• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RAPAT

RAPAT KERJA KOMISI X DPR RI DENGAN MENTERI PENDIDIKAN KEBUDAYAAN RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

Tahun Sidang : 2021-2022 Masa Persidangan : I

Rapat Ke- Jenis Rapat

: -

: Rapat Kerja Sifat Rapat

Hari/Tanggal

: Terbuka

: Selasa, 31 Agustus 2021

Waktu : Pukul 09.00 WIB s.d. 11.15 WIB

Tempat : Ruang Rapat Komisi X DPR RI

(secara Fisik dan Virtual)

Ketua Rapat : H. SYAIFUL HUDA / Ketua Komisi X DPR RI

Acara 1. Penyampaian Laporan Panja PGTKH-ASN

2. Pembahasan RKA K/L TA 2022

3. Pembahasan Usulan Program-Program Yang Akan Didanai Oleh DAK Berdasarkan Kriteria Teknis Dari Komisi

Sekretaris Rapat : DADANG PRAYITNA, S.IP., M.H. / Kabag Sekretariat Komisi X DPR RI

Hadir : Pimpinan:

1. H. SYAIFUL HUDA

2. AGUSTINA WILUJENG PRAMESTUTI, S.S., M.M.

3. Dr. Ir. HETIFAH SJAIFUDIAN, MPP 4. Dr. DEDE YUSUF M.E, S.T., M.I.Pol.

5. Dr. H. ABDUL FIKRI FAQIH, M.M.

Anggota:

Fraksi PDI PERJUANGAN 6. dr. SOFYAN TAN 7. PUTRA NABABAN 8. MY ESTI WIJAYATI

9. PUTI GUNTUR SUKARNO, S.IP.

10. DR. AHMAD BASARAH (I)

11. M. GURUH IRIANTO SUKARNO PUTRA 12. RANO KARNO, S.IP.

13. Dr. ANDREAS HUGO PAREIRA 14. Dra. ADRIANA CHARLOTTE

DONDOKAMBEY, M.Si.

15. VANDA SARUNDAJANG

(2)

Fraksi Partai GOLKAR

16. FERDIANSYAH, S.E., M.M.

17. Dr. H. A. MUJIB ROHMAT, M.H.

18. H. MUHAMMAD NUR PURNAMASIDI 19. DR. Drs. ADRIANUS ASIA SIDOT, M.Si.

20. ADRIAN JOPIE PARUNTU

21. ROBERT JOPPY KARDINAL, SAB.

Fraksi Partai GERINDRA 22. ALI ZAMRONI, S.Sos.

23. Prof. Dr. Ir. DJOHAR ARIFIN HUSIN 24. Hj. HIMMATUL ALIYAH, S.Sos., M.Si.

25. Ir. H. NUROJI

26. MARTINA, S.I.Kom., M.Si.

27. H. MUHAMMAD NUR

28. ELNINO M. HUSEIN MOHI, S.T., M.Si.

Fraksi Partai NASDEM

29. RATIH MEGASARI SINGKARU, M.Sc.

30. RIAN FIRMANSYAH, S.Pd.

31. LESTARI MOERDIJAT (I) 32. EVA STEVANY RATABA

33. Dra. Hj. TINA NUR ALAM, M.M.

Fraksi PKB

34. Dr. H. MUHAMMAD KADAFI, S.H., M.H.

35. H. ACEP ADANG RUHIAT, M.Si. (I) 36. Drs. H. BISRI ROMLY, M.M. (I) 37. MUH. HASSANUDIN WAHID (I)

38. Drs. H. ANDI MUAWIYAH RAMLY, M.Si.

Fraksi Partai DEMOKRAT

39. A. S. SUKAWIJAYA ALIAS YOYOK SUKAWI 40. Ir. BRAMANTYO SUWONDO, M.M.

41. DEBBY KURNIAWAN, S.Kom.

42. ANITA JACOBA GAH, S.E.

Fraksi PKS

43. Hj. LEDIA HANIFA AMALIAH, S.Si., M.Psi.T.

44. H. MUSTAFA KAMAL, S.S. (I)

45. DR. H. FAHMI ALAYDROES, M.M., M.Ed.

46. Hj. SAKINAH ALJUFRI, S.Ag.

Fraksi PAN

47. Hj. DEWI CORYATI, M.Si.

48. DESY RATNASARI, M.Si., M.Psi. (I) 49. Prof. Dr. ZAINUDDIN MALIKI, M.Si. (I) 50. MITRA FAKHRUDDIN, MB (I)

(3)

Fraksi PPP

51. Hj. ILLIZA SAADU/DIN DJAMAL, S.E.

52. ROJIH (I)

Pemerintah 1. NADIEM MAKARIM, B.A., M.B.A. (Mendikbud Ristek RI)

2. Ir. SUHARTI, M.A., Ph.D. (Sekjen Kemendikbud Ristek RI)

3. Dr. IWAN SYAHRIL, Ph.D. (Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud Ristek RI)

4. JUMERI, S.TP., M.Si. (Dirjen PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbud Ristek RI)

5. WIKAN SAKARINTO, S.T., M.Sc., Ph.D.

(Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Ristek RI)

6. Prof. Ir. NIZAM, M.Sc., DIC., Ph.D. (Plt. Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud Ristek RI) 7. HILMAR FARID, Ph.D. (Dirjen Kebudayaan

Kemendikbud Ristek RI)

8. CHATARINA MULIANA GIRSANG, S.H., S.E., M.H. (Irjen Kemendikbud Ristek RI)

9. ANINDITO ADITOMO, S.Psi., M.Phil., Ph.D.

(Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbud Ristek RI) 10. Prof. ENDANG AMINUDIN AZIZ, MA., Ph.D.

(Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud Ristek RI) 11. HAMID MUHAMMAD, M.Sc., Ph.D. (Staf

Khusus Mendikbud Ristek Bidang Pembelajaran)

12. PRAMODA DEI SUDARMO, MBA., MPA.

(Staf Khusus Mendikbud Ristek Bidang Kompetensi dan Manajemen)

13. MUHAMAD HEIKAL, S.Ip., MPC. (Staf Khusus Mendikbud Ristek Bidang Komunikasi dan Media)

14. FIONA HANDAYANI, MBA. (Staf Khusus Mendikbud Ristek Bidang Isu-isu Strategis) 15. JURIST TAN, B.A., MPA/ID. (Staf Khusus

Mendikbud Ristek Bidang Pemerintahan) 16. Beserta Jajaran

(4)

KETUA RAPAT/F-PKB (H. SYAIFUL HUDA):

Selamat pagi.

Salam sejahtera untuk kita semuanya.

Om swastiastu.

Namo buddhaya.

Salam kebajikan.

Yang saya hormati, saya banggakan Mas Mendikbud Ristek RI, Mas Nadiem Anwar Makarim beserta seluruh jajaran.

Ibu Sekjen, Ibu Suharti, selamat bertugas, semoga lancar mendampingi Mas Menteri dalam menjalankan tugas pemerintahan terutama di bidang pendidikan.

Yang saya hormati seluruh Pejabat eselon I, hadir Prof. Nizam, Pak Jumeri, Ibu Chatarina, Pak Wikan, Mas Fe, Mas Hilmar Farid, Mas Iwan Syahril, Mas Nino, Prof. Endang, Pak Hamid.

Eselon II ada Pak Samsuri, Ibu Dina, dan ada staf Pak Afif dan pejabat lain yang mengikuti secara virtual.

Yang saya hormati Para Pimpinan dan Wakil.

Mohon maaf para Anggota Komisi X hadir secara langsung Bang Putra dari Fraksi PDI Perjuangan.

Bapak/Ibu sekalian yang mengikuti suara virtual.

Pada pagi hari ini tak henti-hentinya kita mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya pada kesempatan pagi hari ini kita bisa melaksanakan tugas kenegaraan kita dalam rangka melaksanakan raker. Laporan dari Sekretariat Komisi telah hadir 7 fraksi dari 9 fraksi sebagaimana ketentuan Pasal 281 ayat (1) sudah masuk kuorum karena itu dengan baca bismillahirrahmanirrahim saya buka rapat kerja hari ini dan rapat kerja ini dinyatakan terbuka untuk umum.

(RAPAT DIBUKA PUKUL 09.03 WIB) Bapak/Ibu sekalian yang saya hormati.

Agenda pada pagi hari ini ada tiga hal:

1. Penyerahan Laporan Panitia Kerja Pengangkatan GTK Honorer menjadi ASN.

2. Pembahasan RKA K/L Tahun Anggaran 2022.

3. Pembahasan usulan program-program yang akan didanai DAK.

4. Lain-lain.

Apakah disetujui?

(RAPAT: SETUJU) Terima kasih.

(5)

Bapak/Ibu sekalian yang kami hormati.

Ada beberapa catatan yang ingin saya sampaikan sebelum nanti kita serahkan kepada Mas Menteri Nadiem, yang pertama di saat pembahasan dalam RDP kemarin Mas Menteri banyak masukan dari Anggota Komisi X terkait dengan perbaikan kinerja laporan keuangan dari Kemendikbud Ristek.

Karena itu Ibu Sekjen mohon semua masukan, kritik, dan saran dari teman- teman menyangkut mulai dari proses perencanaan supaya tidak terjadi serapan yang tidak maksimal.

Catatan teman-teman menyangkut soal kinerja serapan dari pembagian kuota gratis yang masih menyisakan beberapa siswa yang belum mendapatkan subsidi kuota dan beberapa catatan yang lain mohon menjadi bagian dari kinerja yang perlu kita tingkatkan nanti pada tahun 2022 yang akan datang dan termasuk menjadi bagian dari semangat kita dalam rangka membahas RKA K/L Tahun 2022 yang akan datang.

Bapak/Ibu sekalian yang saya hormati.

