• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kinerja tiga jenis metode moving average dalam menduga produksi ikan

Komponen ekonomi dan kelembagaan pendukung merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam pengelolaan perikanan. Menurut Nikijuluw (2002), kegiatan ekonomi dan kelembagaan pendukung seperti usaha pengadaan perbekalan, perbankan atau lembaga keuangan, jasa pelabuhan, industri penyedia sarana penangkapan, dan lainnya perlu terus dipertahankan. Pemerintah harus dapat menjadi fasilitator dengan memberikan perlindungan dan jaminan keberpihakan kepada semua kegiatan pendukung tersebut dan program kerjasama yang relevan sehingga dapat berlangsung langgeng dan berkembang dengan baik. Kegiatan ekonomi pendukung tersebut akan terus mendukung usaha pemanfaatan potensi perikanan. Permasalahan yang terjadi pada kegiatan ekonomi pendukung seperti permodalan dan sistem perbankan yang belum kondusif bagi investasi usaha penangkapan ikan di laut perlu difasilitasi oleh pemrintah sehingga dapat terus menerus mendukung pengelolaan perikanan yang berkelanjutan. Pada kondisi tertentu permodalan justru menjadi masalah utama dalam pengembangan ekonomi berbasis perikanan dan kelautan ini. Terkadang lembaga pendukung tidak berjalan dengan baik karena lembaga pemerintah terlalu ambil bagian dalam menangani persoalan-persoalan teknis perikanan sehingga terkadang semakin memperumit masalah yang ada. Terkait dengan ini, maka strategi yang tepat yang menginteraksikan secara proporsional komponen pengelolaan perikanan sangat diperlukan sehingga semua fungsi yang ada dapat berjalan harmonis (Clark, 1996).

26

3 METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Selat Bali perbatasan Provinsi Bali dan Provinsi Jawa Timur. Pengembangan model pengelolaan perikanan tangkap yang diangkat dalam penelitian ini dianggap tepat dan sangat mendukung untuk diterapkan dalam masyarakat pantai di Kawasan Selat Bali yang terdiri atas dua pilihan daerah otonomi (Provinsi) bertetangga yang memiliki perbedaan kultur dan lalu lintas penyeberangan yang ramai dan pola pengelolaan perikanan yang berbeda. Pengambilan data dilakukan di kecamatan / desa pesisir kawasan Selat Bali wilayah Provinsi Bali dan kecamatan / desa pesisir kawasan Selat Bali wilayah Provinsi Jawa Timur. Penelitian ini dilaksanakan selama 9 (sembilan) bulan dimulai dari bulan Desember 2009 sampai dengan Agustus 2010.

3.2 Jenis Data yang Dikumpulkan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang dikumpulkan langsung di lokasi berkaitan dengan pengelolaan perikanan Selat Bali. Data sekunder adalah data- data yang sudah tersedia yang mendukung kelengkapan data penelitian. Adapun data yang dikumpulkan baik dari jenis data primer maupuan data sekunder meliputi : 1) Data perikanan Selat Bali

Data perikanan yang dimaksud, meliputi data potensi sumber daya ikan, kapal perikanan, data times series produksi, alat tangkap, musim tangkap, dan lainnya yang mencerminkan kondisi dan potensi pengelolaan sumber daya perikanan di lokasi penelitian. Data time series tersebut diambil 15 tahun terakhir di Dinas Perikanan dan Kelautan dan pelabuhan perikanan.

2) Data kesejahteraan nelayan

Data kesejahteraan nelayan tersebut diantaranya data pekerjaan, pendapatan, konsumsi rumah tangga nelayan, pemukiman, pendidikan anak, agama, kesehatan keluarga, kemudahan mendapat akses pelayanan dari institusi otonomi, dan lainnya.

3) Data sosial, budaya dan kelembagaan

Data sosial dan budaya yang dimaksud dapat mencakup tata nilai yang dianut dalam pengelolaan (tata nilai budaya dan tata nilai agama), penduduk, jaringan

27

sosial, lembaga perikanan, konflik-konflik pengelolaan perikanan, dan lainnya di kawasan Selat Bali.

4) Data dinamika komponen pengelolaan yang meliputi perilaku pasar, barang substitusi, kemitraan stakeholders/perilaku perikanan, pola penangkapan dan pola produksi industri pengolahan, dan lainnya.

