• Tidak ada hasil yang ditemukan

akan sangat memudahkan proses pembuatannya, maka dari itu kegiatan perancangan adalah hal yang penting dan mutlak

3.8.3. Proses-Proses dalam Perancangan Produk

3.8.3.1. Klarifikasi Tujuan

Klarifikasi tujuan (clarifying objectives) ini dilakukan untuk menentukan tujuan perancangan. Metode yang digunakan adalah pohon tujuan (objectives

Trees). Dengan pohon tujuan, kita akan dapat mengidentifikasikan tujuan dan sub

tujuan dari perancangan suatu produk beserta hubungan antara keduanya yaitu dalam bentuk diagram yang menunjukkan hubungan yang hierarki antara tujuan dengan sub tujuannya. Percabangan pada pohon tujuan merupakan hubungan yang menunjukkan cara untuk mencapai tujuan tertentu.

Titik awal sebuah rancangan adalah sebuah masalah atau sesuatu yang masih kabur sangat jarang bagi perancang untuk memberikan pernyataan lengkap dan jelas tentang objek yang harus dipenuhi. Langkah pertama dalam perencanaan adalah mencoba mengklasifikasikan tujuan perencanaan. Dalam kenyataannya, akan sangat membantu pada semua tahap mencapai akhir yang diinginkan. Akhir ini adalah rangkaian tujuan dimana benda yang dirancang harus dapat dipenuhi.

Metode pohon tujuan memberikan format yang jelas dan bermanfaat bagi beberapa tujuan. Ini memperlihatkan tujuan dan cara umum untuk mencapainya dan masih harus dipertimbangkan. Ini akan memperlihatkan bentuk diagramatik dimana tujuan yang berbeda akan saling berhubungan satu sama lain, dan pola

hirarki tujuan dan sub tujuan. Prosedur untuk pencapaian pohon tujuan ini akan membantu memperjelas tujuan dan mencapai kesepakatan di antara klien, manajer, dan anggota tim desain.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam tahap klarifikasi tujuan adalah sebagai berikut:

1. Membuat daftar tujuan perancangan.

2. Susun daftar dalam urutan tujuan dari higher-level kepada lower-level. 3. Gambarkan sebuah diagram pohon tujuan, untuk menunjukkan hubungan-

hubungan yang hierarki.

Metode pohon tujuan memberikan bentuk dan penjelasan dari pernyataan tujuan. Metode ini menunjukkan sasaran yang akan dicapai dengan berbagai pertimbangan.

1. Prosedur

Prosedur untuk menggunakan metode pohon tujuan membantu memperjelas tujuan dan mendapatkan persetujuan dari klien, manajer, dan anggota tim perancangan. Klien sangat peduli terhadap dengan apa yang diinginkan, atau mungkin klien berpendapat bahwa pengacara sangat memahami yang diinginkannya. Alternatif lain adalah berharap klien memberikan kebebasan. Hal ini kedengarannya seperti keuntungan tersendiri bagi perancang tetapi bisa juga menjadi bencana kalau klien memutuskan bahwa proposal

rancangan akhir sama sekali tidak sesuai dengan keinginannya. Pada kasus lain perancang akan sangat membutuhkan pengembangan ide-ide awal menjadi pernyataan yang jelas tentang tujuan perancangan.

Tujuan perancangan bisa juga disebut persyaratan klien, keinginan pemakai atau kegunaan produk. Beberapa tujuan perancangan berisi ringkasan yang lengkap sementara yang lainnya harus diperoleh dari pernyataan yang diajukan pada klien atau mendiskusikannya dengan anggota tim yang lainnya. Salah satu cara untuk membuat pertanyaan yang masih samara-samar menjadi lebih spesifik adalah melalui literatur, mencoba menspesifikasikan apa yang dimaksud dengan sasaran antara. Sebagai contoh, suatu tujuan untuk peralatan mesin adalah harus aman, hal ini dapat diperluas menjadi: a. Tidak mencederai operator.

b. Mengurangi tingkat kesalahan operator. c. Mengurangi kerusakan peralatan. d. Pengurangan beban yang berlebihan.

