• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.9 Keuntungan dan Kekurangan Media Promosi UNICEF Secara Teori

organisasi (organiztion) juga memegang peranan dalam pemilihan media. Hal ini terkait dukungan pihak penting yang berada diwilayah penggunaan media tersebut.Keberhasilan penggunaan media juga tidak terlepas dari kebaruan (novelty) dari media yang dipilih karena biasanya media yang lebih baru akan lebih baik dan menarik bagi audience.

2.9 Keuntungan dan Kekurangan Media Promosi UNICEF Secara Teori

Berdasarkan pertimbangan- pertimbangan dalam pemilihan suatu media, maka media mengalami perkembangan guna mencapai efektivitas, biaya serta kreatifitas. Media promosi dibedakan menjadi media cetak, media elektronika, dan media online (Kholid, 2012). Dalam promosi upaya pencegahan kekerasan seksual,UNICEF Indonesia dan pemerintah memilih media moving cartoon video (film) dan leaflet. Berikut ini adalah beberapa keuntungan dan kekurangan leaflet dan moving cartoon video (film) secara teori.

1. Leaflet

Leaflet adalah suatu bentuk media publikasi yang berisi tulisan cetak tentang sesuatu masalah khusus untuk sasaran dan tujuan tertentu. Bentuk fisik leaflet berupa kertas selebaran dengan ukuran tertentu, disajikan dalam bentuk lembaran kertas berlipat (umumnya 2- 3 lipatan) dan tanpa lipatan. Ukuran leaflet biasanya 20 x 30 cm, berisi 200- 400 kata. Isi harus bisa ditangkap dengan sekali baca.Leaflet dapat diberikan atau disebarkan pada saat pertemuan-pertemuan seperti pertemuan Posyandu, kunjungan rumah, dan lain-lain. Leaflet dapat dibuat sendiri dengan perbanyakan sederhana seperti di photo copy. Adapun keuntungan leaflet, yaitu : 1) Leaflet menarik untuk dilihat; 2) Mudah untuk dimengerti; 3)Merangsang imajinasi dalam pemahaman isi leaflet; dan 4) Lebih ringkas dalam penyampaian isi informasi. Sedangkan kelemahan leaflet, yaitu :

21

1) Salah dalam desain tidak akan menarik pembaca; 2) Leaflet hanya untuk dibagikan, tidak bisa di pajang/ ditempel; dan 3) Dibutuhkan kemampuan membaca dan perhatian, karena tidak bersifat auditif dan visual(Kholid, 2012).

Leaflet UNICEF merupakan aplikasi media promosi kesehatan yang melibatkan kemampuan visual. Leaflet ini dipublikasikan pada pertegahan tahun 2015, dengan tujuan sebagai upaya pencegahan kekerasan seksual anak. Leaflet tersebut terdiri dari: Pengertian kekerasan seksual, pelaku dan tanda- tanda orang yang diwaspadai sebagai pelaku kekerasan seksual, pihak yang dapat dimintai pertolongan, tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah kekerasan seksual, serta tindakan yang harus dilakukan jika mengalami kekerasaan seksual.

Dalam penelitian serupa yang dilakukan oleh Alfianur (2015) mengenai efektivitas media ceramah dengan menggunakan leaflet terhadap perubahan perilaku siswa kelas 5 dalam pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) diapatkan kesimpulan, yaitu ada pengaruh signifikan dalam peningkatan perilaku siswa kelas 5 sebelum dan setelah pemberian pendidikan kesehatan media ceramah dengan leaflet. Namun, penelitian ini juga menyatakan ada pengaruh signifikan dalam peningkatan perilaku siswa kelas 5 sebelum dan setelah pemberian pendidikan media ceramah tanpa media leaflet.

2. Film

Film adalah gambar hidup, juga sering disebut movie (semula plesetan untuk gambar bergerak). Film, secara kolektif, sering disebut “sinema”. Gambar- hidup adalah bentuk seni, bentuk populer dari hiburan, dan juga bisnis. Film dihasilkan dengan rekaman dari orang lain dan benda ( termasuk fantasi dan figur palsu) dengan kamera, dan/atau oleh animasi. Sebuah film memungkinkan sasaran untuk berkomunikasi pesan dengan cepat dan efektif (Kholid, 2012).

22

Penggunaan film dalam promosi memiliki pertimbangan keuntungan dan kekurangan. Adapun keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan media film,yaitu : 1) Memberikan pesan yang dapat diterima secara lebih merata oleh siswa; 2) Sangat bagus untuk menerangkan suatu proses; 3) Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu; 4) Lebih realistis, dapat diulang-ulang dan dihentikan sesuai dengan kebutuhan; dan 5) Memberikan kesan yang mendalam, yang dapat mempengaruhi sikap siswa. Sedangkan kekurangan media film, yaitu : 1) Harga produksinya cukup mahal; 2) Pembuatannya memerlukan banyak waktu dan tenaga; dan 4) Memerlukan operator khusus untuk mengoperasikannya.

