• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ada usulan Kakak Willem?

F-PD (WILLEM WANDIK, S.Sos.):

Ya.

KETUA RAPAT:

Diserahkan langsung secara tertulis.

F-PD (WILLEM WANDIK, S.Sos.):

Iya banyak, tapi tidak perlu disampaikan karena tidak akan dijawab juga percuma. Jadi tidak perlu gitu. Baik mungkin itu saja dulu.

Sekian, terima kasih.

KETUA RAPAT:

Sudah selesai Kakak Willem? Tidak ada yang diserahkan? Ini spesial buat Kakak Willem, karena Pak Dirjen, saya salah satu saksi Pak waktu itu kami sempat Kunker ke Dapil beliau, lah itu Bandaranya dari sirtu Pak. Saya pas ditanya mana Bandaranya, itu ya Allah saya sahadat duluan sebelum turun Pak, takutnya mati duluan di atas. Jadi saya mendukung apa yang Pak Willem bilang tadi bahwa memang butuh bandara-bandara perintis banyak di daerah Papua.

Selanjutnya kami persilakan ke Ibu Sri Rahayu dan siap-siap Ibu Novita Wijayanti.

F-PDIP (SRI RAHAYU):

Baik, terima kasih.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

Pimpinan, Anggota Komisi V yang saya hormati,

Dan Pak Dirjen Udara Perhubungan Udara dan Perkeretaapian serta seluruh jajaran.

Sudah banyak yang disampaikan oleh kawan-kawan bahwa mengingatkan kembali, bahwa baik transportasi udara kemudian perkereta api, tentu semuanya adalah merupakan program nasional. Dalam arti semuanya itu pasti akan melalui melalui kajian-kajian yang itu secara nasional akan dibuatkan atau dibuat kereta api di mana, kota mana dan seterusnya, termasuk bandar udara.

Oleh karena itu saya yang pertama ingin menyampaikan kepada Pak Dirjen Perhubungan Udara, tentu Dapil saya tidak mungkin saya minta Pak ada bandara tidak mungkin. Yang ingin saya tanyakan di Kediri ini kan sudah akan ada bandara, meskipun itu bukan negara yang membangun tetapi itu dibangun oleh Gudang Garam, tetapi paling tidak semua komunikasinya kemudian udaranya kan masih Bapak melakukan komunikasi.

Nah yang ingin saya sampaikan bahwa Kediri ini nanti kan banyak wilayah-wilayah sekitarnya yang akan memang naik pesawatnya dari Kediri.

Nah kemudian saya ingin menyampaikan bahwa dengan adanya kemarin sudah saya sampaikan, dengan adanya Bandara itu tentu diharapkan mungkin nyambung dengan Kereta Api. Kereta Api adalah merupakan transportasi yang harapan kedepannya adalah dimanfaatkan oleh masyarakat, sehingga harapan ke depan kita dengan adanya Bandara yang ada di situ, orang-orang banyak naik Kereta Api kemudian ke Bandara.

Oleh karena itu bagaimana komunikasinya Bapak dengan Perkeretaapian ini mungkin perlu dijalin mulai dari sekarang, mulai direncanakan mulai dari sekarang. Karena kita tahu bahwa Perkeretaapian ini nanti juga menjadi andalan transportasi. Meskipun Bandara diharapkan juga di mana-mana pun akan ada, baik itu daerah wisata maupun kota-kota terisolir yang memang memerlukan Bandara tersebut.

Oleh karena itu Bapak-bapak sekalian yang saya hormati. Saya mohon dengan hormat dan sangat kepada Dirjen Perhubungan Perkeretaapian tolong stasiun-stasiun yang berada di situ itu, tolong dilihat kembali bagaimana situasi dan kondisinya. Termasuk adalah sarana prasarana yang ada di situ, termasuk toiletnya itu seringkali yang menjadi perhatian yang sangat kurang. Padahal itu merupakan daerah-daerah yang memang orang transportasi perkeretaapian itu menjadi sangat sangat penting yang berada di situ.

Ke depan demikian juga kereta api ini juga menjadi kargo yang sangat yang sangat dibutuhkan dan sekarang banyak orang mengirim justru menggunakan kereta api karena biayanya lebih murah. Oleh karena itu juga menjadi perhatian bagi kita semua.