Daftar ini dapat disimpulkan dengan sederhana dan sembarang hal-hal apa saja yang dapat dianggap sebagai tujuan atau mendiskusikannya dengan anggota tim perancang lainnya. Dapat juga dilakukan dengan menanyakan pada klien secara lebih spesifik tentang tujuan termasuk dalam rancangan singkat.

Jenis pertanyaan yang dapat digunakan dalam memperluas dan memperjelas tujuan adalah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sederhana

misalnya, “Kenapa”, “Bagaimana” atau “Apa”. Untuk singkatnya mengajukan pertanyaan apa yang ingin kita cari dari tujuan-tujuan ini.

Setelah mengembangkan daftar tujuan menjadi jelas dan menyusun tingkat yang lebih tinggi dari level yang lainnya. Untuk memperjelas jenis tingkatan yang muncul, tulis kembali daftar umum sasaran menjadi tersusun. Kelompokkan tujuan menjadi sekumpulan tujuan dengan memperhatikan tingkatan yang paling tinggi dari tujuan tersebut. Misalnya: kelompok produk yang aman, sementara yang lainnya membutuhkan daya tahan dan sebagainya. Tiap kelompok, susun sub tujuan dalam susunan menjadi hirarki, sehingga tingkatan paling bawah terpisah dengan tingkatan tujuan yang lainnya, contohnya sebagai berikut:

a. Mesin yang dibuat harus aman, b. Mengurangi tingkat,

c. Mengurangi kesalahan kesalahan peralatan, d. Mengurangi beban berlebih.

Daftar kini tersusun menjadi 3 tingkatan hirarki. Terkadang sangat sulit untuk membedakan antar tingkatan tujuan atau orang lain dalam tim perancangan tidak setuju dengan tingkatan relatif beberapa tujuan.

Aspek untuk memilih tujuan menjadi beberapa tingkatan membantu perancang untuk berpikir lebih jelas tujan dan hubungan antar sasaran tujuan akhir. Gambarkan diagram pohon tujuan untuk menunjukkan hubungan hirarki dan hubungan diantaranya. Diagram ini menunjukkan hubungan hirarki diantara beberapa tujuan dan subtujuan; diagram ini merupakan awal

suatu pohon yang menggambarkan pola hubungan diantara tujuan dan subtujuan.

Orang lain mungkin membuat pohon tujuan yang berbeda untuk persoalan yang sama atau bahkan dari kumpulan tujuan yang sama. Diagram ini secara sederhana menyajikan satu persepsi pada struktur persoalan. Diagram pohon membantu untuk menajamkan dan memperbaiki persepsi perancang tentang persoalan atau mencapai kasamaan pandangan tentang tujuan dengan anggota tim yang lainnya. Bentuk ini merupakan pola sementara yang biasa saja berubah dalam proses perancangan berikutnya. Melalui suatu proyek tujuan perancangan harus dinyatakan secara jelas dan transparan dan memuat informasi yang dibutuhkan, dan pohon tujuan menyediakan kebutuhan ini. 2. Fungsi Perancangan

Dari metode pohon tujuan kita melihat maksud permasalahan dapat mempunyai banyak tingkatan-tingkatan yang umum maupun secara rinci. Dengan nyata, setiap tingkat permasalahan memberi arti sangat penting bagi perancang. Ada perbedaan besar antara mempertanyakan “Merancang sebuah telepon gengam” dan “Merancang sebuah telekomunikasi”. Perancang dapat menyajikan tingkatan pada merancang pintu atau merancang jalan masuk dan jalan keluar dan menemukan penyelesaian yang tak memerlukan tombol pintu sama sekali, tetapi hal ini tidak bermamfaat bagi kita yang membuat tombol pintu. Pilihan lain perancang dapat menurunkan beberapa tingkatan, menyelidiki hubungan antara manusia dengan lingkungan kerjanya dari perancangan atau macam-macam gerakan dari pergerakan palang pintu. Jadi

