• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

4.3.3 Kinerja Mengajar Guru Dalam Penilaian Pembelajaran

Penilaian pembelajaran merupakan aspek terakhir dalam penelitian ini.ada tiga indikator yang ada dalam aspek ini, yaitu:

1. Guru merencanakan alat evaluasi untuk mengukur kemajuan dan keberhasilan belajar peserta didik 2. Guru menggunakan berbagai strategi dan metode

penilaian untuk memantau kemajuan dan hasil belajar perserta didik

3. Guru memanfaatkan berbagai hasil penilaian untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik tentang kemajuan belajarnya serta sebagai bahan penyusunan rancangan pembelajaran selanjutnya Sebelum evalausi hasil pembelajaran dilaksanakan, harus terlebih dahulu disusun perencanaan secara baik dan matang (Sudijono, 2008). Oleh karena itu indikator pembahasan yang pertama adalah Guru merencanakan

94

alat evaluasi untuk mengukur kemajuan dan keberhasilan belajar peserta didik. Bahasan tentang perencanaan alat evaluasi ini telah disinggung pada salah satu indikator pembahasan tentang aspek perencanaan pembelajaran. Lebih spesifik adalah ketika membahas tentang pemformulasian tujuan belajar dalam RPP. Di dalam RPP, terdapat satu poin tentang penilaian yang di dalamnya mencakup teknik penilaian dan instrumen penilaian. Artinya jika subjek penelitian mambuat atau memiliki RPP, maka secara tidak langsung dia merancang atau paling tidak memiliki pemikiran atau gagasan tentang evaluasi yang akan dilakukan.

Kemudian, ketika guru melaksanakan penilaian dengan berbagai strategi, maka setidaknya sebelum itu guru memiliki angan-angan atau pemikiran tentang strategi atau teknik apa yang akan digunakan. Dalam konteks ini, angan-angan atau pemikiran tentang teknik yang akan digunakan untuk menilai merupakan salah satu kegiatan perencanaan. Hal ini dikuatkan oleh Sudijono (2008) yang menyatakan bahwa perencanaan evaluasi belajar itu umumnya mencakup enam jenis kegiatan, salah satunya adalah memilih dan menentukan teknik yang akan digunakan dalam pelaksanaan evaluasi.

Pada penelitian ini, data hasik penelitian menunjukan bahwa semua guru sebagai subjek teliti secara tekstual memiliki rencana pembelajaran berbentuk RPP sebelum melaksanakan pembelajaran.Meskipun RPP yang dimikili oleh sebjek

95

penelitian bukan buatan sendiri melaikan dari forum atau perkumpulan para guru sejawat (KKG).Kemudian data pada penelitian ini juga menunjukan bahwa semua subjek teliti melaksanakan evaluasi untuk mengukur kemajuan peserta didik dan sebelumnya mereka memilih serta menentukan teknik atau strategi apa yang akan digunakan untuk mengevaluasi.

Selanjutnya masuk pada indikator guru menggunakan berbagai strategi dan metode penilaian untuk memantau kemajuan dan hasil belajar peserta didik.Data hasil penelitian pada indikator ini menunjukan bahwa semua subjek teliti menggunakan tes untuk mengukur kemajuan belajar siswanya.Ada tiga bentuk atau model tes yang dilakukan guru dalam melakukan pengukuran.Tes yang pertama adalah tes tertulis, lalu tes lisan dan yang terakhir adalah tes praktek atau tes tindakan (Ratnawulan dan Rusdiana, 2015).Pada penelitian ini, para guru (subjek teliti) menggunakan ketiga model tes tersebut.

Penggunaan model tes disesuaikan dengan materi yang disampaikan.Sebagai contoh SR yaitu subjek teliti dari MI Islamiyah Kauman Kidul.SR banyak menggunakan tes tertulis untuk mengevaluasi ketika mengajar pelajaran Matematika dan pelajaran lainya.Tes tertulis merupakan salah satu bentuk tes yang menuntut jawaban dari siswa secara tertulis (Arifin, 2014).Bagi guru dan siswa sama-sama diuntungkan dengan bentuk tes ini. Bagi guru, guru dapat mempersiapkan redaksi pertanyaan yang akan diujikan oleh siswa secara matang dan dapat lebih

96

difahami oleh siswa, kemudian proses koreksi yang dilakukakn guru dapat lebih teliti. Dan bagi siswa, siswa dapat lebih cermat dalam membaca setiap butir pertanyaan dan dapat lebih tepat ketika menjawab meski bentuk tes seperti ini juga terbatas oleh waktu. Oleh karena itu bukan hanya SR yang banyak menggunakan tes tertulis untuk mengevaluasi materi pelajaran, namun subjek teliti yang lain juga menggunakan bentuk tes tersebut.

Selanjutnya SR menggunakan tes lisan disetiap akhir pelajaran untuk memberikan penekanan atas pelajaran yang baru disampaikan dan diawal pelajaran untuk mengetahui sejauh mana siswa tau akan materi yang akan disampaikan. Tes lesan merupakan bentuk tes dimana tester dalam mengajukan pertanyaan- pertanyaan atau soal dilakukan secara lisan dan testee memberikan jawaban secara lisan pula (Sudijono, 2008). Penggunaan tes lisan pada penelitian ini semata- mata hanya untuk mengetahui pemahaman siswa akan sebuah materi tidak digunakan untuk menilai atau memberikan skor atau digunakan secara resmi dalam ujian akhir. Karena dalam tes ini, kondisi mental siswa harus pada kondisi yang baik.

Kemudian SR juga menggunakan tes praktek terhadap materi yang telah disampaiakan.SR menggunakan tes praktek pada pelajaran Kerajinan Tangan (KT) seperti materi melukis, membuat prakarya dan lain sebagainya.Pada penelitian ini, tidak semua subjek teliti menggunakan tes praktek atau tes tindakan dalam setiap mata pelajaran yang diampu.Hal

97

ini dikarenakan mata pelajaran yang diampu tidak memungkinkan untuk diuji secara praktek.Sebagai contoh mata pelajaran yang berhubungan dengan sejarah.Selit bagi guru untuk mengadakan ujian praktekpada materi yang berhubungan dengan sejarah.Akan tetapi dari itu semua pada pembahasan ini, poinya adalah satu, guru telah menggunakan minimal dua metode untuk menilai atau memantau kemajuan siswa dengan menggunakan tes tertulis dan tes lisan.

Indikator yang terakhir dalam pembahasan ini adalah guru memanfaatkan hasil penilaian untuk memberikan umpan balik bagi siswa tentang kemajauan belajarnya dan bahan penyusunan rancangan pembelajaran selajutnya.Pada pembahasan indikator ini, poin yang dapat peneliti petik adalah tentang adanya satu tindakan tindak lanjut atau pemanfaatan hasil penilaian pembelajaran siswa oleh seorang guru.Mungkin saat ini masih ditemukan guru yang hanya memanfaatkan hasil penilaian untuk mengisi buku rapor siswa saja. Hal itu tentu bukanlah satu kesalahan, akan tetapi jika hasil penilaian dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan yang lain tentu akan membawa nilai lebih dalam satu lingkaran pembelajaran. Sehingga pihak –pihak terkait juga akan ikut bertanggung jawab dan memiliki perhatian lebih terhadap proses pembelajaran yang dilakukan siswa.

Data hasil penelitian pada penelitian ini menunjukan bahwa semua subjek penelitian menindak lanjuti hasil penilaian yang mereka lakukan. Tindak

98

lanjut yang dilakukan oleh para guru (subjek teliti) secara garis besar adalah dengan memanfaatkanya sebagai acuan yang digunakan untuk penyusunan atau perencanaan strategi pembelajaran berikutnya, kemudian dimanfaatkan untuk mengklasifikasikan mana siswa yang memiliki kemampuan belajar rendah dan mana siswa yang memiliki kemampuan belajar tinggi untuk selanjutnya bagi siswa yang memiliki kemampuan belajar rendah diberikan tambahan pelajaran pada waktu yang dikhususkan, kemudian hasil penilaiaan juga digunakan sebagai umpan balik terhadap siswa agar kegitan belajar menjadi lebih baik serta umpan balik terhadap orang tua agar lebih memperhatikan kegiatan belajar anaknya.

Tindak lanjut yang dilakukan oleh subjek teliti berupa pemanfaatan hasil penilaian pada penelitian ini senada dengan pendapat dari Arifin (2014) yang menyatakan bahwa manfaat dari hasil evaluasi dapat digunakan sebagai umpan balik kepada semua pihak, untuk perbaikan rencana pelaksanaan pembelajaran dan untuk mengoptimalkan proses pembelajaran serta membangkitkan minat dan motivasi belajar peserta didik. Dengan demikian, menurut peneliti tugas seorang guru dalam satu rangkaian proses mengajar mulai dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan, sampai kepada pemanfaatan hasil penilaian telah selesai dilakukan. Rangkaian ini akan terus berulang dan terus berulang.

Pada penelitian yang lain, yaitu penelitian dari Yusrizal (2011) dengan judul, “Evaluasi kinerja guru

99

fisika, biologi dan kimia SMA yang sudah lulus

sertifikasi di Banda Aceh”ada perbedaan yang signifikan dimana guru dalam penelitian itu jarang atau bahkan tidak pernah mengumumkan hasil pekerjaan atau ujian atau pekerjaan rumah terhadap siswanya. Sehingga dalam konteks ini tidak ada umpan balik dari seorang guru terhadap siswanya tentang apa yang harus dilakukan setelah terjadi penilaian atau ujian. Oleh karena itu kesimpulan dalam penelitian Yusrizal (2011) menunjukan bahwa guru yang sudah lulus sertifikasi di Banda Aceh dalam konteks penilaiaan masih memprihatinkan dan perlu banyak pembenahan.

Dokumen terkait