Nah sekarang yang masih Perkeretaapian, Bapak tadi menyampaikan tentu kalau kalau akan membangun sebuah stasiun pasti akan membebaskan lahan-lahan. Tolong lahan-lahan yang dibebaskan kanan kiri dari rel itu yang menjadi aset dari negara ini tolong dijaga betul. Sehingga tidak tidak seperti yang sekarang asetnya kereta api ini sekarang menjadi milik orang, milik masyarakat yang sekarang bisa ditempati untuk usaha yang lain-lain, tetapi di

sisi lain kereta api, apakah itu bisa melakukan apa enggak? Tapi yang jelas untuk mengusir mereka-mereka itu sangat susah sekali. Oleh karena itu ini juga perlu menjadi perhatian sebelum masyarakat itu memanfaatkan tanpa izin dari Perkeretaapian ataupun mungkin juga ada kerjasama dengan oknum-oknum yang ada di Perkeretaapian.

Kita milik kita menginginkan bahwa ke depan jalan-jalan yang di yang dilalui oleh kereta api selain persawahan-persawahan, di kanan kiri dari kanan kiri yang ada rumahnya itu menjadi pemandangan yang indah. Bukan menjadi pemandangan yang kumuh dan juga perhatian kepada Perkeretaapian tempat-tempat yang dilalui oleh apa istilahnya penyeberangan ya penyeberangan itu masih banyak juga yang di Dapil saya, terutama yang saya lihat, masih banyak yang apa istilahnya menjaga itu bukan bukan bukan apa palang, tetapi orang yang kemudian membawa bendera itu masih sangat banyak sekali. Tolong itu menjadi perhatian karena ini menyangkut keselamatan masyarakat.

Nah di satu sisi baik Udara maupun Perkeretaapian tentu karena ini menjadi transportasi yang ke depannya tentu menjadi sesuatu yang sangat penting, tentu apakah itu BLU-nya atau PNBP-nya ini menjadi perhatian. Jadi kajian-kajian untuk ke depan ini kereta api kemudian udara ini akan mendapatkan apa, kira-kira kalau orang Jawa istilahnya nutup nggak nyucuk nggak dengan apa yang dikeluarkan investasi yang dikeluarkan, meskipun semuanya itu adalah untuk kepentingan masyarakat. Tentu kita tidak ingin ke depan akan selalu menjadi beban negara dalam rangka untuk pembangunan maupun investasi terhadap baik itu Udara maupun Kereta Api, karena ke depan dua hal ini menjadi sangat penting. Termasuk dari kalau dari kereta api malah malah apa PNBP-nya nggak ada ya Pak ya sumber dananya itu, yang ada hanya BLU. Kalau udara masih ada ya, BLU-nya juga ada meskipun jauh dengan sumber rupiah murninya atau pun juga bahkan ada PHLN maupun SBSN.

Hal ini menurut saya perlu dipikirkan bersama-sama sehingga kajian-kajian untuk ke depan itu, supaya semakin meringankan beban dari Pemerintah untuk tetap melakukan apa, pembangunan-pembangunan transportasi udara maupun transportasi kereta api yang menjadi yang selalu ditekankan ini menjadi alat transportasi masyarakat yang murah, yang ini juga masih banyak disubsidi dan saya juga menegaskan kembali untuk Perintis Pak. Bandara Perintis yang Jember itu kayanya mohon diperhatikan itu karena sekarang sudah ada Bandara Banyuwangi, Surabaya-Banyuwangi sudah ada, kemudian Surabaya-Bali apalagi. Itu Jember menjadi istilahnya klendran kalau Bahasa Jawanya dan itu tentu menjadi perhatian ya...(suara kurang jelas) menjadi perhatian bagi Dirjen Perhubungan Udara. Seperti yang disampaikan Pak Sudewo itu jangan sampai menimbulkan beban yang merugikan Pemerintah, oleh karena itu perlu mungkin dikaji atau diapakan terserah kepada Dirjen Perhubungan Udara.

Saya kira itu. Terima kasih Pimpinan.

Wassalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Wa'alaikumsalam Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

Bu Sri Rahayu. Selanjutnya Ibu Novita Wijayanti. Siap-siap Bapak Mesakh Mirin.

F-P.GERINDRA (Hj. NOVITA WIJAYANTI, S.E., M.M.):

Terima kasih Pimpinan.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

Pimpinan, semuanya Anggota,

Pak Dirjen Udara, Darat dan jajaran eh Udara dan Kereta Api, kok Darat dan seluruh jajaran yang saya hormati.

Pak Novie, apa namanya, saya sih sudah sering komunikasi ya Pak ya, terima kasih kalau komunikasi langsung cepat direspon. Pak Novie yang nanya Bu Novi. Jadi waktu itu saya apa namanya, mendapatkan beberapa masukan kan tentang persyaratan PCR yang membuat para Pilot penerbangan serta semua moda itu menjadi makin lemas. Kenapa kok penerbangan udara harus PCR, kemudian kereta dan darat boleh tidak PCR gitu, padahal tiket sudah mahal, tetapi harus PCR itu memberatkan, tapi kayaknya Alhamdulillaah sudah dikeluarkan aturan ya Pak ya untuk tidak harus PCR gitu. Nah sejak kemarin ya Pak ya sejak kapan itu? Jadi memang ada beberapa daerah yang harus PCR tapi ada yang bisa tanpa itu ya antigen ya Pak ya, tapi itupun saya berharap sekali harus ketat, Pak. Jangan sampai jangan sampai kemudian ada yang palsu, kemudian nanti bisa menular atau memapar ke yang lainnya gitu.

Kemudian saya juga kayaknya nggak banyak cerita, karena setiap saat rapat selalu menyampaikan seperti tadi yang disampaikan sebagian oleh Pak Dewo tadi di awal kalau Perintis yang lain seperti Cilacap, kemudian apa Ngloram dan lain sebagainya, Purbalingga sekarang sudah berjalan, tapi nggak tahu sekarang dalam kondisi seperti ini gimana? Tapi Cilacap ini ya jangan ditinggal, apalagi hanya usul waktu itu sudah berapa kali usul itu mushola sama lampu saja belum-belum Pak Novie. Sudah apa belum ya?

Sudah Pak? Ya cerita nasional dan anggaran triliun atau ratusan miliar, saya ceritanya kecil banget, mushola tempat ibadah dan lampu gitu. Jadi walaupun tidak aktif tapi kalau gelap kan kasihan Pak, sedih banget gitu. Ini di untuk Cilacap ya Pak ya.

Terus saya paling menanyakan gimana nih strategi Pak Novie ke depan di penerbangan ini apa dibiarkan dalam kondisi seperti ini eh berjalan seperti ini saja terus terpuruk, ya sudah gitu atau kan Pak Novie ini aslinya dari memang di sini gitu, jadi pasti ada strategi yang bagaimana solusi terbaik untuk penerbangan.

Kemudian pada karyanya juga kalau bisa ya diadakan gitu diperbanyak, walaupun yang lain lagi gitu, jangan cabut-cabut rumput saja gitu-gitu bingung juga saya ke sana cabut-cabut rumput gitu-gitu. Ya itulah Pak Novie ya nanti kalau ada apa-apa saya komunikasi, tapi harapan saya itu gak usah yang gede-gede yang besar-besar, Mushola sama lampu penerangan deh di Kabupaten Cilacap. Tidak usah cerita perpanjangan landasan atau mendatangkan apa? Duh kayanya saya jadi mimpi di siang bolong. Ceritanya Mushola sama itu saja dulu direalisasikan, baru cerita yang lainnya, itu Pak Novie.

Kemudian Pak Zul, Pak Kereta Api, Dirjen Kereta Api, Pak saya mau tanya itu kalau jalan sebidang yang saya dulu sudah beberapa kali kayaknya nanya nih. Lintasan sebidang kereta api dan jalan itu kalau jalannya rusak di bagian yang kereta api itu tanggung jawabnya siapa? Apa Bina Marga atau KAI atau Perkeretaapian? Ini kan antara Perkeretaapian sama KAi saja oh bukan ini saya itu KAI gitu, nanti KAI oh bukan itu Perhubungan, lah mumet itu mau nanya. Kadang lempar-lempar ini lempar-lemparnya benar apa karena ngerti kita nggak ngerti terus dilempar-lempar gitu loh, karena banyak sekali lintasan sebidang yang jalannya itu rusak parah. Jadi banyak kecelakaan di situ Pak, kayaknya saya berapa kali nanya nih tapi ya jadi apa di situ ada tanggung jawabnya bersama sehingga ini banyak sekali titik-titiknya. Jadi saya menurut saya ini PR, Pak.