hal ini dapat bermanfaat dalam mempertimbangkan tingkat permasalahan dimana seseorang perancang atau regu perancang bekerja. Itu sangat bermanfaat jika kita dilakukan dalam tahap pertimbangan tidak pada jenis potensi dari penyelesaian, tahap fungsi penting untuk bebas untuk mengembangkan pilihan perencanaan penyelesaian yang memuaskan. Metode analisis fungsi menawarkan seperti mempertimbangkan fungsi esensial alat, hasil/produk atau system yang dirancang harus memuaskan. Tidak masalah komponen fisik apa yang seharusnya digunakan. Tingkat permasalahan diputuskan dengan mendirikan “Perbatasan” disektor peletakan pengganti yang saling berkaitan dari fungsi.

3. Metode Analisis Fungsi

Menunjukkan fungsi keseluruhan untuk rancangan masa proses perubahan dari pemasukan kepada pegeluaran. Titik pangkal untuk metode ini adalah memusatkan pada apa saja yang diperoleh dengan rancangan baru, dan tidak mementingkan bagaimana diperolehnya yang paling sederhana dan cara yang sangat mendasar dari penunjukan penggantian produk atau alat digambarkan secara sederhana sebagai kotak hitam yang mengubah bentuk khusus pemasukan kepada pengeluaran yang diinginkan. Kotak hitam meliputi keseluruhan fungsi yang diperlukan untuk mengubah bentuk permasalahan kepada pengeluaran.

4. Perincian fungsi-fungsi keseluruhan kedalam sekumpulan sub-sub fungsi penting.

Biasanya, perubahan dari kumpulan input dari kumpulan input kedalam kumpulan output/produk adalah tugas yang kompleks disamping Kotak hitam. Disini tidak ada sasaran yang pasti, cara yang sistematis untuk melakukan ini. Pemeriksaan kedalam sub-sub fungsi dapat bergantung pada faktor-faktor seperti jenis dari komponen-komponen bernilai untuk tugas- tugas yang spesifik, kepentingan atau keutamaan alokasi dari fungsi-fungsi mesin atau untuk operatornya, pengalaman desainer dan lain-lain. Dalam spesifikasi sub-sub fungsi ini sangat membantu untuk memastikan bahwa mereka semua dinyatakan dengan dengan cara yang sama. Masing-masing hanya menjadi pernyataan dan sebuah keterangan kerja tanpa sebuah kata benda “menjelaskan sinyal” menghitung tujuan-tujuan. Setiap sub-sub fungsi mempunyai inputnya sendiri dan outputnya, dan kesesuain antara ini semuanya seharusnya diperiksa. Disana mungkin ada sub fungsi pembantu yang harus ditambahkan tapi yang tidak dikontribusikan langsung pada fungsi keseluruhan seperti perpindahan sisa-sisa.

5. Menggambar sebuah diagaram yang menunjukkan hubungan industri antara sub- sub fungsi.

Sebuah blok diagram terdiri dari semua sub-sub fungsi yang secara terpisah diidentifikasikan dengan melampirkan mereka dalam kotak-kotak dan berhubungan satu sama lain dengan imput-input dan output mereka sehingga memberi penjelasan fungsi dari produk atau perlengkapan yang sedang dirancang. Dengan kata lain, keaslian kotak blok dari keseluruhan fungsi digambar kembali menjadi sebuah kotak transparan yang dalam kepentingan

sub-sub fungsi. Dalam penggambaran diagram ini kita akan dapat menemukan bagaimana bagian dalam input dan output-output dari sub-sub fungsi yang dikaitkan bersama sedemikian rupa untuk membuat kemudahan dalam bekerjanya suatu sistem.

Dokumen terkait