• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kewajiban Orang Tua Mendidik Anak

TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK

A. Kewajiban Orang Tua Mendidik Anak

Orang tua terdiri dari ayah dan ibu yang mana ayah adalah seseorang yang bertanggung jawab dalam suatu rumah tangga, dan ibu adalah seseorang yang melahirkan seorang anak dan mengurus rumah tangga. Mereka adalah figur atau contoh yang akan selalu ditiru oleh anak-anaknya (Mardiya, 2000). Orang tua bertanggung jawab di dalam mengasuh dan mendidik anaknya hingga dewasa. Pola asuh orang tua adalah pola perilaku yang diterapkan pada anak dan bersifat relatif konsisten dari waktu ke waktu. Pola perilaku ini dapat dirasakan oleh anak dari segi negatif maupun positif (Rusdijana, 2006). Betapa besar peranan ibu dan ayah dalam mendidik putra-putrinya, hingga di zaman dahulu mereka sering disejajarkan dengan Brahma. Brahma adalah dewa yang mempunyai empat sifat luhur tanpa batas cinta kasih, kasih sayang, simpati, dan keseimbangan batin kepada semua makhluk. Bagi orang tua yang baik keempat sifat luhur tersebut akan menjadi dasar yang tanpa batas dalam mendidik anak-anaknya. Oleh karena itu anak-anak memandang mereka laksana seorang Dewa.

Di dalam kehidupan masyarakat, keluarga merupakan unit terkecil yang memiliki peranan besar bagi kelangsungan hidup bermasyarakat. Keluarga memiliki fungsi penting yang berkaitan dengan peranya sebagai media sosialisasi. Sosialisasi bertujuan untuk mendidik warga masyarakat agar mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang dianut. Proses mengetahui kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang dianut inilah untuk pertama kali diperoleh

dalam keluarga. Perilaku yang benar dan tidak menyimpang untuk pertama kalinya juga dipelajari dari keluarga. (Soekanto, 2004). Paul B. Horton & Chester I Hunt dalam buku terjemahan Aminuddin Ram & Tita Sobari (1996: 274-276) mengemukakan adanya enam fungsi keluarga yang penulis rangkum sebagai berikut:

1) Fungsi reproduksi

2) Fungsi soisialisai dalam pengembangan diri 3) Fungsi afeksi dalam kasih sayang dan rasa cinta 4) Fungsi penentuan status

5) Fungsi perlindungan 6) Fungsi ekonomi.

Tanggung jawab keluarga khususnya orang tua dalam pendidikan anak saat ini sangat besar. Menurut Goode (2004: 7) “Keluarga adalah lembaga sosial yang diberi tanggung jawab untuk mengubah warga yang dihasilkan menjadi manusia anggota masyarakat”. Dapat dikatakan keluarga merupakan lembaga informal dalam memberikan pendidikan bagi anak-anak mereka. Sekarang ini terdapat perkembangan asumsi bahwa sekolah dapat membantu keluarga memperbaiki perkembangan fisik, mental, dan emosional anak-anak. Sebagian keluarga menginginkan anaknya mendapatkan pendidikan formal sedini mungkin. Perkembangan pendidikan sekarang ini seakan menjawab keinginan dari keluarga tersebut. Dimana mereka dapat memasukkan anak mereka yang masih berusia 2-3 tahun dilembaga pendidikan pra sekolah. Dengan demikian anak mendapatkan pendidikan sedini mungkin. Anak yang mendapatkan pembinaan sejak usia pra sekolah akan dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental, yang secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada kemampuan dan perkembangan

intelektual, sosial, dan kepribadian anak dalam perkembangan selanjutnya.

Masalah mengenai keterlibatan orang tua pada anak berhubungan erat dengan pendidik anak usia dini tetapi cukup penting dan pantas menjadi diskusi yang terpisah. Keterlibatan orang tua penting dan bermanfaat untuk semua yang terlibat – orang tua, anak-anak dan tenaga pendidik. Pertama-tama membantu orang tua mempunyai pengertian yang lebih baik apa yang mereka lakukan untuk memperkuat anak-anaknya di rumah, hubungan antara rumah dan pelayanan meningkatkan masyarakat dari pengalaman perkembangan anak. Orang tua juga dapat menyediakan tenaga kerja tambahan untuk pelayanan.

Kewajiban setiap orang tua adalah berusaha mengembangkan kesejahteraan anak-anaknya secara utuh. Meskipun kadang-kadang ada anak-anak tidak berbakti, yang melupakan pengorbanan orang tua mereka, selalu menuntut, dan bahkan melawan dengan kekerasan kepadanya. Orang tua yang bijaksana harus tetap menjadi orangtua penyayang pemaaf, penuh kemurahan hati, selalu berpikiran bijak; serta selalu bersedia melakukan kewajiban-kewajiban mereka secara ikhlas. Kewajiban orangtua tidak akan berhenti sekalipun anak mereka telah berkeluarga meskipun sudah tentu kewajiban mereka tidak lagi sama seperti pada waktu anak mereka belum berkeluarga.

