Konsep kinerja pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja
pegawai (perindividu) dan kinerja organisasi. Kinerja adalah gambaran mengenai
tingkat pencapaian pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi, dalam upaya
mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi tersebut (Bastian,2001:329).
Pegawai adalah orang yang melakukan pekerjaan dengan mendapatkan imbalan
jasa berupa gaji dan tunjangan dari pemerintah. Unsur manusia sebagai pegawai
maka tujuan badan (wadah yang telah ditentukan) kemungkinan besar akan
tercapai sebagaimana yang diharapkan. Pegawai inilah yang mengerjakan segala
pekerjaan atau kegiatan-kegiatan penyelenggaraan pemerintahan. Berdasarkan
penjelasan di atas, maka pengertian kinerja pegawai adalah hasil kerja
Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan
karyawan. Kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak mereka
memberi kontribusi kepada organisasi. Perbaikan kinerja baik untuk individu
maupun kelompok menjadi pusat perhatian dalam upaya meningkatkan kinerja
organisasi (Robert L. Mathis & John H. Jackson, 2002:78).
Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat
dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya. Definisi kinerja menurut Bambang Kusriyanto
dalam A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (2005: 9) adalah perbandingan hasil
yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja per satuan waktu (lazimnya per jam).
Faustino Cardosa Gomes dalam A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, (2005: 9)
mengemukakan definisi kinerja sebagai ungkapan seperti output, efisiensi serta
efektivitas sering dihubungkan dengan produktivitas. Sedangkan Menurut A.A.
Anwar Prabu Mangkunegara (2005: 9), kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kinerja SDM adalah prestasi
kerja, atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai SDM
per satuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
2.2.2 Penilaian Kinerja
Penilaian prestasi kerja merupakan usaha yang dilakukan pimpinan untuk
Anwar Prabu Mangkunegara, (2005: 10), penilaian prestasi kerja (performance
appraisal) adalah suatu proses yang digunakan pimpinan untuk menentukan apakah seorang karyawan melakukan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan
tanggung jawabnya. Selanjutnya Andrew E. Sikula dalam A.A. Anwar Prabu
Mangkunegara, (2005: 10) mengemukakan bahwa penilaian pegawai merupakan
evaluasi yang sistematis dari pekerjaan pegawai dan potensi yang dapat
dikembangkan. Penilaian dalam proses penafsiran atau penentuan nilai, kualitas
atau status dari beberapa obyek orang ataupun sesuatu barang. Menurut T. Hani
Handoko (2001: 235), penilaian prestasi kerja (performance appraisal) adalah
proses melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi
kerja karyawan. Kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan-keputusan personalia
dan memberikan umpan balik kepada para karyawan tentang pelaksanaan kerja
mereka.
Mengenai ukuran-ukuran kinerja pegawai, Ranupandojo dan Husnan (2000)
menjelaskan secara rinci sejumlah aspek yang meliputi:
1. Kualitas kerja adalah mutu hasil kerja yang didasarkan pada standar yang
ditetapkan. Kualitas kerja diukur dengan indikator ketepatan, ketelitian,
keterampilan dan keberhasilan kerja. Kualitas kerja meliputi ketepatan,
ketelitian, kerapihan dan kebersihan hasil pekerjaan.
2. Kuantitas kerja yaitu banyaknya hasil kerja sesuai dengan waktu kerja yang
ada, yang perlu diperhatikan bukan hasil rutin tetapi seberapa cepat
diperhatikan pula tidak hanya output yang rutin saja, tetapi juga seberapa
cepat dia dapat menyelesaikan pekerjaan yang ekstra.
3. Dapat tidaknya diandalkan termasuk dalam hal ini yaitu mengikuti instruksi,
inisiatif, rajin, serta sikap hati-hati.
4. Sikap, yaitu sikap terhadap pegawai perusahaan dan pekerjaan serta
kerjasama.
Pengertian penilaian kerja karyawan dijelaskan oleh Schuler dan Jackson
sebagai pengertian dari suatu sistem formal yang terstruktur dan mengukur,
menilai, dan mempengaruhi berbagai sifat yang berkaitan erat dengan pekerjaan,
perilaku, serta hasil, termasuk diantaranya adalah tingkat ketidakhadiran.
Fokus dari penilaian kinerja karyawan tersebut adalah untuk mengetahui
seberapa besar produktifitas seorang karyawan dan apakah karyawan tersebut bisa
berkinerja baik atau lebih efektif pada masa-masa yang akan datang, sehingga
para karyawan, organisasi, dan masyarakat secara keseluruhan semuanya bisa
memperoleh manfaat.
Penilaian kinerja karyawan merupakan sebuah metode untuk melakukan
evaluasi dan apresiasi terhadap kinerja seorang karyawan di sebuah perusahaan.
Secara umum terdapat beberapa tujuan utama dari dilakukannya sebuah proses
penilaian kinerja karyawan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Evaluasi yang dilakukan dengan melakukan perbandingan antar orang
Target dan tujuan utama dari sebuah proses penilaian kinerja karyawan
adalah evaluasi penilaian yang dilakukan dengan membandingkan orang per
perbandingan. Maka membandingkan kinerja orang per orang merupakan
tujuan utama dari sebuah proses penilaian kinerja karyawan.
2. Pengembangan sumber daya karyawan
Tujuan lain dari upaya penilaian kinerja karyawan adalah pengembangan
kualitas kinerja orang per orang seiring dengan berjalannya waktu. Baik
pengembangan yang sifatnya lahir dari diri karyawan sendiri atau dorongan
langsung dari pihak pengelola perusahaan.
3. Pemeliharaan sistem kerja perusahaan
Upaya penjagaan terhadap sistem kerja dari sebuah perusahaan bisa terus
dilakukan salah satunya dengan melakukan penilaian kinerja karyawan.
Evaluasi dilakukan secara terus menerus agar kinerja karyawan tidak keluar
dari sistem yang telah ditetapkan oleh pihak perusahaan.
4. Dokumentasi terhadap keputusan-keputusan terkait sumber daya manusia
Dengan adanya sebuah upaya penilaian kinerja karyawan, akan menjadi
bukti dan dokumentasi penting yang dapat berguna bagi pihak perusahaan
mengambil keputusan di masa akan datang terkait dengan aspek sumber
daya manusia, ataupun kebijakan yang langsung menyangkut kepada pihak
individu karyawan.
2.2.3 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan
Berdasarkan deskripsi teori-teori yang ada dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan merupakan suatu cara yang dimiliki oleh seorang pemimpin dalam
mempengaruhi sekelompok orang atau bawahan untuk bekerja sama dan berdaya
ditetapkan. Dapat dikatakan bahwa kepemimpinanlah yang memainkan peranan
yang sangat dominan dalam keberhasilan organisasi dalam menyelenggarakan
berbagai kegiatannya terutama terlihat dalam kinerja para pegawai/karyawannya.
Yang dapat dilihat dari bagaimana seorang pemimpin dapat mempengaruhi
bawahannya untuk bekerjasama menghasilkan pekerjaan yang efektif dan efisien.
Sedangkan Kinerja pegawai/karyawan adalah hasil pekerjaan atau kegiatan
seorang karyawan/pegawai secara kuantitas dan kualitas untuk mencapai tujuan
organisasi yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya dimana tugas pegawai
negeri adalah bersifat pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat.