1. Pendahuluan
Kepala Daerah dan Wakilnya adalah pejabat negara. Oleh karena itu, dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pejabat negara perlu diberikan hak keuangan dalam bentuk gaji dan tunjangan yang dibiayai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Namun dalam melaksanakan kedudukannya sebagai Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah perlu didukung dengan biaya untuk menunjang kegiatan operasional Kepala Daerah dalam rangka koordinasi, penanggulangan kerawanan sosial, perlindungan masyarakat dan kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan dengan pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa, yang dibiayai melalui APBD.
Sesuai dengan kondisi dan keadaan jumlah penduduk, geografis, luas wilayah dan potensi ekonomi daerah yang relatif berbeda antara daerah yang satu dengan daerah lainnya, maka pengaturan biaya operasional disesuaikan dengan kondisi keuangan daerah, khususnya berdasarkan Pendapatan Asli Daerah dan tetap memperhatikan prinsip efisiensi, efektivitas, kehematan dan dapat dipertanggungjawabkan.
Pegawai Negeri yang diangkat menjadi Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah dibebaskan dari jabatan organiknya tanpa kehilangan statusnya sebagai Pegawai Negeri. Ia tidak lagi menerima tunjangan jabatan dan fasilitas lainnya sejak yang bersangkutan dilantik menjadi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
Selama menjadi Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah, Pegawai Negeri yang bersangkutan dapat dinaikkan pangkatnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Sejak dilantik menjadi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, pejabat yang berasal dari Pegawai Negeri ini tidak lagi mengerjakan tugas-tugas pada instansi asalnya. Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah yang berasal dari Pegawai Negeri yang berhenti dengan hormat dari jabatannya dikembalikan kepada instansi asalnya.
2. Gaji dan Tunjangan
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah tidak dibenarkan menerima penghasilan dan atau fasilitas rangkap dari Negara. Seorang Pegawai Negeri apabila diangkat menjadi Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah, hanya menerima penghasilan dan menggunakan fasilitas sebagai pejabat negara.
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah diberikan gaji, yang terdiri dari gaji pokok, tunjangan jabatan, dan tunjangan lainnya. Besarnya gaji pokok Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Tunjangan jabatan dan tunjangan lainnya ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi Pejabat Negara, kecuali ditentukan lain dengan peraturan perundang-undangan.
3. Biaya Sarana dan Prasarana
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah disediakan masing-masing sebuah rumah jabatan beserta perlengkapan dan biaya pemeliharaan, termasuk biaya pemakaian air, listrik, telepon, dan gas sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan kemampuan keuangan daerah.
Apabila Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah berhenti dari jabatannya, rumah jabatan dan barang-barang perlengkapannya diserahkan kembali secara lengkap dan dalam keadaan baik
kepada Pemerintah Daerah tanpa suatu kewajiban dari Pemerintah Daerah. Proses penyerahan rumah jabatan dan barang-barang perlengkapan kepada Pemerintah Daerah dituangkan dalam berita acara serah terima. Yang dimaksud dengan tanpa suatu kewajiban Pemerintah Daerah adalah bahwa pemerintah daerah tidak menanggung segala ikatan yang dilakukan oleh yang bersangkutan dengan pihak lain sehingga menjadi beban anggaran pemerintah daerah. Serah terima dimaksud selambat-lambatnya dilaksanakan satu bulan sejak yang bersangkutan berhenti dari jabatannya.
4. Sarana Mobilitas
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah disediakan masing-masing sebuah kendaraan dinas. Dalam pengadaan kendaraan dinas harus mempertimbangkan prinsip penghematan, sederhana dan bersahaja yang disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah.
Apabila Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah berhenti dari jabatannya, kendaraan dinas diserahkan kembali dalam keadaan baik kepada Pemerintah Daerah. Penyerahan kendaraan dinas dilaksanakan paling lambat satu bulan sejak yang bersangkutan berhenti dari jabatannya.
5. Biaya Operasional
Untuk pelaksanaan tugas-tugas kepada Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah disediakan biaya operasional sebagaimana dijelaskan dalam tabel 3.1 di bawah ini.
Tabel 3.1:
Biaya Operasional Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
No Biaya Operasional Penggunaan
1 Rumah tangga Membiayai kegiatan rumah tangga KDH dan WKDH untuk menunjang kebutuhan minimal terselenggaranya rumah tangga KDH dan WKDH, sebatas kemampuan keuangan daerah.
2 Pembelian inventaris rumah jabatan
Membeli barang-barang inventaris rumah jabatan KDH dan WKDH
3 Pemeliharaan Rumah Jabatan dan barang-barang inventaris
Pemeliharaan rumah jabatan dan barang-barang inventaris yang dipakai atau dipergunakan oleh KDH dan WKDH
4 Pemeliharaan kendaraan dinas
Pemeliharaan kendaraan dinas yang dipakai atau dipergunakan oleh KDH dan WKDH
5 Pemeliharaan kesehatan Pengobatan, perawatan, rehabilitasi cacat dan uang duka bagi KDH dan WKDH beserta anggota keluarga 6 Perjalanan Dinas Membiayai perjalanan dinas dalam rangka pelaksanaan
tugas KDH dan WKDH
7 Pakaian Dinas Pengadaan pakaian dinas KDH dan WKDH berikut atributnya.
Pakaian dinas adalah Pakaian Sipil Harian, Pakaian Sipil Resmi, Pakaian Sipil Lengkap, dan Pakaian Dinas Upacara
8 Penunjang operasional Koordinasi, penanggulangan kerawanan sosial
masyarakat, pengamanan dan kegiatan khusus lainnya guna mendukung pelaksanaan tugas KDH dan WKDH. Kegiatan khusus adalah seperti kegiatan kenegaraan, promosi dan protokoler lainnya
Sumber: PP109/2000 Tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
6. Besarnya Biaya Operasional
1) Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi
Besarnya biaya penunjang operasional Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi ditetapkan berdasarkan klasifikasi Pendapatan Asli Daerah sebagaimana dijelaskan dalam tabel 3.2 di bawah ini.
Tabel 3.2:
Besarnya Biaya Operasional Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi
No Pendapatan Asli Daerah Besarnya Biaya Operasional
1 Sampai dengan Rp.15 miliar Rp.150 juta s/d sebesar 1,75% 2 Rp.15 miliar s/d. Rp.50 miliar Rp.262,5 juta s/d sebesar 1% 3 Rp.50 miliar s/d. Rp.100 miliar Rp.500 juta s/d sebesar 0,75% 4 Rp.100 miliar s/d. Rp.250 miliar Rp.750 juta s/d sebesar 0,40% 5 Rp.250 miliar s/d. Rp.500 miliar Rp.1 miliar s/d sebesar 0,25% 6 Di atas Rp.500 miliar Rp.1,25 miliar s/d sebesar 0,15%
Sumber: PP109/2000 Tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
2) Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten/Kota
Besarnya biaya penunjang operasional Kepala Daerah Kabupaten/Kota, ditetapkan berdasarkan klasifikasi Pendapatan Asli Daerah sebagaimana dijelaskan dalam tabel 3.3 di bawah ini.
Tabel 3.3:
Besarnya Biaya Operasional Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten/Kota
No Pendapatan Asli Daerah Besarnya Biaya Operasional
1 Sampai dengan Rp.5,00 miliar Rp.125 juta s/d sebesar 3% 2 Rp.5 miliar s/d. Rp.10 miliar Rp.150 juta s/d sebesar 2% 3 Rp.10 miliar s/d. Rp.20 miliar Rp.200 juta s/d sebesar 1,50% 4 Rp.20 miliar s/d. Rp.50 miliar Rp.300 juta s/d sebesar 0,80% 5 Rp.50 miliar s/d. Rp.150 miliar Rp.400 juta s/d sebesar 0,40% 6 Di atas Rp.150 miliar Rp.600 juta s/d sebesar 0,15%
Sumber: PP109/2000 Tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang berasal dari hasil Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Perusahaan Milik Daerah dan pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan serta lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Penyediaan rumah jabatan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta, mengikuti peraturan perundang-undangan tersendiri yang sudah ada.