diselenggarakan oleh swasta atau masyarakat diatur oleh daerah sesuai dengan kewenangannya.

Tadi Pak Ketua Sidang, Pak Fikri menyampaikan tentang beberapa permasalahan yang ada di daerah terkait dengan tiga hal tadi. Tidak adanya jaringan internet, kemudian sosialisasi tentang pemanfaatan aplikasi online ini dan jaringan internet yang tidak stabil. Jadi memang dari laporan tahun lalu Bapak/Ibu itu untuk pelaksanaan PPDB tingkat provinsi itu yang bisa online adalah 14 provinsi dan itu umumnya ada di Jawa, di Bali, NTB, kemudian ada di Sumatera Selatan, Sumatera Utara, ada 14 provinsi. Kemudian yang campuran antara online dan luring itu 59% ada 20 provinsi. Kemudian untuk jenjang kabupaten/kota itu yang daring yang online 33%, yang luring 24%, kemudian campuran antara daring dan luring sebanyak 43%. Jadi memang belum seluruh wilayah di negeri ini karena berbagai keterbatasan tadi bisa melaksanakan PPDB secara daring secara online.

Kemudian tentang kelemahan atau kekurangan sosialisasi dari orang tua yang yang mungkin belum mampu mengakses aplikasi di PPDB online.

Secara umum kami sudah melihat bahwa sekolah-sekolah mengadakan

(16)

sosialisasi ke jenjang di bawahnya karena bagian dari promosi sekolah umumnya sekolah-sekolah di atasnya jenjang berikutnya itu akan mengadakan sosialisasi kepada masyarakat tentang bagaimana menggunakan aplikasi itu dan di sekolah-sekolah sudah melayani.

Memang ini Pak Fikri kita terpaksa tidak bisa memungkiri adanya kemungkinan anak datang ke sekolah dengan protokol kesehatan yang baik.

Jadi kalau mereka kesulitan memang diharapkan datang ke sekolah tempat dia mendaftar agar dibantu untuk bisa mengisi aplikasi itu sehingga tidak mengalami kesalahan dan hak-hak anak itu tetap bisa dipastikan telah terpenuhi begitu.

Kemudian tentang ya kita masih tidak menutup mata bahwa ada daerah- daerah yang belum ada jaringan internet dan tentu ini di luar kemampuan Kemendikbud-ristek dan kami terus berkoordinasi dengan Kemenkominfo untuk bisa memperbaiki jaringan. Ini secara umum tadi aplikasi PPDB ada yang dibangun oleh daerah, provinsi, maupun kabupaten/kota dan Kemendikbud melalui Pusdatin juga menyediakan aplikasi juga gara-gara membutuhkan bantuan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi.

Kemudian pada tahun ini ketentuan minimal 5% dibuat lebih jelas. Ini untuk memastikan bahwa yang disebut dengan daerah zonasi itu adalah domisili calon peserta didik berdasarkan alamat pada kartu keluarga yang diterbitkan paling singkat 1 tahun. Ini untuk mengurangi kehebohan seperti tahun-tahun sebelumnya. Jika kartu keluarga tidak dimiliki oleh peserta karena keadaan tertentu misalnya karena bencana alam, karena dia harus mengungsi dan sebagainya maka dapat diganti kartu SKD (Surat Keterangan Domisili) yang dikeluarkan oleh pejabat atau pemerintah setempat. Jadi ini bencana alam dan bencana sosial. Jadi mungkin karena harus mengalami ketakutan sehingga dia harus lari. Mungkin ada di beberapa daerah Papua.

Ini beberapa hal yang terkait PPDP online, PPDP tahun 2021. Untuk selanjutnya mungkin Pak Nino bisa melanjutkan untuk Peta Jalan Pendidikan dan revisi Undang-Undang Sisdiknas. Terima kasih atas perhatian Bapak/Ibu.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

KABALITBANGBUK KEMENDIKBUD-RISTEK RI (ANINDITO ADITOMO, S.Psi., M.Phil., Ph.D.):

Terima kasih.

Yang saya hormati Bapak Pimpinan Sidang.

Ketua dan Wakil Ketua Komisi X.

Bapak/Ibu Anggota Komisi X yang terhormat.