Amanat Raker ini sesuai dengan Pasal 98 ayat (2) tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 yang menyebutkan “bahwa pada bidang anggaran membahas dan menetapkan alokasi anggaran untuk fungsi dan program kementerian atau lembaga menjadi mitra komisi berdasarkan hasil sinkronisasi alokasi anggaran kementerian/lembaga oleh Badan Anggaran”. Raker ini merupakan rangkaian pembahasan RAPBN tahun anggaran 2022 untuk ketiga kalinya, pembahasan pertama tanggal 3 Juni, pembahasan kedua tanggal 15 Juni tahun 2021, yang ketiga akan kita bahas pada hari ini.

Untuk itu karena keterbatasan waktu Mas Menteri perlu saya sampaikan bahwa kami nanti ada jadwal jam 11.00 WIB ada Rapat Paripurna, peringatan hari ulang tahun DPR RI yang ke-76 jadi nanti Raker akan kita selesaikan jam 10.50 WIB sebelum nanti jam 11.00 WIB kami melaksanakan Rapat Paripurna. karena itu nanti terkait dengan pembahasan detail akan kami lakukan dalam RDP setelah rapat kerja pada pagi hari ini.

Bapak/Ibu sekalian yang hormati.

Agenda yang pertama sebenarnya menyangkut soal penyampaian laporan hasil Panja Pengangkatan GTK Honorer menjadi ASN, kebetulan Ibu Ketua Panjanya Ibu Agustina belum hadir karena itu agenda yang pertama ini akan kita tempatkan di agenda yang paling akhir dalam raker pada pagi hari ini.

Terkait dengan agenda kita yang kedua yaitu pembahasan RKA K/L Tahun 2022 pada raker tanggal 15 Juni tahun 2021, Komisi X menyetujui usulan penambahan pagu indikatif Kemendikbud Ristek RI pada RAPBN tahun anggaran 2022 sebesar Rp. 20.166.199.670.000 dari pagu awal sebesar Rp. 73.082.867.097.000. Tapi kita menyayangkan karena pada nota keuangan RAPBN tahun anggaran 2022 yang disampaikan pada tanggal 16

(6)

Agustus pagu anggaran Kemendikbud Ristek malah mengalami penurunan dari 73 triliun menjadi Rp. 72.994.908.331.000, dengan perincian sebagaimana bisa kita lihat bersama terdistribusi di dalam eselon I, mulai dari pagu awal, usulan tambahan dan pagu awal plus usulan tambahan, dan pagu sementara berdasarkan tanggal 16 Agustus tahun 2021.

Semangatnya Mas Menteri waktu itu kami memberikan persetujuan penambahan 20 triliun karena sekali lagi kita ingin ada lompatan yang besar dalam dunia pendidikan kita yang terdistribusi di berbagai dirjen yang di mata kami perlu mendapatkan tambahan masing-masing waktu itu dan mencapai hampir lebih dari 20 triliun tambahannya. Target output prioritas Kemendikbud Ristek yang ada dalam catatan kami pada tahun 2022, antara lain output prioritas PIP-nya targetnya 17.927.992 siswa.

Selamat datang Tante.

Bidik Misi, KIP Kuliah akan menyasar 594.539 mahasiswa, tunjangan profesi guru non PNS akan menyasar 264 ribu orang atau 264 ribu guru.

Tunjangan insentif guru non PNS akan menyasar 67 ribu, tunjangan khusus guru akan menyasar 24.500 guru, beasiswa ADik akan menyasar 8.402 mahasiswa, pendidikan gelar SDM Dikti 2.955 orang, beasiswa kerja sama LPDP 4.859, kecakapan kerja berbasis industri 30 ribu orang, pendidikan kecakapan wirausaha/PKW akan menyasar 16.676 orang, BOPTN 124 PTN, pengadaan peralatan TIK melalui DAK akan melakukan pengadaan 18.946 paket, pengembangan prestasi peserta didik 9.036 siswa.

Dari uraian mengenai pagu indikatif dan pagu sementara sesuai nota keuangan RAPBN tahun 2022 disampaikan bahwa pagu anggaran Kemendikbud Ristek turun sebesar Rp. 84.958.766.000. Beberapa program prioritas mengalami penurunan jumlah sasaran target dibanding tahun anggaran 2021, antara lain: KIP Kuliah, tunjangan insentif guru non PNS, pendidikan gelar SDM Dikti, kecakapan kerja berbasis industri dan pengembangan prestasi peserta didik. Terdapat kenaikan jumlah sasaran atau target yang signifikan terkait pengadaan peralatan TIK dibanding tahun anggaran 2021. Hal ini dikarenakan adanya pengalihan pengadaan TIK yang pada tahun-tahun anggaran sebelumnya melalui APBN Kemendikbud Ristek dan DAK untuk tahun anggaran 2022 dilaksanakan hanya melalui DAK.

Terhadap beberapa catatan tersebut Komisi X ingin mendapatkan penjelasan secara langsung dari Mas Menteri Nadiem terhadap perincian rencana kerja dan anggaran Kemendikbud Ristek tahun anggaran 2022.

Bapak/Ibu sekalian yang kami hormati.

Agenda kita yang ketiga yaitu membahas usulan program-program yang akan didanai oleh DAK. Mengenai agenda ketiga ini Komisi X ingin mendapatkan penjelasan secara rinci mengenai program dan kegiatan yang akan didanai melalui dana alokasi khusus pendidikan, baik fisik maupun nonfisik mulai bentuk kegiatan, besaran anggaran per daerah dan mekanismenya.

(7)

Bapak/Ibu sekalian yang kami hormati.

Demikian pengantar, Tante nanti terakhir ya, oke. Untuk selanjutnya kami persilakan kepada Mas Menteri Nadiem untuk memberikan presentasi menyangkut soal penjelasan dari dua agenda ini. Sekali lagi saya sampaikan kepada Bapak/Ibu nanti kita akan tuntaskan rapat kerja ini sampai jam 10.50 WIB, disetujui?.

(RAPAT: SETUJU)

Kalau nanti masih ada waktu kita akan minta persilakan satu fraksi diwakili satu orang pandangan terkait dengan ini sepenuhnya akan kita bahas dalam agenda RDP berikutnya. Kami persilakan Mas Menteri.

MENDIKBUD RISTEK RI (NADIEM ANWAR MAKARIM, B.A., M.B.A.):

Terima kasih Pak Pimpinan.

Bapak/Ibu Anggota Komisi X.

Izinkan saya melakukan paparan hari ini mengenai dua topik, satu adalah rencana kerja dan anggaran Kemendikbud Ristek tahun 2022 dan yang kedua adalah kebijakan dan anggaran DAK bidang pendidikan tahun 2022, kita bisa langsung saja masuk ke halaman 4. Seperti yang kita sudah ketahui tema rencana kerja pemerintah atau RKP tahun 2022 adalah pemulihan ekonomi dan reformasi struktural. Tema nomor 9 reformasi pendidikan dan keterampilan ini punya tujuan untuk meningkatkan kualitas SDM dan inovasi. Di sinilah kita menyambung dengan prioritas pemerintah pusat untuk meningkatkan kualitas pendidikan dari PAUD sampai dengan pendidikan tinggi.

Berikut, total anggaran fungsi pendidikan tahun 2022 itu 20% dari APBN yaitu 541,7 triliun rupiah, dari anggaran tersebut hanya 14% itu yang dikelola oleh Kemendikbud Ristek dan pagu untuk tahun 2022 adalah sebesar 73 triliun rupiah, 14% dari total. Sisanya itu tersebar di kementerian- kementerian lain di pemerintah pusat, tapi mayoritas ya itu adalah dalam bentuk transfer ke daerah dan dana desa, jadi melalui transfer daerah. Postur anggaran pendidikan terus meningkat setiap tahunnya. Di tahun 2022 totalnya itu 541,7 triliun ya akan tetapi anggaran Kemendikbud Ristek turun dari 2021 81,53 triliun turun ke 72,99 triliun jadi ini akan sangat berdampak kepada berbagai macam program prioritas kita.

Berikut, dari semua pagu anggaran Kemendikbud Ristek tahun 2022 kalau kita bagi per sumber dana yang bisa kita dedikasikan untuk program- program itu sebenarnya dalam pagu rupiah murni non operasional sebesar 41,77 triliun. Ini yang benar-benar bisa digunakan untuk berbagai macam program peningkatan kualitas pendidikan dan akses pendidikan. Namun dari 41,77 triliun tersebut yang sifatnya wajib atau on going program yang terus berkelanjutan itu 34,85 triliun.

(8)

Jadinya super mayoritas daripada anggaran tersebut adalah program- program yang sudah berjalan dan harus kita lanjutkan untuk meningkatkan akses, seperti PIP, KIP, tunjangan guru, BOPTN universitas, tunjangan profesi ya dan juga contohnya sekolah-sekolah di luar negeri dan beasiswa- beasiswa yang sudah on going yang masih berkelanjutan. Jadi sebenarnya dari semua anggaran di Kemendikbud Ristek tahun 2022 hanya sebesar 6,06 triliun yang bisa kita gunakan untuk program-program baru yang berhubungan dengan prioritas nasional dan reformasi-reformasi di semua sektor pendidikan.

Berikut, ini ada perbandingan sandingan pagu anggaran Kemendikbud Ristek tahun 2021 dan 2022 dibagi per program dan kita melihat di masing- masing program itu ada penurunan yang cukup signifikan, sehingga dari 81,534 triliun turun ke 72,994 triliun di 2022. Berikut bisa kita langsung ke halaman 10, ya di sini bisa kelihatan dari per direktur jenderal, per direktorat pun ini adalah pembagian daripada perbedaan atau delta daripada pagu anggaran 2022 dan kebutuhan kita dan target kita yang sebelumnya. Jadi ini sangat kelihatan baik dari:

1. Sekretariat Jenderal kita punya defisit sekitar 2,411 triliun.

2. Inspektorat Jenderal 26,122 miliar.

3. Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah delta dengan target dan kebutuhan kita itu sekitar 3,098 triliun ini cukup besar.

4. Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan kita masih ada defisit sebesar 301 miliar.

5. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa defisit sekitar 77,919 miliar.

6. Ditjen Kebudayaan kami ada kebutuhan sebesar 441,353 miliar.

7. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan ada defisit sebesar 1,886 triliun.

