• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DASAR TEORI

K. Konsep Gaya

1. Kinematika

Kecepatan-posisi terbedakan 12E Percepatan yang dibeda-bedakan

dari kecepatannya

13D

Percepatan konstan pada:

Lintasan parabola 15E Kelajuan yang berubah 16B Penjumlahan vektor kecepatan 4E 2. Hk. 1 Newton

(First Law)

Tanpa adanya gaya 2B Arah kecepatan yang tetap 17B Kelajuan konstan 18A Dengan menghilangkan gaya

yang bekerja

20C

3. Hk. 2 Newton (Second Law)

Impuls gaya 3B, 7E Gaya yang konstan secara tidak

langsung menyatakan percepatannya konstan

15E, 16B

4. Hk. 3 Newton (Third Law)

Gaya untuk impuls gaya 5E Untuk gaya yang diberikan terus

menerus 7A 5. Prinsip Superposisi (Superposition Principle) Penjumlahan vektor 11B Menghilangkan gaya yang

bekerja

No Konsep Item

6. Macam macam gaya (Kinds of Force)

Sentuhan pada benda padat: Pasif

Impuls

Gesekan yang berlawanan dengan gerakannya

6B, D 8C 19C

Bekerja pada fluida: Hambatan udara Tekanan udara

14D 6D Gravitasi

Percepatan tidak dipengaruhi berat benda

Lintasan parabola

6B,D,10C,14D

1C 9B

Semua konsep dalam Tabel II.1 merupakan konsep gaya yang

esensial/penting dan di bagi dalam enam dimensi konseptual. Keenamnya

dibutuhkan untuk konsep yang utuh. Selain disajikan konsep-konsep yang

esensial dan jawaban dari soal-soalnya, juga disajikan miskonsepsi yang

sering terjadi pada siswa saat menjawab soal-soal tentang konsep gaya.

Hal tersebut disajikan dalam tabel II.2.

Tabel II. 2. Mikonsepsi yang sering muncul dalam FCI

No Konsep Kode Miskonsepsi Item 1. Kinematika

(Kinematics)

K1 Tidak dapat mebedakan posisi- kecepatan

12B, 12C, 12D

K2 Tidak dapat mebedakan kecepatan-percepatan

12A, 13B, 13C

K3 Komponen kecepatan tidak diuraikan secara vektor

4C, 14B, 20D

2. Dorongan (impetus)

I1 Gaya dorong oleh “

Pukulan” 14A

I2 Kehilangan/ menerima dorongan aslinya

No Konsep Kode Miskonsepsi Item 15A, 17A I3 Menghilangnya dorongan 9C, 17C, 18C, 20B I4 Terjadinya dorongan yang berubah perlahan- lahan

3D, 15D, 20E

I5 Dorongan dengan arah melingkar 2A 3. Gaya Aktif (Active Force) AF1 Hanya perantara/peralatan yang aktif menyebabkan gaya

5B, 6B, 7D,

8A, 14A

AF2 Gerakan yang menyatakan bahwa terdapat gaya aktif pada benda

20A

AF3 Tidak ada gerak menyatakan tidak ada gaya

6E

AF4 Kecepatan sebanding dengan gaya yang digunakan

16A, 19A

AF5 Percepatan menyatakan bertambahnya gaya

10B

AF6 Gaya menyebabkan percepatan menuju ke pusat kecepatan.