Izinkan saya meneruskan dengan menyampaikan informasi terkait

dengan agenda keempat kita sore hari ini. Pertama-tama kami berterima kasih

atas rekomendasi untuk Peta Jalan Pendidikan yang sangat komprehensif dan

substantif. Rekomendasi-rekomendasi tersebut menjadi masukan yang

(17)

menerangi penulisan dua naskah akademik yang sedang kita kerjakan sekarang. Yaitu naskah akademik revisi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional dan naskah akademik Peta Jalan Pendidikan.

Kami telah membentuk satu tim untuk mengerjakan kedua naskah akademik. Karena ini pekerjaan yang besar tim tersebut masih belum selesai berproses Bapak dan Ibu tapi beberapa rekomendasi spesifik yang sudah terakomodasi itu akan saya paparkan sebagai berikut:

Yang pertama, cita-cita kemerdekaan dan tujuan berbangsa yang termuat dalam Undang-Undang Dasar 1945 serta tujuan pendidikan yang termaktub dalam Pasal 31 dan Pasal 32 Undang-Undang Dasar 1945 kami tekankan ulang sebagai tujuan pendidikan nasional dalam naskah akademik.

Jadi rujukan-rujukan tersebut kami gunakan secara lebih utuh dan lebih eksplisit sekarang.

Yang kedua, tim juga sedang mengkaji pemikiran para tokoh pendidikan bangsa, para tokoh agama, dan tokoh-tokoh kebudayaan yang relevan dengan pendidikan untuk disintesis menjadi salah satu bab mengenai hakikat pendidikan dalam naskah akademik.

Yang ketiga seperti saya sampaikan tadi, naskah akademik undang- undang dan naskah akademik Peta Jalan Pendidikan itu dikerjakan oleh tim yang sama dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan.

Mengenai urutan pengerjaannya, saat ini tim sedang berkonsentrasi terlebih dahulu pada penulisan naskah akademik revisi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Pada intinya ini dilakukan agar peta jalan itu konsisten dengan rumusan norma dan kebijakan yang nantinya akan tertuang dalam undang-undang yang menjadi landasan hukum terkuat yang tentunya harus diacu termasuk oleh Peta Jalan Pendidikan. Peta Jalan Pendidikan kami posisikan sebagai pengejawantahan proses dan strategi untuk mencapai tujuan pendidikan dan perubahan-perubahan yang nantinya akan diatur dalam undang-undang yang baru tersebut.

Keempat, mengenai anggaran. Kami sepakat ini merupakan salah satu substansi yang sangat perlu direformulasi. Tim sedang mengkaji kemungkinan anggaran pendidikan ini diatur secara lex specialis dalam undang-undang pendidikan sehingga perhitungan anggaran pendidikan, pengalokasian anggaran pendidikan itu dapat melibatkan Mendikbud-ristek nantinya.

Kelima akselerasi pendidikan. Norma tentang akses pendidikan itu lebih

ditekankan dalam naskah akademik ini melalui prinsip penyelenggaraan yang

bersifat afirmatif atau berpihak pada kelompok masyarakat yang

termarjinalkan. Anak-anak yang karena berbagai hal, kondisi keluarga,

kemiskinan, bencana alam, disabilitas atau kondisi lain itu tanpa bantuan lebih

itu terancam putus sekolah atau tidak bisa mengakses pendidikan yang

bermutu. Itu menjadi salah satu prinsip penyelenggaraan pendidikan nantinya.

(18)

Tim juga mengkaji ulang konsep atau makna standar nasional pendidikan agar lebih bisa mengakomodasi konteks dan budaya lokal, serta variasi antar daerah yang masih sangat besar dalam hal kualitas pendidikan.

Yang kami kaji adalah konsep standar nasional yang sifatnya per jenjang sehingga tiap daerah itu dapat mengacu atau mengejar standar yang lebih sesuai dengan kondisinya saat ini.

Terakhir tentang mata pelajaran Pancasila. Kami secara eksplisit memasukkan Pancasila sebagai mata pelajaran dan mata kuliah wajib mulai jenjang pendidikan dasar dan pendidikan tinggi.

Demikian saya kembalikan kepada Pak Menteri atau Pak Pimpinan Sidang. Terima kasih.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

MENDIKBUD-RISTEK RI (NADIEM ANWAR MAKARIM, B.A., M.B.A.):

Demikian Pak Ketua dari kami. Terima kasih.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.

Terima kasih Mas Menteri dan beberapa tadi yang menambahkan juga Pak Jumeri dan Pak Nino. Nino ya? Ini soalnya tadi ada yang belum dikenalkan di sini. Ada El-nya tapi. Jadi di belakang Pak Elnino. Namanya sama ini Pak, saling kenalan Kepala Balitbang. Balitbang saja? Eh Balitbangbuk. Nah ini sekarang Komisi X juga ada Pak Nino juga dari Gerindra, dari Dapil mana Pak?