Kemudian kalau ada vaksinasi di apa namanya Kereta Api, kalau di Udara sih sudah jalan ya Pak ya, katanya selalu gitu cepat. Lah kalau di Kereta Api umpamanya ada di Dapil yang ada Anggotanya, ya bolehlah kita bersinergi Pak pada saat diadakannya vaksinasi gitu, kita yang mencarikan apa pesertanya juga nggak apa-apa kalau di Kereta Api ada gitu. Kalau di Bandara ada banyak vaksin yang menganggur kita bisa suruh masyarakat ke sana juga karena banyak yang membutuhkan.

Kemudian padat karyanya juga Pak, kalau dulu sudah berapa kali ya tetap diharapkan di Dapil di daerah bersinergi ya Pak Zul, terima kasih dan saya ingat waktu itu saya usul dengan Pak Eddy nih. Pak Eddy sudah bicara apa belum yang tentang reaktivasi yang di Palembang itu loh Pak, Karya Jaya ya, itu aja. Stasiun dan kereta dan terminal itu kan multimoda di situ bisa dihidupkan kembali karena di sana ada beberapa hambatan. Demikian Pimpinan, nanti kalau ada sesuatu saya bisa langsung komunikasi.

Terima kasih.

Wassalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Bu Novi.

Saya kira kalau namanya sama, saya kadang-kadang mau telepon Pak Dirjen masuknya ke Bu Novi Pak, soalnya namanya sama kan ya.

Selanjutnya kami persilakan ke Bapak Mesakh Mirin dari Fraksi PAN, selanjutnya siap-siap Abang Jhonni Allen dari Fraksi Demokrat.

F-PAN (MESAKH MIRIN):

Terima kasih Pimpinan.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

Yang terhormat Bapak-bapak Pimpinan Komisi V, Yang terhormat Rekan-rekan Komisi V,

Bapak/Ibu saudara sekalian,

Yang kami hormati Pak Dirjen Perhubungan Dirjen Perkeretaan.

Terima kasih atas kesempatan ini. Saya orang baru di Komisi V ini, tapi saya juga sudah lama hampir 5 tahun itu di DPD dan mungkin kami Mitra juga dengan Kementerian Perhubungan. Jadi saya agak paham sedikit tentang hal ini, cuma saya ingatkan kembali kita sebagai Warga Negara Republik Indonesia, Pimpinan ataupun proklamator kemerdekaan kita founding father kita Pak Soeharto, kita baca Undang-Undang tentang alinea kedua itu sudah dijelaskan bahwasannya “Rakyat Indonesia mengantarkan ke pintu gerbang”.

Berarti kita belum ada kemerdekaan di dalam ruang ini yang kita harus merefleksi kembali, bahwasanya kita Warga Negara Republik Indonesia belum mensejahterakan dan memakmurkan di dalam ruangan kemerdekaan itu. Ini yang harus kita ingat dan beliau sudah memikirkan bangsa ini seperti apa, sehingga begitu founding father kita Pak Soeharto, eh Soekarno dan kawan-kawannya sudah memikirkan hal ini. Sehingga ini yang harus generasi-generasi penerus bangsa Republik Indonesia ini harus memahami alinea kedua baca ulang kembali “Mengantarkan ke gerbang pintu kemerdekaan” coba, berarti kita belum masuk dalam ruang kemerdekaan, makanya kita diantarkan. Nah ini harus kita refleksi kembali. Artinya bahwa setiap rekan-rekan di Komisi ini, saya lihat semua aspirasi-aspirasi itu seperti itu sehingga memang benar adanya founding father kita, memang dia sudah pikirkan hal itu. Mungkin ini saya refleksi kembali untuk kita sebagai bangsa Indonesia yang harus kita memikirkan bagaimana rakyat kita makmur sentosa sampai hari ini 76 tahun kita belum menikmati kemerdekaan.