8. Pendidikan Tinggi defisit sebesar 1,344 triliun, dan

9. Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi ada sekitar 352 miliar.

Ini adalah delta atau perbedaan dari pagu anggaran yang disediakan dan kebutuhan atau aspirasi kami sebagai kementerian target untuk 2022.

Sekarang kita masuk beberapa program dan terutama pada program- program yang ter dampak ya, untuk beasiswa seperti Adem dan PIP ini kita memastikan bahwa tidak ada kekurangan dampak ekonomi karena pandemi begitu memukul, kami merasa ini merupakan suatu hal yang akan semakin penting. Untuk tunjangan guru non PNS termasuk tunjangan profesi guru di sini kita ada kekurangan anggaran sekitar 419,7 miliar ya target kita menurun sekitar 32 ribu orang, untuk KIP kuliah ini yang defisitnya lumayan besar ya kita punya defisit sekitar 1,26 triliun dan punya kekurangan dari target kita sebelumnya, aspirasi kita sekitar 200 ribu mahasiswa ini yang punya kekurangan kita dari total target kita.

Beasiswa ADik kita ada target kekurangan sekitar 1.082 orang dengan data anggaran 19,71 miliar, untuk beasiswa unggulan ini pun kita punya defisit target yang tadinya kita mau penuhi 3.230 orang dengan anggaran sebesar 104,68 miliar. Untuk sertifikasi dosen dan tunjangan guru besar non

(9)

PNS kebutuhan kita 2 triliun, tapi hanya dianggarkan 1,5 triliun jadi kita punya delta sekitar 422,12 miliar dan kekurangan target 9.289 orang.

Kita masuk dalam program prioritas kita, digitalisasi pendidikan dan belanja media. Untuk layanan infrastruktur IT kementerian ini masih ada kekurangan sekitar 33 miliar dan semua aktivitas media dan kehumasan kita ada sekitar 30 miliar kekurangannya dan untuk peralatan TIK ini yang harus kita keluarkan daripada APBN dan akan pindah ke DAK fisik. Sehingga di sini tadinya kita mau menganggarkan 2,68 triliun tapi tidak bisa dilakukan karena pemotongan anggaran tersebut, makanya kita menggunakan DAK fisik untuk membantu digitalisasi sekolah kita.

Untuk program prioritas kedua, penguatan karakter, prestasi dan talenta di sini kita terutama untuk sosialisasi penguatan karakter lumayan terpukul anggaran kita. Kita punya defisit sekitar 43,5 miliar dan untuk pemuatan kegiatan ekstrakurikuler, itu pun kita tidak bisa menyisakan anggaran untuk saat ini. Jadi benar-benar program 4.676 sekolah itu sementara tidak ada penganggarannya.

Berikut, kita memastikan bahwa program prioritas kita guru penggerak di mana tanpa program itu kita lindungi akan sangat sulit melakukan transformasi berkelanjutan kalau kepala-kepala sekolah kita tidak alumni dari guru penggerak. Jadi kita berusaha sebesar mungkin untuk melindungi program tersebut yang akan mengubah tata kelola kepemimpinan sekolah- sekolah kita. Tapi untuk program pendampingan pembelajaran guru, misalnya pada sekolah penggerak yang tadinya target kita 10 ribu sekolah ini terpaksa turun ke 5 ribu sekolah dengan defisit anggaran 226 miliar, organisasi penggerak sangat berdampak dan ini rekomendasi kita sekitar 497 miliar tapi hanya tersedia149 miliar, jadi defisitnya 348 miliar dan targetnya sangat berkurang, defisitnya 53.436 murid yang (suara tidak jelas).

Untuk sertifikasi guru PPG prajabatan dalam jabatan, ini yang tidak bisa dianggarkan pada tahun depan tetapi kami merencanakan melakukannya melalui LPDP. Ini adalah terutama PPG prajabatan yang mau kita benarkan programnya, kita sempurnakan kualitas daripada PPG prajabatan dan juga dalam jabatan dan ini Insya Allah bisa kami lakukan via LPDP. Tapi untuk perekrutan guru ASN PPPK ini salah satu flagship program kita ya dan komitmen kita kepada para guru honorer. Jadinya ini kita pastikan bahwa seluruh anggaran akan kami amankan untuk memastikan janji kami bagi semua guru honorer bisa mengikuti tes seleksi di tahun ini dan beberapa kali mungkin di tahun depan juga. Jadi ini kita pastikan karena komitmen kita untuk para guru honorer itu sangat tinggi.

Untuk yang berikutnya, peningkatan program peningkatan kualitas kurikulum, asesmen nasional, penjaminan mutu di sini ada kekurangan di pendampingan asesmen nasional dan score card sebesar 52 miliar dan satuan PAUD Dasmen yang difasilitasi penjaminan mutunya ini adalah pembimbingan kita ada defisit sebesar 233,8 miliar dan untuk akreditasi PAUD, PNF dan pendidikan formal jadi ini ada penurunan, ada delta atau ada defisit yang cukup besar kekurangan sekitar 244 miliar.

(10)

Untuk berikutnya kita sekarang masuk ke dalam program Kampus Merdeka, di mana ada banyak sekali program yang ter dampak, program studi terbina penjaminan mutu ya kita ada kekurangan sekitar 500 prodi dari target kita dan sebelumnya kita ada program yang sangat, sebenarnya sangat dekat di hati saya dengan mahasiswa menjalankan program-program wirausaha yang harus secara signifikan kita kecilkan program tersebut.

Jadinya kita mau menarget 50 ribu mahasiswa tapi sekarang anggarannya hanya cukup 2.500.

Untuk program perguruan tinggi kelas dunia itu juga ada sekitar kekurangan 39,2 miliar, untuk akreditasi BAN ada kekurangan 48 miliar jadi jumlah lembaganya itu yang berkurang dari 3.435 ke 2.335 dan SDM Dikti yang mengikuti peningkatan mutu, pelatihan-pelatihan internal kekurangan sekitar 75 miliar dan SDM Dikti yang mengikuti pendidikan gelar ini juga kami ada kekurangan sekitar kekurangan 40 miliar.

Untuk berikutnya adalah program insentif IKU, ini adalah IKU-IKU baru kita 8 IKU yang kita untuk menyederhanakan target-target perubahan bagi perguruan tinggi dan kami memberikan insentif terhadap itu dan juga peningkatan riset dan inovasi di perguruan tinggi. Jadinya di sini penerima BOPTN non penelitian ini salah satu insentif IKU, kita ada gap sebesar 512,17 miliar. Untuk BOPTN penelitian juga sama, ada kekurangan sekitar 465,49 miliar dan untuk penelitian terapan BOPTN penelitian vokasi ada kekurangan sekitar 78,5 miliar, yang tadinya target kita 275 tapi sekarang menjadi 195.

Untuk peningkatan vokasi ada beberapa karena ini program prioritas dan juga menjadi arahan Pak Presiden. Kami mencoba melindungi berbagai macam program di sini, tetapi masih ada beberapa kekurangan contohnya di SMK Pusat Keunggulan sebesar 63,86 miliar dan mahasiswa pendidikan tinggi vokasi yang mengikuti uji kompetensi profesi dan mengikuti pembelajaran di luar kampus itu kita akan mengurangi targetnya sebesar 1.000 orang karena anggaran yang tidak ada sebesar 50 miliar dan untuk up- skilling dan re-skilling guru kejuruan dan kepala sekolah, di sini yang belum bisa kita anggarkan pada saat ini jadi target yang 2.600 orang itu dengan anggaran152 miliar belum bisa terealisir tahun depan.

Untuk pelestarian budaya, memang kita arahan juga dari baik Pak Presiden maupun prioritas nasional dari kabinet adalah untuk memastikan bahwa tahun depan kita memulai membereskan Borobudur sebagai pusat destinasi kebudayaan dan pariwisata. Jadi ini merupakan satu prioritas yang kami mendapatkan arahan untuk mendukungnya. Di program fasilitasi bidang kebudayaan ada kekurangan sekitar 59,81 miliar dan penurunan di cagar budaya yang dilestarikan ada kebutuhan sebesar 24,25 miliar. Di desa pemajuan kita kekurangan 33,9 miliar dan event-event budaya ada defisit cukup besar sebesar 314,34 miliar dan juga sensor mandiri.

Untuk pemajuan bahasa hampir semuanya mengalami penurunan, baik dari lembaga fasilitasi BIPA, lembaga layanan profesional kebahasaan dan berbagai macam program-program lain untuk membina bahasa Indonesia di dalam dan luar negeri, ini di semua programnya mengalami penurunan

(11)

yang cukup signifikan. Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan dari topik yang pertama mengenai rencana kerja dan anggaran Kemendikbud Ristek tahun 2022.

Sekarang kita masuk ke topik kedua mengenai kebijakan DAK di tahun 2022. Untuk mengingatkan bahwa DAK adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah-daerah tertentu dengan tujuan membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Jadi DAK itu adalah program yang menyambungkan kebutuhan daerah dan prioritas pusat. Masuk ke halaman 24, kita masuk ke topik DAK fisik.

Jadi DAK fisik itu ada tiga arah kebijakan kita untuk DAK fisik di tahun 2022, yang pertama adalah untuk memastikan akses dan pemerataan kualitas pendidikan dan yang kedua adalah untuk memastikan bahwa ada pemenuhan standar minimal di sekolah-sekolah kita dari Sabang sampai Merauke dan yang ketiga adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan melakukan investasi-investasi fisik yang akan meningkatkan kemampuan numerasi, literasi, dan kesuksesan siswa-siswa di dalam sekolah kita. Jadi satu adalah akses, dua adalah memenuhi standar minimal, dan ketiga adalah peningkatan kualitas.

Untuk tahun 2022, kita mengutamakan dua hal jadinya seperti arahan Pak Presiden harus fokus dan tidak tercecer-cecer di berbagai macam program. Kita fokus pada dua hal, yang pertama adalah penyediaan sarana pendidikan TIK yaitu program digitalisasi sekolah kita yang akan di tahun- tahun ke depan ini akan selalu memberikan kapabilitas. Ini adalah infrastruktur-infrastruktur dasar untuk anak-anak dan guru-guru kita untuk belajar.