Cita-cita yang pasti terkandung dalam setiap nurani orang tua adalah mengusahakan sejak anaknya masih dalam kandungan sekalipun agar anaknya menjadi orang berguna dan terhormat. Dan lebih lagi, sebelum menutup mata nanti, ia ingin menyaksikan anak-anaknya hidup maju, damai, bahagia, serta melebihi atau paling tidak sama dengan dirinya. Terdapat lima kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap orang tua bagi anak-anaknya:

1. Berusaha menghindarkan anak-anak dari kejahatan. Sejak anak-anak belum bisa menyebutkan urutan satu sampai sepuluh dengan benar, mereka sudah harus belajar tentang kehidupan. Orang tua adalah guru pertama bagi mereka. Orangtua bukan orang lain mempunyai kewajiban untuk pertama kali mendidik anak-anaknya sendiri tentang moral. Mendidik supaya anak-anak malu dan takut berbuat jahat.

2. Mendorong anak-anak untuk berbuat baik.

Sifat-sifat baik yang dididikkan sejak kecil laksana benih ditanam di ladang yang baru dibuka. Di antara sekian banyak benih pasti ada yang tumbuh menjadi pohon subur yang sarat dengan buah. Orang tua tahu dengan pasti sifat-sifat baik apakah yang harus ditumbuhkan dalam diri anak. Beberapa yang paling penting akan saya sebutkan di sini; kasih sayang atau suka menolong, rukun, setia kawan, tanggung jawab, rajin, kreatif, jujur, bakti, taat pada agama, tegas, hemat, berani, dan percaya diri.

3. Memberikan pendidikan yang layak.

Setiap orang tua wajib mengusahakan agar anak-anaknya terlatih dalam ilmu pengetahuan dan keterampilan supaya kelak dapat bekerja sendiri. Membekali anak dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan adalah jauh lebih berharga ketimbang membiarkan anak bodoh tetapi memberikan harta cukup banyak. Orang tua harus sadar betapa beratnya hidup tanpa bekal pendidikan. Memang orangtua tidak mampu mengajar sendiri berbagai ilmu pengetahuan. Anak-anak harus menuntut ilmu di sekolah sampai semaksimal mungkin. tetapi, orang tua mempunyai kewajiban moral untuk menjelaskan kepada anak-anak tentang manfaat yang sangat besar dari ilmu pengetahuan bagi kehidupan mereka.

Hal yang tidak kalah pentingnya adalah pendidikan agama. Orangtua harus memberikan agama yang diyakininya kepada anak-anaknya. Orang tua harus mengajak dan sekaligus memberi contoh mengikuti ajaran-ajaran agama dengan tekun. Jangan membiarkan anak-anak mengaku beragama tetapi tidak mengerti apa yang harus dipatuhi. Sesungguhnya agama akan memberikan landasan moral yang cukup kokoh Menyerahkan warisan pada saat yang tepat.

Kewajiban orang tua dalam mendidik dan membimbing anak-anaknya menuntut suatu hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi, yaitu: contoh teladan. Seperti pada ungkapan berikut : "Lebih baik satu kali contoh dari pada lima kali nasihat". Selain faktor akibat karma dari kehidupan yang lalu, dan pengaruh-pengaruh lainnya seperti sikap orangtua akan memberi pengaruh yang cukup besar pada pribadi anak. Orang tua tidak bisa cuci-tangan atas kenakalan, kemerosotan, dan kehancuran moral anaknya. Selain diri sang anak sendiri, orang tua adalah orang yang paling ikut bertanggung jawab atas kepribadian anak. Untuk menunaikan kewajiban dengan sesempurna mungkin atas anak-anak permata hidupnya dan penerus generasi setiap orang tua harus mengerti dengan jelas tanpa keraguan sedikit pun tentang tugas yang harus dipenuhi. Berjuang keras memberikan suri teladan yang baik, dan berusaha mati-matian tidak memberikan contoh-contoh jelek dalam kehidupannya sehari-hari.

Benar-benar suatu kehidupan yang membawa berkah termulia bila setiap orang tua merawat, mendidik, dan menjaga anak-anaknya dengan tidak lengah. Demikian juga sebaliknya, suatu berkah termulia bagi setiap anak yang menghargai, merawat, dan membantu dengan penuh rasa cinta ibu serta ayah mereka masing-masing.