• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

5. Kinerja Pegawai (Y)

3. Keadilan Prosedural (X3

Keadilan prosedural merupakan Teori tentang keadilan prosedural berkaitan dengan prosedur-prosedur yang digunakan organisasi untuk mendistribusikan hasil-hasil dan sumber daya-sumber daya organisasi kepada para anggotanya.

)

4 Konflik (Z)

Konflik organisasi merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan. Robbin (1996: 431) mengatakan konflik dalam organisasi disebut sebagai The Conflict Paradoks, yaitu pandangan bahwa di sisi konflik dianggap dapat meningkatkan kinerja kelompok, tetapi di sisi lain kebanyakan kelompok dan organisasi berusaha untuk meminimalisasikan konflik.

5. Kinerja Pegawai (Y)

Kinerja pegawai adalah sesuatu yang dicapai oleh pegawai, prestasi kerja yang diperhatikan oleh pegawai, kemampuan kerja berkaitan dengan penggunaan peralatan kantor. Dharma, (1991). Kinerja pegawai menurut Bambang Kusriyanto

yang dikutip oleh Harbani Pasolong dalam bukunya “Teori Administrasi Publik” adalah “Kinerja pegawai adalah hasil kerja perseorangan dalam suatu organisasi Pasolong, (2007). Berikut ini definisi operasional dan pengukuran variabel dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1

Definisi Operasional Variabel

Jenis Variabel Definisi Operasional Indikator Skala Pengukuran

Budaya Organisasi (X1

Budaya organisasi menyatakan suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi itu. ) Inovasi dan pengambilan resiko, Perhatian ke rincian, Orientasi hasil, Orientasi orang, Orientasi tim, Keagresifan Kemantapan. Interval Komitmen Organisasi (X2 Keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai dan

sasaran yang ingin

dicapai oleh organisasi )

Belief, kesiapan untuk

bekerja keras, keinginan yang kuat.

Interval Keadilan Prosedural (X3) Konflik (Z) Kinerja Pegawai (Y) Keadilan yang dipahami individu berdasarkan proses yang digunakan untuk menetapkan distribusi imbalan

Akibat perubahan yang terjadi dalam masyarakat dalam kehidupan para karyawan. Hasil kerja perseorangan dalam suatu organisasi Keadilan atau kesesuaian, penekanan terhadap bias, akurasi informasi, kesepakatan Dasar Kedisiplinan, Dasar Permasalah, Dasar Keuntuangan, Adanya Kesenjangan, Rasa Kecemburuan mengarahkan pegawai, mengarah kemampuan, mendapatkan kekuatan Interval Interval Interval

4.6. Motode Analisa Data

Dalam analisis data penelitian menggunakan teknik analisis data adalah regresi linier berganda dan melakukan uji residual. Sebelum meregresi linear berganda, dilakukan dulu uji kualitas instrumen pertanyaan, dan uji asumsi klasik, yang diolah menggunakan software. Berdasarkan hipotesis yang ditulis, maka model analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini sebagai berikut:

Y = α + B1X1 + B2X2 + B3 Z =α + B Z + E 1X1 + B2X2 + E Di mana : Y = Kinerja Pegawai α = Konstanta B1, B2, B3 X = Koefisien Regresi 1 X = Budaya Organisasi 2 X = Komitmen Organisasi 3 Z = Konflik = Keadilan Prosedural E = Error

4.7. Uji Kualitas Data

Penelitian dilakukan dengan mengukur variabel yang ada dalam instrumen pertanyaan terhadap data yang diperoleh. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui

apakah instrumen yang digunakan datanya valid dan realibel sebab kebenaran data yang diolah sangat menentukan kualitas hasil penelitian.

4.7.1. Uji Realibilitas dan Validitas Data

Uji instrumen penelitian yaitu untuk menguji instrumen yang dievaluasi melalui uji realibilitas dan validitas yang bertujuan untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan. Validitas digunakan untuk mengetahui kesamaan antara data yang dikumpulkan dengan data yang sesungguhnya terjadi pada proyek yang diteliti, sehingga dapat diperoleh data yang valid. Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya diukur dengan mampu mengungkap data yang diteliti secara tepat. Pendekatan yang digunakan untuk mengukur validitas dalam penelitian ini adalah dengan melakukan korelasi bivariate. Langkah ini dilakukan dengan melihat hipotesisnya adalah :

H0

H

: Tidak ada korelasi skor item dengan total skor (tidak valid)

1

Kriteria penerimaan/penolakan hipotesis adalah sebagai berikut : : Ada korelasi skor item dengan total skor (valid)

Tolak H0 jika nilai probabilitas r < taraf signifikan sebesar 0.05 (Sig. 2-tailed < α0.05). Terima H0 jika nilai probabilitas r > taraf signifikan sebesar 0.05 (Sig. 2-tailed >

α0.05

Pengujian reliabilitas setiap variabel dilakukan dengan teknik Cronbach alpha. Teknik ini merupakan pengujian reabilitas inter item, yaitu menggunakan item-item

pertanyaan yang berskala multipoint. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 Ghozali, (2005)

.

4.8. Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis dari penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik, hal ini untuk memastikan bahwa alat uji regresi berganda dapat digunakan atau tidak. Apabila uji asumsi klasik telah terpenuhi, maka alat uji statistik regresi linier berganda dapat digunakan. Model regresi linier berganda dapat disebut sebagai model yang baik apabila model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik lain yaitu heteroskedastisitas, autokorelasi, dan multikolinieritas.

4.8.1. Uji Normalitas

Setelah data diuji dengan reliabilitas dan validitas, maka data tersebut diuji normalitasnya, yaitu untuk menentukan alat statistik yang digunakan, jika data yang diperoleh terdistribusi normal dan variansinya sama, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan alat statistik parametrik, jika data yang diperoleh tidak terdistribusi normal dan atau variansinya tidak sama, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan alat statistik non parametrik. Pengujian normalitas data dilakukan dengan melihat grafik penyebaran data dan uji Kolmogorov-Smirnov (Uji K-S). Jika tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05, maka data tersebut terdistribusi normal.

4.8.2. Uji Multikolinieritas

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara variabel-variabel independen. Model regresi yang baik, tidak ditemukannya masalah multikolinieritas antara variabel-variabel independen dengan cara melihat angka Collinerity Statistics yang ditunjukkan oleh nilai variance inflation factor (VIF). Jika angka VIF > 0,5, maka variabel independen memiliki masalah multikolinieritas (Santoso, 2002), sebaliknya jika nilai toleransi menunjukkan lebih besar dari 0,1 akan terjadi masalah multikolinieritas diantara variabel independen.

4.8.3. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas, jika varians berbeda, maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu cara mendeteksi heteroskedastisitas adalah dengan melihat pola sebaran pada grafik scatter plot. Menurut Ghozali (2005), jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk suatu pola yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas dan jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi keputusan memilih berdasarkan masukan dari variabel bebasnya.

4.9. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis yang dilakukan meliputi uji F (uji signifikansi simultan), uji t (uji signifikansi parsial), dan koefisien determinasi (R2

4.9.1. Uji F (Uji Signifikan Simultan)

).

Uji F Simultan (Bersama-sama) tujuannya adalah untuk menilai variabel-variabel independen yang secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap variabel dependen. Hipotesis

Ho : β = 0, maka Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi, Keadilan Prosedural

tidak berpengaruh secara simultan dan tidak signnifikan terhadap Kinerja Pegawai.

diuji dengan menggunakan uji F (analisis regresi berganda). Kriterianya sbb:

Ha : β ≠ 0, maka Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi, Keadilan Prosedural

berpengaruh secara simultan dan signnifikan terhadap Kinerja Pegawai. P Value (sig) < 0,05 artinya H0

P Value (sig) > 0,05 artinya H

ditolak

0 diterima

4.9.2. Uji t (Uji Signifikan Parsial)

Uji t parsial (sendiri) untuk menilai variabel-variabel independen yang secara sendiri (parsial) berpengaruh terhadap variabel dependen. Hipotesis

Ho : β = 0, maka Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi, Keadilan Prosedural

tidak berpengaruh secara parsial terhadap Kinerja Pegawai.

diuji dengan menggunakan uji t (analisis regresi berganda). Kriterianya sbb:

Ha : β ≠ 0, maka Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi, Keadilan Prosedural

berpengaruh secara parsial terhadap Kinerja Pegawai. P Value (sig) < 0,05 artinya H0

P Value (sig) > 0,05 artinya H

ditolak 0 diterima 4.9.3. Koefisien Determinasi (R2 Koefisien determinasi (R ) 2

) atau Adjusted R2 bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai R2 atau Adjusted R2 adalah di antara nol dan satu. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen dan sebaliknya jika mendekati nol.

BAB V

Dokumen terkait