• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ketuntasan Belajar, ditentukan dengan kriteria minimial ideal sebagai berikut:

Dalam dokumen Pedoman Penilaian Hasil Belajar (Halaman 32-39)

JENIS, PRINSIP, PENDEKATAN, DAN KARAKTERISTIK PENILAIAN HASIL BERLAJAR KURIKULUM 2013

B. Prinsip Penilaian Hasil Belajar

2. Ketuntasan Belajar, ditentukan dengan kriteria minimial ideal sebagai berikut:

Untuk KD pada KI-III dan KI-IV, seorang peserta didik dinyatakan belum tuntas belajar untuk menguasai kompetensi dasar yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai < 75 dari hasil tes formatif; dan dinyatakan sudah tuntas belajar untuk menguasai kompetensi dasar yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai > 75 dari hasil tes formatif.

Untuk KD pada KI-I dan KI-II, seorang peserta didik dinyatakan sudah tuntas belajar untuk menguasai kompetensi dasar yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai > 75 dari hasil tes formatif.

Untuk KD pada KI-I dan KI-II, ketuntasan seorang peserta didik dilakukan dengan memperhatikan aspek sikap pada KI-I dan KI-II untuk seluruh matapelajaran, yakni jika profil sikap peserta didik secara umum berada pada kategori baik menurut standar yang ditetapkan satuan pendidikan yang bersangkutan.

Implikasi dari kriteria ketuntasan belajar tersebut adalah sebagai berikut:

Untuk KD pada KI-III dan KI-IV: Jika jumlah peserta didik yang mengikuti remedial maksimal 20%, maka tindakan yang dilakukan adalah pemberian bimbingan secara individual, misalnya bimbingan perorangan oleh guru dan tutor sebaya;

Untuk KD pada KI-III dan KI-IV: Jika jumlah peserta didik yang mengikuti remedial lebih dari 20% tetapi kurang dari 50%, maka tindakan yang dilakukan adalah pemberian tugas terstruktur baik secara kelompok dan tugas mandiri. Tugas yang diberikan berbasis pada berbagai kesulitan belajar yang dialami peserta didik dan meningkatkan kemampuan peserta didik mencapai kompetensi dasar tertentu;

Untuk KD pada KI-III dan KI-IV: Jika jumlah peserta didik yang mengikuti remedial lebih dari 50%, maka tindakan yang dilakukan adalah pemberian pembelajaran ulang secara klasikal dengan model dan strategi pembelajaran yang lebih inovatif berbasis pada berbagai kesulitan belajar yang dialami peserta didik yang berdampak pada peningkatan kemampuan untuk mencapai kompetensi dasar tertentu;

Untuk KD pada KI-III dan KI-IV: bagi peserta didik yang memperoleh nilai 75 atau lebih dari 75 diberikan materi pengayaan dan kesempatan untuk melanjutkan pelajarannya ke kompetensi dasar berikutnya; dan

Untuk KD pada KI-I dan KI-II, pembinaan terhadap peserta didik yang secara umum profil sikapnya belum berkategori baik dilakukan secara holistik (paling tidak oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan orang tua). D. Karakteristik Penilaian Kurikulum 2013

Pelaksanaan penilaian Kurikulum 2013 memiliki beberapa karakteristik, antara lain sebagai berikut :

1. Belajar Tuntas (mastery learning)

Untuk kompetensi pada kategori pengetahuan dan keterampilan (KI III dan KI IV), bagi peserta didik yang belum tuntas belajar pada kompetensi dasar tertentu, tidak diperkenankan melanjut pada kompetensi dasar berikutnya, sebelum memenuhi kriteria ketuntasan indikator nilai yang telah ditetapkan sebelumnya dengan prosedur yang benar dan hasil yang baik. Asumsi yang digunakan dalam belajar tuntas adalah peserta didik dapat belajar apa pun, hanya waktu yang dibutuhkan yang berbeda.

Peserta didik yang belajar lambat perlu waktu lebih lama untuk materi yang sama, dibandingkan peserta didik pada umumnya.

2. Otentik

Memandang penilaian dan pembelajaran berorientasi pada pertumbuhan dan perkembangan peserta didik secara holistik, maka penilaian otentik sangat urgen dalam implementasi Kurikulum 2013. Penilaian otentik menuntut peserta didik mendemostrasikan pengetahuan dan keterampilannya untuk menyelesaikan masalah nyata. Guru merancang masalah nyata yang bermakna dan menunjukkan kebermanfaatan ilmu pengetahuan yang dipelajari peserta didik dalam kehidupan nyata, bukan dunia sekolah. Penilaian otentik menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Penilaian otentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik.

3. Berkesinambungan

Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus menerus dalam bentuk penilaian proses, dan berbagai jenis ulangan secara berkelanjutan (Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester, Ulangan Akhir Semester, atau Ulangan Kenaikan Kelas).

4. Berdasarkan Acuan Kriteria

Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan, misalnya KKM (kriteria ketuntasan minimal), yang ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing.