Baik saya singkat saja, terima kasih Rekan-rekan Komisi V sudah sampaikan bahkan sampai kakanda saya Willem itu, mau habis mau bicara juga lebih banyak. Akhirnya Pimpinan bilang Bapak nanti catatan-catatan saja seperti itu, artinya nggak menahan aspirasi-aspirasi Papua yang begitu besar dengan 29 kabupaten kota, mau disampaikan mana yang mau disampaikan bingung pula beliau kakanda saya ini.

Saya hanya Pak Dirjen Perhubungan saja. Sesuai dengan apa yang disampaikan oleh rekan-rekan kita bahwa negara kita ini negara kepulauan, terutama di Papua itu adalah daerah-daerah pegunungan yang bisa transportasi udara hanya cukup dengan transportasi udara dengan pesawat-pesawat kecil Perintis ya Pak. Semenjak misionaris...(suara kurang jelas) itu mereka beroperasi di seluruh bagian tengah hampir 95% Pak dan

Kementerian Perhubungan selama ini jalan. Contoh saya lihat di catatan Nomor 26 ini Bapak tulis di sini, ada kampung saya juga ada di sini Korupun itu di Korupun, itu APBN 5 tahun yang lalu ada tapi sekarang tidak jalan terus di sini belum terakomodir. Sayang kan uang negara abis 5 tahun yang lalu tidak dilanjutkan kan sayang, terus peralatannya semua di sana di karat.

Nah saya dari Yahukimo, kebetulan ini kampung saya ada di sini di Korupun ini Pak. Secara keseluruhan di Papua itu Pak hampir di pegunungan tengah, jadi jangan kita punya alasan, nanti di sini ada surat dari Bupati juga di kampung tersebut karena hampir 51 kecamatan di Yahukimo Pak itu semua transportasi udara dan kalau kita mau mendapatkan profit untuk keuntungan tidak mungkin dapat, ini Soeharto saja sudah sampai kan seperti yang tadi saya sampaikan. Bagaimana supaya masyarakat dan republik rakyat Indonesia yang ada di Papua menikmati kemerdekaan Pak dengan adanya seperti itu. Oleh karena itu catatan yang saya lihat di sini belum terakomodir, untuk di Sinak itu kan juga di Papua di bagian Puncak Jaya, terus kemudian di Korupun Sobaham.

Nah surat tanggal 19 Februari 2019 itu...(suara kurang jelas) sudah masuk ke Direktorat Perhubungan 2019 dengan hak ulayat dengan pelepasan. Jadi tidak ada alasan bagi kita untuk, wah ini belum ada pelepasan Papua itu susah, kan tidak semua Papua itu susah Pak. Ada semua daerah-daerah yang ingin kolaborasi membangun republik ini ada, sehingga jangan mengeneralisir bahwa oh semua Papua itu susah karena tanahnya agak ribet segala macam tidak.

Oleh karena itu mari sama-sama saya mengajak Bapak untuk kita membangun nusantara ini, republik ini untuk demi kesejahteraan dan kemakmuran sesuai dengan apa yang disampaikan oleh founding father kita.

Mungkin ini saja yang saya bisa dapat sampaikan sebagai catatan dan jangan belum akomodir mungkin bisa ada perubahan dengan adanya ini, sehingga bisa mengakomodir dan saya dapat telepon dari teman-teman dari Kabandara, Pak Novie lihat jangan besar-besar nilainya kecil tapi ada ya juga tidak apa-apa katanya begitu Pak. Jadi jangan besar-besar kecil tapi ada terus begitu. Mungkin ini saja yang saya dapat sampaikan.

Terima kasih Pimpinan.

Wassalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Mesakh.

Pak Dirjen beliau ini tadinya saudaranya almarhum Pak Jhon Merin, tadinya Anggota Komisi V juga almarhum sudah meninggal kemarin dan digantikan oleh Pak Mesakh. Apa yang beliau sampaikan tadi ternyata Yahukimo Sobaham, itu yang kami datangi Pak, kami pada saat Kunker dan kemudian karena terlambat berangkat lagi Bupati dan beberapa teman-teman Anggota Komisi V harus nginap di tempat itu 1 malam karena tidak bisa take

off pesawatnya. Jadi memang perlu Pak itu sangat berbahaya sirtu Pak landasannya. Jadi kalau ada anggaran 5 miliar-10 miliar sudah bagus sekali itu minimal overlay atau apa gitu Pak.

