• Tidak ada hasil yang ditemukan

BANK-BANK LAIN

18. KEWAJIBAN SEGERA (lanjutan) LIABILITIES PAYABLE ON DEMAND (continued)

Berdasarkan instruksi Bank Indonesia (BI) melalui surat No. 1/425/UPwBI/AdWBI/Rahasia tanggal 12 Agustus 1999, BI memerintahkan kepada Bank untuk membuka rekening escrow. Dalam suratnya tersebut, BI juga meminta Bank untuk tidak mencairkan dana dalam rekening tersebut tanpa persetujuan BI dan meminta Bank untuk membuat laporan harian ke BI. Pada tanggal 16 Agustus 1999, BI melalui faksimili BI No. 1/70/UpwBI/AdWBI/Fax memerintahkan Bank untuk mengubah nama rekening escrow menjadi Bank Bali qq. PT Era Giat Prima.

Based on the instruction of Bank Indonesia (BI) through its letter No. 1/425/UpwBI/AdWBI/Rahasia dated 12 August 1999, BI instructed the Bank to open an escrow account. In its letter, BI also requested the Bank not to release the fund of that account without obtaining BI’s approval and asked the Bank to prepare daily report to BI. On 16 August 1999, BI through its facsimile No. 1/70/UpwBI/ AdWBI/Fax instructed the Bank to change the name of the escrow account to Bank Bali qq. PT Era Giat Prima.

Dana sejumlah Rp546,4 milyar diterima di rekening escrow Bank Bali qq. EGP dari tanggal 16 Agustus 1999 sampai dengan tanggal 19 Agustus 1999 (Catatan 17).

The funds amounting to Rp546.4 billion was received in the Bank Bali qq. EGP escrow account from 16 August 1999 to 19 August 1999 (Note 17).

Berdasarkan surat Korps Reserse Polri Direktorat Reserse Ekonomi No. R/126-B/IX/99/Serse Ek tanggal 9 September 1999, Kepolisian meminta pemblokiran atas rekening escrow Bank Bali qq. EGP.

Based on the letter of Korps Reserse Polri

Direktorat Reserse Ekonomi No.

R/126-B/IX/99/Serse Ek dated 9 September 1999, the Police froze the Bank Bali qq. EGP escrow account.

Pada tanggal 15 Oktober 1999, perjanjian pengalihan/cessie antara Bank dengan EGP dibatalkan dengan Surat Keputusan Ketua BPPN No. SK-423/BPPN/1099 (Catatan 17).

On 15 October 1999, the transfer/cessie

agreement between the Bank and EGP was cancelled by the Decision Letter of the Chairman of IBRA No. SK-423/ BPPN/1099 (Note 17).

Berdasarkan Surat Kejaksaan Agung (Kejagung) kepada Bank No. R-436/F/Fpk.1/11/1999 tanggal 8 Nopember 1999, Kejaksaan melaksanakan pemblokiran atas rekening escrow Bank Bali qq. EGP.

Based on the Letter of the Attorney General to the

Bank No. R-436/F/Fpk.1/11/1999 dated 8

November 1999, the Attorney General froze the Bank Bali qq. EGP escrow account.

Berdasarkan surat BI kepada Bank No. 1/48/DpwBI/ IDWBI/Rahasia tanggal 11 Nopember 1999, BI memberitahukan kepada Bank bahwa rekening escrow Bank Bali qq. EGP sudah tidak di bawah pengawasan BI terhitung sejak diblokir oleh pihak kepolisian.

Based on the letter of BI to the Bank No. 1/48/ DpwBI/IDWBI/Rahasia dated 11 November 1999, BI informed the Bank that the Bank Bali qq. EGP escrow account was no longer under the BI supervision since it was frozen by the police.

Kejaksaan telah melakukan penyitaan atas rekening tersebut pada tanggal 19 Nopember 1999 dan kemudian dititipkan kembali kepada Bank untuk disimpan.

The Attorney General has confiscated the above account on 19 November 1999 and deposited it back to the Bank for safekeeping.

