• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan teoritis

2. Kinerja keuangan

a. Defenisi kinerja keuangan

Kinerja keuangan diartikan sebagai penentuan ukuran – ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Dalam mengukur kinerja keuangan perlu dikaitkan antara perusahaan dengan pusat pertanggungjawaban (Ermayanti, 2009). Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya kepada para pemilik perusahaan. Dalam evaluasi kinerja keuangan tentunya memerlukan standar tertentu baik bersifat eksternal maupun internal.

Kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen. Oleh karena itu untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan, perlu dilibatkan analisa dampak keuangan kumulatif dan ekonomi dari keputusan dan mempertimbangkannya dengan menggunakan ukuran komparatif. Dalam membahas metode penilaian kinerja keuangan,

20 perusahaan harus didasarkan pada data keuangan yang dipublikasikan yang dibuat sesuai dengan prinsip akuntansi keuangan yang berlaku umum. Laporan ini merupakan data yang paling umum yang tersedia untuk tujuan tersebut, walaupun seringkali tidak mewakili- hasil dan kondisi ekonomi.

Laporan keuangan disebut sebagai "kartu skor" periodik yang memuat hasil investasi operasi dan pembiayaan perusahaan, maka fokus akan diarahkan pada hubungan dan indikator keuangan yang memungkinkan analisa penilaian kinerja masa lalu dan juga proyeksi hasil masa depan dimana akan menekankan pada manfaat serta keterbatasan yang terkandung didalamnya (Sucipto, 2003).

Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu gambaran mengenai kondisi dan keadaan dari suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat – alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui baik atau buruknya kondisi keuangan dan prestasi kerja sebuah perusahaan dalam waktu tertentu. Kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Dalam mengukur kinerja keuangan perlu dikaitkan antara organisasi perusahaan dengan pusat pertanggungjawaban.

Dalam melihat organisasi perusahaan dapat diketahui besarnya tanggungjawab manajer yang diwujudkan dalam bentuk prestasi kerja keuangan. Namun demikian mengatur besarnya tanggungjawab sekaligus mengukur prestasi keuangan tidaklah mudah sebab ada yang dapat diukur dengan mudah dan ada pula yang sukar untuk diukur.

21 Pengukuran dilakukan untuk memperlihatkan kepada para penanam modal maupun pelanggan atau masyarakat secara umum bahwa perusahaan memiliki kredibilitas yang baik ( Munawir, 1995 : 85). Secara umum semakin bagus kinerja keuangan suatu perusahaan maka semakin bagus pula nilai perusahaan tersebut. Kinerja keuangan perusahaan dapat diukur dari laporan keuangan perusahaan yang dikeluarkan secara periodic dimana laporan keuangan akan memberikan gambaran tentang posisi keuangan perusahaan. Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan digunakan oleh investor untuk memperoleh perkiraan tentang laba dan deviden di masa mendatang dan resiko atas penilaian tersebut (Weston dan Brigham, 1993). Indikator ini dapat diukur dengan rasio profitabilitas yaitu return on asset (ROA) dan net profit margin (NPM)

1) Metode Analisis Kinerja Keuangan dengan Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan metode umum yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan di bidang keuangan. Rasio merupakan alat yang memperbandingkan suatu hal dengan hal lainnya sehingga dapat menunjukkan hubungan atau korelasi dari suatu laporan finansial berupa neraca dan laporan laba rugi. Menurut Harahap (2008), jenis rasio keuangan yang sering digunakan yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio rentabilitas / profitabilitas.

a) Rasio likuiditas

Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos

22 aktiva lancar dan utang lancar. beberapa rasio likuiditas ini antara lain: rasio lancar, rasio cepat, rasio kas atas aktiva lancar, rasio kas atas utang lancar, rasio aktiva lancar dan total aktiva, serta rasio aktiva lancar dan hutang.

b) Rasio solvabilitas

Rasio solvitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang

c) Rasio rentabilitas/profitabilitas

Rasio rentabilitas/ profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melaui semua kemampuan dan sumber yang ada,seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. beberapa jenis rasio ini antara lain: margin laba, aset turn over, retun on investment, return on total aset, basic earning power, earning per share, dan contribution margin. d)Rasio leverage

Rasio leverage menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun aset. rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity). rasio ini terdiri dari: rasio hutang terhadap modal, rasio kecukupan modal, dan rasio capital formation

23 Rasio aktivitas menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya. rasio ini antara lain: inventory turn over, receivable turn over, fixed aset turn over, dan total aset turn over.

