• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II URAIAN TEORITIS

C. Rasio Keuangan

2. Keunggulan dan Kelemahan Rasio Keuangan

Menurut Harahap (2006 : 298) rasio keuangan memiliki keunggulan antara lain adalah :

1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.

2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.

3. Mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain

4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan.

5. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik.

6. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi dimasa yang akan datang.

b. Kelemahan Rasio Keuangan

Menurut Syahyunan (2004 : 81) rasio keuangan memiliki kelemahan antara lain adalah :

1. Kesulitan dalam mengindentifikasi kategori industri dari perusahaan yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha. 2. Perbedaaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda,

3. Rasio keuangan disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda dan bahkan bisa merupakan hasil manupulasi.

4. Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan perkiraan.

3. Pengelompokan dan Perhitungan Rasio Keuangan 1. Rasio Likuiditas

Menurut Darsono dan Ashari (2005 : 51) rasio likuiditas adalah rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek. Perusahaan yang mampu membayar kewajiban jangka pendeknya tepat waktu berarti bahwa perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang lancar. Rasio yang umum di pergunakan adalah :

a) Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar, yaitu kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Rumusnya untuk menghitung current ratio adalah sebagai berikut (Darsono dan Ashari, 2005 : 52) : CR = Lancar Kewajiban Lancar Aktiva x 100 %

Semakin tinggi rasio lancar seharusnya semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek. Tetapi rasio lancar yang terlalu tinggi juga menunjukkan manajemen yang buruk atas sumber

likuiditas. Kelebihan dalam aktiva lancar seharusnya digunakan untuk membayar dividen, membayar hutang jangka panjang, atau untuk investasi yang bisa menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih. Dalam melihat rasio lancar, analisis juga harus memperhatikan kondisi dan lingkungan perusahaan seperti rencana manajemen, sektor industri, dan kondisi ekonomi makro secara umum.

b) Quick Test Ratio

Quick Test Ratio, yaitu kemampuan aktiva lancar dikurangi dengan persediaan untuk membayar kewajiban lancarnya. Rasio ini memberikan indikator yang lebih baik di dalam melihat likuiditas perusahaan jika dibandingkan dengan rasio lancar, karena penghilangan unsur persediaan memerlukan jangka waktu yang agak lama untuk dikonversi menjadi kas. Rumus untuk menghitung Quick Test Ratio adalah sebagai berikut (Darsono dan Ashari, 2005 : 52) : QTR = Lancar Kewaiban Persediaan -Lancar Aktiva x 100 %

Dalam menganalisis Quick Test Ratio, faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah sektor usaha dan lingkungan industri dari perusahaan.

c) Rasio Modal Kerja Bersih (Net Working Capital )

Rasio modal kerja bersih digunakan untuk mengetahui rasio modal kerja bersih terhadap kewajiban lancar. Rumusnya untuk menghitung Net Working Capital adalah sebagai berikut (Darsono dan Ashari, 2005 : 53) :

NWC = Lancar Kewajiban Lancar Kewajiban -Lancar Aktiva x 100 % d) Cash Ratio

Cash Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar hutang lancarnya dengan kas atau yang setara kas. Penggunaan cash ratio juga mengasumsikan piutang sebagai komponen yang kurang liquid. Ukuran ini umumnya dipergunakan dalam kondisi perekonomian yang sulit, karena perusahaan akan mengalami kesulitan mengumpulkan piutang dalam kondisi resesi. Karena itu yang dianggap mampu melunasi kewajiban jangka pendek hanyalah kas dan surat-suart berharga. Dalam kondisi seperti inilah, cash ratio dianggap lebih mampu menunjukkan kondisi likuiditas perusahaan secara lebih aktual. Cash Ratio yang dianggap ideal bagi perusahaan adalah sekitar 5% sampai dengan 10%. Rumusnya untuk menghitung Cash Ratio adalah sebagai berikut (Darsono dan Ashari, 2005 : 53) :

Cash Ratio = lancar Kewajiban Kas x 100 % 2. Rasio Solvabilitas

Menurut Darsono dan Ashari (2005 : 54) rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan di dalam membayar kewajiban jika perusahaan tersebut di likuidasi. Rasio ini disebut juga rasio leverage, yaitu menilai batasan perusahaan dalam meminjam uang. Rasio yang umum di pergunakan adalah :

a) Debt to Asset Ratio

Debt to Asset Ratio, yaitu total kewajiban terhadap asset. Rasio ini menekankan pentingnya pendanaan hutang dengan jalan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang. Rasio ini menyediakan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam mengadaptasi kondisi pengurangan aktiva akibat kerugian tanpa mengurangi pembayaran bunga pada kreditur. Nilai rasio yang tinggi menunjukkan peningkatan dari resiko pada kreditur berupa ketidakmampuan perusahaan dalam membayar semua kewajibannya. Dari pihak pemegang saham, rasio yang tinggi akhirnya akan mengurangi pembayaran bunga yang tinggi yang pada akhirnya akan mengurangi pembayaran dividen. Rumusnya untuk menghitung debt to asset ratio adalah sebagai berikut (Darsono dan Ashari, 2005 : 54) :

DAR = Aktiva Total Kewajiban Total x 100 %

Untuk menilai rasio ini faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah stabilitas laba perusahaan. Pada perusahaan yang memiliki catatan laba yang stabil, peningkatan dalam hutang lebih bisa ditoleransi daripada perusahaan yang memiliki catatan laba yang tidak stabil

b) Debt to Equity Ratio

Debt to Equity Ratio adalah Rasio yang menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang

saham. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka panjang. Rumusnya untuk menghitunmg debt to equity ratio adalah sebagai berikut (Darsono dan Ashari, 2005 : 54) :

DER = Ekuitas Total Kewajiban Total x 100 % 3. Rasio Profitabilitas

Menurut Darsono dan Ashari (2005 : 56) rasio profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaaan perusahaan oleh manajemen. Rasio profitabilitas seing digunakan didalam penelitian ini adalah :

a). Gross Profit Margin

Rasio gross profit margin yaitu untuk mengukur efisiensi pengendalian harga pokok penjualan, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien. Rasio ini berguna untuk mengetahui keuntungan kotor perusahaan dari setiap barang yang dijual. Jadi, dengan mengetahui rasio ini, kita dapat tahu bahwa setiap satu barang yang terjual oleh perusahaan, maka perusahaan akan memperoleh keuntungan kotor sebesar x rupiah. Kelemahan dari rasio ini adalah hanya menyediakan keuntungan kotor dari penjualan yang dilakukan tanpa memasukkan struktur biaya yang ada pada perusahaan. Rumusnya untuk menghitung Gross Profit Margin adalah sebagai berikut (Darsono dan Ashari, 2005 : 56) :

GPM = Bersih Penjualan Kotor Laba x 100 %

b) Net Profit Margin

Net profit margin adalah laba bersih dibagi dengan penjualan bersih. Rasio ini menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh oleh perusahaan pada setiap penjualan dilakukan. Rasio ini tidak menggambarkan besarnya persentase keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan untuk setiap penjualan karena adanya unsur pendapatan dan biaya operasional. Rumusnya untuk menghitung Net Profit Margin adalah sebagai berikut (Darsono dan Ashari, 2005 : 56) :

NPM = Bersih Penjualan Bersih Laba x 100 %

c) Return on Asset (ROA)

Retun on asset menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap rupiah aset yang digunakan oleh perusahaan. Dengan mengetahui rasio ini, kita dapat menilai apakah perusahaan ini efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rumusnya untuk menghitung Retun on Asset (ROA) adalah sebagai berikut (Darsono dan Ashari, 2005 : 57) :

ROA = Aktiva Total Bersih Laba x 100 %

d) Return on Equity (ROE)

Return on Equity adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham. Rumusnya untuk menghitung Return on Equity (ROE) adalah sebagai berikut (Darsono dan Ashari, 2005 : 57) :

ROE = Ekuitas rata -Rata Bersih Laba x 100 % 4. Rasio Aktivitas

Menurut Darsono dan Ashari (2005 : 59) rasio aktivitas digunakan untuk mengetahui seberapa efektif manajemen perusahaan menggunakan aktiva yang dimilikinya dalam melaksanakan kegiatan perusahaan.Rasio aktivitas yang digunakan didalam penelitian ini adalah :

a) Receivable Turnover

Receivable Turnover adalah penjulan bersih dibagi dengan rata-rata piutang dagang. Rasio ini menggambarkan kualitas piutang perusahaan dan kesuksesan perusahaan didalam penagihan piutang yang dimilikinya. Akan tetapi, rasio yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan para pelanggan lari dikarenakan adanya kebijakan kredit yang terlalu ketat. Rasio ini dapat juga dijadikan dasar untuk pemberian kebijakan kredit yang dapat meningkatkan jumlah penjualan dengan memperhitungkan kerugian piutang yang tidak tertagih. Rumusnya untuk menghitung Receivable Turnover adalah sebagai berikut (Darsono dan Ashari, 2005 : 59) :

