• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

5. Kinerja guru

Kesan terhadap pembelajaran Aktivitas siswa selama pembelajaran Hasil belajar siswa setelah

pembelajaran

Kelebihan pembelajaran menggunakan metode simulasi berbasis bioedutainment

Ketertarikan menggunakan metode simulasi berbasis bioedutainment

Sangat mengesankan karena anak lebih jelas dan mudah memahami materi Lebih meningkat

Lebih meningkat

Siswa lebih antusias dan sangat tertarik mengikuti pembelajaran

Tertarik menggunakan metode simulasi berbasis bioedutainment untuk materi yang lain

Tabel 8 menunjukkan bahwa guru memberikan tanggapan positif terhadap pembelajaran menggunakan metode simulasi taman sirkulasi berbasis bioedutainment pada materi sistem peredaran darah manusia.

5. Kinerja guru

Hasil kinerja guru pada pembelajaran materi sistem peredaran darah menggunakan metode simulasi taman sirkulasi berbasis bioedutainment disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9 Kinerja guru pada pembelajaran dengan metode simulasi taman sirkulasi berbasis bioedutainment

Data Kelas VIII C Kelas VIII D Kelas VIII E Skor total

Tingkat kinerja guru (%) Kriteria 28 93 Sangat baik 28 93 Sangat baik 28 93 Sangat baik

29

Hasil penelitian pada pembelajaran materi sistem peredaran darah manusia dengan metode simulasi taman sirkulasi berbasis bioedutainment pada kelas VIII C, VIII D,dan VIII E di SMP N 1 Gabus secara ringkas terangkum pada Tabel 10. Tabel 10 Rekapitulasi hasil penelitian penerapan pembelajaran materi sistem

peredaran darah dengan metode simulasi taman simulasi berbasis bioedutainment di SMP N 1 Gabus.

Aspek Kelas Rata-rata

VIII C VIII D VIII E Ketuntasan klasikal

% 89,28 80,76 83,33 84,46 Kriteria Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik

Aktivitas

% 88 86 87,70 87,20

Kriteria Sangat aktif Sangat baik Sangat aktif Sangat aktif

Tanggapan siswa

% 89 89 96 91,30

Kriteria Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik

B. Pembahasan

Proses pembelajaran dalam penelitian ini menggunakan metode simulasi taman sirkulasi berbasis bioedutainment dan diskusi. Metode simulasi taman sikulasi berbasis bioedutainment adalah suatu metode pembelajaran dengan cara bermain peran mengenai suatu tingkah laku yang dilakukan seolah-olah dalam keadaan yang sebenarnya yang dilakukan di “taman sirkulasi” dengan melibatkan unsur-unsur bioedutainment sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan. Data-data hasil penelitian yang telah disajikan akan dibahas secara lebih rinci sebagai berikut.

1. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa pada saat proses pembelajaran untuk mencapai hasil belajar. Aktivitas siswa yang diamati dalam penelitian ini antara lain kegiatan siswa yang menunjukkan perhatian terhadap penjelasan guru, kegiatan siswa dalam diskusi kelompok, kemampuan siswa membangun ide, menghargai dan memberi tanggapan terhadap pendapat teman, kemampuan siswa dalam melakukan simulasi dan kemampuan siswa dalam mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode simulasi taman sirkulasi berbasis

bioedutainment menuntut siswa aktif dalam proses pembelajaran, karena masing-masing siswa dalam kelompok harus bisa melakukan simulasi sesuai dengan peran mereka masing-masing.

Berdasarkan analisis hasil observasi aktivitas siswa pada Tabel 5 dapat diketahui bahwa rata-rata aktivitas siswa dari ketiga kelas penelitian dalam kategori aktif dan sangat aktif dalam kegiatan pembelajaran, yaitu sebesar 87,20%. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam pembelajaran, siswa aktif berinteraksi dengan guru maupun siswa lainnya dan siswa mengikuti pembelajaran sesuai yang diharapkan guru. Pada penelitian ini, siswa diminta berkelompok untuk memainkan suatu skenario yang berhubungan dengan materi sistem peredan darah. Masing-masing kelompok mendapatkan skenario yang berbeda, kelompok 1 melakukan simulasi organ penyusun sistem peredaran darah, kelompok 2 melakukan simulasi proses peredaran darah kecil, kelompok 3 melakukan simulasi proses peredaran darah besar, kelompok 4 melakukan simulasi komponen darah dan leukemia. Penugasan untuk melakukan simulasi dengan skenario yang berbeda pada tiap kelompok dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa baik secara individu maupun kelompok dan tidak bergantung pada kelompok lain, sedangkan kegiatan diskusi secara klasikal dapat menciptakan situasi kondusif karena belajar dengan teman sebaya memudahkan untuk saling bertukar pikiran dan pendapat sesuai pengalaman yang didapat dalam pengamatan.

Aktivitas siswa yang tergolong sangat aktif ini dipicu oleh penerapan metode pembelajaran yang menyenangkan. Hal itu juga didukung dengan penelitian Fauriya (2009) dan penelitian Huda (2010) yang membuktikan bahwa kebosanan siswa dapat teratasi melalui gerak aktif saat siswa melakukan kegiatan role playing atau dalam penelitian ini disebut sebagai kegiatan simulasi. Selain kegiatan simulasi siswa juga melakukan kegiatan diskusi, melalui kegiatan diskusi siswa dapat membahas hasil diskusinya dan bertukar pikiran dengan siswa lainnya. Dalam hal ini guru menyarankan pada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahaminya kepada teman yang sedang presentasi. Siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk mengemukakan pendapat, menjawab pertanyaan ataupun mengajukan pertanyaan dalam proses pembelajaran. Sehingga

31

situasi kelas saat itu menjadi hidup ketika siswa yang lainnya bertanya dan memberi tanggapan terhadap presentasi tersebut.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan metode simulasi taman sirkulasi berbasis

bioedutainment pada materi sistem peredaran darah manusia dapat menjadikan

siswa lebih aktif karena masing-masing siswa melakukan kegiatan simulasi tersebut. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan di luar ruang kelas juga membuat siswa lebih aktif karena suasana kelas lebih menyenangkan. Guru Biologi SMP N 1 Gabus juga berpendapat bahwa dengan pembelajaran menggunakan metode simulasi taman sirkulasi berbasis bioedutainment dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi sistem peredaran darah, membuat siswa lebih aktif, menyenangkan serta kegiatan pembelajaran menjadi lebih hidup, sehingga siswa termotivasi untuk belajar biologi.

2. Hasil Belajar Siswa

Pembelajaran menggunakan metode simulasi taman sirkulasi berbasis

bioedutainment merupakan variasi pembelajaran yang dapat mengurangi

kejenuhan siswa, sehingga lebih tertarik untuk aktif dalam memahami materi yang dipelajari. Pemahaman siswa terhadap materi akan berpengaruh terhadap hasil belajar.

Hasil belajar siswa pada penelitian ini diukur dari 3 komponen yaitu nilai LDS dan LKS dengan bobot 1, nilai penugasan dengan bobot 1, dan nilai tes tertulis (evaluasi) dengan bobot 2. Tes tertulis yang digunakan adalah tes obyektif yang berbentuk pilihan ganda. Berdasarkan Tabel 6 diketahui bahwa rata-rata ketuntasan klasikal siswa dari ketiga kelas tersebut adalah 84,46%. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa telah melampaui kriteria minimum yang telah ditetapkan yaitu 80% siswa mencapai KKM (72).

Hasil belajar yang positif tersebut dipicu oleh oleh beberapa faktor, antara lain karena suasana pembelajaran yang menyenangkan. Selama proses pembelajaran berlangsung siswa terlihat sangat antusias mengikuti pelajaran karena pembelajaran dengan metode simulasi berbasis bioedutainment ini bersifat student center learning. Suasana pembelajaran yang berpusat pada siswa akan

membuat siswa lebih aktif, percaya diri, dan lebih tertarik mengikuti pelajaran. Selain menggunakan metode simulasi, pada penelitian ini juga menggunakan metode ceramah dan diskusi. Metode ceramah dan diskusi digunakan dalam penelitian ini karena tidak semua materi dapat disampaikan menggunakan metode simulasi.

Metode simulasi diterapakan pada setiap pertemuan dalam penelitian ini. Pada pertemuan pertama, siswa melakukan kegiatan simulasi tentang organ-organ penyusun sistem peredaran darah. Dari kegiatan tersebut siswa mendapatkan pengetahuan mengenai organ-organ penyusun sistem peredaran darah beserta deskripsi dari masing-masing organ seperti jantung, aorta, arteri, vena, dan darah. Akan tetapi, sebelum melakukan kegiatan simulasi guru juga menggunakan ceramah untuk menyampaikan morfologi jantung dengan bantuan charta. Setelah melakukan kegiatan simulasi, siswa berdiskusi tentang kegiatan simulasi yang telah dilakukan sekaligus membahas LDS (Lembar Diskusi Siswa) yang telah mereka kerjakan. Hal tersebut dilakukan sebagai penguatan materi untuk siswa.