Yang kedua adalah untuk rehabilitasi dan pembangunan prasarana, terutama banyak sekali sekolah-sekolah kita yang standar minimalnya tidak memadai dan banyak sekali kerusakan yang mengganggu proses pembelajaran. Jadi dua hal ini saja yang menjadi fokus di tahun 2002, satu untuk membenarkan standar minimum yang satunya lagi adalah untuk meningkatkan. Jadi dua-duanya kita permasalahan tersebut bisa dibantu dengan strategi yang lebih sederhana, tetapi lebih terfokus juga.

Ada beberapa kriteria untuk sekolah yang dapat mengajukan DAK fisik di tahun 2022, jadinya jenis satuan pendidikannya hampir semua bisa mengajukan untuk PAUD tapi harus TK akreditasi, untuk PAUD harus akreditasi A dan B tapi untuk selanjutnya hampir semuanya dengan akreditasi apa pun bisa mengajukan DAK fisik. Ada beberapa lagi seperti SMA harus mengisi Dapodik selama 2 tahun, harus sudah mendapat BOS atau BOP, dan ada jumlah minimal, jumlah siswa selain daripada daerah-daerah afirmasi dan minimal jumlah siswanya adalah untuk PAUD ada 24 anak dan untuk yang lainnya 60 murid, untuk PKBM dan SKB minimal 40 murid. Ini untuk memastikan bahwa benar-benar ada minimum jumlah murid dan ini benar- benar sekolah begitu, tentunya ada pengecualian di daerah-daerah afirmasi.

(12)

Minimal untuk rehabilitasi ruang belajar minimal itu rusak sedang dan untuk pembangunan ruang kelas baru ini terfokus kepada daerah-daerah tertentu. Ada kriteria teknis juga untuk peralatan dan prasarananya ada beberapa hal yang teknis, untuk mendapatkan bantuan TIK sekolah itu harus belum memiliki komputer minimal 15, memiliki akses listrik dan internet tentunya harus, tidak menerima bantuan TIK dari Kemendikbud Ristek di tahun sebelumnya, dan tidak menerima bantuan TIK dari DAK fisik di tahun 2020/2021. Jadi kita benar-benar ingin fokus kepada sekolah-sekolah yang belum punya inisiatif pengadaan TIK dari sebelumnya biar tidak tumpang tindih.

Peralatan praktek siswa ini kita fokuskan kepada SMK dengan potensi keahlian yang sudah diprioritaskan dan bantuan sarana ini untuk sekolah yang belum memiliki peralatan pendidikan. Untuk rehabilitasi sekolah kriterianya adalah sekolah meng-upload lembar kerja hasil penilaian Pemda sesuai lembar kerja dari Kementerian PUPR, jadi ini merupakan mekanisme cross checking untuk memastikan bahwa yang mendapatkan bantuan tepat sasaran dan untuk prasarana kriterianya adalah memiliki indeks ketuntasan ketersediaan prasarana sesuai SMP di bawah 1, artinya belum tuntas dan untuk ruang praktek siswa difokuskan pada SMK dengan kompetensi keahlian yang sudah diprioritaskan.

Pada saat ini, ini adalah total lini masa perencanaan DAK fisik di tahun 2022. Kita saat ini adalah masuk tahap sinkronisasi dan harmonisasi bersama daerah, jadi ini kita sedang dalam proses berdiskusi dengan masing-masing daerah. Mereka punya proposal, kita punya prioritas dan kita sedang dalam proses menemukan kompromi di antara dua objektif tersebut.

Berikut ini adalah sandingan garis besar antara proposal dari daerah dengan proses penilaian sementara, jadi kita menerima proposal dengan jumlah yang sangat besar yang sudah kami terima dari proposal itu ya itu sekitar 19,381 triliun dan yang masih didiskusikan itu sebesar sisanya yaitu 47,123 triliun ya. Tapi kita saat ini proposal itu didiskusikannya itu sebenarnya nilai usulan yang sesuai dengan kriteria, tapi masih perlu konfirmasi dengan pemerintah daerah dapat digunakan sebagai cadangan dalam proses sinkronisasi. Jadi ini adalah proses yang sedang berjalan sekarang untuk memastikan bahwa 22 objektif prioritas pemerintah pusat dan kebutuhan daerah benar-benar cocok.

Untuk topik terakhir adalah DAK nonfisik bidang pendidikan tahun 2022, ada empat arah kebijakan DAK nonfisik di tahun 2022. Yang pertama adalah kita di tahun 2020 dana BOS sudah ditransfer langsung ke sekolah, rekening sekolah dan ini merupakan salah satu program atau perubahan kebijakan tersukses kita dalam transformasi penganggaran pendidikan. Jadi kita ingin melakukan yang sama untuk BOP PAUD sekarang, kita ingin melanjutkan kesuksesan dengan BOS dengan BOP PAUD. Yang kedua adalah kita ingin juga untuk BOP juga mengikuti kebijakan dana BOS majemuk yang kita lakukan tahun ini, artinya BOP PAUD juga majemuk sesuai kebutuhan daerah sesuai dengan indeks kemahalan seperti yang

(13)

Bapak/Ibu tahu itu adalah salah satu kebijakan yang pro keadilan bukan yang pro keseragaman.

Arah kebijakan ketiga adalah penggunaan kelanjutan penggunaan BOS dan BOP PAUD secara fleksibel, ini juga merupakan suatu terobosan yang sangat membantu para kepala sekolah di daerah-daerah, apalagi di masa pandemi seperti ini dan yang keempat adalah sasaran tunjangan guru tahun 2022 untuk mempertimbangkan guru PPPK yang diterima tahun 2021.

Jadi ini arah arah kebijakan DAK nonfisik.

Di tahun 2020 kita sudah menyalurkan dana BOS langsung ke rekening sekolah. Ini yang dampaknya cukup luar biasa, ini telah mengurangi keterlambatan rata-rata ya 32% atau sekitar 3 minggu lebih cepat, itu rata- rata. Jadi bayangkan jumlah sekolah yang di atas itu yang mendapatkan 4 minggu, 5 minggu lebih cepat dari biasanya jadi ini suatu pencapaian yang luar biasa dan ini sangat membantu kepala sekolah dan juga orang tua-orang tua di daerah yang biasanya harus menalangi dahulu dana ini untuk murid- muridnya.

Berdasarkan survei kita 85,5% responden sekolah, artinya kepala sekolah dan 96,1 responden pemda memandang penyaluran BOS langsung ke rekening sekolah ini kalau tidak memudahkan, mereka menjawab sangat memudahkan. Jadi inilah alasan kenapa kita ingin melakukan ini untuk BOP PAUD karena sudah mendapatkan evidence, mendapatkan data bahwa ini merupakan suatu perubahan yang penting dan di tahun 2022 selain BOS nilai satuan BOP PAUD dan kesetaraan juga mau kita samakan dengan BOS tahun ini, artinya majemuk.

Satuan biaya BOP tahun 2022 kita ingin menghitungnya berdasarkan indeks kemahalan konstruksi dan indeks peserta didik di tiap wilayah kabupaten dan kota. Hanya mengingatkan saja ini persis sama kayak BOS tahun ini di mana kita benar-benar memikirkan sebenarnya biaya atau indeks kemahalan di daerah itu seperti apa. Karena untuk memberikan atau biaya- biaya, baik bukan hanya konstruksi, biaya mengirim barang, biaya membeli alat, biaya dasar bukan hanya konstruksi tapi segala jenis bentuk pembiayaan yang dibutuhkan sekolah itu luar biasa variatifnya tergantung daerahnya begitu dan kita kalau memberikan angka yang seragam, itu artinya kita tidak memikirkan kebutuhan masing-masing sekolah, makanya ini yang mau kita laksanakan untuk BOP juga.

Berikut dan kita akan memastikan bahwa baik BOS maupun BOP PAUD, BOP kesetaraan itu semuanya fleksibel penggunaannya. Apalagi sekarang di mana ada berbagai macam ada keberagaman kebutuhan yang sedang terjadi sekarang, ada sekolah-sekolah yang sudah siap tatap muka mereka membutuhkannya untuk itu. Ada sekolah- sekolah yang harus mengejar ketertinggalan mereka di numerasi dan literasi ya dan berbagai macam kebutuhan lain.

Jadi penggunaan BOS, BOP PAUD dan BOP kesetaraan ini bisa untuk berbagai jenis fungsi, kita ingin memaksimalkan fleksibilitas bagi setiap

(14)

sekolah, memberikan kepala sekolahnya kemerdekaan untuk menentukan tapi menunya tentunya dari yang kita sebut, tapi menunya itu kita perlebar.

Apalagi dengan semua sekolah membutuhkan preparasi dan terus menjaga protokol kesehatan selama tatap muka, ini luar biasa pentingnya. Di tahun depan pun pasti sekolah walaupun kami harapkan tatap muka tetap saja mereka harus mengeluarkan biaya untuk terus membimbing protokol kesehatan yang tetap.

Berikut, kami melihat juga kami salah satu platform digital kami yang sangat sukses itu adalah SIPLah sudah menerima dua penghargaan, baik dari KPK dan LKPP dan ini menunjukkan apa yang telah terjadi di masa pandemi ini dengan berbagai macam penyempurnaan yang sudah kita lakukan. Luar biasa peningkatan penggunaan pengadaan online melalui platform SIPLah di masa pandemi ini benar-benar mendorong digitalisasi sekolah dan juga mendorong penggunaan dana BOS dengan jauh lebih efisien dan transparan ya. Kita melihat peningkatan ini belum pernah terjadi sebelumnya sebesar ini 146.961 sekolah yang sudah menggunakan SIPLah dan kelihatannya angka ini terus meningkat.