Receivable Turnover = Dagang Piutang rata -Rata Bersih Penjualan x 1 Kali

b) Rata-rata Penerimaan Piutang (RPP)

Rata-rata penerimaan piutang adalah jumlah hari dalam setahun (365) dibagi receivable turnover. Dengan melihat rasio ini, kita bisa melihat dalam jangka waktu berapa hari piutang akan bisa diubah menjadi kas atau ditagih. Rumusnya untuk menghitung rata-rata penerimaan piutang adalah sebagai berikut (Darsono dan Ashari, 2005 : 59) :

RPP = nover ceivaleTur Re 365 x 1 Hari

Rasio penerimaan piutang yang terlalu panjang akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan karena banyaknya aktiva yang menganggur. Aspek lain yang harus dipertimbangkan untuk mengurangi penerimaan piutang adalah penurunan penjualan dan kerugian dari piutang tidak tertagih.

c) Inventory Turn Over (ITO)

Inventory Turn Over yaitu rasio yang untuk mengukur efisiensi barang dagangan. Rumusnya untuk menghitung Inventory Turn over adalah sebagai berikut (Darsono dan Ashari, 2005 : 60) :

ITO = Persediaan rata -Rata penjualan Pokok Harga x 1 Kali

d) Lama Persediaan Mengendap (LPM)

Lama Persediaan Mengendap yaitu untuk mengetahui berapa lama jangka waktu persediaan mengendap di gudang perusahaan. Rumusnya untuk menghitung lama persediaan mengendap adalah sebagai berikut (Darsono dan Ashari, 2005 : 60) : LPM = urnover InventoryT 365 x 1 Hari

e) Total Asset Turn Over (TATO)

Total Asset Turn Over yaitu untuk mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada seluruh aktiva didalam penjualan. Rumusnya untuk menghitung Total Asset Turn Over adalah sebagai berikut (Darsono dan Ashari, 2005 : 60) : ITO = Aktiva Total Bersih Penjualan x 100 %

D. Economic Value Added (EVA)

1. Pengertian Economic Value Added (EVA)

Menurut Allen (2001 : 87) menyebutkan Economic Value Added (EVA) yang dihitung berbasis tahunan, mewakili selisih antara laba yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan dengan biaya modalnya. Economic Value Added (EVA) adalah cara untuk mengukur profitabilitas operasi sesungguhnya. Biaya modal merupakan hutang (beban bunga) yang dikurangkan ketika menghitung laba bersig, tetapi biaya ini tidak dikurangkan pada saat menghitung biaya modal

ekuitas. Oleh karena itu secara ekonomis, laba bersih ditetapkan terlalu tinggi dibandingkan dengan laba yang sesungguhnya

2. Keunggulan dan Kelemahan Economic Value Added (EVA)

Amirullah dalam Nasser (2003 : 12) mengatakan Economic Value Added (EVA) sebagai salah satu alternatif penilaian kinerja perusahaan yang relatif baru yang memiliki beberapa keunggulan maupun kelemahan sebagai berikut :

a. Keunggulan Economic Value Added (EVA) adalah :

1) Economic Value Added (EVA) merupakan suatu ukuran kinerja operasional yang bisa berdiri sendiri tanpa perlu ukuran / angka yang lain.

2) Economic Value Added (EVA) befokus pada penilaian kinerja perusahaan yang menciptakan nilai perusahaan dan meningkatkan nilai pemegang saham, sehingga para manajer akan berfikir dan bertindak sebagai halnya pemegang saham.

