• Tidak ada hasil yang ditemukan

RUANG LINGKUP DAN METODE PSIKOLOGI

C. Ruang Lingkup Psikologi

Ruang lingkup psikologi begitu luas, kompleks, dan membangkitkan rasa ingin tahu. Gejalanya sangat bervariasi dan dapat diinterpretasikan dari berbagai perspektif disiplin ilmu. Secara garis besarnya psikologi dapat dibedakan ke dalam:

1. Psikologi Teoritis (pure phychologi) yang terdiri atas psikologi umum dan khusus. Psikologi umum ialah psikologi yang menyelidiki dan mempelajari kegiatan atau aktivitas psikis manusia pada umumnya yang dewasa, yang normal dan beradab (berkultur). Sedangkan psikologi khusus ialah psikologi yang mempelajari dan menyelidiki segi-segi kekhususan dari aktivitas psikis manusia. Hal-hal yang khusus yang menyimpang dari hal-hal yang umum dibicarakan dalam psikologi khusus. Psikologi khusus terbagi atas: a. Psikologi perkembangan, yang menguraikan

perkembangan aktivitas psikologi manusia sejak kecil hingga dewasa. Psikologi ini terbagi lagi ke dalam:

1) Psikologi anak

2) Psikologi remaja

3) Psikologi orang dewasa

4) Psikologi orang tua

b. Psikologi kepribadian, menguraikan struktur kepribadian manusia

c. Psikologi sosial, menguraikan aktivitas manusia dalam hubungannya dengan situasi-situasi sosial. d. Psikologi pendidikan, menguraikan dan menyelidiki

aktivitas manusia dalam situasi pendidikan.

e. Psikologi diferensial, menguraikan perbedaan-perbedaan individual.

f. Psikopatologi, menguraikan aktivitas manusia yang berjiwa abnormal.

2. Psikologi Praktis (applied phychologi), yang terdiri atas:

a. Psikodiagnostik, yang menguraikan, menyelidiki, dan mendiagnosis psikologi manusia.

b. Psikologi klinis, yang menyelidiki dan mengobati manusia yang mengalami masalah psikis.

c. Psikologi perusahaan, menguraikan, menyelidiki, dan membantu memperlancar dan mengembangkan kegiatan perusahaan.

d. Psikologi pendidikan, menguraikan, menyelidiki, dan membantu memperkembangkan dunia pendidikan.

Ruang lingkup psikologi ditinjau dari segi objek psikologinya dapat dibedakan menjadi dua golongan besar, yaitu:

a. Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari manusia.

b. Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari hewan yang umumnya lebih tegas disebut psikologi hewan. Pada tulisan ini yang akan dibahas ialah psikologi yang berobjekkan manusia, yang sampai pada waktu ini orang masih membedakan adanya psikologi yang bersifat umum dan psikologi yang khusus. Psikologi umum berusaha mencari dalil-dalil yang bersifat umum dari kegiatan-kegiatan atau aktivitas psikis. Psikologi umum memandang manusia seakan-akan terlepas dari manusia yang lain. Metode-metode psikologi berdasarkan renungan dan pengalaman-pengalaman didapatkan metode sebagai berikut:

a. Metode yang bersifat filosofis b. Metode yang bersifat empiris

Refleksi psikologi pada umumnya mempelajari tingkah laku manusia, atau ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala manusia. Ada juga psikologi yang menyelidiki hewan yang umumnya disebut psikologi hewan. Dengan ilmu psikologi manusia tidak ragu-ragu lagi mengubah cara hidup, tingkah laku dan pergaulan di dalam masyarakat.

Pada abad 17 filosof Perancis Rene Descartes berpendapat bahwa jiwa adalah akal atau kesadaran, sedangkan John Locke (dari Inggris) beranggapan bahwa jiwa adalah kumpulan idea yang disatukan melalui asosiasi. Sedangkan ilmuwan lain pada abad 18 mengaitkan jiwa dengan ilmu pengetahuan (faal), mereka berpendapat dengan jiwa yang dikaitkan dengan proses sensoris/motoris, yaitu pemrosesan rangsangan yang diterima oleh syaraf-syaraf indera (sensoris) di otak sampai terjadinya reaksi berupa gerak otot-otot (motorik).

Psikologi yang sebagian besar objek penelitiannya adalah mengenai manusia, membuat ilmu psikologi merupakan ilmu yang cukup rumit. Manusia sebagai makhluk hidup, merupakan makhluk yang lebih sempurna apabila dibandingkan dengan makhluk-makhluk hidup lainnya. Manusia sebagai makhluk hidup, merupakan makhluk yang dinamis dalam pengertian bahwa manusia dapat mengalami perubahan-perubahan dan perkembangan seiring dengan berjalannya waktu. Akibat dari unsur-unsur kehidupan yang ada pada manusia, menyebabkan manusia berkembang dan mengalami perubahan-perubahan, baik perubahan dalam segi fisiologis maupun perubahan dalam segi psikologis. Bagaimana manusia berkembang, dibicarakan dalam psikologi perkembangan. Menurut Walgito (2003:45) berbagai macam teori yang terdapat dalam psikologi perkembangan antara lain:

a. Teori Nativisme

Teori ini menyatakan bahwa perkembangan manusia itu akan ditentukan oleh faktor-faktor nativus, yaitu faktor-faktor keturunan yang merupakan Pembawaan individu sejak lahir. Teori ini dikemukakan oleh Schopenhouer. Dalam teori ini terdapat pandangan bahwa manusia telah ditentukan oleh sifat-sifat yang tidak dapat diubah, sehingga individu bergantung kepada sifat-sifat orangtuanya. Teori ini lebih jauh dapat menimbulkan pandangan bahwa pendidikan merupakan suatu usaha yang sia-sia.