10A, 16D

AF7 Gaya aktif yang bekerja menurun. 16C, 16E 4. Pasangan aksi/reaksi (Action/Reaction Pairs)

AR1 Massa yang lebih besar menyatakan gaya yang lebih besar

5D

AR2 Perantara/peralatan yang aktif menghasilkan gaya yang lebih besar

5D, 7C

5. Rangkaian yang mempengaruhi (Concantenation of Influences)

CI1 Gaya yang besar

menentukan arah gerak

9A, 11A

CI2 Gabungan gaya

menentukan arah gerak

2C, 4B, 11C,

No Konsep Kode Miskonsepsi Item CI3 Gaya akhir untuk

menentukan/ menetapkan penentuan gerak 3A, 4B, 15B, 17C 6. Beberapa pengaruh dalam gerak Hambatan Gravitasi (Other Influences on Motion) CF Gaya Centrifugal 2C, 2D, 2E

Ob Adanya hambatan 6A, 7E

R1 Besar massa

menyebabkan benda berhenti bergerak

20A, 20B

R2 Gaya yang mengatasi hambatan sehingga benda bergerak 19B, 19D R3 Hambatan yang berlawanan dengan gaya 19E

G1 Adanya tekanan udara dan gravitasi

6C, 10E

G2 Gravitasi untuk massa 10D

G3 Benda yang lebih berat jatuh lebih cepat

1E G4 Pertambahan gravitasi sebanding dengan kecepatan jatuhnya benda 10B G5 Gravitasi bekerja setelah benda dikenai dorongan

9D

J. Calon Guru

Orang-orang yang masuk atau memlilih jurusan pendidikan saat

memasuki jenjang perkuliahan bisa disebut seorang calon guru karena

mereka disiapkan untuk mengajar di dunia pendidikan di beberapa jenjang

sekolah di Indonesia. Dibangku perkuliahan, para calon guru belajar

dengan jurusan yang diambil, misalnya pendidikan Fisika, mahasiswa

akan belajar tentang materi Fisika yang akan di ajarkan di sekolah dan

mendalaminya.

Seorang calon guru hanya dapat melaksanakan tugasnya dengan

baik jika memperoleh jawaban yang jelas dan benar tentang apa yang

dimaksud pendidikan. Jawaban yang benar tentang pendidikan diperoleh

melalui pemahaman terhadap unsur-unsurnya, konsep dasar yang

melandasinya, dan wujud pendidikan sebagi sistem.

Untuk pelajaran Fisika, kritik terhadap para guru fisika baru atau

calon guru adalah mereka kurang kompoten sebagai guru, yaitu (1) kurang

menguasai bahan fisika, dan (2) kurang mampu mengajarkan bahan itu

kepada siswa dengan tepat, menarik dan efektif (Suparno Paul, 2007).

K. Konsep Gaya 1. Kinematika

Kinematika adalah suatu konsep tentang gerakan. Berisi

pembahasan tentang gerakan benda tanpa mempertimbangkan

penyebab gerakan tersebut. Dalam kinematika ada beberapa konsep

yang mendukung, tetapi yang akan dibahas sesuai dengan yang

disajikan pada Tabel II.1.

a. Kelajuan dan Kecepatan Sesaat

Kelajuan didefinisikan sebagai cepat rambatnya perubahan

kecepatan didefinisikan sebagai cepat lambatnya perubahan

kedudukan benda terhadap waktu (Bob Foster, 2004). Kelajuan

merupakan besaran skalar, sehingga tidak perlu tahu arah gerak

benda tersebut. Kecepatan merupakan besaran vektor, sehingga

harus tahu arah gerak benda tersebut.

Setelah mengetahui definisi kelajuan dan kecepatan secara

umum, maka akan dipersempit lagi menjadi kelajuan sesaat dan

kecepatan sesaat. Kecepatan sesaat adalah sebuah benda yang

sedang bergerak didefinisikan sebagai kecepatan rata-rata untuk

selang waktu Δt yang mendekati nol (Marthen Kanginan, 2006). Sedangkan kelajuan sesaat adalah besarnya kecepatan sesaat (Bob

Fster, 2004).

b. Percepatan

Sebuah benda yang sedang bergerak terkadang mengubah

kecepatannya sehingga dikatakan benda tersebut dipercepat atau

diperlambat. Percepatan bertanda positif jika kecepatan

bertambah, dan negatif jika kecepatan benda berkurang (disebut

juga perlambatan). Percepatan didefinisikan sebagai perubahan

kecepatan dibagi dengan perubahan waktu (Foster Bob, 2004).

�̅ = � − � = ∆�

Besaran ā adalah vektor, karena diperoleh dari pembagian sebuah vektor Δv dengan skalar Δt. Jadi percepatan juga

besarnya adalah |∆�

∆ |. Besar percepatan ini dinyatakan dalam

satuan kecepatan dibagi oleh satuan waktu, misalnya m/s2.

Besaran ā pada persamaan di atas disebut percepatan rata- rata karena tidak dijelaskan apa-apa tentang perubahan kecepatan

terhadap waktu dalam selang Δt, yang diketahui hanyalah

perubahan kecepatan netto dan selang waktu totalnya. Jika

perubahan kecepatan (vektor) dibagi selang waktunya, ∆�

∆ , ternyata

konstan, tidak bergantung kepada selang waktu pengukuran

percepatan, maka kita peroleh percepatan konstan. Percepatan

konstan berarti perubahan kecepatan terhadap waktu seragam,

baik besar maupun arahnya. Jika tidak ada perubahan kecepatan,

artinya jika kecepatan konstan, baik besar maupun arahnya, maka

Δv sama dengan nol untuk setiap selang waktu dan percepatannya

juga sama dengan nol.

Jika percepatan rata-rata yang diukur dalam berbagai selang

waktu ternyata tidak konstan, maka dikatakan bahwa benda

mengalami percepatan yang berubah. Percepatan dapat berubah

besarnya, arahnya atau kedua-duanya. Dalam hal ini kita perlu

mengetahui percepatan pertikel dalam suatu saat sembarang, yang

disebut sebagai percepatan sesaat (Haliday, 1985).

Salah satu contoh gerak lengkung dengan percepatan

konstan adalah gerak peluru (proyektil). Gerak ini adalah gerak

misalnya gerak bola pada permainan kasti. Kita anggap bahwa

pengaruh gesekan udara terhadap gerak ini dapat diabaikan.

Gerak peluru yang sering disebut juga gerak parabola

adalah gerak dengan percepatan konstan g yang berarah ke bawah,

dan tidak ada komponen percepatan dalam arah horizontal.

c. Penjumlahan Vektor Kecepatan

Kecepatan tidak hanya mengacu pada seberapa cepat

sesuatu bergerak tetapi juga arahnya. Besaran seperti kecepatan

yang memiliki arah dan besar merupakan suatu besaran vektor.

Ada dua kecepatan, yaitu kecepatan rata-rata dan kecepatan

sesaat.

1. Kecepatan rata-rata

Kecepatan rata-rata didefinisikan sebagai hasil bagi

perpindahan dengan selang waktu tempuhnya (Marthen

Kanginan, 2006). Untuk gerak lurus satu dimensi, maka

persamaan kecepatan rata-rata yaitu:

�̅ = ∆∆ =

Dalam gerak dalam bidang (dua dimensi) definisinya

tetap, hanya ∆ diganti dengan vektor posisi ∆ .

dengan adalah posisi pada = dan adalah posisi pada

= .

Bentuk konponen dari kecepatan rata-rata �̅ kita peroleh dengan mensubstitusi ∆ dengan ∆ + ∆ ke dalam persamaan di atas. �̅ = ∆ + ∆ = ∆∆ + �̅ = �̅ + �̅ dengan �̅ = ∆ = − �� �̅ = ∆ = − 2. Kecepatan sesaat

Kecepatan sesaat didefinisikan sebagai kecepatan rata-

rata untuk selang waktu ∆ yang mendekati nol (Marthen Kanginan, 2006).

Untuk kecepatan sesaat gerak pada bidang (dua dimensi),

dinyatakan:

� = �

Bentuk komponen dari kecepatan sesaat � kita peroleh dengan mensubstitusi = + dalam Persamaan di atas,

� = � + =�� + � = � + � dengan � =� � �� � = � �

Dokumen terkait