BAB II TINJAUAN PUSTAKA
E. Kinerja
1. Pengertian Kinerja
Menurut Ilyas (2002:7) kinerja adalah hasil karya personel baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personel. Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada personel yang mengaku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga kepada keseluruhan jajaran personel di dalam organisasi.
Pendapat lain dikemukakan oleh Tiffin dan Mc Cormick (1979) dalam Wicaksono (2002:25) bahwa individu yang berbeda akan menghasilkan kinerja yang berbeda pula. Hal ini disebabkan kinerja individu
berhubungan dengan individual variable dan situational variable.
Individual variable adalah variabel yang berasal dari dalam diri individu yang bersangkutan, misalnya: kemampuan, kepentingan dan kebutuhan- kebutuhan tertentu. Sedangkan situational variable adalah variabel yang bersumber dari situasi pekerjaan yang lebih luas (lingkungan organisasi) misalnya: pelaksanaan, supervisi, iklim organisasi, hubungan dengan rekan kerja dan sistem pemberian imbalan atau kompensasi.
2. Standar Kinerja
Menurut Suprihanto (1987) dikutip oleh Wicaksono (2002:26) standar kinerja adalah suatu alat ukur terhadap suatu perbandingan antara apa yang diharapkan atau ditargetkan dengan apa yang telah dilakukan sesuai dengan pekerjaan atau jabatan yang telah dipercayakan oleh seseorang. Standar kinerja dapat pula dijadikan sebagai alat pertanggung jawaban terhadap apa yang telah dikerjakan atau yang telah dilakukan.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1979 tentang Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) Pegawai Negeri Sipil (PNS) seperti dikutip Suprihanto (1987) dalam Wicaksono (2002:26) standar yang digunakan untuk mengukur kinerja seorang pegawai negeri sipil adalah:
a. Kesetiaan, yang meliputi unsur kesetiaan, ketaatan, dan pengabdian kepada Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, negara dan pemerintah. b. Prestasi kerja, adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai
negeri sipil dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. c. Tanggung jawab, adalah kesanggupan seorang pegawai negeri sipil
menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik- baiknya dan tepat pada waktunya serta berani memikul risiko atas keputusan yang diambilnya atau tindakan yang dilakukannya.
d. Ketaatan, adalah kesanggupan seorang pegawai negeri sipil untuk
menaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan
kedinasan yang berlaku, menaati perintah kedinasan yang diberikan
oleh atasan yang berwenang, serta kesanggupan tidak melanggar larangan yang ditentukan.
e. Kejujuran, adalah ketulusan hati seorang pegawai negeri sipil dalam melaksanakan tugas dan kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang diberikan kepadanya.
f. Kerjasama, adalah kemampuan seorang pegawai negeri sipil untuk bekerja bersama-sama dengan orang lain dalam menyelesaikan sesuatu tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dari atasan.
g. Kepemimpinan, adalah kemampuan seorang pegawai negeri sipil untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat dikerahkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas pokok.
3. Aspek-aspek kinerja
Menurut Furtwengler (2002:86), aspek-aspek yang terdapat dalam kinerja meliputi:
a. Kecepatan
Kecepatan terkait dengan unsur-unsur tindakan pegawai
mengindikasikan pemahaman mengenai pentingnya kecepatan dalam lingkungan persaingan, kemampuan melakukan pekerjaan dengan bagus, kemampuan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal dan kemampuan mencari cara untuk menyelesaikan pekerjaan rutin dengan lebih cepat. Kecepatan sangat penting bagi keunggulan bersaing perusahaan atau organisasi.
b. Kualitas
Kualitas tidak dapat dikorbankan demi kecepatan. Kualitas pekerjaan pegawai dapat dilihat dari beberpa unsur seperti: pegawai bangga terhadap pekerjaannya, pegawai melakukan pekerjaannya dengan benar sejak awal dan pegawai mencari cara-cara untuk memperbaiki kualitas pekerjaannya.
c. Pelayanan
Aspek pelayanan dapat dilihat melalui hal-hal berikut: tindakan pegawai mengindikasikan pemahaman mengenai pentingnya melayani para pelanggan, pegawai menunjukkan keinginan untuk melayani orang lain dengan baik, pegawai merespon pelanggan dengan tepat waktu dan pegawai memberikan sesuatu lebih daripada yang diminta oleh pelanggan.
d. Nilai
Pemahaman mengenai nilai sangat penting dalam keputusan pembelian, penetapan sasaran, menyusun prioritas dan efektifitas kerja. Paling tidak ada dua hal yang tercakup dalam aspek nilai, yaitu: tindakan pegawai mengindikasikan pemahaman mengenai konsep nilai dan nilai merupakan sesuatu yang dipertimbangkan oleh pegawai dalam mengambil keputusan.
e. Keterampilan interpersonal
Keterampilan interpersonal dapat ditinjau dari hal-hal, seperti: pegawai menunjukkan perhatian kepada perasaan orang lain, pegawai
menggunakan bahasa yang memberi semangat kepada orang lain, pegawai bersedia membantu orang lain dan pegawai merayakan keberhasilan orang lain dengan tulus.
f. Mental untuk sukses
Hal ini mencakup unsur-unsur antara lain: pegawai memiliki sikap can
do (yakin bahwa ia dapat melakukan apapun), pegawai mencari cara untuk menambah pengetahuan-pengetahuannya, pegawai mencari cara untuk memperbanyak pengalamannya dan pegawai realistis dalam mengukur kemampuannya.
g. Terbuka untuk berubah
Kondisi ini terkait dengan hal-hal berikut: pegawai bersedia menerima perubahan, pegawai mencari cara baru untuk menyelesaikan tugas lama, tindakan pegawai mengindikasikan sifat ingin tahu dan pegawai memandang peran yang dilakukan sebagai peran yang berarti.
h. Kreativitas
Kreativitas pegawai dapat dilihat dari beberapa hal, seperti: kreativitas dalam pemecahan masalah, kemampuan melihat hubungan antara masalah-masalah yang kelihatannya tidak berkaitan, kemampuan untuk membuat konsep abstrak dan mengembangkannya menjadi konsep yang dapat diterapkan dan kemampuan menerapkan kreativitasnya dalam pekerjaan sehari-hari.
i. Keterampilan berkomunikasi
Keterampilan berkomunikasi pegawai meliputi: penampilan gagasan logis dalam bahasa yang mudah dipahami, kemampuan menyatakan
ketidaksetujuan tanpa menciptakan konflik, menulis dengan
menggunakan kata-kata yang jelas dan tepat dan penggunaan bahasa yang bernada optimis.
j. Inisiatif
Inisiatif pegawai mencakup hal-hal seperti: selalu bersedia membantu orang lain jika pekerjaannya telah selesai, ingin selalu terlibat dalam proyek baru, selalu berusaha mengembangkan keterampilannya diluar tempat kerja dan menjadi sumber gagasan untuk perbaikan kerja. k. Perencanaan organisasi
Kemampuan perencanaan pegawai misalnya: selalu membuat jadwal personal, bekerja berdasarkan jadwal tersebut dan selalu memutuskan lebih dahulu pendekatan yang digunakan pada suatu tugas sebelum memulainya.