3) Economic Value Added (EVA) akan menyebabkan perusahaan untuk lebih memperhatikan kebijaksanaan struktur modalnya. Secara eksplisit memperhitungkan biaya modal atas ekuitas adalah lebih tinggi bila dibandingkan dengan tingkat biaya modal atas hutang karena faktor risiko yang tinggi sehingga ekuitas tidak lagi dipandang sebagai dana yang murah. 4) Economic Value Added (EVA) dapat digunakan untuk mengindentifikasi

proyek yang memberikan pengembalian dana yang lebih tinggi daripada modalnya. Proyek yang memberikan nilai sekarang dari total Economic Value Added (EVA) yang positif menunjukkan proyek tersebut menciptakan nilai perusahaan.

b. Kelemahan Economic Value Added (EVA) adalah :

1) Hanya menggambarkan penciptaan nilai pada suatu periode tertentu. Sementara nilai suatu perusahaan adalah merupakan akumulasi Economic Value Added (EVA) selam umur perusahaan sehingga kemungkinan suatu perusahaan mempunyai Ecnomic Value Added (EVA) tahun yang berlaku positif tetapi nilai perusahaan rendah karena Economic Value Added (EVA) dimasa mendatang negatif .

2) Proses perhitungan Economic Value Added (EVA) memerlukan perkiraan atas biaya modal dan perkiraan ini terutama untuk perusahaan yang go public, sulit untuk dilakukan dengan tepat.

3. Perhitungan Economic Value Added (EVA)

Economic Value added (EVA) is actually measurement or caculation of the amount of value or worth of our company, It’s Net Operating After Taxes (NOPAT) less a charge for the cost of capital (Stern, 2001 : 114). Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan :

EVA = Economic Value Added /Nilai Tambah Ekonomis NOPAT = Net Operating After Taxes / Laba Operasi Bersih

Setelah Pajak

CAPITAL CHARGES = WACC x Invested Capital / Modal yang di investasikan

a. NOPAT (Net Operating After Taxes / Laba Operasi Bersih Setelah Pajak)

Net operating after taxes (NOPAT) adalah hasil dari penjumlahan laba usaha, penghasilan bunga, beban / pajak penghasilan, tax shield atas beban bunga, bagian laba/ rugi bersih anak perusahaan, laba / rugi kurs, dan laba / rugi lain. Perhitungan Net operating after taxes (NOPAT) tidak mengikutsertakan faktor-faktor non-operasional dan laba / rugi luar biasa seperti laba/rugi dari penghematan usaha. Net operating after taxes (NOPAT) adalah jumlah laba yang tersedia untuk memberikan pengembalian tunai kepada semua penyedia dana untuk modal perusahaan (Young, 2001 : 130).

b. WACC (Weighted Avarage Cost of Capital/ Biaya Modal Rata-rata Tertimbang)

Menurut Young (2001; : 149) Weighted Avarage Cost of Capital (WACC) adalah biaya ekuitas dan biaya hutang masing-masing dikalikan dengan persentase ekuitas dan hutang pada struktur modal perusahaan. sehingga Weighted Avarage Cost of Capital (WACC) dapat dhitung sebagai berikut:

WACC = xCostof Equity

Equity Debt Equity T debt of xCost Equity Debt Debt ) 1 ( + + − +

Menghitung Weighted Avarage Cost of Capital (WACC) suatu perusahaan perlu diketahui hal-hal sebagai berikut :

1) Jumlah hutang dalam struktur modal, pada nilai pasar 2) Jumlah ekuitas dalam sktruktur modal, pada nilai pasar 3) Biaya hutang

Pembobotan hutang dan ekuitas didasarkan pada nilai pasar, bukan nilai buku akuntansi, karena kita ingin mengetahui berapa besar modal untuk membiayai perusahaan tersebut. Dan biaya itu timbul dari nilai pasar, bukan dari nilai buku. Menurut Van Horne ( 2000 : 398) Biaya modal atau Cost of capital adalah tingkat pengembalian minimum yang diharapkan pemegang saham (pemilik) perusahaan pada investasinya. Biaya modal (Cost of capital) sangat dipengaruhi oleh hubungan antara resiko dengan tingkat pengembalian, apabila semakin besar resiko yang ditanggung investor maka semakin tinggi pula tingkat pengembalian yang dikehendaki oleh perusahaan.