Pada pertemuan kedua siswa melakukan simulasi tentang peredaran darah besar dan peredaran darah kecil. Dari kegiatan tersebut siswa mendapatkan pengetahuan mengenai urutan peredaran darah besar dan peredaran darah kecil, siswa juga mendapat pengetahuan mengenai katup bikuspidalis dan katup trikuspidalis. Setelah melakukan kegiatan simulasi siswa berdiskusi membahas LKS yang telah dikerjakan, kemudian guru memberikan penguatan-penguatan. Pada pertemuan ketiga, siswa melakukan simulasi tentang darah beserta komponen-komponennya, juga simulasi tentang leukemia. Pada pertemuan ketiga ini siswa mendapat pengetahuan mengenai komponen-komponen darah beserta fungsi dan ciri-ciri dari masing-masing komponen darah, siswa juga mendapat pengetahuan mengenai leukemia.

Kegiatan simulasi yang dikombinasikan guru dengan menggunakan metode ceramah dan diskusi membuat siswa semakin paham dengan materi sistem peredaran darah. Metode simulasi merupakan salah satu cara yang dapat diterapkan dalam strategi pembelajaran berbasis bioedutainment. Strategi pembelajaran berbasis bioedutainment merupakan strategi pembelajaran Biologi yang menghibur dan menyenangkan. Pada strategi pembelajaran berbasis

33

bioedutainment ini terkandung unsur pembelajaran ilmu, proses keilmuan, keterampilan berkarya, kerjasama, permainan yang mendidik, kompetisi, tantangan, dan sportivitas. Semuanya dikemas dalam bentuk yang menghibur dan menyenangkan (Mulyani et al. 2008).

Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran dengan menggunakan metode simulasi taman sirkulasi berbasis bioedutainment mampu memberikan dampak positif terhadap hasil belajar siswa. Pembelajaran dengan menggunakan metode yang tepat dan menarik banyak mengandung sumber belajar, informasi, dan komunikasi akan membuat siswa lebih mudah menangkap isi materi pelajaran. Selain itu juga dapat menumbuhkan perhatian dan aktivitas siswa dalam belajar sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa. Hal ini didukung oleh pendapat siswa yang menyatakan bahwa mereka tertarik mengikuti pembelajaran tersebut karena dengan adanya metode diskusi, tanya jawab, dan kegiatan simulasi dalam pembelajaran. Mereka dapat bertukar pikiran maupun pengetahuan dengan teman sekelompoknya sehingga mereka mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang baru melalui kegiatan simulasi yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya. Pengalaman langsung yang mereka dapat akan memberikan kesan yang utuh dan paling bermakna mengenai informasi dan gagasan yang terkandung dalam pengalaman itu. Dengan demikian diharapkan siswa dapat mengetahui dan memahami konsep atau prinsip melalui kegiatan simulasi tersebut, sehingga pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki siswa bukan hasil mengingat seperangkat fakta melainkan hasil temuan mereka sendiri. Siswa mendapatkan kebenaran suatu konsep melalui pengalaman yang konkret sesuai objek yang telah dilihatnya dalam pengamatan. Pengalaman tersebut memberikan wawasan, pamahaman, dan teknik-teknik yang sulit untuk dipaparkan melalui pembelajaran ceramah saja. Mereka juga berpendapat bahwa dengan penerapan metode simulasi berbasis bioedutainment mereka lebih memahami proses-proses yang bersifat abstrak dalam materi sistem peredaran darah.

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Sudjana (2000) yang menyatakan bahwa kejadian atau proses analogis yang dimunculkan dalam metode simulasi akan memudahkan siswa untuk memahami proses atau kejadian

sebenarnya yang tidak dapat diamati secara langsung. Djamarah dan Zain (2002) menyebutkan salah satu kelebihan metode simulasi (bermain peran) adalah siswa melatih dirinya untuk memahami dan mengingat isi bahan yang akan didramakan. Selain itu, menurut Yiyu et al. (2006) permainan simulasi yang berbasis bioedutainment mampu meningkatkan motivasi siswa untuk mengembangkan ilmu pengetahuan mereka.

Hasil penelitian di atas sejalan dengan penelitian Susanti (2009) yaitu penelitian tentang strategi pembelajaran bioedutainment pada materi sistem gerak kelas XI menunjukkan keberhasilan dengan keaktifan siswa meningkat dari siklus ke siklus, demikian juga dengan ketuntasan belajar secara klasikal. Kusumowati (2010) dalam penelitiannya tentang penerapan pembelajaran biologi berbasis bioedutainment menunjukkan bahwa ketuntasan belajar klasikal dapat meningkat. Fauriya (2009) dalam penelitiannya yang menerapkan metode role playing menunjukkan hasil yang positif terhadap hasil belajar siswa. Penelitian Huda (2010) tentang penerapan pendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar) dengan metode

role playing pada materi sistem peredaran darah menyimpulkan bahwa metode

tersebut mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terjadi karena penerapan metode role playing dalam pembelajaran materi sistem tersebut siswa dituntut melakukan kegiatan simulasi sesuai dengan perannya masing-masing sehingga siswa mudah memehami materi yang mereka pelajari.

Dokumen terkait