Atas rekening escrow Bank Bali qq. EGP tersebut, pada tanggal 19 Juni 2002, melalui surat No. R-126/F/F.2.1/06/2002, Kejaksaan Agung Republik Indonesia telah meminta pengalihan dana tersebut ke bank pemerintah. Atas permintaan Kejaksaan tersebut, BPPN telah mengirim surat kepada Jaksa Agung No. Prog-2901/BPPN/0802 tanggal 22 Agustus 2002 yang pada intinya menyatakan agar Kejaksaan tidak mengalihkan dana dalam rekening escrow Bank Bali qq. EGP ke bank pemerintah.

On the Bank Bali qq. EGP escrow account, on 19 June 2002, through its letter No. R-126/F/F.2.1/ 06/2002, the Attorney General of the Republic of Indonesia had requested the transfer of the cessie funds to a government bank. Based on such request, IBRA had sent a letter to the Attorney General No. Prog-2901/BPPN/0802 dated 22 August 2002 which stated that the Attorney General should not transfer the fund from Bank Bali qq. EGP escrow account to a government bank.

kecuali data saham)

18. KEWAJIBAN SEGERA (lanjutan) 18. LIABILITIES PAYABLE ON DEMAND (continued)

Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan (Kejari) dalam suratnya No. B-631/0.1.14/Fu.1/06/2003 tanggal 12 Juni 2003, meminta kembali kepada Bank untuk mengalihkan dana yang ada dalam rekening escrow tersebut di atas ke rekening Kepala Kejari pada PT Bank Mandiri, Cabang Jakarta Sudirman Plaza Bapindo. Atas permintaan tersebut, Bank melalui suratnya No. 293/BP/DIR/VI/03 tertanggal 17 Juni 2003 dan BPPN melalui suratnya No. 5115/BPPN/ 0603 tanggal 19 Juni 2003, meminta Fatwa kepada Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA) atas pelaksanaan eksekusi terhadap rekening escrow tersebut. Mahkamah Agung Republik Indonesia dalam suratnya No. KMA/441/VI/2003 tanggal 25 Juni 2003 menyatakan bahwa pelaksanaan putusan pengadilan dalam perkara pidana yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap berdasarkan pasal 270 KUHAP dilakukan oleh Jaksa. Mahkamah Agung Republik Indonesia tidak dapat mencampuri masalah tersebut, karena ketentuan hukumnya telah menyebutkan dengan tegas dan jelas. Berkaitan dengan fatwa Mahkamah Agung RI tersebut, Bank melalui surat No. 313a/BP/DIR/VI/03 tanggal 27 Juni 2003 telah meminta arahan BPPN selaku pemegang saham mayoritas Bank.

In its letter No. B-631/0.1.14/Fu.1/06/2003 dated 12 June 2003, the South Jakarta District Attorney requested the Bank to transfer the fund in the escrow account to the account of the Head of District Attorney in PT Bank Mandiri, Jakarta Branch Sudirman Plaza Bapindo. With that request, the Bank through its letter No. 293/BP/DIR/VI/03 dated 17 June 2003 and IBRA through its letter No. 5115/BPPN/0603 dated 19 June 2003, requested a ruling from the Supreme Court of the Republic of Indonesia for the execution of the escrow account. The Supreme Court in its letter No. KMA/ 441/VI/2003 dated 25 June 2003 confirmed that the execution of the court decision in criminal cases which had a legal binding power based on the article 270 of KUHAP is done by the Attorney. The Supreme Court of the Republic of Indonesia could not interfere with the cases, as the law has been stated clearly and firmly. In relation to the Supreme Court’s ruling, the Bank through its letter No. 313a/BP/DIR/VI/03 dated 27 June 2003 requested IBRA’s guidance as a majority shareholder.

Berdasarkan surat No. PB-1083/BPPN/0703 tanggal 31 Juli 2003, BPPN pada intinya menyatakan bahwa hingga saat ini BPPN masih menunggu jawaban dari Mahkamah Agung atas surat BPPN yang memintakan fatwa dan perlindungan hukum Mahkamah Agung serta langkah-langkah selanjutnya. Bank diharapkan untuk berpedoman kepada pengarahan Ketua BPPN pada pertemuan di Kantor Menteri Koordinasi Bidang Perekonomian tanggal 29 Juli 2003.

Based on letter No. PB-1083/BPPN/0703 dated 31 July 2003, IBRA confirmed that up to the present date, IBRA was still waiting for the reply from the Supreme Court on IBRA’s letter which requested for a ruling and protection from the Supreme Court and the next steps to take. The Bank was also requested to follow the guidance of the Chairman of IBRA in the meeting at the office of Coordinating Minister for Economy dated 29 July 2003.