F-P. GERINDRA (ELNINO M. HUSEIN MOHI, S.T., M.Si.):

Izin Pak. Elnino, Gerindra, Gorontalo Pak.

KETUA RAPAT:

Elnino, Gorontalo, Gerindra. Yang lain enggak perlu dikenalkan ya? Ibu Dewi enggak perlu ya? Ini mohon maaf juga ada pimpinan yang virtual itu ada Ibu Hetifah dan Pak Dede Yusuf.

PIMPINAN KOMISI/F-P. GOLKAR (Dr. Ir. HETIFAH SJAIFUDIAN, MPP.):

Selamat siang.

PIMPINAN KOMISI/F-P. DEMOKRAT (DEDE YUSUF M.E., S.T., M.I.Pol.):

Selamat siang Pak Menteri dan semuanya Bapak/Ibu.

(19)

KETUA RAPAT:

Selanjutnya, ini langsung per fraksi atau bagaimana ini? Per fraksi saja ya? Iya sudah ini orang sebelahnya PDIP jadi kalau rapur kemarin dari PPP kok. Aduh diancam begini, jangan pakai intimidasi Ibu. Ibu masih kalah, Ibu masih harus pulang ke Semarang ya. Jadi harus bolo sama saya.

Mohon maaf ini perseteruan antar kampung.

Selanjutnya dari Fraksi PDI Perjuangan silakan Pak Tan mungkin mau menyerahkan ke siapa. Pak Tan dahulu monggo Pak Tan.

F-PDI PERJUANGAN (dr. SOFYAN TAN):

Terima kasih.

Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Shalom.

Yang kami hormati Pimpinan, Wakil Pimpinan, para Anggota DPR Komisi X yang saya hormati.

Mas Menteri beserta jajaran.

Pertama kami menyambut hangat ristek bergabung dengan Komisi X sehingga Mas Menteri tidak perlu ke dua komisi.

Yang kedua melihat apa yang sedang kita lakukan bahwa hari-hari ini kita menjelang pertemuan terbatas, maka guru-guru kita pendidik, dan tenaga kependidikan telah melaksanakan vaksinasi. Namun kami harus akui bahwa belum terdistribusi secara merata di mana daerah-daerah yang justru sedang zona merah itu masih jumlah yang divaksinasi sangat terbatas. Kalau DKI bisa hampir 80% kami menginginkan bahwa kota-kota besar di Indonesia yang hari ini zonanya, zona merah pekat agar juga mendapat perhatian daripada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kami khawatir bahwa kemungkinan bisa terjadi penyelewengan vaksin tersebut karena di Kota Medan sendiri telah terjadi bahwa vaksin yang disiapkan untuk LP (Lembaga Pemasyarakatan) bisa dijual. Nah kami khawatir kenapa prioritas untuk vaksinasi kepada guru itu begitu lambat, tentu harus ada pemantauan. Itu yang pertama kami lihat bahwa vaksinasi yang berjalan baik tetapi juga ada hal-hal yang kami temukan bahwa ternyata kalau guru tersebut divaksinasi, suaminya atau istrinya yang tidak berprofesi guru itu ternyata yang sudah divaksinasi bisa terkena lagi. Nah karena itu kami inginkan bahwa vaksinasi bukan hanya ditujukan pada guru dan tenaga kependidikan tetapi juga ada keluarganya sebagai tahap yang selanjutnya yang harus diperjuangkan kan oleh Mas Menteri.

Yang kedua mengingat persentase yang telah melaporkan tentang

pembelajaran tatap muka terbatas yang telah mencapai 40% laporan yang

disampaikan, apakah pihak Kementerian Pendidikan Kebudayaan ada

(20)

melakukan sampel ataupun penelitian atau laporan? Dari sekian banyak itu yang telah melaporkan itu apakah pihak sekolah itu ada yang terkena Covid- 19, artinya tertular. Kalau memang jumlahnya sangat sedikit saya kira ini harus dipublikasi agar sekolah-sekolah yang lain bisa berani untuk melaksanakannya. Karena yang kami lihat ini tidak nampak di dalam hal ini.