Di tahun 2021 SIPLah telah bertransformasi bagi Bapak/Ibu, yang melihat Merdeka Belajar episode terakhir kita. Ini adalah transformasi SIPLah yang telah kita lakukan di mana sekolah itu semakin aman berbelanja, jadi alur pembelajaran dijamin sesuai peraturan. Jadi kepala sekolah tidak perlu takut lagi atau panik dengan adanya berbagai macam ancaman dari oknum- oknum bahwa dia tidak mengikuti aturan yang ada. Setiap kali saya ke daerah ini satu hal yang saya terus dititipkan oleh berbagai macam kepala sekolah dan guru-guru, di bilang kami sangat tidak bisa percaya diri pada saat melakukan pengadaan karena berbagai macam pihak mendatangi kita, mencoba mencari kesalahan administratif kita, sampai bagaimana mau fokus kepada guru-gurunya kalau mereka selalu terasa terancam.

Jadi dengan kepala sekolah diberikan kemerdekaan dari ini melalui pembelanjaan melalui SIPLah, ini akan mengamankan mereka agar mereka bisa fokus kepada mentoring guru-guru mereka. Ada jauh lebih banyak pilihan mitra pasar yang kita sediakan dan ada banyak fitur-fitur yang sama saja seperti kalau kita menggunakan e-commerce atau marketplace, itu kita tambahkan fitur-fitur tersebut. Seperti pembatalan transaksi, ada fitur aduan, ada dashboard sekarang semua kepala sekolah bisa memantau di mana status barang saya dan lain-lain dan juga penyedia pun, atau supplier, atau vendor juga merasa lebih nyaman berjualan, pendaftaran hanya 1x24 jam, ada pengecekan pembayaran yang otomatis, pembayaran diterima 1x24 jam biar mereka enggak takut selalu apakah mereka akan dibayar atau tidak dan kita menciptakan escrow atau suatu jaminan keuangan untuk memastikan hanya kalau barangnya benar-benar tepat dan bukan barang fiktif baru pembayaran dan transaksi itu terjadi.

Jadi ini adalah salah satu contoh peningkatan efisiensi, transparansi melalui teknologi yang telah kita lakukan untuk memastikan penyaluran dan penggunaan dana BOS ini menjadi lebih baik dan anggaran aneka tunjangan guru ini turun dibandingkan 2021, tapi ini disebabkan karena banyaknya guru

(15)

yang pensiun ya tapi kami sudah memperhitungkan guru PPPK yang diterima di tahun 2021, ini turun dari 57,399 triliun menjadi 55,456 triliun.

Untuk halaman yang terakhir, di sini ada pembagian pagu indikatif DAK nonfisik bidang pendidikan tahun 2022 di mana kita ada semua 7 jenis DAK nonfisik yaitu BOS, itu yang terbesar kita semua sudah tahu dan BOP PAUD ya yang tentunya akan kita salurkan langsung ke sekolah dan juga menggunakan fleksibilitas dan kebijakan majemuk yang pro keadilan bukan keseragaman. BOP pendidikan kesetaraan, tunjangan profesi guru, tambahan penghasilan guru, tunjangan khusus guru di daerah khusus dan BOP museum dan taman budaya. Jadi totalnya ini sebesar 115,018 triliun.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan di saat ini mengenai rencana kerja dan anggaran Kemendikbud Ristek tahun 2022, walaupun ada banyak sekali aspirasi kami yang mungkin belum bisa tercapai di tahun 2022, tapi kami akan memastikan bahwa program-program terpenting dan transisi keluar dari pandemi ini dan PJJ ini terus menjadi prioritas kita agar kita punya kesempatan untuk mengejar ketertinggalan kita yang disebabkan oleh pandemi ini.

Jadi saya rasa dengan melakukan optimalisasi anggaran kita, terutama pemotongan berbagai macam anggaran kegiatan Kemendikbud Ristek kami masih bisa menjalankan program Merdeka Belajar kita secara lumayan efektif itu. Tetapi kami mohon sekali dukungan dari Komisi X untuk juga membantu memperjuangkan defisit anggaran kita di Banggar juga, sehingga ini harapannya kita masih punya harapan bahwa ini bisa meningkat. Jadi mohon dukungan Komisi X di sini, tapi kalau tidak pun tercapai kami akan melaksanakan anggaran ini sebaik mungkin.

Terima kasih Bapak/Ibu.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.

Terima kasih Mas Menteri.

Bapak/Ibu sekalian yang saya hormati.

Demikian penyampaian dari Mas Menteri terkait dengan dua agenda yaitu, pembahasan RKA K/L dan pembahasan terkait dengan DAK, baik fisik maupun nonfisik yang ini memang bagusnya ke depan akan terus kita dalami Mas Menteri menyangkut soal DAK fisik dan nonfisik ini. Supaya kita tahu persis prioritas program-program yang teralokasi dengan baik penggunaannya, pemanfaatannya melalui DAK fisik maupun nonfisik.

(16)

Bapak/Ibu sekalian yang saya hormati.

Sebelum saya persilakan nanti masing-masing fraksi memberikan respons 1 orang, untuk selanjutnya kita masuk agenda yang ketiga yaitu menyangkut penyampaian laporan hasil Panja Pengangkatan GTK Honorer Menjadi ASN. Mengenai agenda ini selanjutnya kami persilakan kepada Ibu Agustina Wilujeng Pramestuti, selaku Ketua Panja pengangkatan GTK Honorer Menjadi ASN untuk menyampaikan poin-poin laporan hasil kerja panja dan nanti meyerahkannya kepada Mas Menteri. Karena panja ini masih sangat relevan karena saat yang bersamaan proses seleksi guru honorer menjadi PPPK sebagai salah satu jalur terus berjalan, saat yang sama tuntutan untuk menjadikan guru sebagai ASN jalur PNS juga masih mengemuka terus-menerus.

Kami persilakan Ibu Agustina.

PIMPINAN KOMISI/F-PDI PERJUANGAN (AGUSTINA WILUJENG PRAMESTUTI, S.S., M.M.):

Terima kasih Pak Ketua.

Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera untuk kita semua dan selamat pagi.

Mas Menteri dan seluruh jajaran yang kami hormati.

Laporan panja ini cukup banyak, namun karena waktu mungkin saya akan menyampaikan hanya beberapa pointers penting saja. Yang pertama latar belakang pembuatan panja ini adalah adanya berbagai macam permasalahan, di antaranya memang ada laporan dari Kemendikbud tanggal 18 Januari tahun 2021 tentang guru honorer yang belum memiliki status yang jelas. Kemudian tuntutan kenaikan kesejahteraan guru dan tenaga kependidikan yang memang belum maksimal, bahkan terlalu kecil.

Sebenarnya skema pemerintah sudah banyak dilakukan, saat itu ada program 1 juta guru honorer yang di media cukup gaduh. Mereka tidak ingin menjadi PPPK, mereka maunya menjadi PNS, kemudian ada berbagai macam organisasi, asosiasi, forum guru dan lain sebagainya melakukan protes bahkan sempat demo.

Skema pemerintah yang kedua sejak tahun lalu pada pemerintahan presiden yang lalu itu ada tenaga honorer K1, K2, yang sampai sekarang pun belum selesai. Skema penyelesaian pemerintah yang diambil juga adanya pembagian tata kelola pendidikan pusat dan daerah yang kurang maksimal, serta guru tidak merata di 35 provinsi dan 514 kabupaten/kota, serta kualitas guru honorer yang kurang maksimal.

Panja dibentuk tanggal 26 Januari keputusan rapatnya saya yang mengetuai, kemudian saya kira kalau ini mungkin sudah sering kita mendengar tujuannya adalah pengawasan dan kajian untuk mendapatkan pendapat dan merumuskan rekomendasi. Kegiatan dilaksanakan mulai

(17)

tanggal 9 Maret 2021 sampai dengan 16 Juni tahun 2021, dengan berbagai macam kegiatan yang cukup komplit. Rapat dengar pendapat dengan berbagai macam pakar dari disiplin ilmu yang berkaitan, hukum, tata negara, pemerintahan, administrasi, pakar pendidikan, pakar keuangan negara dan kebijakan publik.

Kemudian melakukan kunjungan spesifik secara langsung, menemui kabupaten/kota yang memiliki masalah dan menemui guru-guru honorer yang melakukan protes. Kemudian kita mengundang ke Komisi X adalah pemerintah kabupaten ada enam, kemudian pemerintah provinsi ada lima, rapat-rapat dengan kementerian/lembaga kita lakukan dua kali, rapat dengar pendapat dengan forum rektor yang tergabung dalam Asosiasi LPTKNI dan rapat dengar pendapat umum dengan para organisasi guru. Jadi cukup komplit proses pencarian data dan permintaan pertimbangan, pendapat serta ilmu dari berbagai stakeholders yang ada.

Masalah yang ditemukan guru honorer nonsertifikat rendah upah, sertifikasi banyak persyaratan politis, kemudian sosialisasi rekrutmen program 1 juta guru PPPK kurang maksimal, sehingga mengakibatkan pemda khawatir sumber anggaran gaji dan tunjangan dari APBD tidak memenuhi kuota dan ada kabupaten yang tidak mengusulkan formasi. Bagi guru honorer tidak ada kejelasan tentang kepangkatan, gaji dan tunjangan serta masa kerja.

Kemudian tidak adanya formasi guru olahraga, bahasa daerah, kesenian dan sekolah inklusi. Kemudian tuntutan afirmasi yang lebih besar dari yang ditetapkan untuk khususnya guru honorer dengan usia lebih dari 40 tahun, untuk guru honorer penyandang disabilitas dan untuk guru honorer bersertifikat.

Kesimpulan yang diambil, yang pertama tentang kebijakan pemerintah tidak merekrut guru selama 12 tahun padahal ada kebutuhan pengganti guru karena meninggal dan pensiun. Kemudian peran guru di dunia pendidikan, peran guru strategis ya sesuai dengan Undang-Undang Guru dan Dosen Pasal 2 ayat (1) tidak sebanding, tidak berbanding lurus dengan kesejahteraannya. Kemudian saat guru honorer diangkat otomatis menjadi guru di sekolah negeri, walaupun berasal dari sekolah swasta. Ini menimbulkan adanya perpindahan guru atau kekurangan guru di sekolah- sekolah swasta. Kemudian program 1 juta guru PPPK adalah program jangka pendek, 19,6 triliun yang disiapkan APBN setiap tahun untuk membayar gaji dan tunjangan membutuhkan peraturan tetap supaya pada tahun-tahun berikutnya APBN memberikan kepastian adanya pembayaran dari pemerintah pusat yang dikirim ke pemerintah daerah.