f) Rasio pertumbuhan

Rasio pertumbuhan menggambarkan persentasi pertumbuhan pos-pos perusahan dari tahun ke tahun. rasio ini terdiri dari: rasio kenaikan penjualan, rasio kenaikan laba bersih, earning per share, dan rasio kenaikan deviden per share.

g) Rasio penilaian pasar

Rasio penilaian pasar merupakan rasio yang lazim digunakan di pasar modal yang menggambarkan situasi/keadaan prestasi prusahaan di pasar modal. rasio ini terdiri dari: price earning ratio dan market to book value ratio.

h) Rasio produktivitas

Rasio produktivitas menunjukkan tingkat produktivitas dari unit atau kegiatan yang dinilai, misalnya rasio karyawan atas penjualan, rasio biaya per karyawan, rasio penjualan terhadap space ruangan, rasio laba terhadap karyawan, rasio laba terhadap cabang, dan lainnya.

24 b) Review Peneliti Terdahulu

NO Nama Penelitian

Variabel Penelitian Hasil penelitian 1 Julianty

(2008)

ROA, NPM, PER Penerapan tanggung jawab sosial perusahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.

2 Larasati (2011) CSR,

Profitabilitas, NPM, ROE

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CSR berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas baik yang ukur menggunakan Net Profit Margin (NPM) dan berpengaruh terhadap Return On Aset (ROA)

3 Chatrine (2008)

CSR, ROA dan NPM

Program CSR dan profitabilitas tidak berhubungan secara nyata

Berdasarkan review terdahulu, Julianty (2008) Pengujian data menggunakan analisi statistik yang menggunakan analisis regresi sederhana untuk melihat pengaruh tanggung jawab sosial perusahaan terhadap kinerja keuangan perusahaan, serta menggunakan uji t dan adjusted R2 untuk menguji hipotesis yang telah dibuat sebelumny Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis ditolak. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi untuk ROA 0,525 (> 0,05), NPM 0,223 (>0,05) dan PER 0,387 (>0,05) sehingga menunjukan penerapan tanggung jawab sosial perusahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Larasati (2011) dimana tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengungkapan tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility Corporate Social Responsibility dengan pengukuran terhadap Profitabilitas yang diukur menggunakan net profit margin (NPM) dan ROA(Return On Asset) berbeda, dimana hasil penelitiannya adalah hasil analisis pengaruh CSR terhadap profitabilitas perusahaan produsen rokok

25 yaitu pada indicator Net Profit Margin (NPM), CSR berpengaruh positif margin laba bersih perusahaan karena nilai signifikansinya yaitu sebesar 0.0272874 < α

0,05 (5%) Sedangkan hasil analisis pengaruh CSR terhadap profitabilitas perusahaan produsen rokok dengan indikator Return On Asset (ROA) memiliki

nilai signifikansi sebesar 0.0138757 < α 0.05 (5%) yang artinya CSR berpengaruh

positif terhadap tingkat pengembalian Asset yang dimiliki oleh principal dan investor. Dari hasil penelitian tersebut maka dapat diketahui bahwa CSR memiliki pengaruh terhadap profitabilitas perusahaan dengan indikator pengukuran terhadap margin laba bersih dan tingkat pengembalian Asset perusahaan. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis yang dilakukan pada awal penelitian dimana pada hipotesis dinyatakan bahwa CSR berpengaruh signifikan terhadap peningkatan profitabilitas dengan menggunakan skala pengukuran NPM dan ROA Hasil ini memiliki makna yaitu H0 ditolak yang berarti CSR berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan yang diukur melalui NPM dan ROA Maka dari itu peningkatan kegiatan CSR perusahaan berpengaruh terhadap penjualan rokok dan konsumsi rokok yang terus meningkat dari tahun ke tahunnya. Peningkatan penjualan berarti terjadi juga peningkatan produksi rokok yang menyebabkan peningkatan negatif externalities seperti polusi dari asap rokok yang merusak kesehatan dan juga limbah dari proses produksi. Namun hal tersebut sama sekali tidak mempengaruhi peningkatan penjualan yang dapat dilihat melalui tingkat profitabilitas produsen rokok tetapi penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian Chatrine (2008) yang menyatakan bahwa Program CSR tidak berhubungan secara nyata terhadap kinerja keuangan yang diproyeksikan dengan ROA dan NPM.

26 c) Kerangka Konseptual

Dokumen terkait