b. Teori Empiris

Teori yang diungkapkan oleh John Locke ini menyatakan bahwa perkembangan individu akan ditentukan oleh empirisnya atau pengalaman-pengalamannya yang diperoleh selama perkembangan individu. Definisi pengalaman di sini termasuk juga pendidikan yang diterima oleh individu yang bersangkutan. Teori ini berpandangan bahwa keturunan atau pembawaan tidak mempunyai peranan.

c. Teori Konvergensi

Konvergensi merupakan aliran dalam psikologi modern. Teori ini dikemukakan oleh William Stern dimana dalam teori ini baik Pembawaan maupun pengalaman atau lingkungan mempunyai peranan yang penting di dalam perkembangan individu. Dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Stern, dinyatakan bahwa faktor pembawaan tidak menentukan secara mutlak, dengan kata lain pembawaan bukan satu-satunya faktor yang menentukan pribadi atau struktur kejiwaan seseorang. Dari berbagai macam teori perkembangan seperti yang telah disebutkan di atas, teori yang dikemukakan oleh William Stern yaitu teori konvergensi merupakan teori yang dapat

diterima oleh para ahli pada umumnya, dikarenakan teori tersebut merupakan gabungan dari dua teori sebelumnya.

Teori konvergensi yang dikemukakan oleh Stern menyatakan bahwa perkembangan individu dipengaruhi oleh pembawaan (teori nativisme) dan pengalaman atau lingkungan (teori empirisme), oleh karena itu teori yang dikemukakan oleh Stern merupakan salah satu hukum perkembangan individu. Dengan demikian jelas bahwa lingkungan dan pembawaan merupakan dua factor yang yang mendasari setiap tingkah laku seseorang. Tingkah laku dapat digambarkan sebagai perwujudan kedua faktor yang mempengaruhinya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang meneliti serta mempelajari tentang perilaku atau aktivitas-aktivitas yang merupakan manifestasi atau penjelmaan kehidupan jiwa itu. Dilihat dari sejarahnya, pada awalnya psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala jiwa. Akan tetapi, karena jiwa bersifat abstrak sehingga sulit dipelajari secara objektif dan karena jiwa termanifestasi dalam bentuk perilaku, maka dalam perkembangannya kemudian psikologi menjadi ilmu yang mempelajari perilaku.

d. Teori Psikologi

Ditinjau dari segi ilmu bahasa, kata psikologi berasal dari kata psyche yang diartikan jiwa dan kata logos yang berarti ilmu atau ilmu pengetahuan. Karena itu kata psikologi sering diartikan atau diterjemahkan dengan ilmu pengetahuan tentang jiwa atau disingkat dengan ilmu jiwa. Karena psikologi itu merupakan ilmu mengenai jiwa, maka persoalan yang pertama-tama timbul ialah apakah yang dimaksud dengan jiwa itu. Untuk memberi jawaban atas pertanyaan ini bukanlah merupakan hal yang mudah seperti

diperkirakan orang banyak. Ini telah dikemukakan oleh Dewantara dalam Walgito (2003:5) sebagai berikut :

Apakah yang dimaksud dengan 'jiwa' itu menurut pengajaran pengetahuan yang positif ? Pertanyaan itu tidak mudah dijawab, dan ini terbukti adanya macam-macam jawaban. Menurut riwayatnya ilmu psikologi, sejak zaman purba orang sudah membicarakan soal ini, soal yang tertua di dalam peradaban manusia.

Dengan pernyataan dari Ki Hadjar Dewantara ini dapat memberikan gambaran betapa sulitnya untuk memberi jawaban atas pertanyaan di atas. Jiwa sebagai kekuatan hidup atau sebab hidup telah pula dikemukakan oleh Aristoteles, yang memandang ilmu jiwa sebagai ilmu yang mempelajari gejala-gejala kehidupan. Jiwa dapat diartikan sebagai unsur kehidupan, karena itu tiap-tiap makhluk hidup mempunyai jiwa. Sekalipun jiwa itu tidak nampak, tetapi dapat dilihat keadaan-keadaan yang dapat dipandang sebagai gejala-gejala kehidupan kejiwaan.

Oleh karena itu, yang dapat dilihat dan diobservasi ialah perilaku atau aktivitas-aktivitas serta perkembangan yang merupakan manifestasi atau penjelmaan kehidupan jiwa tersebut. Karena itu psikologi merupakan suatu ilmu yang meneliti serta mempelajari tentang perilaku atau aktivitas-aktivitas serta perkembangan. Perilaku atau aktivitas-aktivitas yang dimaksud adalah dalam pengertian yang luas, yaitu meliputi perilaku yang nampak dan juga perilaku yang tidak menampak. Psikologi yang sebagian besar objek penelitiannya adalah mengenai manusia, membuat ilmu psikologi merupakan ilmu yang cukup rumit. Manusia sebagai makhluk hidup, merupakan makhluk yang lebih sempurna apabila dibandingkan dengan makhluk-makhluk hidup lainnya. Manusia sebagai makhluk hidup, merupakan makhluk yang dinamis dalam

pengertian bahwa manusia dapat mengalami perubahan-perubahan dan perkembangan seiring dengan berjalannya waktu. Akibat dari unsur-unsur kehidupan yang ada pada manusia, menyebabkan manusia berkembang dan mengalami perubahan-perubahan, baik perubahan dalam segi fisiologis maupun perubahan dalam segi psikologis. Bagaimana manusia berkembang, dibicarakan dalam psikologi perkembangan.