Kemudian kesimpulan yang kedua tentang anggaran, sumber dana gaji dan tunjangan program 1 juta guru PPPK berasal dari APBN tahun 2021 yang tercantum di dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2020 tentang APBN, Tahun 2021 Pasal 11 ayat (21) dan menjadi bagian dari DAU. Yang kedua DAU merupakan dana alokasi umum yang dapat digunakan pemda untuk berbagai macam kebutuhan, jika tahun berikutnya tidak dianggarkan maka akan menjadi beban APBD kabupaten/kota.

(18)

Kemudian tentang sosialisasi kebijakan pengumuman program satu juta guru PPPK pada tanggal 23 November tahun 2020 tidak diikuti dengan pemberitahuan tertulis kepada kabupaten/kota atau provinsi tentang landasan hukum dan kejelasan sumber anggaran. Sosialisasi tentang tahapan seleksi gaji dan tunjangan, masa kontrak dan kepangkatan belum maksimal.

Pertemuan baru dilakukan dengan pemerintah kabupaten/kota dan provinsi secara terbatas pada tanggal 30 November sampai dengan 18 Desember di empat wilayah. Tidak maksimalnya sosialisasi membuat kuota tidak dipenuhi oleh kabupaten/kota karena tadi disampaikan khawatir menjadi beban APBD.

Dalam proses seleksi informasi Panselnas menyebabkan kegaduhan di kalangan guru honorer yang bercampur dengan berita-berita hoax tentang proses rekrutmen dan transparansi di tingkat kabupaten/kota atau provinsi.

Kebijakan formasi baru dan afirmasi seleksi, adanya tuntutan afirmasi untuk guru honorer berumur 35 tahun ke atas, ada tambahan formasi untuk guru olahraga, kesenian, bahasa daerah, PAUD dan sekolah inklusi, kemudian adanya tambahan formasi untuk tenaga kependidikan.

Rekomendasinya:

1. Mendesak pemerintah untuk menyusun rencana induk pendidikan dalam Peta Jalan Pendidikan Indonesia untuk pemenuhan kebutuhan guru dan guru berkualitas yang sejahtera.

2. Membuka formasi CPNS untuk guru.

3. Membuat regulasi tetap tentang pembiayaan guru PPPK jangka panjang.

4. Membuka kembali pendaftaran untuk sisa kuota yang belum terpakai untuk memenuhi jumlah 1 juta guru PPPK.

5. Memastikan peserta seleksi memiliki komitmen setia kepada Pancasila Negara Kesatuan Republik Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika dan tidak terpapar paham radikalisme, serta tidak terlibat dalam organisasi terlarang.

6. Menyempurnakan peraturan perundang-undangan dalam hal penataan GTK honorer, mulai dari proses pengangkatan sampai pengaturan mengenai gaji, penghargaan dan jaminan sosial, serta kesejahteraannya.

7. Memperbaiki desain pemenuhan guru dan tenaga kependidikan yang mencakup agenda peningkatan kemampuan dan keterampilan atau upgrading dan up skilling bagi guru dan tenaga kependidikan.

8. Membuat peta jumlah guru, kebutuhan dan sebaran setiap kabupaten/kota atau provinsi, serta pemutakhiran data sebagai dasar pengangkatan GTK honorer menjadi ASN mulai tahun 2021 dan seterusnya.

9. Mendesak pemerintah untuk meningkatkan koordinasi antar kementerian/lembaga dan pemerintah daerah dalam melaksanakan program 1 juta guru PPPK.

10. Melakukan pembenahan LPTK supaya menjadi lembaga yang berkualitas, termasuk perbaikan sarana prasarana sistem pembinaan sumber daya manusia.

(19)

11. Membuka layanan pengaduan dengan nomor dan petugas khusus dalam proses pelaksanaan program 1 juta guru PPPK, serta memastikan pengaduannya ditindaklanjuti.

12. Mensosialisasikan kembali program 1 juta guru PPPK dan memperbaharui data sosialisasi sesuai tahapan yang ada.

Rekomendasi mengenai anggaran:

1. Mendesak Kemendikbud RI, Kemendagri RI, Kemenkeu RI akan menerbitkan peraturan mengenai kepastian pembayaran gaji dan tunjangan guru PPPK yang anggarannya bersumber dari APBN yang diperhitungkan melalui DAU dan ditransfer kepada pemerintah daerah untuk mendorong dan memberi kesempatan kepada pemerintah daerah yang belum mengusulkan atau pemerintah daerah yang usulannya belum memenuhi kuota formasi seleksi guru PPPK pada tahun 2021.

2. Mendesak pemerintah untuk mengeluarkan regulasi, baik berupa peraturan pemerintahan, peraturan presiden atau peraturan perundangan lainnya terkait dengan skema penganggaran untuk guru PPPK, serta proses seleksinya secara tegas dan jelas.

Rekomendasi mengenai kebijakan formasi baru dan afirmasi, ini yang ditunggu-tunggu oleh teman-teman guru honorer:

1. Panja Komisi X mendesak pemerintah untuk membuka formasi baru bagi guru olahraga, guru kesenian, guru bahasa daerah, guru PAUD dan guru sekolah inklusi.

2. Mendesak pemerintah memberikan kesempatan bagi guru honorer penyandang disabilitas untuk mengikuti seleksi menjadi ASN, ada beberapa penyandang disabilitas yang protes karena beberapa guru mata pelajaran tidak bisa diisi oleh mereka padahal mereka merasa bisa.

3. Mendesak pemerintah membuka formasi PPPK untuk tenaga kependidikan, serta membuat jabatan fungsional baru bagi tenaga kependidikan sekolah dalam formasi PPPK.

4. Mendesak pemerintah memberikan afirmasi nilai kompetensi tambahan yang lebih proporsional kepada guru honorer yang telah berusia di atas 35 tahun, guru honorer dengan perhitungan beban kerja di atas 5 tahun, guru honorer yang mengabdi di daerah 3T, guru honorer sekolah inklusi dan SLB, dan guru honorer penyandang disabilitas.

Demikian laporan dari Panja Pengangkatan Guru dan Tenaga Kependidikan Honorer Menjadi ASN Komisi X DPR RI. Terima kasih waktunya, terima kasih kepada teman-teman seluruh Anggota Panja serta Anggota Komisi X yang telah membantu menyelesaikan proses pengawasan raker dan lain sebagainya dalam kurun waktu masa kerja panja ini.

Wabillahittaufiq wal hidayah.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Terima kasih Pak Ketua.

(20)

KETUA RAPAT:

Terima kasih Tante.

Dilanjutkan penyerahan dokumen kepada Mas Menteri Nadiem, kami undang Mas Menteri untuk maju ke depan. Terima kasih Mas Menteri, terima kasih Ibu Agustina.

Bapak/Ibu sekalian yang kami hormati.

Kita lanjutkan waktunya sudah jam 10.15 WIB, untuk itu saya persilakan sekali lagi mohon diatur waktunya perwakilan dari masing-masing fraksi 1 orang, untuk waktu 3 menit. Karena sekali lagi faktor waktu selebihnya kita akan bahas dalam RDP berikutnya. Kami persilakan dari Fraksi PDI Perjuangan, Bang Putra, oh selamat datang ini ada Bang Rano, ada Pak Azam, Ibu Ledia, Mas Rian, Prof. terima kasih.

Silakan Bang Putra.

F-PDI PERJUANGAN (PUTRA NABABAN):

Sebelum Pimpinan, 3 atau 5?

KETUA RAPAT:

3 Bang, enggak cukup itu, nanti kita tidak bisa dengarkan rapat paripurna ini. 5 Bang Putra, 3 sorry.

F-PDI PERJUANGAN (PUTRA NABABAN):

Baik, terima kasih Pimpinan, kalau 3 kita langsung saja.

Pertama tentunya Mas Menteri dalam kita melihat rencana kerja dan pembiayaannya kita masih mungkin memproyeksikan terjadinya outbreak dari virus COVID-19 dan variannya di tahun 2022. Inilah yang menurut saya juga harus menjadi kewaspadaan kita dan awareness kita dan saya melihat dalam program prioritas Merdeka Belajar biaya pendidikan ini ada apresiasi beberapa program, itu tidak ada kekurangan dan targetnya juga tidak dikurangi terutama di PIP.

Namun memang kita cukup prihatin karena ini ada beberapa yang masih ada kekurangannya terutama KIP kuliah, kekurangannya masih ada 200 ribu orang ya dengan anggaran 1,2 triliun. Untuk itu Mas Menteri dan seluruh jajaran tentunya kami dari PDI Perjuangan terus mendukung penambahan anggaran seperti yang Saudara Menteri sampaikan tadi, terutama beasiswa-beasiswa yang terkait langsung dengan siswa didik dan juga beasiswa mahasiswa di daerah 3T, termasuk program peningkatan kualitas pendidikan dan yang disampaikan Ketua Komisi tadi rencana kerja dan anggaran Kemendikbud Ristek tahun 2022 kami setuju untuk dibahas dalam RDP/rapat dengar pendapat dalam masa sidang sekarang.

(21)

Beberapa pendalaman yang ingin saya sampaikan karena waktunya masih ada, terutama terkait dengan pendidikan tatap muka yang di ibu kota ini sudah diselenggarakan mulai kemarin dan kami terus memonitor perkembangannya, terutama di tingkat PAUD, SD, SMP, SMA dan saya sudah bertemu dengan ratusan orang tua murid dan juga kepala sekolah tentang kesiapan mereka, antusiasme mereka dan protokol, serta vaksin yang sudah mereka miliki. Yang kedua, tentu juga kami menginginkan agar perguruan tinggi di DKI Jakarta khususnya untuk didorong ini oleh Pak Menteri dan juga Pak Nizam agar mereka juga bisa segera melakukan tatap muka.

