• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kinerja keuangan merupakan salah satu alat ukur yang digunakan oleh pemakai laporan keuangan dalam mengukur atau menentukan sejauh mana kualitas perusahaan. Kinerja suatu perusahaan dapat dilihat melalui laporan keuangan perusahaan tersebut. Dari laporan keuangan tersebut, dapat diketahui keadaan finansial dan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan selama periode tertentu.

a. Pengertian Kinerja dan Penilaian Kinerja

Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema strategis (strategic planning) suatu organisasi. Secara umum dapat juga dikatakan bahwa kinerja merupakan prestasi yang dapat dicapaai oleh organisasi dalam periode tertentu.

Pengertian kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:570) adalah:

“Kinerja mempunyai pengertian sesuatu yang dicapai; prestasi yang diperlihatkan; kemampuan kerja. Dalam bahasa Inggris, sering diartikan dengan

performance yang mempunyai arti pelaksanaan.”

Berdasarkan defenisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja sebagai prestasi kerja, pencapaian kerja atau unjuk kerja atau penampilan kerja dalam mewujudkan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.

Penilaian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002;609), adalah:

“Penilaian mempunyai arti proses atau cara menilai. Dalam bahasa Inggris, sering diartikan dengan kata measurement yang berarti sistem pengukuran.”

Pengukuran maupun penilaian kinerja adalah alat manajemen untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusasn dan akuntabilitas.

Dengan demikian, pengertian penilaian kinerja adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan manajemen untuk mengevaluasi hasil-hasil dari

aktivitas-aktivitas yang telah dilaksanakan dan dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

b. Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja

Prestasi pelaksanaan program yang dapat diukur akan mendorong pencapaian prestasi tersebut. Pengukuran prestasi yang dilakukan secara berkelanjutan memberikan umpan balik untuk upaya perbaikan secara terus-menerus dan pencapaian tujuan di masa yang akan datang. Tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar membuahkan tindakan dan hasil yang di inginkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran. Penilaian kinerja dilakukan untuk menekan perilaku yang tidak semestinya, untuk merangsang dan menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya, serta penghargaan.

Secara umum, tujuan suatu perusahaan untuk mengadakan evaluasi kinerja adalah: 1). Menetapkan kontribusi masing-masing divisi atas perusahaan maupun atas kontribusi dari masing-masing sub divisi, misalnya jenis produk, daerah pemasaran, golongan pelanggan dari suatu divisi (evaluasi ekonomi maupun evaluasi segmen).

2). Memberikan dasar untuk mengevaluasi kualitas kinerja masing-masing manajer divisi maupun kantor cabang (evaluasi manajerial).

3). Memutuskan para manajer divisi maupun kantor cabang supaya konsisten mengoperasikan divisi maupun kantor cabang, sehingga sesuai dengan tujuan pokok perusahaan (evaluasi operasi).

Secara formal, produk akhir dari hasil pengukuran kinerja diwujudkan dalam suatu laporan yang disebut laporan kinerja. Penilaian kinerja mempunyai manfaat bagi manajemen, yaitu:

a). Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemitivasian karyawan secara maksimal.

b). Mengambil keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, seperti promosi, transfer, dan pemberhentian.

c). Mengidentifikasi kebutuhan peralatan dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.

d). Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaiman atasan mereka menilai kinerja mereka.

e). Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.

c. Penilaian Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai prestasi organisasi atau perusahaan yang dinilai secara kuantitatif dalam bentuk uang yang dilihat, baik dari segi pengelolaan, pergerakan amaupun tujuannya. Kinerja keuangan perusahaan yang tergambar dalam laporan keuangan menjadi perhatian utama bagi para pemakai

laporan keuangan tersebut. Oleh karena itu, manajemen perusahaan harus berusaha untuk meningkatkan kinerja dari periode ke periode.Analisis kinerja keuangan yang dilakukan pada dasarnya untuk melakukan evaluasi kinerja dimasa lalu dan melakukan berbagai analisis, sehingga diperoleh posisi keuangan perusahaan yang mewakili realitas perusahaan dan potensi-potensi kinerja yang akan berlanjut.

d. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan

Metode dan teknis analisis maupun yang digunakan, kesemuanya itu menganalisis laporan keuangan, dan setiap metode analisis mempunyai metode yang sama yaitu untuk membuat agar data lebih dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai dasar pembuat keputusan bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Dalam lingkungan lingkungan bisnis yang kompetitif, perusahaan tidak hanya diharapkan sebagai wealth-creating institution , namun jauh lebih dari itu diharapkan dapat melipatgandakan kekayaannya. Ukuran kinerja keuangan yang mendasar pada laba akuntansi (accounting profit), seperti earning per share,

return on equity, dan rasio lainnya, dianggap tidak lagi memadai untuk

mengevaluasi efektivitas dan efisiensi perusahaan. Oleh karena itu, berkembang metode pengukuran keuangan yang lebih menekankan pada nilai yang disebut dengan Value Based Management (VBM). Konsep VBM mendorong manajemen untuk fokus pada penciptaan arus kas bagi pemegang saham, salah satu konsep dari VBM adalah Economic Value Added (EVA). Economic value addded merupakan pengembangan dari konsep risidual income yang menghitung

economic profit berupa nilai tambahan yang dihitung dari keuntungan yang

diperoleh perusahaan setelah dikurangi dengan cost of capital. Menurut para analis pasar yang menyatakan bahwa pengukuran kinerja suatu perusahaan yang terbaik adalah Economic Value Added, sesuai dengan kutipan dari Keys, Mackey (2001:1), ”Economic Value Added is the only true indicator of business and management performance”.

e. Pengaruh Penerapan Prinsip Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan

Pada dasarnya, perusahaan adalah lembaga ekonomi yang didirikan oleh pemilik untuk mendapatkan keuntungan. Salah satu kepentingan pokok pemegang saham (shareholders) adalah bahwa perusahaan harus memupuk keuntungan (profit motive), sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan bagi keuntungan para pemegang saham. Dalam menjalankan aktivitasnya, perusahaan melakukan interaksi secara kelembagaan dengan pihak-pihak lain yang terkait dengan perusahaan. Dalam interaksi tersebut, terdapat berbagai kepentingan yang mungkin dan seringkali tidak sejalan dengan kepentingan pokok pemegang saham, termasuk di antaranya dengan kepentingan karyawan, pelanggan, pemasok, pelanggan, pesaing, distributor, pemerintah serta masyarakat yang ikut memberikan kontribusi terhadap keberhasilan perusahaan dan yang ikut pula menanggung dampak dari kegiatan operasional perusahaan. Mereka adalah

tersebut. Oleh karena itu, perusahaan harus mempunyai keseimbangan dengan memperhatikan tidak hanya kepentingan shareholders saja tetapi juga stakeholders untuk mempertahankan eksistensinya dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat.

Good corporate governance merupakan proses dan struktur yang digunakan

untuk mengarahkan dan mengelola bisnis dan urusan-urusan perusahaan dalam rangka meningkatkan kemakmuran bisnis dan urusan-urusan perusahaan dalam rangka meningkatkan kemakmuran bisnis dan akuntabilitas perusahaan dengan tujuan utamanya adalah mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap mempertahankan kepentingan stakeholders yang lain. Kepercayaan investor dan efisiensi pasar sangat tergantung dari pengungkapan kinerja perusahaan secara akurat dan tepat waktu. Agar bernilai di pasar modal global, informasi tersebut harus jelas, konsisten, dan dapat diperbandingkan serta menggunakan standar akuntansi yang diterima di seluruh dunia. Dampak transparansi adalah bahwa pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan dapat memperhatikan dampak risiko bertransaksi dengan perusahaan. Dengan adanya prinsip-prinsip good corporate governance, maka laporan keuangan yang dihasilkan dapat diungkapkan secara transparan dan akurat, sehingga dapat membantu investor dan pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam suatu perusahaan untuk mengambil keputusan, sehingga dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Juga jika dilanjutkan dengan tujuan good corporate governance pada BUMN, salah satunya meningkatkan kontribusi BUMN dalam perekonomian nasional dan meningkatkan iklim investasi nasional yang bisa

diartikan sebagai tingkat kinerja BUMN yang baik. Dari pernyataan di atas, maka dapat di simpulkan bahwa dengan diterapkannya prinsip-prinsip good corporate governance di perusahaan, maka pihak-pihak yang terkait di perusahaan memiliki tanggung jawab yang jelas sesuai dengan peraturan yang berlaku, sehingga dapat mendorong pengelolaan organisasi yang lebih demokratis (karena melibatkan partisipasi banyak kepentingan), lebih accountable (karena ada sistem yang akan meminta pertanggungjwaban atas setiap tindakan), lebih transparan, serta akan meningkatkan keyakinan bahwa perusahaan dan organisasi lainnya dapat menyumbangkan manfaat tersebut dalam jangka panjang. Dalam hal ini, kinerja perusahaan akan meningkatkan kualitas laporan keuangan yang pada akhirnya meningkatkan kepercayaan pemakai laporan keuangan, termasuk investor.

f. Pengukuran Kinerja Keuangan: 1). Economic Value Added (EVA)

Economic value added dapat diartikan sebagai suatu estimasi terhadap

keuntungan ekonomis perusahaan selama periode tertentu dan secara substansial berbeda dengan laba akuntansi. Hal ini disebabkan oleh adanya elemen biaya modal yang diperhitungkan dalam economic value added yang tidak diperhitungkan dalam laba tradisional dan factor-faktor lainnya yang berkaitan dengan adjustments, seperti adjustments, inventory valuations. Brigham dan Houston memandang economic value added sebagai pengukuran terhadap nilai manajemen perusahaan yang paling tepat karena dalam perhitungannya economic

maupun dari biaya hutang, konsep perhitungan inilah yang membedakan penilaian

economic value added dengan perhitungan laba akuntansi pada umumnya, di mana

dalam akuntansi tidak memperhitungkan biaya modal.