Mahkamah Agung dalam suratnya No. KMA/552/ VIII/2003 tanggal 7 Agustus 2003 kepada BPPN, menyatakan bahwa putusan MA terdahulu dalam surat No. 447K/TUN/2000 tanggal 4 Maret 2002 hanya terbatas pada segi formal yang berkaitan dengan yurisdiksi peradilan tata usaha negara untuk memeriksa dan mengadili perkara cessie dan tidak (belum) menyangkut materi atau pokok perkara (Catatan 54b) di mana perkara cessie hanya dapat dibatalkan secara hukum keperdataan. Mahkamah Agung juga menyatakan bahwa dari segi aspek perkara pidananya, telah dikeluarkan putusan dan memperoleh kekuatan hukum tetap. Dengan demikian, eksekusi atau pelaksanaannya dilakukan oleh Jaksa.

The Supreme Court in its letter No. KMA/552/VIII/ 2003 dated 7 August 2003 to IBRA, stated that the previous Supreme Court’s decision in its letter No. 447K/TUN/2000 dated 4 March 2002 was only limited to the formal aspect related to the jurisdiction of the State Administrative Court to review and to judge the cessie case and did not relate to the substance of the case (Note 54b) whereby the cessie case could only be cancelled by civil law. The Supreme Court stated that from the criminal aspect, the court’s decision had been issued and had a legal binding power. Therefore, the execution and implementation were done by the Attorney.

18. KEWAJIBAN SEGERA (lanjutan) 18. LIABILITIES PAYABLE ON DEMAND (continued)

Pada tanggal 2 Maret 2004, Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan melalui suratnya No. B239/01.14/ Fu.1/03/2004 telah mengundang Bank untuk membahas pelaksanaan eksekusi atas rekening

escrow Bank Bali qq. EGP. Atas undangan

tersebut, Bank bersama-sama konsultan hukum menghadiri undangan tersebut dan sekaligus menyampaikan surat jawaban dari konsultan hukum yang pada intinya menolak pelaksanaan eksekusi atas rekening escrow Bank Bali qq. EGP dengan alasan:

On 2 March 2004, the South Jakarta District Court through its letter No. B-239/01.14/Fu.1/03/2004 invited the Bank to discuss the execution of Bank Bali qq. EGP escrow account. In conjunction with that invitation, the Bank together with its legal counsel attended that invitation and also submitted the reply letter from legal counsel which basically rejected the execution of Bank Bali qq. EGP escrow account with the following reasons:

1. Perjanjian pengalihan/cessie telah dibatalkan oleh BPPN berdasarkan Keputusan Ketua BPPN No. SK-423/BPPN/1099 tanggal 15 Oktober 1999.

1. Transfer/cessie agreement had been

cancelled by IBRA based on the Decision Letter of the Chairman of IBRA No. SK-423/BPPN/1099 dated 15 October 1999.

2. Pembatalan perjanjian pengalihan/cessie dilakukan oleh BPPN berdasarkan kewenangan yang dimilikinya berdasarkan ketentuan yang berlaku.

2. The cancellation of transfer/cessie agreement was conducted by IBRA based on its authority under the prevailing regulations.

3. Keputusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 447 K/TUN/2000 tanggal 4 Maret 2002 telah memperkuat keputusan BPPN yang telah membatalkan Perjanjian pengalihan/ cessie.

3. The decision of the Supreme Court of the Republic of Indonesia No. 447 K/TUN/2000 dated 4 March 2002 supported the IBRA’s decision which cancelled the transfer/cessie agreement.

Pada tanggal 27 April 2004, Bank melalui kuasa hukumnya menerima Surat Pemberitahuan Isi Putusan Mahkamah Agung No.)3025 K/Pdt/2001 tentang isi putusan Mahkamah Agung tertanggal 8 Maret 2004 dalam perkara antara EGP dan Bank yang inti putusannya adalah (i) membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Jakarta tanggal 23 Maret 2001 No. 487/PDT/2000/PT.DKI yang menguatkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 448/Pdt.G/1999/PN.JAK.SEL tanggal 18 April 2000, dan; (ii) menyatakan bahwa dana pada Bank, Escrow Account No. 0999.045197 atas nama Bank Bali qq. PT Era Giat Prima sebesar Rp546.466 adalah milik Bank.