Jadi harus berani Mas Menteri untuk menyampaikan hal ini, meminta data, data yang terlihat sampaikan di sini tidak menunjukkan apakah ada efek daripada vaksinasi yang sejalan dengan pembukaan pembelajaran tatap muka terbatas tersebut juga diiringi dengan risiko yang sangat kecil. Saya kira ini pertanyaan saya yang singkat.

Kemudian saya persilakan ke Pimpinan kami Ibu Agustina untuk melanjutkan pertanyaannya. Kami persilakan. Karena dia minta Pak.

PIMPINAN KOMISI/F-PDI PERJUANGAN (AGUSTINA WILUJENG PRAMESTUTI, S.S.):

Setingg-an katanya. Terima kasih Pak Tan, jadi kalau di PDI Perjuangan itu tetap harus diatur oleh kapoksi.

Yang pertama ingin saya berikan masukan adalah tentang setelah perubahan nomenklatur itu kan artinya peran Mendikbud-ristek, ini agak masih ribet ngomong-nya karena baru. Dalam rangka untuk memaksimalkan penelitian-penelitian menghadapi tantangan hari ini terutama Covid-19 ini kan perannya sangat besar, kewenangannya sangat besar kita memiliki para peneliti yang hebat. Tentu ada anggaran penelitian yang diperbolehkan secara undang-undang untuk bisa dicari dan untuk melakukan penelitian tentang apa sih sebenarnya vaksin itu.

Vaksin-vaksin yang ada mungkin bisa bongkar, kemudian apa sebenarnya virus Corona-19 itu? Kemudian bagaimana reaksi mungkin imun manusia terhadap Covid-19, terhadap vaksin atau apa pun yang penting adalah penelitian tentang hal-hal yang berkaitan dengan masalah pandemi Covid-19 yang hari ini sedang kita hadapi bersama. Kita berharap tambahan peran ini tidak sekadar nomenklatur tetapi sebuah aksi nyata dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat pandemi Covid-19.

Yang kedua tentang pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas yang disiapkan, di halaman 9 saya melihat ada sebuah kalimat itu. Satuan pendidikan wajib memenuhi daftar periksa sebelum memulai layanan pembelajaran tatap muka terbatas. Saya berharap ini menjawab usulan saya beberapa waktu yang lalu bahwa sebelum acara tatap muka bagi siswa yang sudah diizinkan untuk tatap muka oleh orang tuanya itu ada swab test atau antigen yang kalau ini dibiayai oleh sekolah tentu terlalu berat. Kalau dibiayai oleh Kementerian Kebudayaan tentu juga lebih berat lagi.

Nah mungkin bisa saya usul ada voucer yang diterbitkan oleh Satgas

Covid-19 untuk siswa khusus. Jadi siswa yang sudah boleh ikut tatap muka itu

mendapatkan voucer melalui sekolah untuk bisa swab test atau antigen test

(21)

atau apa pun lah yang menyatakan bahwa siswa itu sehat dan proper untuk bisa berkumpul dengan teman-temannya di dalam sekolah. Kalau tidak mau atau tidak dapat tiket itu tidak punya surat ya jangan sebaiknya karena itu tidak menjamin proses penularan.

Kemudian ada regulasi teknis yang dikeluarkan oleh kementerian yang mungkin bisa membuat orang tua murid itu merasa nyaman dan di-declare karena medsosnya Kemendikbud ini wow followers-nya luar biasa banyak sehingga sangat efektif yaitu terhadap ketentuan-ketentuan teknisi dalam kelas misalnya. Sudah boleh tatap muka kalau jarak kursinya satu inch, detailnya begitu lah misalnya. Nanti setiap 2 jam itu siswa harus keluar terus digilir siswa itu harus semprot desinfektan dan lain-lain, gotong-royong kerja bakti dan lain- lain seperti itu. Saya kira itu akan cukup membantu walaupun sudah 3 menit saya masih minta satu lagi.

Tentang PPDB. Bapak/Ibu yang saya hormati ini ke sekian kalinya saya ingin sampaikan bahwa mungkin kegaduhan yang terjadi pada saat proses pendaftaran siswa baru itu karena tidak adanya keseimbangan dukungan pembiayaan negara kepada sekolah swasta dan sekolah negeri. Dapat dibayangkan bahwa sekolah negeri itu mendapatkan fasilitas semua ya. Mulai dari gaji dan tunjangan guru, tenaga kependidikan, kemudian pembuatan sarana prasarana, biaya operasional sampai ke fasilitas karier dan pengangkatan kapasitas guru yang tentu ini berkaitan amat erat dengan mutu pendidikan dan lain-lainnya. Sedangkan swasta ini sebagian besar sekolah swasta itu hanya mendapatkan dukungan untuk operasional BOS.