Video GN-AKSA yang dipublikasikan oleh UNICEF pada tanggal 16 september 2014 merupakan bentuk media promosi kesehatan audio- visual. Video berdurasi 1 menit 59 detik tersebut memaparkan melalui alur kisah seorang anak bernama Aksa dan Geni yang berada dalam situasi resiko kekerasan seksual. Tujuan video ini adalah mengajak anak- anak agar dapat menghindari kejahatan seksual yang terjadi pada anak- anak yang dilakukan oleh orang yang dikenal atau bahakan yang tidak dikenal. Melalui alur kisah si Aksa dan si Geni, secara tidak langsung tersampaikan pesan bagaimana ciri- ciri seorang yang perlu dicurigai sebagai pelaku, cara pelaku menarik perhatian korban (anak), daerah privasi yang tidak boleh disentuh orang lain, serta bagaimana Aksa dan orang- orang sekitar menangani pelaku tersebut.

Menurut Sardiman dalam Melina (2014), menyatakan bahwa media video memiliki kelebihan yaitu dapat menunjukkan kembali gerakan- gerakan, pesan- pesan dengan menggunakan efek tertentu sehingga dapat memperkokoh proses pembelajaran. Siswa memperoleh isi, susunan yang utuh dari materi pembelajaran yang digunakan secara interaktif dengan buku kerja, buku petunjuk, buku teks

23

atau benda lain yang biasanya ada di lapangan. Media video dapat menarik perhatian penonton, menghemat waktu dan dapat diputar berulang kali tanpa merubah isi materi.

Dalam Kholid (2012) disampaikan bahwa pada pemilihan media harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atu kompetensi yang ingin dicapai. Apabila tujuan atau kompetensi audience yang hendak dicapai bersifat menghapal kata- kata, maka media yang tepat digunakan adalah media audio.Jika tujuan atau kompetensi yang hendak dicapai bersifat memahami isi bacaan, maka media cetak bisa digunakan. Jika tujuan pembelajaran bersifat motorik ( gerak dan aktivitas), maka media yang bisa digunakan berupa film dan video.

Berbagai penelitian mengenai perbandingan efektivitas media leaflet dan video (film) sebagai media pembelajaran telah banyak dilakukan dari lingkup nasional. Adapun penelitian lain sebelumnya yang menyerupai penelitian ini adalah:

1. Fitria Melina, A.A. Soebiyanto, dan Hari Wujoso (2014) dengan judul Perbedaan Media Pembelajaran (Leaflet dan Video) Terhadap Keterampilan Sadari Ditinjau Dari Motivasi pada bulan Juli 2013 di STIKES Yogyakarta.Dalam penelitian Melina (2014) disebutkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pengaruh media pembelajaran leaflet dan video terhadap kesadaran sadari, serta media video memiliki nilai rata- ratra lebih baik dibandingkan dengan media leaflet (P value = 0,021, < 0,05).

2. Putu Fanny Yustisa, I Ketut Aryana, dan I Nyoman Gede Suyasa (2014) dengan judul Efektivitas Penggunaan Media Cetak dan Media Elektronik Dalam Promosi Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Perubahan Sikap Siswa SD. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2014 di SD

24

No. 3 Padang Sambian Kelod Denpasar Barat. Dalam penelitian ini medapatkan hasil bahwa tidak ada perbedaan efektivitas antara penggunaan leaflet dengan film dalam promosi kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan PHBS siswa SD (P value = 0,629, > 0,05).

3. Ambarwati, Ayu Khoirotul U., Fifit Kurniawati, Tika Diah, Saroh Darojah (2014), dengan judul Media Leaflet, Video dan Pengetahuan Siswa SD Tentang Bahaya Merokok. Penelitian ini dilakukan pada tangga 26 September 2013 di SDN 78 Sabrang Lor Mojosongo Surakarta. Pada penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa media leaflet lebih efektif digunakan sebagai media pendidikan kesehatan pada anak SD dibandingkan media video ( P value leaflet = 0,000 , P value video = 0,328).

2.10Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan adalah merupakan hasil dari “tahu”

dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia. Sebagian besar pengetahuan juga diperoleh dari pendidikan, pengalaman sendiri, maupun pengalam orang lain, media massa maupun lingkungan. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain terpenting bagi terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan diperlukan sebagai dorongan psikis dalam menumbuhkan sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan stimulasi terhadap tindakan seseorang. Perilaku yang didasari dengan pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

25

Notoatmodjo (2003) menyebutkan bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang dipengaruhi oleh berbagai hal, yaitu: pendidikan, sumber informasi dan usia (umur). Tingkat pendidikan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang karena diasumsikan bahwa tingkat pendidikanakan membantu orang tersebut untuk lebih mudah menangkap dan memahami suatu informasi. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka tingkat pemahaman juga meningkat serta tepat dalam pengambilan sikap.