On 27 April 2004, the Bank through its legal counsel received the Announcement Letter of Supreme Court’s Decision No. 3025 K/Pdt/2001 regarding the contents of Supreme Court’s decision dated 8 March 2004, on cases between EGP and the Bank where in substance the decisions were (i) cancelling the Jakarta High Court’s decision, dated 23 March 2001 No. 487/PDT/2000/PT.DKI which supported the South Jakarta District Court’s decision No. 448/ Pdt.G/1999/PN.JAK.SEL dated 18 April 2000, and; (ii) stating that the funds in the Bank’s Escrow Account No. 0999.045197 in the name of Bank Bali qq. PT Era Giat Prima amounting to Rp546,466 were belong to the Bank.

kecuali data saham)

18. KEWAJIBAN SEGERA (lanjutan) 18. LIABILITIES PAYABLE ON DEMAND (continued)

Atas putusan Mahkamah Agung ini dan merujuk juga kepada Surat MA No. KMA/507/VII/2004 tanggal 28.Juli 2004 perihal Permohonan Fatwa Atas Eksekusi Putusan Mahkamah Agung yang menyatakan antara lain “bahwa oleh karena itu dana sebesar Rp546.466 milik PT Bank Bali Tbk tersebut tetap dimiliki dan dikuasai oleh PT Bank Bali Tbk”, maka pada tanggal 12 Agustus 2004 Bank melalui kuasa hukumnya mengajukan surat permohonan

No. Ref 20/Per-PN.Jkt.Sel/VIII/2004/46 kepada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mengenai pelaksanaan (eksekusi) isi putusan tersebut. Terhadap surat permohonan ini, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan melalui suratnya No. W7-Dd.HT.04.10.012508 tanggal 23 Agustus 2004 menegaskan bahwa putusan tersebut telah berkekuatan hukum tetap sehingga harus dipatuhi oleh kedua belah pihak yang berperkara. Berdasarkan keputusan Mahkamah Agung tersebut di atas dan putusan peninjauan kembali No. 59 PK/Pdt/2006 tanggal 29 Mei 2007, Bank akan menindaklanjuti keputusan tersebut sesuai ketentuan hukum yang berlaku (Catatan 17 dan 54b).

According to this Supreme Court’s decision and referring the Supreme Court’s Letter No. KMA/ 507/VII/2004 dated 28 July 2004 regarding the Request for Ruling on the Execution of the Supreme Court’s Decision which stated among others “that consequently the funds amounting to Rp546,466 belong to PT Bank Bali Tbk is still owned and controlled by PT Bank Bali Tbk”, then on 12 August 2004, the Bank through its legal

counsel submitted a request letter No.

Ref 20/Per-PN.Jkt.Sel/VIII/ 2004/46 to the South Jakarta District Court concerning the execution of the Court’s decision. The South Jakarta District Court through its letter No. W7-Dd.HT.04.10.012508 dated 23 August 2004 confirmed that the Court’s decision has a legal binding power; as such, it must be obeyed by both conflicting parties. Based on the Supreme Court’s decision above and judicial review verdict No. 59 PK/Pdt/2006 dated 29 May 2007, the Bank will follow up these decisions in accordance with the prevailing laws and regulations (Notes 17 and 54b).

Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan (Kejari) melalui surat No. B-2829/0.1.14/Ft/12/2008 tanggal 11.Desember 2008 kembali meminta kepada Bank untuk mengalihkan dana yang ada dalam rekening escrow ke rekening Kejari pada PT Bank BNI Tbk. Atas permintaan tersebut, pada tanggal 22 Januari 2009 Bank mengirimkan surat kepada Kejari yang pada intinya meminta agar dana rekening escrow tetap berada di Bank.

The South Jakarta District Attorney (Kejari) through its letter No. B-2829/0.1.14/Ft/12/2008 dated 11 December 2008, requested the Bank to transfer the funds in the escrow account to its

account with PTBank BNI Tbk. As the response to

that letter, on 22 January 2009 the Bank submitted a letter to Kejari which basically requested that the fund in the escrow account is kept and maintained in the Bank.