Per tahun siswa itu paling-paling sekarang sudah ada peningkatan ini dari Mas Menteri ini lumayan juga. Kalau dahulu kan hanya 600 sampai 1.200.000 kalau enggak salah, sekarang ini sudah dari 900 sampai 2 koma juta sekian per tahun tiap siswa. Jika ini kemudian bisa agak sedikit disamakan begitu, karena apa pun pembiayaan pendidikan yang diberikan oleh pemerintah itu merupakan hak semua siswa baik mereka yang sekolah di negeri maupun swasta.

Kalau kata teman-teman para pakar pendidikan, pengamat itu adalah money follow student. Di manapun siswa itu berada negara memberikan dukungan fasilitas pendidikan kepada siswa, bukan kepada sekolah dengan dikotomi sekolah itu swasta atau negeri. Maka saya berharap mungkin semakin ke depan akan semakin diseimbangkan bantuan dari Kementerian Pendidikan kepada sekolah-sekolah swasta yang langsung menyasar kepada siswa bukan kepada sekolahnya tetapi kepada siswa.

Saya kira itu hal yang ingin saya sampaikan waktu saya kembalikan lagi kepada Pak Kapoksi. Terima kasih.

F-PDI PERJUANGAN (dr. SOFYAN TAN):

Terima kasih.

Izin dilanjutkan oleh Putra Nababan. Kami persilakan Putra.

(22)

F-PDI PERJUANGAN (PUTRA NABABAN):

Pak Fikri mohon izin sebelum dimulai timer-nya ini untuk yang kedua kalinya karena di sini ada lima Kapoksi dan juga tiga Pimpinan. Saya mengajak kembali dalam rapat internal nanti untuk dievaluasi waktu bicara kita hadir fisik 5 menit seperti Paripurna, kalau hadir virtual mungkin boleh 3 menit. Sehingga tolong ini dibawakan karena rapat kita masih panjang masa sidang ini. Di RKA K/L nanti masih ada empat, maraton terus-menerus. Saya rasa teman-teman Banggar kali harus ngomong-nya lebih dari 5 menit begitu ya, jadi tolong dipertimbangkan Pak Fikri. Silakan timer-nya dimulai Pak Fikri.

KETUA RAPAT:

Tapi belum berlaku sekarang ya Pak Putra.

F-PDI PERJUANGAN (PUTRA NABABAN):

Enggak apa-apa setelah saya juga boleh kok. Saya rela 3 menit.

Terima kasih Pak Kapoksi, Pimpinan.

Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Terima kasih Saudara Menteri, Mas Menteri dan jajaran.

Yang ini saya tekankan karena waktunya 3 menit kita ngomong politik saja karena ini adalah lembaga politik. Kalau kita melihat apa yang terjadi terhadap Saudara Menteri dahulu periode sebelumnya itu Mendikbud tidak pakai Dikti. Sekarang waktu masih menteri dilantik ada Dirjen Dikti di situ, betul ya? Sekarang ditambahkan lagi Ristekdikti. Reshuffle dua kali, isu reshuffle tiga kali, enggak di-reshuffle-reshuffle, artinya apa? Artinya user-nya Mas Menteri itu percaya penuh dengan Mas Menteri. Sehingga maksud saya menyampaikan ini melanjutkan apa yang disampaikan Ketua saya Ibu Agustina. Sekarang sudah langsung gigi 5 saja Mas Menteri jangan gigi 3, gigi 4, gigi 5 langsung.

Setiap tahun saya mencatat banyak sekali kebocoran isu berupa PDF- PDF, pptx, WA grup, di caption segala macam yang belum final. Terakhir soal tokoh NU, terakhir soal Pancasila terakhir soal ini dan lain sebagainya. miscom- miscom yang menurut saya justru ini muncul dari dalam. Nah saya minta Mas Menteri dalam hal ini segera menyolidkan ya saya lihat ini kan banyak senior di kiri kanan ya Mas Menteri sehingga tanpa beban ya. Ini harusnya adalah sinyal yang baik dari Pak Jokowi dan Pak KH. Ma'ruf Amin agar Mas Menteri ini betul-betul fokus sampai 2024. Ya feeling saya ini kok kemarin sebelum ada isu reshuffle feeling saya Mas Menteri enggak diganti ternyata benar kan makin solid karena memang mewujudkan nawacita.