5. Menggunakan Teknik Penilaian yang Bervariasi

Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk kerja, proyek, pengamatan, partisipasi, dan penilaian diri. Serta teknik lain yang sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai.

Karakteristik Penilaian Hasil Belajar pada Satuan Pendidikan 1. Satuan Pendidikan Dasar: SD

Karakteristik penilaian hasil belajar pada satuan pendidikan dasar, adalah sebagai

berikut :

Standar Kompetensi Lulusan SD untuk domain sikap memiliki perilaku yang

mencerminkan sikap, beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam di sekitar rumah, sekolah, dan tempat bermain.

Standar Kompetensi Lulusan SD untuk domain pengetahuan memiliki

pengetahuan faktual dan konseptual dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, humaniora, dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain.

Standar Kompetensi Lulusan SD untuk domain keterampilan memiliki

kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret, terkait dengan yang ditugaskan kepadanya sesuai dengan apa yang dipelajari di sekolah.

Menggunakan pendekatan pembelajaran tematik integratif, yaitu suatu

pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema.

Pengintegrasian dalam pembelajaran tematik dilakukan dalam dua hal, yaitu

integrasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan.

Berbagai konsep dasar dirajut dengan tema sehingga peserta didik tidak belajar

konsep dasar secara parsial.

Pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada peserta didik seperti

tercermin pada berbagai tema yang tersedia.

dengan yang ditugaskan kepadanya sesuai dengan apa yang dipelajari di sekolah.

Tema yang dipilih berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia. Untuk kelas

I, II, dan III, keduanya merupakan pemberi makna yang substansial terhadap mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni-Budaya dan Prakarya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.

Penilaian dilakukan secara utuh dan menyeluruh terhadap semua aspek

pembelajaran, baik pengetahuan, keterampilan, maupun sikap/nilai.

Kegiatan penilaian harus sudah direncanakan bersamaan dengan kegiatan

penyusunan program semester dan dilaksanakan sesuai dengan program yang

telah disusun.

Penilaian dilakukan dengan mengacu pada indikator dari masing-masing

kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran.

Penilaian pembelajaran tematik mencakup penilaian terhadap proses dan hasil

belajar siswa.

Hasil karya/kerja peserta didik dapat digunakan sebagai bahan masukan guru

dalam mengambil keputusan.

2. Satuan Pendidikan Dasar: SMP

Karakteristik penilaian hasil belajar pada satuan pendidikan dasar:SMP adalah sebagai berikut

Standar Kompetensi Lulusan SMP untuk domain sikap memiliki perilaku yang

mencerminkan sikap, beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam, dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya .

Standar Kompetensi Lulusan SMP untuk domain keterampilan memiliki

kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret terkait dengan yang dipelajari di sekolah sesuai dengan yang dipelajari di

di sekolah dan dari berbagai sumber lainnya yang sama dalam sudut pandang /

teori

Standar Kompetensi Lulusan SMP untuk domain pengetahuan memiliki

pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam Ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, humaniora, dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian yang tampak nyata seperti beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam di sekitar rumah, sekolah, dan tempat bermain.

Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial dikembangkan sebagai

mata pelajaran integrative science dan integrative social studies, bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu

Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai pendidikan

berorientasi aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial dan alam.

Proses pembelajaran aktif memerlukan waktu yang lebih panjang dari proses

pembelajaran penyampaian informasi karena peserta didik perlu latihan untuk melakukan pengamatan, menanya, asosiasi, menyaji, dan berkomunikasi

Bertambahnya jam belajar memungkinkan guru melakukan penilaian proses dan

hasil belajar

Pendidik perlu melakukan pengamatan lebih jelas kemajuan peserta didiknya

mengingat kompetensi yang diharapkan dari proses pembelajaran ini adalah kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Pengukuran kompetensi sikap dan keterampilan membutuhkan pengamatan yang

lebih lama dibandingkan dengan pengukuran kompetensi pengetahuan.

Penilaian untuk ketiga macam kompetensi ini harus berdasarkan penilaian proses

dan hasil, antara lain melalui sistem penilaian otentik yang tentunya membutuhkan waktu penilaian yang lebih lama

3. Satuan Pendidikan Menengah : SMA

Karakteristik penilaian hasil belajar pada satuan pendidikan menengah:SMA adalah

sebagai berikut

Standar Kompetensi Lulusan SMA untuk domain sikap memiliki perilaku yang

mencerminkan sikap, beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam, serta menempatkan dirinya sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

Standar Kompetensi Lulusan SMA untuk domain pengetahuan memiliki

pengetahuan konseptual, prosedural dan metakognitif dalam Ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, humaniora, dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian.

Standar Kompetensi Lulusan SMA untuk domain keterampilan memiliki

kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah dari berbagai sumber berbeda dalam informasi dan sudut pandang/teori yang dipelajarinya di sekolah, masyarakat, dan belajar mandiri

BAB IV

Dalam dokumen Pedoman Penilaian Hasil Belajar (Halaman 32-39)

Dokumen terkait