Selain tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan sesorang juga dipengaruhi oleh sumber informasi, baik yang berasal dari media massa, petugas kesehatan, pengalam, maupun yang berasal dari teman. Media massa merupakan salah satu media perantara yang digunakan oleh sumber untuk menyampaikan pesan. Media pendidikan kesehatan adalah alat- alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan kesehatan.Media pendidikan kesehatan dapat berupa media cetak, media elektronika, dan papan. Selanjutnya, Seseorang memperoleh pengetahuan bisa langsung dari petugas kesehatan. Hal ini bisa dilakukan dengan bertanya langsung ataupun dengan mengikuti penyuluhan yang diberikan oleh tenaga kesehatan. Bahkan seseorang juga dapat memperoleh pengetahuan yang berasal dari melalui pengalaman yang merupakan hal yang pernah dialami atau dirasakan oleh orang yang bersangkutan. Pengalaman kurang baik akan menimbulkan kesan yang mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaan sehingga dapat membentuk sikap positif dalam kehidupannya.Pengetahuan yang dimiliki seseorang juga dapat diperoleh dari temannya. Seseorang akan menyebarkan suatu ide pada orang lain setelah merasakan manfaat dari ide tersebut bagi dirinya .

Faktor umur/ usia juga dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Umur lebih muda mempunyai daya ingat lebih kuat dibandingkan dengan orang yang lebih

26

tua.Di samping itu, kemampuan untuk menyerap pengetahuan baru lebih mudah dilakukan pada umur yang lebih muda karena otak berfungsi maksimal pada umur muda.

2.11Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek.Sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.Jadi sikap masih merupakan reaksi tertutup yang tidak dapat dilihat secara langsung tetapi dapat ditafsirkan melalui pelaksanaan, wawancara, atau kuestioner (Notoatmodjo, 2003).

Struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang (Azwar, 2003), yaitu :1) Komponen kognitif. Komponen ini merupakan representatif dari hal yang dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan streotipe yang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamakan penanganan atau opini terutama apabila menyangkut masalah isu yang kontroversial. 2) Komponen afektif. Komponen ini merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional.Efek emosional inilah yang biasanya menjadi dasar dari komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh lingkungan sekitar. 3) Komponen konatif. Komponen ini merupakan aspek kecenderungan berperilaku terutama sesuai sikap yang dimiliki oleh seseorang.Hal ini disertai pula dengan tendensi atau kecendrungan untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu.

Pernyataan sikap menurut Azwar (2003) terdiri atas dua macam, yaitu: 1) Pernyataan yang favorabel adalah mendukung atau memihak pada objek sikap. Pernyataan sikap yang berisi hal-hal positif mengenai objek sikap yang bersifat

27

mendukung atau memihak pada objek sikap; 2) Pernyataan yang tidak-favorabel adalah tidak mendukung objek sikap. Pernyataan sikap yang berisi hal-hal yang negatif mengenai objek, sikap, yang bersifat tidak mendukung maupun kontra terhadap objek sikap.

2.12Perilaku

Perilaku dari aspek biologis diartikan sebagai suatu kegiatan atau aktivitas organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan. Aktivitas tersebut ada yang dapat diamati secara langsung dan tidak langsung (Kholid, 2012). Sedangkan menurut Skinner dalam Kholid (2012) mendefinisikan perilaku sebagai respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Menurut Skinner ada dua (2) jenis respon, yaitu: 1) Respondent respons atau refleksif, yakni respon ditimbulkan oleh rangsangan- rangsangan (stimulus tertentu yang disebut dengan elicting stimuli, karena menimbulkan reaksi- reaksi yang relatif tetap; 2) Operant respons atau intrumental respons, yakni respons yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau rangsangan yang lain. Perangsangan yang terakhir ini disebut reinforcing stimuli atau reinforcer, karena berfungsi untuk memperkuat respon. Sehingga, dapat dinyatakan bahwa perilaku adalah keseluruhan pemahaman dan aktivitas seseorang yang merupakan hasil bersama antara faktor internal dan eksternal.

Selanjutnya, dalam Kholid (2012) menyebutkan bahwa berdasarkan teori SOR (stimulus- organisme- respon) yang dikemukakan oleh Skinner, perilaku manusia dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu: 1) Perilaku tertutup (Covert Behavior) merupakan perilaku yang terjadi bila respon terhadap stimulus tersebut masih belum dapat diamati oleh orang lain (dari luar) secara jelas; 2) Perilaku terbuka (Overt Behavior) merupakan perilaku yang terjadi jika respons terhadap stimulus tersebut

28

sudah berupa tindakan atau praktik ini dapat diamati oleh orang lain dari luar atau observable behavior.

Berdasarkan proses adopsi perilaku, dalam Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Menurut Roger dalam Kholid (2012) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalamdiri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu: 1) Awareness, yaitu proses dimana seseorang menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu; 2) Interest, yaitu proses dimana orang mulai tertarik kepada stimulus; 3) Evaluation, yaitu seseorang mulai menimbang-nimbang baik dan tidaknyastimulustersebut bagi dirinya; 4) Trial, yaitu proses disaat orang mulai mencoba perilaku baru; dan 5) Adoption, yaitu proses dimana orang tersebut telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

Dokumen terkait