Nah sekarang sudah gas saja. Kalau ada yang suka bocor-bocorkan

PDF, rapat-rapat tertutup, capture-capture sudah berhentikan saja karena kita

harus fokus ini. Dengar-dengar anggarannya juga dikurangi ya. Ada berkurang

(23)

berapa triliun begitu loh, ditambahkan direktorat tapi dikurangi anggarannya.

Anggaran pendidikan yang lain malah ditambah. Hal-hal seperti ini kan membuat Mas Menteri betul-betul harus bikin lompatan. Ini kan gayanya Mas Menteri dahulu sebelum di kementerian sampai ada di kementerian kan ada lompatannya ya, ada surprise-nya, element of surprise. Nah untuk itu mari element of surprise di tengah keterbatasan harus kita tunggu karena modal politik ini sudah cukup Mas Menteri kalau menurut saya ya. Nah itu satu.

Yang kedua terkait dengan tadi harus ada komunikasi yang baik dengan rektor. Saya ingin menyampaikan terkait dengan jalur aspirasi KIPK ya. Kita berterima kasih KIPK itu di-upgrade. Mas Menteri kemarin juga menyampaikan kepada kita di-upgrade sehingga itu ada universitas perguruan tinggi tipe A, B, C. Yang A juga anak-anak Indonesia bisa mendapatkan KIPK di perguruan tinggi yang mereka mimpikan begitu ya yang mereka inginkan dan untuk itu juga kami ingin agar jalur-jalur aspirasi itu juga bisa dikomunikasikan kepada pihak perguruan tinggi, sehingga itu mirip-mirip dengan Program Indonesia Pintar.

Yang terakhir mohon izin terkait dengan PPDB. Saya minta tolong karena Mas Menteri sudah sampaikan saya 2 bulan yang lalu agar tidak terjadi kekisruhan lagi di DKI. Jadi memang sudah ada jalan tengah yang diberikan oleh Mas Menteri saya apresiasi dengan timnya dengan pemerintah DKI tapi mungkin butuh pengawalan Mas Menteri. Saya rasa itu. Terima kasih Pimpinan.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Merdeka!

KETUA RAPAT:

Cukup Pak Tan?

F-PDI PERJUANGAN (dr. SOFYAN TAN):

Cukup.

KETUA RAPAT:

Cukup ya? Terima kasih. Nanti usulan Mas Putra Nababan nanti disampaikan ke rapat Poksi-poksi biar nanti yang meralat biar Pak Ketua.

Mohon maaf selanjutnya mestinya Golkar, cuma ini bisikan dari sebelah karena Ketua jadi saya enggak berani apa-apa. PKB mau ada rapat fraksi sehingga ini Bro Kadafi diminta untuk lebih dahulu menyampaikan. Silakan Mas Kadafi.

F-PKB (Dr. H. MUHAMMAD KADAFI, S.H., M.H.):

Baik.

(24)

Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat sore.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Om swastiastu.

Namo buddhaya.

Salam kebajikan.

Yang saya hormati Pak Fikri sebagai Pimpinan dan serta seluruh jajaran.

Kemudian juga yang saya hormati para Anggota Komisi X.

Kemudian juga yang saya banggakan Bro Menteri beserta seluruh jajarannya.

Jadinya pertama saya memberikan apresiasi atas bergabungnya riset di Kemendikbud. Jadi sekarang Kemendikbud-ristek, nah kalau dahulu Ristekdikti, sekarang Kemendikbud-ristek. Nah ini merupakan suatu kemudahan memang keluhan para rektor sangat luar biasa awalnya di saat dipisahnya ristek dengan dikbud. Alhamdulillah dengan bergabung ini memudahkan karena banyak sekali inovasi-inovasi baru yang disampaikan oleh Bro Menteri tadi.

Kemudian juga berkenaan dengan vaksinasi. Ada masukan dari para rektor terutama yang mereka mempunyai program studi kedokteran yang memang secara berkala mahasiswanya akan masuk praktik koas di lapangan dan juga PPDS. Nah ini banyak sekali data-data yang mahasiswanya tertular dari Covid-19. Nah ini juga butuh pertimbangan kalau bisa secara berkala kampus-kampus yang memiliki program-program studi kedokteran maupun juga kesehatan.