Selanjutnya kami persilakan ke Pak Jhonni Allen dan siap-siap Pak Bakri.

F-PD (drh. JHONNI ALLEN MARBUN, M.M.):

Terima kasih Pimpinan.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh, dan seluruh Peserta Rapat.

Saya langsung saja Pimpinan. Dirjen Udara, Dirjen Udara ada dua yang saya komentari yang tadi juga sudah dianukan adalah Bandara Nias Binaka. Ini nggak ada hubungannya dengan Covid atau tidak hubungan dengan Covid, itu adalah kebutuhan dari status Bandara itu di kepulauan status kepulauan dari 5 kabupaten kota. Jadi gak ada hubungannya ya, ini hanya peningkatan ya, karena apa supaya bisa langsung. Jadi tidak ada hubungannya soal Covid dan tidak Covid karena kebutuhan ya. Sementara kita membangun ya toh yang kebutuhannya masih rendah oh sudah kita bangun, saya kira itu itu clear ya.

Demikian juga F. Tobing walaupun kemarin katanya mungkin oke lah, ya sama, hampir sama statusnya kebutuhan dalam wilayah itu mencapai juga Aceh. Supaya apa, supaya pesawat-pesawat besar bisa masuk, jangan hanya...(suara kurang jelas) Garuda karena mahal, kalau dimonopoli satu pesawat mahal dia, itu saja kuncinya, jadi tidak ada hubungannya. Jadi soal katakan up and down beda dengan kebutuhan ya. Up and down ya mau ada Covid gak ada Covid ya itu, ya saya kira clear itu Pak Dirjen ya dua itu. Yang lain-lain silakan. Itu saja ke Udara, terima kasih.

Kereta Api, saya senang banget dari semua pembangunan yang ada di Indonesia, apalagi di daerah saya. Lanjutan Kereta Api Layang Medan-Binjai lanjutan yang mana? Bapak jangan berkata-kata dalam kurung 6,8 apa multiyears 2022, kok bicara multiyears 2022, jangan bikin kata-kata yang membingungkan Pak. Saya senang, tapi dalam kondisi APBN kita yang seperti ini, apa sudah dikaji kebutuhan Jembatan Layang Medan-Binjai ini yang sekian triliun jangan sampai seperti mohon maaf Sumsel bandara itu layang. Layang itu adalah sesuatu daratnya sudah habis. Tol Binjai-Medan.

Kereta api darat Binjai juga...(suara kurang jelas) kenapa bukan itu yang dioptimalisasi. Jangan Bapak berpikir yang ada layang yang di Kota Medan itu adalah untuk menghilangkan sebidang menjadi tidak sebidang karena perlintasan kan itu layangnya, beda Pak. Tolong dong, kalaupun ada proyek-proyek multiyears tapi lihat itu benar harus lihat kondisi, tidak dalam kontek kebutuhan yang saya katakan tadi. Berapa demand supply demand-nya kalau ini dibangun dengan anggaran yang ada, jangan begitu dong. Apalagi Bapak rekayasa lagi lanjutan Kereta Api Layang Medan-Binjai? Lanjutan mana coba

Kereta api darat Binjai juga...(suara kurang jelas) kenapa bukan itu yang dioptimalisasi. Jangan Bapak berpikir yang ada layang yang di Kota Medan itu adalah untuk menghilangkan sebidang menjadi tidak sebidang karena perlintasan kan itu layangnya, beda Pak. Tolong dong, kalaupun ada proyek-proyek multiyears tapi lihat itu benar harus lihat kondisi, tidak dalam kontek kebutuhan yang saya katakan tadi. Berapa demand supply demand-nya kalau ini dibangun dengan anggaran yang ada, jangan begitu dong. Apalagi Bapak rekayasa lagi lanjutan Kereta Api Layang Medan-Binjai? Lanjutan mana coba

Dokumen terkait