Semakin tinggi economic value added berarti semakin tinggi kinerja perusahaan dan menggambarkan penciptaan nilai pemegang saham (value creation), semuanya ini akan tercermin dalam harga saham perusahaan. Sebaliknya perusahaan yang memiliki economic value added yang negatif atau rendah menunjukkan kinerja perusahaan yang rendah daripada total modal yang diinvestasikan sehingga terjadi penurunan nilai pemegang saham (value

destruction), dan berakibat pada penurunan harga saham perusahaan. Economic value added dapat dengan mudah dimanipulasi karena perhitungan economic value added berdasarkan metode akuntansi konvensional seperti penerapan konsep

pembiayaan akrual, sehingga perhitungannya mempertimbangkan taksiran-taksiran seperti amortisasi, jumlah piutang tak terhingga, tingkat penyusutan, dan taksiran lainnya. Bagi para manajer yang menerapkan economic value added akan memiliki pilihan yang sedikit dalam hal pembiayaan dalam kegiatan operasi karena pengukuran economic value added memfokuskan pada struktur modal yang baik di mana biaya modal saham akan menjadi lebih tinggi dibandingkan biaya hutang, sehingga economic value added akan meningkat apabila rasio Debt

to Equity juga meningkat. Keadaan ini yang menjadikan bagian pengungkit dalam

struktur modal tidak lagi penting dalam menentukan kinerja perusahaan. Biaya modal yang besar mengindikasikan harapan pengembalian yang besar pula,

sebaliknya investasi yang sedikit beresiko menunjukkan tingkat pengembalian rata-rata. Perusahaan yang menerapkan economic value added tentu akan memilih investasi dengan modal besar dengan tingkat resiko yang besar, tindakan ini yang dianggap akan membahayakan keberlangsungan perusahaan. Selain itu, perhitungan economic value added juga termasuk rumit karena pelaksana harus memahami pendapat akuntansi dan ekuitas perusahaan serta elemen economic

value added dalam formulasinya. economic value added seharusnya tidak

digunakan untuk penganggaran modal, untuk tujuan ini perusahaan lebih baik menggunakan metode Internal Rate of Return (IRR) dan Net Present Value (NPV) karena perhitungannya mempertimbangkan nilai dari arus kas. Begitu juga dalam hal keputusan investasi jangka panjang, economic value added menyebabkan keengganan manajer untuk melakukan investasi karena sifat pengukuran economic

value added hanyalah potret jangka pendek.

Economic value added Merupakan hasil pengurangan total biaya modal terhadap

laba operasi setelah pajak. Biaya modal sendiri berupa cost of debt dan cost of

equity.

Langkah-langkah menghitung Nilai Tambah Ekonomis (EVA) adalah sebagai berikut :

Economic Value Added dapat diformulasikan sebagai berikut: EVA= NOPAT – (Capital x c) atau EVA= (r-c) x Capital Dimana :

1. NOPAT = Net Operating Profit After Tax, yaitu laba bersih (Net Income After Tax) ditambah bunga setelah pajak.

2. C = biaya kapital adalah biaya bunga pinjaman dan biaya equitas yang digunakan untuk menghasilkan NOPAT (Net Operating profit After Tax) tersebut dan dihitung secara rata-rata tertimbang (Weighted Average Cost of Capital).

3. R = tingkat balikan kapital (rate of return), yaitu NOPAT dibagi dengan Capital.

4. Capital = jumlah dana yang tersedia bagi perusahaan untuk membiayai perusahaannya.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menghitung EVA (Economic Value Added) :

a. Menghitung biaya hutang dan biaya atas ekuitas b. Menghitung struktur permodalan dari neraca c. Menghitung NOPAT

d. Menghitung tingkat pengembalian (r)

e. Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang (C) f. Menghitung EVA (Economic Value Added)

Untuk menghitung economic value added yang akurat, perlu dilakukan penyesuaian (adjustment) terhadap nilai buku akuntansi(accounting book evalue) menjadi nilai buku ekonomis (economic book value).

Dokumen terkait