5) Data kebijakan otonomi di bidang perikanan seperti PERDA Provinsi, SK Gubernur, PERDA kabupaten, SK Bupati, dan petunjuk teknis beberapa kegiatan di bidang perikanan yang dikeluarkan oleh daerah otonomi.

3.3 Metode Pengumpulan Data

3.3.1 Metode Pengumpulan Data Primer

Pengumpulan data primer dapat dilakukan melalui pengamatan langsung di lapangan dan pengumpulan data responden. Pengumpulan data responden dilakukan melalui tiga tahap, yaitu kelompok sampling (kelompok stakeholders yang diwawancara), identifikasi responden, dan pengumpulan data responden (Bungin, 2004). Metode pengumpulan data responden tersebut dilakukan secara berurutan. Pengumpulan data dari responden dilakukan untuk mengumpulkan data untuk analisis tingkat kesejahteraan nelayan, data untuk analisis strategi kelembagaan yang dilakukan dengan metode AHP (Analitycal Hierarchy Process), dan data untuk pengembangan model pengelolaan menggunakan SEM (Structural Equation Modeling).

(1) Pemilihan kelompok sampling

Sampling dilakukan terhadap stakeholders yang terkait dengan kegiatan perikanan di kawasan Selat Bali, misalnya perwakilan nelayan, pedagang ikan, pengusaha industri, pengelola prasarana perikanan di kawasan, Dinas Kelautan dan Perikanan dan PEMDA. Adapun faktor yang diperhatikan dalam pemilihan kelompok sampling ini adalah :

- Kelompok sampling mempunyai keterkaitan dengan pengelolaan perikanan di kawasan Selat Bali.

- Tingkat peran kelompok sampling dalam pengelolaan perikanan - Populasi kelompok sampling.

- Sifat interaksi dengan kegiatan perikanan di lokasi (langsung atau tidak langsung)

28

(2) Pemilihan responden dari kelompok sampling

Responden yang dipilih adalah perwakilan stakeholders yang terkait dengan kegiatan perikanan di kawasan Selat Bali baik dari Provinsi Bali maupun Provinsi Jawa Timur. Untuk kepentingan analisis tingkat kesejahteraan nelayan, jumlah responden ditetapkan secara proporsional dengan memperhatikan populasi. Untuk analisis Structural Equation Modeling (SEM), jumlah responden yang dibutuhkan sekitar 183 orang, dan untuk Analitycal Hierarchy Process (AHP), berjumlah 20 orang dari kelompok sampling/stakeholders terpilih. Pemilihan responden untuk analisis tingkat kesejahteraan dilakukan secara random (acak), sedangkan pemilihan responden untuk analisis SEM dan AHP dilakukan secara purposif. Pemilihan secara purposif tersebut dimaksud supaya informasi diberikan secara lebih akurat dan lengkap karena diberikan oleh orang-orang yang terpilih di setiap kelompok.

(3) Pengumpulan data responden

Pengumpulan data responden dilakukan dengan bertanya atau menyebarkan kuesioner kepada responden terpilih. Teknik ini cukup relevan untuk mendapat jawaban yang lebih detail dari respoden sehingga kebutuhan data penelitian dapat dipenuhi dengan baik. Bila ada hal-hal yang tidak dimengerti oleh responden tersebut, maka dapat dikembangkan pasar hoptesisi teknik hypohtesis condition (Munasinghe, 1993), dimana responden diberi penjelasan lengkap terkait implikasi-implikasi dari apa yang ditanya, sehingga responden seakan-akan merasakan dan dapat menanggapi hal tersebut, meskipun belum terjadi.

3.3.2 Metode Pengumpulan Data Sekunder

Metode pengumpulan data sekunder terdiri dari studi literatur dan pendapat pakar. Studi literatur digunakan untuk mengumpulkan data sekunder yang berasal dari literatur atau hasil penelitian dengan kasus yang sejenis. Pendapat pakar digunakan untuk mengumpulkan data yang tidak ditemukan atau kurang jelas dari hasil penelitian atau literatur. Pakar adalah birokrat, pengamat, maupun akademisi yang mempunyai pemahaman tinggi dan sesuai kebutuhan data maupun fokus penelitian yang dilakukan. Kerangka kerja yang dilakukan dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 2.

Dokumen terkait