Komponen biaya modal (Cost of capital) terdiri dari biaya ekuitas (cost of equity) dan biaya hutang (cost of debt) :

a. Biaya Ekuitas (cost of equity)

Menurut Iramani (2005 : 23) biaya ekuitas (cost ofequity) adalah tingkat pengembalian yang dikehendaki oleh investor karena adanya ketidakpastian tingkat laba. Kewajiban membayar bunga dan pokok hutang membuat laba bersih perusahaan lebih bervariasi (naik/turun) dari pada laba operasi, sehingga menyebabkan timbulnya tambahan risiko. Biaya ekuitas (cost ofequity) ini mencakup adanya risiko bisnis (Bussiness risk) dan risiko finansial (Financial risk). Risiko bisnis (Bussiness risk) adalah risiko yang berhubungan dengan ketidaksetabilan laba., sedangkan risko finansial (Financial risk) adalah kesulitan

finansial dalam hal pembayaran bunga hutang dan pokok hutang. Rumus untuk menghitung cost of equity adalah

Cost of Equity = Ekuitas Total Pajak Setelah Bersih Laba x 100 %

b. Biaya Hutang (cost of debt)

Menurut Iramani (2005 : 25) biaya hutang (Cost of Debt) adalah tarif yang harus dibayar oleh perusahaan untuk memperoleh tambahan hutang baru jangka panjang dipasar dalam keadaan sekarang. Besarnya biaya hutang (Cost of Capital) sebagai berikut :

Cost of Debt (Biaya Hutang) =

Kewajiban Total

Bunga Beban

c. Invested Capital ( Modal yang Di investasikan)

Menurut Iramani (2005 : 28) modal yang diinvestasikan adalah jumlah keseluruhan keuangan perusahaan terlepas dari kewajiban jangka pendek, pasiva yang tidak menanggung beban bunga, seperti hutang, upah yang akan jatuh tempo dan pajak yang akan jatuh tempo. Modal yang diinvestasikan sama dengan jumlah ekuitas pemegang saham, seluruh hutang jangka pendek, dan jangka panjang yang menanggung bunga, hutang dan kewajiban jangka panjang lainnya.

Peranan pertumbuhan aset dalam penciptakan value suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh tingkat spread antara rate of return dan cost of capital masing-masing perusahaan. Trade off yang perlu diperhatikan adalah semakin besar tingkat pertumbuhan aset biasanya semakin menekan rate of

return dan meningkatkan cost of capital . Rate of return menurun karena belum tentu tambahan aset tersebut bisa menghasilkan pengembalian yang diharapkan, sementara peningkatan cost of capital terkait dengan risiko yang menyertai biaya pertumbuhan aset belum tentu bisa segera menghasilkan return yang diharapkan dalam waktu singkat. Mencari invested capital adalah :

Invested Capital = Total Hutang dan Ekuitas – Hutang Jangka Pendek

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Gambaran Umum Pada PT. Metrodata Electronics Tbk 1. Sejarah Singkat Berdirinya PT. Metrodata Electronics Tbk

PT. Metrodata Electronics Tbk didirikan di Indonesia, pada mulanya dengan nama PT. Sarana Hitech System, berdasarkan akta notaris Kartini Mulyadi S.H, No. 142 tanggal 17 Februari 1983. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C2-5165.HT.01.01.TH,83, tanggal 27 Juli 1983 serta diumukan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.80, Tambahan No. 908 tanggal 7 Oktober 1983. anggaran dasar perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris No. 310 tanggal 25 Juni 2008 dari Dr .Irawan Soerodjo S.H, M.Si, Notaris Jakarta, dalam rangka penyesuaian terhadap undang – undang No. 40 Tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas.

Akta perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusannya No. AHU-54804.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 25 Agustus 2008. Perusahaan berdomisili di Jakarta dan Kantor Pusat berlokasi di Wism Metropolitan I, Jalan Jenderal Sudirman Kavling 29 – 31, Jakarta.

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan meliputi penjualan berbagai jenis komputer dan produk –produk teknologi tingi lainnya yang berkaitan dengan komputer serta jasa terkait lainnya. Perusahaan memulai kegiatan komersialnya pada tahun 1983 jumlah karyawan dan

anak perusahaan sebanyak 1.307 karyawan tahun 2008 dan 801 karyawan tahun 2007.

2. Struktur Organisasi PT. Metrodata Electronics Tbk

Struktur organisasi dapat dipandang sebagai suatu kerangka yang menyeluruh yang menghubungkan fungsi dari badan usaha dan menunjukkan hubungan yang tetap dalam organisasi tersebut. Adapun bentuk struktur organisasi pada PT. Metrodata Electronics Tbk adalah sebagai berikut :

Sumber : PT. Metrodata Electronics Tbk (www.Idx.co.id) Gambar 3.1 : Struktur Organisasi PT. Metrodata Electronics tbk

a. Presiden Direktur dan Direktur

Tugas dan tanggung jawab dari presiden direktur adalah :

a. Menentukan garis pokok kebijaksanaan yang akan di ambil pada PT. Metrodata Electronics Tbk Direktur Direktur Keuangan Direktur Personalia Presiden Direktur Direktur Pemasaran

b. Menjalankan koordinasi dan pengawasan terhadap kegiatan – kegiatan yang dijalankan oleh perusahaan.