Pada tanggal 27 Januari 2009, Bank mengirimkan surat kepada Menteri Keuangan Republik Indonesia yang pada intinya memohon perlindungan hukum dan kepastian hukum dari Menteri Keuangan berkaitan dengan kepemilikan rekening escrow, dengan pertimbangan bahwa Bank adalah pemilik sah dari dana rekening

escrow sebagaimana yang dinyatakan dalam

putusan Mahkamah Agung mengenai perkara perdata yang telah diputus dalam tingkat Peninjauan Kembali, fatwa Mahkamah Agung dan putusan Mahkamah Agung di tingkat Peninjauan Kembali atas putusan Pengadilan Tata Usaha Negara yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap (Catatan 54b). Menteri Keuangan dalam suratnya tanggal 29 April 2009 menyampaikan bahwa Menteri Keuangan berpedoman pada putusan Mahkamah Agung dalam perkara perdata dan tata usaha negara sebagaimana tersebut di atas.

On 27 January 2009, the Bank submitted a letter to the Minister of Finance which requested legal protection and legal certainty on the escrow account, with the consideration that the Bank is the legal owner of the fund in the escrow account as stated in the decision of the Supreme Court regarding the judicial review verdict on civil case, fatwa of the Supreme Court and the judicial review verdict from the Supreme Court on the decision of State Administration Court, wherein all decisions have permanent legal binding (Note 54b). In the letter dated 29 April 2009, the Minister of Finance stated that they follow the guidance as decided by the Supreme Court on civil and state administration cases as mentioned above.

18. KEWAJIBAN SEGERA (lanjutan) 18. LIABILITIES PAYABLE ON DEMAND (continued)

Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan (“Kejari”) melalui surat No. B-1668/0.1.14/Ft/06/2009 tanggal 15 Juni 2009 menyampaikan bahwa sehubungan dengan Putusan Peninjauan Kembali (“PK”) Mahkamah Agung Republik Indonesia atas perkara pidana Joko S. Tjandra, yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, maka Kejari akan melaksanakan eksekusi barang bukti berupa dana dalam rekening escrow dengan cara menyetorkan ke Kas Negara. Eksekusi tersebut telah dilaksanakan berdasarkan Berita Acara Pelaksanaan Putusan Pengadilan tanggal 29.Juni 2009 (Catatan 17).

The South Jakarta District Attorney (Kejari) through its letter No. B-1668/0.1.14/Ft/06/2009

dated 15 June. 2009 informed the Bank that in

connection with the decision of Judicial Review (PK) of criminal case of Joko S. Tjandra, which have been final and legally binding, Kejari will execute the evidence of the funds in the escrow account by transferring the balance to State Treasury. The execution has been done based on Berita Acara Pelaksanaan Putusan Pengadilan dated 29 June 2009 (Note 17).

Manajemen berkeyakinan bahwa Bank adalah pemilik sah dari dana rekening escrow berdasarkan keputusan Mahkamah Agung dalam perkara perdata dan tata usaha negara yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap (in kracht) dan oleh karenanya, Bank akan mengupayakan pengembalian dana tersebut.

Management believes that the Bank is the rightful owner of the funds based on decisions of

the Supreme Court on civil and state

administration cases which have been final and legally binding (in kracht) and, therefore, the Bank will take necessary actions for the return of the funds.

19. GIRO 19. DEMAND DEPOSITS

Akun ini terdiri dari: This account consists of the followings:

2010 2009 Valuta Asing/ Valuta Asing/ Rupiah/ Rupiah Foreign Currencies Jumlah/ Total Rupiah/ Rupiah Foreign Currencies Jumlah/ Total

Pihak ketiga 7.876.931 3.550.220 11.427.151 5.392.320 2.698.417 8.090.737 Third parties

Pihak yang mempunyai

hubungan istimewa 1.104.931 212.079 1.317.010 763.524 225.099 988.623 Related parties

Jumlah 8.981.862 3.762.299 12.744.161 6.155.844 2.923.516 9.079.360 Total

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang memiliki saldo giro pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 adalah PT Astra International Tbk/”AI”, perusahaan-perusahaan dalam kelompok AI dan Standard Chartered Bank (pemegang saham - Catatan 29) dan karyawan kunci dari Bank.

