• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keuntungan dan Kerugian PLC

Dalam dokumen Laporan PKL berbasis PLC (Halaman 24-34)

Dalam industri-industri yang ada sekarang ini, kehadiran PLC sangat dibutuhkan terutama untuk menggantikan sistem wiring atau pengkabelan yang sebelumnya masih digunakan dalam mengendalikan suatu sistem. Dengan menggunakan PLC akan diperoleh banyak keuntungan diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Fleksibel, tiap perangkat elektronik yang berbeda dikendalikan dengan pengendalinya masing-masing. Misal sepuluh mesin membutuhkan sepuluh pengendali, tetapi kini hanya dengan satu PLC kesepuluh mesin tersebut dapat dijalankan dengan programnya masing-masing.

b. Perubahan dan pengkoreksian kesalahan sistem lebih mudah, bila salah satu sistem akan diubah atau dikoreksi maka pengubahannya hanya dilakukan pada program yang terdapat di komputer, dalam waktu yang relatif singkat, setelah itu didownload ke PLC-nya. Apabila tidak menggunakan PLC, misalnya relay maka perubahannya dilakukan dengan cara mengubah pengkabelannya. Cara ini tentunya memakan waktu yang lama.

c. Jumlah kontak yang banyak. Jumlah kontak yang dimiliki oleh PLC pada masing-masing koil lebih banyak dari pada kontak yang dimiliki oleh sebuah relay.

d. Harganya lebih murah. PLC mampu menyederhanakan banyak pengkabelan dibandingkan dengan sebuah relay. Maka harga dari sebuah PLC lebih murah dibandingkan dengan harga beberapa buah relay yang mampu melakukan pengkabelan dengan jumlah yang sama dengan sebuah PLC. PLC mencakup relay, timers, counters, sequencers, dan berbagai fungsi lainnya.

e. Kecepatan operasi. Kecepatan operasi PLC lebih cepat dibandingkan dengan relay. Kecepatan PLC ditentukan dengan waktu scannya dalam satuan millisecond.

f. Sifatnya tahan uji Solid state device lebih tahan uji dibandingkan dengan relay dan timers mekanik atau elektrik. PLC merupakan solid state device sehingga bersifat lebih tahan uji.

g. Menyederhanakan komponen-komponen sistem kontrol. Dalam PLC juga terdapat counter, relay dan komponen-komponen lainnya, sehingga tidak membutuhkan komponen-komponen tersebut sebagai tambahan. Penggunaan relay membutuhkan counter, timer ataupun komponen-komponen lainnya sebagai peralatan tambahan.

Selain keuntungan yang telah disebutkan di atas maka ada kerugian yang dimiliki oleh PLC, yaitu:

a. Teknologi yang masih baru. Pengubahan sistem kontrol lama yang menggunakan ladder atau relay ke konsep komputer PLC merupakan hal yang sulit bagi sebagian orang.

b. Buruk untuk aplikasi program yang tetap. Beberapa aplikasi merupakan aplikasi dengan satu fungsi. Sedangkan PLC dapat mencakup beberapa fungsi sekaligus. Pada aplikasi dengan satu fungsi jarang sekali dilakukan perubahan bahkan tidak sama sekali, sehingga penggunaan PLC pada aplikasi dengan satu fungsi akan memboroskan (biaya).

c. Pertimbangan lingkungan. Dalam suatu pemrosesan, lingkungan mungkin mengalami pemanasan yang tinggi, vibrasi yang kontak langsung dengan alat-alat elektronik di dalam PLC dan hal ini bila terjadi terus menerus, mengganggu kinerja PLC sehingga tidak berfungsi optimal.

d. Operasi dengan rangkaian yang tetap. Jika rangkaian pada sebuah operasi tidak diubah maka penggunaan PLC lebih mahal dibanding dengan peralatan kontrol lainnya. PLC akan menjadi lebih efektif bila program pada proses tersebut di-upgrade secara periodik.

(Sumber : http://irmatrianjaswati-fst11.web.unair.ac.id/artikel_detail-83331-ProgrammableLogicControllerPLC-keuntungandankerugianPLC.html ) 2.9 Komponen Motor Starter

2.9.1 Current Transformator ( Trafo Arus )

Untuk pemasangan alat-alat ukur dan alat -alat proteksi / pengaman pada instalasi tegangan tinggi, menengah dan rendah diperlukan trafo pengukuran.

Gambar 2.7 Trafo Arus

Fungsi CT :

Memperkecil besaran arus pada sistem tenaga listrik menjadi besaran arus untuk sistem pengukuran, mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer, standarisasi rating arus untuk peralatan sisi sekunder.

(Sumber : https://ronipln.files.wordpress.com/2010/10/1_3-ct_060905.pdf )

2.9.2 Kontaktor

Kontaktor adalah suatu peralatan listrik arus kuat low voltage sampai dengan tegangan 600 volt AC (Alternating Current) maupun DC (Direct Current) yang mana bisa disebut sebagai saklar pemutus / penghubung arus yang bekerja berdasarkan elektromagnetik. The National Manufacture Assosiation (NEMA) menjelaskan kontaktor magnetis sebagai alat yang digerakan secara magnetis untuk menyambung dan membuka rangkaian daya listrik. Tidak seperti relay, kontaktor dirancang untuk menyambung dan membuka rangkaian daya listrik tanpa merusak.

