• Tidak ada hasil yang ditemukan

Klasifikasi Biaya Operasional

BAB III : PENGENDALIAN BIAYA OPERASIONAL PADA PT

B. Klasifikasi Biaya Operasional

Sebelum membahas lebih lanjut tentang klasifikasi biaya operasional, mendefinisikan apa itu biaya merupakan hal yang wajar. Dalam salah satu bentuk pengendalian yang harus diterapkan pada suatu perusahaan adalah pengendalian biaya operasional. Hal ini disebabkan karena biaya operasional merupakan salah satu hal yang berpengaruh terhadap kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Untuk mencapai tujuannya perusahaan harus mampu meminimalisasi biaya operasionalnya.

Definisi Biaya menurut W. K. Carter (2009:30), “Biaya adalah pengorbanan yang diukur dengan satuan uang, yang dilakukan atau harus dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam pengertian lain, biaya dinyatakan sebagai harga penukaran, atau pengorbanan yang dilakukan untuk memperoleh suatu manfaat”.

Pengklasifikasian biaya biaya operasional adalah sebagai berikut : 1. Biaya Produksi

Biaya produksi merupakan biaya yang berkaitan dengan kegiatan pemroresan barang atau jasa. Biaya produksi ini berupa biaya vahan baku langsung, upah langsung, dan overead :

a. Bahan Baku Langsung

Bahan baku langsung digunakan untuk proses produksi. b. Upah Langsung

Upah langsung merupakan upah yang dibayar untuk buruh langsung dalam proses produksi.

c. Biaya Overhead

Biaya Overhead merupakan vahan yang tidak langsung dalam proses produksi seperti :

• Upah buruh tidak langsung ( indirect labour ) • Bahan baku tidak langsung ( indirect material used ) • Biaya reparasi peralatan ( repair expense )

• Biaya pemeliharaan peralatan ( maintenance expense ) • Penyusutan mesin ( depreciation of machinery ) • