• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.2 Kinerja Berbasis Pasar

Kinerja merupakan ukuran subjektif dari seberapa baik suatu perusahaan dapat menggunakan aset untuk berbagai jenis usaha dan menghasilkan pendapatan. Beberapa aspek kinerja tidak dapat diamati secara langsung, namun aspek-aspek ini memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap kondisi ekonomi perusahaan. Sementara itu, pemegang saham mengukur kinerja perusahaan berdasarkan keuntungan atau profit yang dihasilkan bank untuk kepentingan dirinya sendiri.

Keuntungan yang diterima oleh pemegang saham disebut dengan tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return). Tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor mengacu pada tingkat pengembalian rata-rata. Apabila harga saham mengalami kenaikan atau penurunan, maka tingkat pengembalian atau imbal hasil yang diterima investor juga menjadi tinggi atau rendah.

Penciptaan nilai bagi investor dapat terjadi apabila return on equity (ROE) melebihi cost of equity (COE).ROE merupakan salah satu acuan yang digunakan untuk mengukur profitabilitas bank dan mencerminkan tingkat pengembalian

kepada para pemegang saham. Semakin tinggi imbal hasil yang diterima pemegang saham, maka semakin baik kinerja bank karena laba yang ditahan oleh bank semakin besar sehingga bank dapat membayar dividen yang lebih besar kepada pemegang saham ketika profit semakin tinggi.

Di sisi lain, tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor merupakan beban ekuitas atau cost of equity bagi pihak bank. Biaya ekuitas adalah tingkat suku bunga yang digunakan oleh pasar saham untuk menghitung nilai saham suatu bank dan ini merupakan biaya kesempatan bagi para pemegang saham untuk berinvestasi pada saham lain yang diperdagangkan di bursa efek. Dengan kata lain, penciptaan nilai bagi investor dapat terjadi apabila nilai pasar melebihi nilai intrinsik ekuitas.

Penilaian kinerja perlu dilakukan untuk beberapa alasan, misalnya bagi pengambil kebijakan, hasil penilaian kinerja dapat digunakan untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi dan mencari solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Pemegang saham juga perlu menentukan apakah mereka harus menjual atau membeli saham dari berbagai bank berdasarkan kinerja keuangan masing-masing bank. Sedangkan bagi analis investasi, penilaian kinerja merupakan suatu sarana untuk memberikan nasihat kepada investor dalam berinvestasi. Bank juga melakukan evaluasi kinerjanya untuk menilai apakah keputusan manajemen yang diambil pada periode sebelumnya memberikan dampak bagi kinerja bank dan melakukan perubahan yang terkait sehingga masalah-masalah yang ada dapat dihindari terutama masalah keuangan. (Jeff Madura 2006 : 593)

Banyak ukuran atau index yang dapat digunakan untuk menilai seberapa baik kinerja suatu bank. Misalnya dengan melihat kepada neraca (balance sheet) maupun laporan laba rugi (income statement) bank. Selain itu, kinerja bank dapat diukur melalui rasio keuangan, nilai Tobin’s Q maupun market to book ratio.

2.1.2.1 Rasio Keuangan

Rasio Keuangan atau Financial Ratio merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan aliran kas). Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain.

Analisis rasio dapat digunakan untuk membimbing investor dan kreditor untuk membuat keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek pada masa datang. Salah satu cara pemrosesan dan penginterpretasian informasi akuntansi, yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu dengan angka yang lain dari suatu laporan keuangan.

Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang telah ada sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu, analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai risiko dan peluang pada masa yang akan datang. Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam laporan keuangan yang tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat

memberikan kesimpulan yang berarti dalam penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan. Tetapi bila hanya memperhatikan satu alat rasio saja tidaklah cukup, sehingga harus dilakukan pula analisis persaingan-persaingan yang sedang dihadapi oleh manajemen perusahaan dalam industri yang lebih luas, dan dikombinasikan dengan analisis kualitatif atas bisnis dan industri manufaktur, analisis kualitatif, serta penelitian-penelitian industri.

Setidaknya ada 3 jenis rasio yang biasa digunakan dalam mengukur kinerja keuangan suatu bank. Adapun rasio yang dimaksud adalah rasio solvabilitas (kecukupan modal), rasio profitabilitas, dan rasio likuiditas. Penilaian keputusan berinvestasi dalam pasar modal dan menilai sehat atau tidaknya suatu bank, biasanya dinilai dari kinerja keuangan bank bersangkutan yang tercermin dalam laporan keuangan dan rasio keuangan. Jenis-jenis rasio keuangan tersebut adalah :

1. Rasio solvabilitas

Analisis solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan, alat pengukuran besar kecilnya kekayaan bank tersebut yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya, dan dengan modal yang mencukupi, memungkinkan manajemen bank yang bersangkutan untuk bekerja dengan efisiensi yang tinggi, seperti yang dikehendaki oleh para pemilik modal pada bank tersebut. Beberapa rasio ini antara lain Rasio Total Hutang terhadap Modal sendiri, Total Hutang terhadap Total Asset, TIE (Time Interest Earned)

2. Rasio profitabilitas

Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan keuntungan selama periode tertentu. Rasio ini antara lain GPM (Gross Profit Margin), OPM (Operating Profit Margin), NPM (Net Profit Margin), ROA (Return to Total Asset), ROE (Return On Equity). 3. Rasio likuiditas

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menjamin kewajiban-kewajiban lancarnya. Suatu bank dikatakan likuid apabila bank yang bersangkutan dapat memenuhi kewajiban utang-utangnya, dapat membayar kembali semua depositonya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan. Rasio ini antara lain Rasio Kas (cash ratio), Rasio Cepat (quick ratio), Rasio Lancar (current ratio)

2.1.2.2 Nilai Tobin’s Q

Selain menggunakan rasio keuangan, bank juga dapat menggunakan nilai Tobin’s Q untuk mengukur kinerjanya. Tobin’s Q ditemukan oleh seorang pemenang hadiah nobel dari Amerika Serikat yaitu James Tobin. Tobin’s Q adalah perbandingan antara nilai pasar perusahaan dengan nilai buku total aktiva. Rumus nilai Tobin’s Q dapat dituliskan sebagai berikut:

Tobin’s Q =

Jadi semakin besar nilai Tobin’s Q menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Hal ini dapat terjadi karena semakin besar nilai pasar aset perusahaan dibandingkan dengan nilai buku aset perusahaan maka semakin besar kerelaan investor untuk mengeluarkan pengorbanan yang lebih untuk memiliki perusahaan tersebut (Permanasari : 2010)

2.1.2.3 Market to Book Ratio

Salah satu ukuran untuk mengukur performance atau kinerja bank adalah dengan menggunakan Market-to-Book Ratio / M/B ratio (rasio nilai pasar dengan nilai buku) adalah rasio nilai pasar ekuitas saham perusahaan dengan nilai akuntansi ekuitas itu. Bila market-to-book ratio relatif tinggi dibandingkan rata-rata industri maka hal itu menunjukkan bahwa perusahaan dapat lebih efisien menggunakan asetnya untuk menciptakan nilai.

M/B ratio =

Dokumen terkait