Kemudian juga berkenaan dengan kita mendorong untuk kepercayaan para kepala sekolah untuk membuka kelas secara fisik. Oleh karena itu sangat tepat jika dibuatnya suatu video visual agar mahasiswa maupun juga orang tua dan juga guru-guru itu teredukasi seperti apa sih proses pendidikan secara fisik dengan metode baru sekarang. Kemudian juga adik-adik siswanya juga tahu jadi gurunya itu sudah selesai satu PR dahulu. Saya melihat beberapa video visual berkenaan dengan prokes kesehatan ini di berapa negara cukup luar biasa.

Seperti Jepang, wah bagaimana dia mengedukasi, tadinya Jepang kan mau buka ini sebelum Olimpiade mereka mau buka dahulu dengan wisata sakuranya kan begitu. Nah tiba-tiba memang pandemi dengan virus baru mereka kembali menutup. Nah ini video visual ini sangat mengedukasi. Anak- anak itu kan kalau melihat gambar, mendengar lagu itu hafal dia. Misalnya dengan lagu cucilah tanganmu begitu mereka jadi termotivasi dan anak-anak mereka lebih konsekuen dengan apa yang mereka lihat. Itu jauh lebih memudahkan.

Kemudian juga kita harus dorong standar prokesnya bisa dilakukan di

seluruh Indonesia. Kita berharap penularan Covid-19 semakin berkurang dan

juga dengan semakin banyaknya divaksin otomatis mudah-mudahan kita bisa

mengikuti beberapa negara lain yang kembali bisa berhadapan tanpa harus

menggunakan masker.

(25)

Terima kasih.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Saya berikan kesempatan kepada Kang Huda ini biar sama-sama bisa menjalankan tugas fraksi. Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Cukup katanya Mas Kadafi. Jadi terima kasih Mas Kadafi dan selamat rapat nanti ya.

Kemudian selanjutnya Golkar ada yang hadir ini Ibu Hetifah.

PIMPINAN KOMISI/F-P. GOLKAR (Dr. Ir. HETIFAH SJAIFUDIAN, MPP.):

Ya terima kasih. Terima kasih Pak Fikri.

Pak Ketua dan teman-teman Anggota yang saya banggakan.

Mas Menteri beserta seluruh jajaran.

Pertama-tama tentu saja saya ingin mengucapkan selamat atas amanah baru yang diemban tambahan sebagai Mendikbud-ristek. Tentu saja Kita semua menaruh harapan sangat besar agar penggabungan kementerian ini betul-betul bisa menjadi satu arah baru begitu ya untuk kita memastikan adanya peran dari perguruan tinggi dan juga bisa mengorkestrasi agar produk- produk baik itu berupa riset maupun teknologi, inovasi yang dihasilkan bisa menjawab atau memberikan solusi-solusi yang bisa memperbaiki hajat hidup bangsa Indonesia.

Saya sangat berharap secara pribadi ada political will yang lebih tinggi lagi dari Mas Menteri untuk bisa menjadikan Indonesia swasembada dalam beberapa teknologi tepat guna bagi masyarakat banyak. Sebagai contoh karena kita sekarang memasuki era digital, tentu saja sangat wajar kita butuh puluhan juta unit handphone atau laptop atau tablet untuk perangkat internet dan lain-lain begitu ya. Jadi pasarnya sendiri sudah captive tentu akan sangat mengecewakan jika kita hanya mengandalkan barang-barang atau produk impor untuk bisa memenuhi kebutuhan kita sehari-hari seperti ini.

Jadi harus ada satu strategi yang betul-betul serius dan tentu saja political will akan sangat dibutuhkan. Karena kita tahu memang banyak tantangannya dan saya juga sangat yakin anak-anak bangsa dan perguruan tinggi kita apalagi sekarang sudah digabung akan memudahkan kita untuk melaksanakan ataupun tadi mewujudkan cita-cita dan harapan yang seperti itu Mas Menteri.

Kemudian juga dari sisi peneliti-peneliti kita yang mungkin banyak

diambil juga oleh badan-badan, banyak diaspora kita yang sekarang berkiprah

di lembaga-lembaga penelitian luar negeri dan lembaga-lembaga riset kelas

dunia. Tentu saja kita juga bangga ya banyak dari mereka di bidang

(26)

kedokteran, teknik, industri, dan lain-lain. Mudah-mudahan Mas Menteri juga bisa membujuk mereka untuk juga kembali ke dalam negeri dan saya yakin Mas Menteri memiliki kepiawaian dan mumpunilah dalam hal-hal seperti ini. Itu harapan kami.