Saya bertemu dengan ratusan mahasiswa yang sudah semester 3 dan mereka belum pernah ke kampusnya atau belum melakukan tatap muka. Ini menjadi satu keprihatinan buat kita Mas Menteri, harusnya kalau menurut saya mereka adalah mahasiswa yang sudah divaksin terlebih dahulu dan mereka bisa kita andalkan karena mereka bisa melaksanakan protokol jauh lebih baik daripada siswa SD dan SMP. Sehingga sebenarnya mahasiswa atau kampus itu bisa lebih dahulu terutama mereka yang ada di fakultas kedokteran misalnya. Mereka hampir tidak pernah langsung bertatap muka dengan guru dan juga mahasiswa lain.

Tentunya Mas Menteri tadi juga ada, sudah habis ya? Oke, baik. Kalau begitu tadi poinnya sudah saya sampaikan terkait dengan sikap PDI Perjuangan dan tentunya nanti akan kita dalami di rapat dengar pendapat.

Terima kasih Pak Ketua.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Merdeka!

KETUA RAPAT:

Terima kasih Bang Putra.

Sesuai jadwal sebenarnya kita masih ada waktu tanggal 6 dan kemudian sampai tanggal 24 sebelum kita serahkan kepada Banggar, rekomendasikan.

Selanjutnya kami persilakan dari Fraksi Partai Golkar, kami persilakan Pak Ferdi.

F-P. GOLKAR (FERDIANSYAH, S.E., M.M.):

Baik, terima kasih.

Langsung, yang pertama kami masih mencermati karena beberapa kali, izin Ibu Hetifah. Beberapa kali dalam konteks penganggaran masih belum berdasarkan hukum, landasan hukumnya belum ada. Sehingga konkret yang kami minta dari Fraksi Partai Golongan Karya yang pertama, seyogianya harus ada setiap program yang dibuat oleh Kementerian Pendidikan dan

(22)

Kebudayaan Ristek, harus berdasarkan landasan hukum yang harus ada.

Yang kedua, juga termasuk kajian akademis, kenapa demikian hal yang juga mungkin agak aneh apabila kegiatan tidak didasari dengan kajian akademis.

Yang ketiga, ini penganggaran. Satu sisi dinyatakan kurang tapi berdasarkan rapat-rapat yang berlangsung selama ini walaupun terjadi pengurangan anggaran tapi target-target tercapai. Jadi permasalahannya ini di mana? Oleh karena itu, kami menyampaikan seyogianya Mas Menteri menyatakan Pak Presiden kalau saya dikasih 73 triliun enggak cukup, enggak bisa jalan, harusnya seperti itu tapi bukan menerima begitu saja. Itu yang kami punya keyakinan dari secara pribadi Mas Menteri punya hubungan baik dengan pak Presiden, sehingga bisa mengatakan hal itu.

Yang keempat, ini juga karena berdasarkan landasan hukum makanya klarifikasi mengenai rencana penghapusan Badan Standar Nasional Pendidikan. Ini terkait dengan Permendikbud Nomor 28 Tahun 2021 sifatnya klarifikasi karena Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 masih ada dan masih berlaku. Yang selanjutnya mengenai SIPLah, berdasarkan temuan, berdasarkan diskusi, berdasarkan masukan dari bawah dalam rangka juga mendukung pemulihan ekonomi nasional program Bapak Joko Widodo kami juga minta SIPLah adalah sebagai opsi bukan menjadi keharusan. Karena masih banyak di lapangan contoh penerimaan siswa baru itu membeli nasi boks 50 biji harus pakai SIPLah, padahal tetangga sebelah ada warung padang, ada warung tegal bagaimana mereka menggunakan SIPLah dan itu untuk pemberdayaan di masyarakat yang di bawah.

Yang selanjutnya juga klarifikasi terkait ada pejabat Kemendikbud untuk mengatakan pembuatan peta jalan dihentikan, ini apakah yang seperti itu? Mohon bisa diklarifikasi lebih lanjut dan ini penting bagi kita nanti dalam konteks mendukung karena tadi Mas Menteri mengatakan mohon dukungan Komisi X, bagaimana kami mendukungnya karena tidak ada hal seperti itu, tidak ada kajian ataupun pembuatan Peta Jalan Pendidikan. Terakhir, apa kabar revisi PP Nomor 57 Tahun 2021.

Sekian, terima kasih, tepat waktu Pimpinan.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Ferdi atas catatan-catatan pentingnya dan ini berulang kali disampaikan dalam berbagai forum. Pas 3 menit Pak Ferdi mewakili Fraksi Partai Golkar.

Selanjutnya kami persilakan dari Fraksi Partai Gerindra, Bang Azam.

F-P. GERINDRA (ALI ZAMRONI, S.Sos.):

Prof. Djohar.

(23)

KETUA RAPAT:

Silakan Prof.

F-P. GERINDRA (Prof. Dr. Ir. DJOHAR ARIFIN HUSIN):

Langsung saja, ini memang kita jadi heran sebelum bergabungnya Ristek anggarannya 81,3 ini digabung malah turun, ini kan suatu hal yang harus kita dorong nanti di RDP. Kemudian rencana target tingkat penyelesaian pendidikan SMA pada tahun 2002 adalah 70,6%. Berbagai sumber salah satunya adalah KPAI menyebutkan bahwa selama pandemi angka putus sekolah siswa sangat tinggi. Nah ini perlu ada usaha kita bagaimana mentality recovery bagi siswa kita agar mereka tetap motivasi untuk tetap bersekolah.

Salah satu permasalahan mengapa siswa tidak dapat melanjutkan pendidikan tingginya adalah faktor biaya, mereka memilih langsung bekerja untuk membantu ekonomi keluarga. KIP Kuliah yang diharapkan malah hilang 200 ribu KIP tahun 2022 ini hendak menjadi perhatian kita. Dalam pidato nota keuangan presiden menyebutk PAUD sebagai tulang punggung peningkatan kualitas SDM, jadi jangan sampai ini enggak didukung dengan anggaran. Jadi mohon perhatiannya pidato presiden hendaknya kita dukunglah nanti dalam rapat kita RDP ini barangkali kita bisa bahas.

Kemudian tentang Merdeka Belajar, ini banyak sekali para orang-orang kampus-kampus mengatakan kita mengharapkan orang dalamlah jadi rektor.

Tapi karena ada peraturan menteri ikut campur 35%, saya pun tahu menteri pun diminta oleh orang-orang, ini sangat tidak bagus karena yang jadi pemimpin di kampus itu bukan orang yang di inginkan oleh orang dalam. Jadi sebaiknya peraturannya segera diubah sehingga menteri bebas dari tekanan manapun. Merdekalah, betul-betul merdekalah kampus seperti kita inginkan, jangan menteri tidak kenal dengan calon rektor tapi terpaksa dalam tanda petik mendukung calon rektor yang tidak diinginkan oleh orang dalam.

Ini saja dari kami, terima kasih, mohon maaf.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.

1 menit masih sisa Prof. terima kasih. Cukup Pak Ali? Oke, cukup.

Terima kasih dari Fraksi Partai Gerindra.

Selanjutnya kami persilakan dari Fraksi partai Nasdem, Kang Rian.

F-P. NASDEM (RIAN FIRMANSYAH, S.Pd.):

Terima kasih Pimpinan.

(24)

Pimpinan dan Bapak/Ibu Anggota yang saya hormati.

Mas Menteri beserta jajaran yang saya hormati.

Langsung saja Pimpinan, beberapa catatan tentunya ada yang kami cermati. Tiga poin, pertama adalah terkait dengan TIK yang 31.120 sekolah kemudian dihapus itu juga memang perlu pendalaman, walaupun nanti di RDP akan didalami tapi jika persoalannya adalah kontroversi yang terjadi pada tahun ini mengapa Kemendikbud tidak meyakinkan bantuan TIK ini dan tentunya bantuan ini akan sangat signifikan untuk siswa, itu terkait TIK.

Yang kedua adalah terkait dengan penguatan karakter, talenta dan juga satu yang kami soroti tentunya anggaran-anggaran yang hilang atau yang dihapus. Ekstrakurikuler yang tampak dihapus juga sebesar 80 miliar untuk 4.676 sekolah artinya itu juga perlu pendalaman perencanaan yang lebih matang lagi dan tentu juga kita sepakat bahwa perlu ada kajian akademis yang lebih matang lagi.

Poin ketiga Pimpinan, tentunya kami mendorong Kemendikbud Ristek ini untuk terus meningkatkan jumlah sekolah untuk mengelola sistem SIPLah.

Tadi disebutkan memang ada beberapa capaian terkait dengan terobosan- terobosan distribusi daripada anggaran-anggaran yang langsung direct ke satuan-satuan pendidikan. Tentunya SIPLah ini juga perlu terobosan yang lebih matang lagi, maka dari itu kita berharap jika tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan kami mendorong agar mekanisme belanja barang tidak hanya di sekolah-sekolah melainkan bisa juga dilakukan lebih luas lagi dilakukan Kemendikbud. Asas transparansi dan efisiensi yang dimiliki tentunya harus tetap kita junjung tinggi. Itu paling yang kami soroti, tentunya di RDP akan lebih diperdalam.

Terima kasih Pimpinan dan Mas Menteri semoga menjadi catatan penting untuk kita semua dalam proses perencanaan ini. Terima kasih.

Wabillahittaufiq wal hidayah.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.

Terima kasih Kang Rian catatannya mewakili Fraksi Nasdem.

Selanjutnya kami persilakan Ibu Ledia, Fraksi PKS.

F-PKS (Hj. LEDIA HANIFA AMALIAH, S.Si., M.Psi.T.):

Terima kasih Pimpinan.

Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pimpinan dan Anggota Komisi X yang berbahagia.

(25)

Mas Menteri beserta seluruh jajaran.