Gambar 2.8 Kontaktor

2.9.3 Timer ON Delay

Time Delay Relay ini juga disebut sebagai relay penunda waktu yang sering disebut juga dengan TIMER. Adapun prinsip kerja dari Time Delay Relay ini adalah sebagai pewaktu atau memperlambat kerja (menunda) yang diperlukan untuk kontak – kontak NO atau NC agar beroperasi secara normal. Sehingga dapat disimpulkan apabila coil sudah diberikan sumber tegangan maka setelah tertunda beberapa detik/menit,/jam (waktu yang ditentukan) kemudian aktif kontak – kontak NO atau NC secara normal.

Gambar 2.9 Timer ON Delay

2.9.4 Miniatur Circiut Breaker

MCB merupakan salah satu pengaman pada suatu rangkaian control. Pada sebuah MCB memiliki fungsi sebagai pengaman beban/daya lebih dari daya yang dipakainya, sehingga apabila daya yang digunakan pada system tersebut melebihinya (P = V.I Cos Φ) maka akan terjadi menurunnya tuas pada MCB yang posisi semula pada angka 1 menuju ke angka 0, atau dari posisi naik menjadi turun, sehingga sering disebut dengan istilah trip pada MCB. MCB juga berfungsi sebagai pengaman kesalahan rangkaian, sehingga apabila terjadi short circuit (hubung singkat) atau konsleting maka MCB juga akan menjadi trip. Hubungan singkat tersebut terjadi apabila antara penghantar/kabel fasa/line terhubung langsung dengan penghantar/kabel netral/nol dan atau juga dengan ground/pentanahan. Dalam melakukan pendesainan control selalu dibutuhkan adanya pengaman rangkaian control dengan menggunakan MCB jenis 1 fasa. (Sumber : https://totoktpfl.files.wordpress.com/2011/02/kontrol-konvensional.pdf)

Gambar 2.10 MCB

2.9.5 No Fuse Breaker

NFB dalam bahasa indonesia bisa diartikan sebagai pemutus tanpa sikring, berfungsi untuk menghubungkan dan memutus tegangan / arus utama dengan sirkuit atau beban, selain itu berfungsi juga untuk memutuskan/melindungi beban dari arus yang berlebihan ataupun jika terjadi hubung singkat. Cara kerja NFB, ketika arus yang mengalir melaluinya melebihi dari nilai yang tertera pada NFB maka secara otomatis NFB akan memutuskan rangkaiannya. NFB 3 Phase umumnya digunakan pada sirkuit induktion motor atau control panel.

(Sumber:https://maryonoam.files.wordpress.com/2013/11/5-peralatan-pengaman-arus-listrik-untuk-penghubung-dan-pemutus.pdf)

Gambar 2.11 No Fuse Breaker

2.9.6 Overload

Instalasi motor listrik membutuhkan pengaman beban lebih dengan tujuan menjaga dan melindungi motor listrik dari gangguan beban lebih supaya motor listrik tidak mengalami kerusakan yang fatal. Rele pengaman arus lebih merupakan pengamanan motor akibat adanya arus lebih/ beban lebih. Pengaman beban lebih atau over load yang digunakan pada instalasi motor listrik adalah Thermal Over Load Relay (TOR/TOL). Jika arus yang melalui penghantar yang menuju motor listrik melebihi kapasitas atau setting TOR/TOL, maka TOR/TOL drop atau terputus sehingga rangkaian yang menuju motor listrik terputus. Thermal Over Load Relay (TOR/TOL)biasanya digandengkan dengan kontaktor, dipasaran ada juga pengaman beban lebih yang terintegrasi pada Motor Circuit Breaker. Relay ini biasanya dihubungkan pada kontaktor ke kontak utama 2, 4, dan 6 sebelum dihubungkan ke beban (motor). Gunanya untuk memberikan perlindungan terhadap motor dari kerusakan akibat beban lebih.

Gambar 2.12 Overload

2.9.7 Kabel Listrik

Kabel listrik adalah media untuk menyalurkan energi listrik. Sebuah kabel listrik terdiri dari isolator dan konduktor. Isolator di sini adalah bahan pembungkus kabel yang biasanya terbuat dari bahan thermoplastik atau thermosetting, sedangkan konduktornya terbuat dari bahan tembaga ataupun aluminium.

(Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Kabel_listrik )

Gambar 2.13 Kabel

2.9.8 Box Panel

Box panel digunakan untuk penempatan semua peralatan listrik yang akan digunakan. Panel kontrol listrik adalah peralatan yang berfungsi untuk mengatur dan mengendalikan beban listrik. Pada umumnya pengontrolan di industri ada dua jenis yaitu jenis manual dan jenis otomatis.

Gambar 2.14 Box Panel Kontrol

2.9.9 Motor Listrik

Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Motor listrik yang umum digunakan di dunia Industri adalah motor listrik asinkron, dengan dua standar global yakni IEC dan NEMA. Motor

asinkron IEC berbasis metrik (milimeter), sedangkan motor listrik NEMA

berbasis imperial (inch), dalam aplikasi ada satuan daya dalam horsepower (hp) maupun kiloWatt (kW).

Gambar 2.15 Motor Induksi 3 fasa

2.9.10 Name Plate Motor

Name plate pada motor mempunyai informasi umum seperti daya, tegangan, arus nominal, frekuensi.

Gambar 2.16 Name Plate Motor BAB III

HASIL PELAKSANAAN PKL

Dalam dokumen Laporan PKL berbasis PLC (Halaman 24-34)

Dokumen terkait