Kemudian terkait dengan PTM. Terima kasih tadi Pak Jumeri juga sudah mengemukakan data-datanya begitu ya walaupun saya tadi ada sedikit pertanyaan apakah dari mereka yang aktif melapor itu apakah itu bias atau tidak begitu ya. Jadi yang melapor itu 40% apakah mereka memang kapabilitasnya lebih baik begitu ya, kemudian memang lebih peduli pada siswa- siswanya, juga memang memiliki akses yang baik kepada internet begitu.

Jadi kita juga sebenarnya mengharapkan begitu ya satu mungkin pemikiran begitu ya karena ada juga berbagai data terkait dengan penularan atau pun juga beberapa pihak yang belum merekomendasikan PTM. Apakah kita juga memiliki plan B begitu ya dalam kasus tertentu nanti begitu bagaimana jika ya maksudnya kemungkinan penundaan dilakukan lagi begitu di dalam penyelenggaraan pendidikan tatap muka.

Tetap saya pribadi juga berharap rekomendasi kami sebelumnya terkait dengan pembelajaran outdoor itu bisa cukup ya, maksudnya kita coba kembangkan dan mungkin beberapa sekolah yang sudah bisa. Karena nanti mungkin metode belajarnya berbeda dan juga dalam hal pelaksanaannya akan berbeda dengan beberapa sekolah sudah melakukan inisiatif semacam itu mungkin bisa kita dorong lebih masif lagi supaya bisa direplikasi di tempat- tempat lainnya.

Nanti mungkin saya juga ingin memberi kesempatan kepada teman- teman dari Fraksi Golkar yang lain ada Pak Sidot, ada Pak Mujib ya. Mungkin kita berbagi waktu. Terima kasih sekali. Saya sendiri banyak pertanyaan- pertanyaan yang cukup spesifik juga terkait PPDB karena setiap aturan itu tadi ada beberapa upaya untuk memberikan kemudahan ataupun untuk menghindar satu penyalahgunaan begitu ya tetapi juga.

F-P. GOLKAR (DR. Drs. ADRIANUS ASIA SIDOT, M.Si.):

Minta tolong suara TV-nya dikecilkan ya.

PIMPINAN KOMISI/F-P. GOLKAR (Dr. Ir. HETIFAH SJAIFUDIAN, MPP.):

Iya Pak Sidot suara TV-nya dikecilan dahulu.

Ini mungkin kasus kecil saja begitu ya mungkin ini juga nanti bisa menjadi satu ilustrasi begitu. Seperti saya di rumah dibantu oleh seorang asisten rumah tangga dan dia memiliki anak yang sudah seperti anak saya sendiri menemani saya tugas negara di Jakarta. Selama 6 tahun bersekolah di sekolah lokal di Jakarta kemudian juga sudah ibaratnya berdomisili di Jakarta namun kakaknya begitu secara de facto memang di kampung itu di Garut.

Akhirnya jadi memang kasus seperti ini benar-benar begitu ya jadi tidak ada

ampun begitu. Walaupun realitanya sebetulnya juga menurut saya memiliki hak

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat pengakuan awal, Grup mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam kategori berikut: aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi,

Berbagai hal yang diinginkan istri selama memberikan ASI. Jenguk anak atau istri ke sini tuh udah senang. Juga perhatian sama moral juga ya tapi itu ngga di

Terima kasih Pimpinan. Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Pimpinan dan Anggota Komisi X yang berbahagia.. Mas Menteri beserta seluruh jajaran. Tema yang yang akan

Terima kasih, Pimpinan. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Yang pertama, tentu kami menyampaikan apresiasi dan terima kasih setinggi-tingginya untuk Pak Menteri

Data pressure drop yang diperoleh, dapat digunakan untuk menghitung shear stress pada dinding pipa ( t. rz

Terima kasih Pak Ilham dari Poksi Golkar.. Selanjutnya dari Gerindra silakan Mas Dewo. Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh. Yang saya hormati Pimpinan, Pak Menteri

Ya, Terima kasih Pak Yandri. Silakan Pak Mulyadi. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabakaratuh. Yang Saya hormati Pimpinan beserta seluruh anggota DPR RI,.. Pada kesempatan Paripurna

Terima kasih pimpinan. Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Salam sejahtera buat kita semua. Pimpinan, saya merespon dari apa yang disampaikan oleh Pak Fahri