• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kinerja sebagai Fungsi dari Kompetensi, Motivasi dan Lingkungan

Dalam dokumen Lporan Praktek lapangan 02 Pelaksanaan Pe (Halaman 37-43)

Berbicara tentang kinerja tidak bisa dilepaskan dari kompetensi, motivasi dan lingkungan. Ketiga unsur tersebut mempunyai kaitan antara satu dengan yang lainnya, artinya dalam melakukan penilain kinerja penyuluh pertanian, unsur kompetensi, motivasi dan lingkungan harus dilihat sebagai suatu kesatuan.

Seorang penyuluh pertanian walaupun memiliki kompetensi yang bagus namun tidak ditunjang dengan kualitas lingkungan baik itu lingkungan organisasi tempat ia bekerja maka tidak akan bisa profesional bekerja begitupun dengan unsur motivasi, walaupun seorang penyuluh pertanian memiliki kompetensi dan lingkungan yang mendukung, namun dari segi motivasi yang sangat lemah maka tidak akan pula memperlihatkan kinerja yang diharapkan.

E. Kompetensi

Kompetensi adalah salah satu faktor yang menentukan baik atau buruknya kinerja seorang penyuluh pertanian.

Menurut Wibowo, 2007:86, kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.

Dengan demikian, kompetensi menunjukkan keterampilan atau pengetahuan yang dicirikan oleh profesionalisme dalam suatu bidang tertentu sebagai sesuatu yang terpenting, sebagai ungulan bidang tersebut.

Kompetensi penyuluh pertanian adalah kecakapan atau keahlian

standar yang harus dimiliki agar dapat mendukung pekerjaannya sebagai

penyuluh pertanian. Oleh karena itu, kecakapan standar yang harus dimiliki oleh seorang penyuluh pertanian dapat dikategorikan kedalam dua hal yaitu kemampuan manajerial dan kemampuan tekhnis. Dari kedua kompetensi tersebut, secara umum kompetensi standar yang harus dimiliki seorang penyuluh pertanian adalah:

1. mampu membuat suatu design program-program penyuluh

pertanian,

2. mampu memotivasi petani dalam berusaha tani,

3. mampu melibatkan petani dalam kelompok-kelompok tani,

4. mampu membuat jejaring antara petani dengan pihak-pihak lain

yang berkepentingan dengan pertanian,

5. mampu menciptakan dan mengembangkan kelembagaan ekonomi

usahatani,

6. mampu menumbuhkan semangat keswadayaan dan keswakarsaan

dalam diri petani dan

7. mampu memelihara sifat keprofesionalan dalam melakukan

F. Motivasi

Unsur lainnya yang berpengaruh pada kinerja seorang penyuluh pertanian adalah mtivasi. Motivasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu motivasi internal dan motivasi eksternal. Secara umum, motivasi diartikan sebagai hal-hal yang mendasari kenapa seorang penyuluh pertanian mau melakukan atau berprofesi sebagai seorang penyuluh pertanian. Motivasi sangat erat kaitannya dengan seberapa jauh rasa kepuasan apabila melakukan pekerjaan tersebut. Jadi unsur kebutuhan sangat berpengaruh pada motivasi seseorang individu. Semakin terpenuhi semua kebutuhan individu dalam suatu pekerjaan maka semakin termotivasi dalam pekerjaannya.

Teori kebutuhan Maslow dapat membantu kita dalam menganalisis unsur motivasi seorang penyuluh pertanian. Pada prinsipnya, manusia memiliki lima macam kebutuhan yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan untuk diakui, dan kebutuhan untuk aktualisasi diri. Kelima macam kebutuhan tersebut diatas membantu kita untuk melihat potensi setiap manusia, terutama dalam hal kebutuhan.