c. Melakukan pengawasan terhadap semua tindakan yang dilakukan oleh semua bawahannya.

b. Direktur Pemasaran

Tugas dan tanggung jawab direktur pemasaran adalah :

1. Merencanakan dan mengawasi serta mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pemasaran.

2. Merencanakan kegiatan penelitian pasar guna mendapatkan data tentang tingkat kebutuhan konsumen dan tingkat persaingan.

3. Menentukan kebijakan dan startegi pemasaran perusahaan yang mencakup produk, harga, pendistribusian.

c. Direktur Keuangan

Tugas dan tanggung jawab direktur keuangan adalah : 1. Memeriksa aktivitas perusahaan dibidang keuangan

2. Membuat/ membina hubungan baik dengan pihak lembaga keuangan 3. Mempersiapkan laporan keuangan PT. Metrodata Electronics Tbk

B. Gambaran Umum PT. Centrin Online Tbk

1. Sejarah Singkat Berdirinya PT. Centrin Online Tbk

PT. Centrin Online Tbk (Perseroan) dahulu bernama PT. Centrindo Utama didirikan berdasarkan akta No.33 tanggal 11 Februari 1987 yang dibuat dihadapan

Nanny Sukarja, SH.., diubah dengan akta No. 88 tanggal 28 Oktober 1987 yang dibuat dihadapan Winarti Sukarjadi, SMH.., pengganti Nanny Sukarja SH.

Anggaran dasar Perseroan ini telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 32 tanggal 1 Nopember 2000. Perubahan anggaran dasar tersebut berupa perubahan nilai nominal saham Perseroan dari Rp 1.000.000 (Satu Juta Rupiah) per saham menjadi Rp 100 (Seratus Rupiah) per saham dan peningkatan modal dasar dari sebesar Rp 1.000.000.000 menjadi Rp 15.000.000.000 yang terbagi atas 1.500.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham dan modal ditempatkan dan disetor penuh ditingkatkan dari sebesar Rp 326.000.000 menjadi Rp 45.000.000.000.

Perubahan anggaran dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-23915.HT.01.04-Th 2000 tertanggal 9 Nopember 200, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 23 tanggal 20 Maret 2001.

Pada Tanggal 15 Februari 2001, Perseroan telah mendapat persetujuan dan fasilitas penanaman modal dalam negeri melalui Surat Penanaman Modal Dalam Negeri No.16/I/PMDN/2001 dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Pada tahun 2002, Perseroan ini mendapatkan persetujuan dari Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi Departemen Perhubungan untuk melakukan perjanjian dengan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk tertanggal 16 Agustus 2002 dan melakukan perjanjian kerjasama penyelenggaraan jasa VOIP daengan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.

Perseroan ini telah melakukan penawaran umum perdana sahamnya kepada masyarakat sebanyak 100.000.000 saham biasa dengan nilai nominal Rp 100 per saham dengan harga penawaran Rp 125 per saham dan mulai efektif berdasarkan Surat Keputusan Badan Pegawasa Pasar Modal (BAPEPAM) No. S-2585/PM/2001 Tertanggal 12 Oktober 2001.

2. Struktur Organisasi PT. Centrin Online Tbk

Struktur organisasi dapat dipandang sebagai suatu kerangka yang menyeluruh yang menghubungkan fungsi dari badan usaha dan menunjukkan hubungan yang tetap dalam organisasi tersebut. Adapun bentuk struktur organisasi pada PT. Centrin Online Tbk adalah sebagai berikut :

Sumber : PT. Centrin Online Tbk (www.Idx.co.id) Gambar : Struktur Organisasi PT. Centrin Online Tbk a. Presiden Direktur dan Direktur

Tugas dan tanggung jawab dari presiden direktur adalah :

1. Menentukan garis pokok kebijaksanaan yang akan di ambil pada PT. Centrin Online Tbk Direktur Direktur Teknikal Direktur Operasional/ Personalia Presiden Direktur Direktur Teknikal Direktur Administrasi & Keuangan

2. Menjalankan koordinasi dan pengawasan terhadap kegiatan – kegiatan yang dijalankan oleh perusahaan.

Dokumen terkait