The related parties who had demand deposits at the Bank as of 30 September 2010 and 2009 were PT Astra International Tbk/“AI”, companies under the group of AI and Standard Chartered Bank (shareholders - Note 29) and key management personnel of the Bank.

kecuali data saham)

19. GIRO (lanjutan) 19. DEMAND DEPOSITS (continued)

Giro yang diblokir, yang umumnya digunakan untuk jaminan atas fasilitas kredit yang diberikan oleh Bank dan transaksi lainnya dengan Bank adalah sebagai berikut:

Demand deposits blocked, which were usually used as collateral for credit facilities extended by the Bank and other transactions with the Bank were as follows:

2010 2009

Rupiah 183.550 95.657 Rupiah

Dolar Amerika Serikat 57.599 44.226 United States Dollar

Yen Jepang 9.084 1.768 Japanese Yen

Euro 20.200 1.513 Euro

Dolar Singapura 3.422 1.045 Singapore Dollar

Poundsterling Inggris 137 - British Poundsterling

Jumlah 273.992 144.209 Total

Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, giro yang diblokir yang berasal dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa masing-masing sebesar 3,48% dan 3,57% dari jumlah giro yang diblokir.

As of 30 September 2010 and 2009, demand deposits blocked from related parties amounted to 3.48% dan 3.57% of the total demand deposits blocked, respectively.

Giro wadiah yang dikelola oleh unit usaha Syariah masing-masing sebesar Rp361.369 dan Rp290.926 pada tanggal 30 September 2010 dan 2009.

Wadiah demand deposits managed by the Bank’s Sharia business unit amounted to Rp361,369 and Rp290,926 as of 30 September 2010 and 2009, respectively.

Tingkat suku bunga efektif rata-rata tertimbang setahun giro adalah sebagai berikut:

Weighted average effective interest rates per annum of demand deposits were as follows:

2010 2009

Rupiah 2,98% 2,77% Rupiah

Valuta asing 0,60% 1,09% Foreign currencies

20. TABUNGAN 20. SAVINGS

Akun ini terdiri dari: This account consists of the followings:

2010 2009

Rupiah Rupiah

Permata Tabungan 6.794.536 6.690.607 Permata Saving

Permata Tabungan Bebas 3.359.016 656.217 Permata Free Saving

Permata Payroll 478.552 397.333 Permata Payroll

Permata Tabungan Bintang 106.107 34.726 Permata Star Saving

Permata Karyawan 90.991 77.091 Permata Employee

Permata Pendidikan 74.485 89.564 Permata Education

Permata Rancang Dana 28.296 75.802 Permata Fund Design

Permata Tabungan Utama 33.996 40.515 Permata Saving Primer

Tabungan Mudharabah

(Syariah) 433.262 232.627

Mudharabah (Sharia) Saving

11.399.241 8.294.482

Valuta Asing Foreign Currencies

Permata Tabungan 652.348 332.724 Permata Saving

Tabungan Mudharabah (Syariah) 115.154 19.671 Mudharabah (Sharia) Saving 767.502 352.395 Jumlah 12.166.743 8.646.877 Total

20. TABUNGAN (lanjutan) 20. SAVINGS (continued)

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 adalah perusahaan dalam kelompok PT Astra International Tbk (pemegang saham – Catatan 29) dan karyawan kunci dari Bank dengan saldo masing-masing berjumlah Rp58.180 dan Rp29.799.

The related parties on 30 September 2010 and 2009 were a company under the group of PT Astra International Tbk (a shareholder – Note 29) and key management personnel of the Bank with balance amounted to Rp58,180 and Rp29,799, respectively.

Tabungan umumnya diblokir karena adanya program untuk produk tabungan tertentu, program bundling antara kartu kredit dengan produk tabungan tertentu dan sebagai jaminan pelunasan KPR. Tabungan yang diblokir adalah sebagai berikut:

Savings were generally blocked because of program on certain saving accounts, the bundling program between the credit card and certain saving products and as the collaterals of housing loans. Savings blocked were as follows:

2010 2009

Rupiah 82.931 52.642 Rupiah

Dolar Amerika Serikat 2.214 572 United States Dollar

Jumlah 85.145 53.214 Total

Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, tabungan yang diblokir yang berasal dari pihak yang

Dokumen terkait