Setiap individu cenderung melakukan sesuatu karena dilatarbelakangi oleh tingkat motivasinya. Tingkat Motivasi sangat dipengaruhi oleh motif yang berlandaskan pada sejauhmana

kebutuhannya dapat terpenuhi. Jadi seorang penyuluh pertanian yang mempunyai motivasi yang tinggi akan berdampak pada kinerja yang tinggi pula dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan oleh lembaga atau organisasinya. Namun harus diakui bahwa Teori Maslow tentang Kebutuhan Manusia masih banyak memiliki kelemahan-kelemahan sehingga untuk melihat motivasi penyuluh pertanian dari perspektif teori tersebut tidaklah cukup dan perlu mengkombinasikannya dengan teori-teori kebutuhan lainnya seperti toeri kebutuhan Mc Clelland, Teori Havighurst tentang Tugas-Tugas Pengembangan dan lain-lainnya.

G. Lingkungan

Lingkungan yang dimaksud disini adalah bagaimana suasana kerja yang mempengaruhi diri seorang penyuluh pertanian dalam melakukan pekerjaannya. Lingkungan organisasi (organisasi penyuluhan pertanian) dan wilayah tempat penyuluh pertanian bekerja adalah dua aspek yang perlu diperhatikan dalam membahas bagaimana kinerja seorang penyuluh pertanian.

Sistem manajemen organisasi yang mendukung karyawan seperti adanya administrasi yang baik dan rapi, tunjangan finansial yang mendukung, sistem reward yang jelas, promosi jabatan, sistem penggajian yang adil, serta sistem pendidikan dan pelatihan yang terus berkesinambungan akan menimbulkan profesionalisme yang tinggi bagi seorang karyawan dalam mengoptimalkan kinerjanya.

Begitupun dengan suasana kerja tempat penyuluh pertanian melakukan aktivitasnya membantu para petani. Penyuluh pertanian yang tinggal bersama-sama dengan petani akan mempunyai hubungan komunikasi yang baik karena sering terjadinya interaksi antara penyuluh dengan petani. Setiap permasalahan yang ditemui petani saat itu juga langsung dapat dikomunikasikan kepada penyuluh pertanian, begitupun sebaliknya. Dengan kondisi tersebut, akan terjadi interaksi yang intensif setiap waktu, sehingga pemahaman akan kondisi dan masalah yang dihadapi di lapangan oleh petani dapat diketahui dengan jelas oleh seorang penyuluh pertanian.

Suasana kondusif tersebut akan mempengaruhi kinerja petani, selain itu petani memandang penyuluh sebagai mitra strategis yang dapat memfasilitasi mereka menyelesaikan permaslahan yang dihadapi dalam berusaha tani.

Jadi ketiga unsur tersebut diatas yaitu kompetensi, motivasi dan lingkungan merupakan hal yang penting dalam melakukan penilaian terhadap kinerja seorang penyuluh pertanian.

BAB VI PENUTUP A. KESIMPULAN

1. Penilaian kinerja penyuluh pertanian dilakukan untuk

memberikan masukan terhadap hasil kerja atau prestasi kerja yang diperoleh penyuluh pertanian.

2. Penilaian kinerja penyuluh pertanian akan memberikan umpan

balik terhadap tujuan dan sasaran kinerja, perencanaan dan proses pelaksanaan kinerja.

3. Penilaian kinerja penyuluh pertanian dapat pula dilakukan terhadap proses penilaian, review dan pengukuran kinerja penyuluh pertanian.

4. Atas dasar penilaian kinerja tersebut dapat dilakukan

langkah-langkah untuk melakukan perbaikan kinerja penyuluh pertanian diwaktu yang akan datang.

B. SARAN

1. Perlu adanya pendidikan dan keterampilan bagi penyuluh untuk dapat membimbing dan memotivasi petani agar mau mengubah cara berfikir dan mau menerapkan cara-cara bertani baru.sehingga tingkat hidupnya akan lebih sejahtera.

Dalam dokumen Lporan Praktek lapangan 02 Pelaksanaan Pe (Halaman 37-43)

Dokumen terkait