Tema yang yang akan disampaikan dari catatan kami adalah tidak adanya link and match, pertama di halaman 5 pertanyaan sih sebetulnya.

Dipresentasikan bahwa dari anggaran fungsi pendidikan 541,7 triliun ada 13%-nya senilai 69,5 triliun adalah pengeluaran pembiayaan, siapa yang mengelola itu?

Di halaman 8 ada catatan bahwa programnya yang didorong adalah berkaitan dengan wajib belajar 12 tahun tapi kami tidak melihat ada belum juga 1 menit Pak, berarti ada tambahan bonus kalau begitu. Jadi kalau kita lihat rasa-rasanya tidak tampak di program ini strategi yang akan dipilih untuk mendukung wajib belajar 12 tahun itu. Karena kita tidak mendapatkan penjelasan, tadi Pak Ferdi sampaikan berkaitan dengan analisanya, berkaitan bagaimana kita mengatasi lama belajar yang selama ini hanya 8,4 tahun terus kita mengejar 12 tahun, sementara kita punya learning loss yang kapasitas anak-anak 12 tahun turun jadi 7,2-7,4 tahun, enggak tampak di sini, makanya tidak ada link and match-nya.

Di halaman 9, juga tidak match lagi karena tentang vokasi itu anggarannya turun padahal tema RKP-nya di bidang pendidikan itu kan berkaitan dengan pekerjaan kualifikasi tingkat menengah dan tingkat tinggi.

Artinya tidak kelihatan di sini bagaimana hubungannya. Di halaman 11, disebutkan prioritas Merdeka Belajar adalah pembiayaan tapi kemudian jadi enggak merdeka gurunya karena tunjangan profesi guru dan juga tunjangan guru non PNS sebagian besarnya adalah guru-guru non PNS tidak mendapatkan kejelasan tentang itu.

Di halaman 12, kami meminta evaluasi penyediaan dan pemanfaatan TIK 2020-2021, kalau sampai sekarang enggak ada padahal gembar- gembornya transformasi digital berarti kan sesuatu terjadi. Karena itu supaya kami juga tahu, tolong diberikan hasil evaluasi penyediaan dan pemanfaatan TIK yang selama ini dengan DAK 2020 dan 2021. Di halaman 14 masih prioritas Merdeka Belajar, justru anggaran tentang pendampingan pembelajaran kurang kalau soal guru-gurunya, kalau soal kepala-kepala sekolahnya kelihatannya sudah cukup gembar-gembor. Tapi karena ini soal transformasi maka pendampingan menjadi satu hal yang penting, menurut saya ini jadi link and match-nya enggak kelihatan di sini.

Kemudian PPG prajabatan dan dalam jabatan akan diusulkan via LPDP, sementara evaluasi kami terhadap LPDP ini tidak menjadi jelas. Yang selama ini saja katakanlah pemilihan universitas oleh LPDP bukan berdasarkan program studinya, tapi kualifikasinya secara umum di universitas. Padahal kita punya hal-hal spesifik yang bisa jadi program studi di perguruan tinggi tersebut itu justru jagoannya di situ, padahal perguruan tingginya biasa-biasa saja atau sebaliknya perguruan tingginya kayaknya wah tapi program studinya yang dimaksudkan dan diperlukan sebenarnya akreditasinya tidak memadai. Jadi penting buat kami, kenapa kemudian memilih untuk diusulkan via LPDP atau jaminannya itu kemudian bisa jadi,

(26)

padahal kan kita sedang berharap PPG prajabatan dan dalam jabatan ini kan penyediaan guru-guru kita, pabrik guru kita kalau disebutkan.

Di halaman 15, ketika kemudian ada perubahan struktur dari LPMP di LP4TK diubah menjadi balai penggerak dan kita juga belum tahu bagaimana kemudian sistemnya, siapa yang mengontrol penjamin mutu Dikdasmennya.

Masih berikutnya saya masih mau menambah karena kan tadi dipotong uang kagetnya begitu, kaget dipotong Pak. APK perguruan tinggi yang ditargetkan 35,6% itu tidak hanya dipenuhi oleh perguruan tinggi negeri di halaman 17.

Harusnya perguruan tinggi swasta juga diperhatikan, tapi enggak kelihatan keberpihakannya pemerintah.

Halaman 19, pelestarian budaya dimasukkan pada prioritas Merdeka Belajar tapi enggak ada tercermin dalam programnya itu hubungannya dengan lembaga pendidikan apa? Bagaimana kita kemudian menyiapkan itu agar kemudian anak-anak kita bisa memahami bagaimana proses pelestarian budaya. Tidak tampak juga kebijakan kesejahteraan tenaga pendidikan, termasuk di dalamnya operator sekolah yang harus riweuh sama urusan- urusan pencatatan-pencatatan Dapodik dan lain sebagainya.

Kemudian kami juga perlu penjelasan tentang kebijakan, bantuan operasional sekolah bagi sekolah-sekolah yang siswanya kurang dari 60.

Yang terakhir, sepakat dengan apa yang disampaikan Pak Ferdi dan Kang Rian tadi, urusan SIPLah nggak boleh merusak hubungan sosial masyarakat dengan sekolah. Menurut kami mau cari baterai saja pakai SIPLah begitu kan repot banget, padahal ini justru ketika hubungan baik dengan masyarakat sekitar, itu masyarakat sekitar akan membantu sekolah untuk mendidik anak- anak kita.

Terima kasih Pimpinan atas kebaikan hatinya.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Ibu Ledia, dikasih bonus setengah menit.

Selanjutnya kami persilakan dari virtual ini, dari Fraksi PKB Bang Andi?

Belum ada. Kami persilakan Bang, 3 menit.

F-PKB (Drs. H. ANDI MUAWIYAH RAMLY, M.Si.):

Ada, jadi langsung.

Pimpinan dan semua kita yang kita hormati pagi ini.

Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jadi mendahului raker kita nanti, kita apresiasi apa yang disampaikan oleh Mas Nadiem tadi. Saya lihat bahwa dari anggaran pendidikan APBN kita

(27)

itu 20% ada 508 triliun dan itu juga yang bisa masuk ke anggaran kita lalu turun 75,7 triliun selebihnya terserap kepada alokasi transfer dan lain-lain, anggaran itu.

Saya melihat tadi dari laporan dari paparan Mas Nadiem kenapa semua keditjenan kita, sekretariat itu Kemendikbud anggarannya itu defisit. Ini kan antara harapan dengan kenyataan itu berbeda nanti bagaimana kita terus meningkatkan program dan lain-lain itu. Pertanyaan menggelitik saya apakah Mas Menteri tidak cukupi waktu bernegoisasi dengan Ibu Menteri Keuangan, apalagi Mas Menteri ini kan dekat dengan presiden, itu yang menjadi pertanyaan saya mendahului raker nanti karena saya melihat beberapa hal yang berkurang dari program-program sebelumnya.

Yang kedua, sistem digitalisasi kependidikan Kemendikbud sebagaimana yang diamanahkan salah satu, salah dua dari presiden, amanah Pak Jokowi itu bermata dua digitalisasi ini bisa meningkatkan mutu kualitas program tapi bisa juga menjadi penghambat. Contohnya dalam program PIP dan KIP Kuliah itu, ini selalu soroti itu karena ini kebutuhan masyarakat kita yang paling mendasar dan bukan semata-mata karena kepentingan dapil kami sebagai anggota, tapi itu penting sekali. Saya melihat ini yang dipertanyakan sejak kemarin dengan Ibu Sekjen, ini tentu saja masalah yang lain, masalah organisasi itu menjadi salah satu penghambat kalau perencanaannya tidak cermat sejak awal.

Selanjutnya Pak Menteri, success story Mas Menteri penyaluran dana BOS, BOP yang disampaikan Mas Menteri tadi sebagaimana diuraikan tentu saja berbanding terbalik dengan pelayanan bank dari misalnya POP itu. Tentu saja hambatan-hambatan di lapangan tapi saya melihat ini temuan di lapangan kami kalau mengunjungi dapil itu berbanding terbalik mestinya layanan bank itu lebih bagus lagi kerja samanya dengan Kemendikbud, tapi ternyata tidak sesuai dengan harapan.

Saya pikir hal-hal seperti ini, catatan-catatan ini mendahului raker kita nanti disampaikan Pak Menteri, kami dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa sangat mendukung program selanjutnya. Kalau misalnya kita diminta untuk lebih banyak dari DPR RI, Banggar dan sebelumnya uang kami juga di DPR ini dipotong habis anggaran-anggarannya itu pelaksanaan kegiatan Mas Menteri.

Saya pikir itu yang ingin saya sampaikan Pak Ketua.

Wallahul muwaffiq ila aqwamit thariq.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.

Terima kasih Bang Andi, tepat 3 menit mewakili Fraksi PKB.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Ya, Terima kasih Pak Yandri. Silakan Pak Mulyadi. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabakaratuh. Yang Saya hormati Pimpinan beserta seluruh anggota DPR RI,.. Pada kesempatan Paripurna

Terima kasih pimpinan. Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Salam sejahtera buat kita semua. Pimpinan, saya merespon dari apa yang disampaikan oleh Pak Fahri

Pada kesempatan yang baik ini dan berbahagia ini perkenankan kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Pimpinan dan Anggota Komisi IV DPR RI, Menteri

Pada saat pengakuan awal, Grup mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam kategori berikut: aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi,

Terima kasih assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Om Swastiastu, namo buddhaya, salam kebajikan. Yang saya hormati Pimpinan beserta Anggota Komisi VIII, Kepala BNPB

Baik terima kasih Ibu Hetifah. Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Pak Fikri, Pimpinan Sidang. Para Pimpinan Komisi X yang saya hormati. Mas Menteri dengan seluruh

Terima kasih, Pimpinan. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Yang pertama, tentu kami menyampaikan apresiasi dan terima kasih setinggi-tingginya untuk Pak Menteri

Baik. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Salam sejahtera buat kita semua. Terima kasih, Pimpinan rapat yang sudah menyapa dan kepada juga terima kasih kepada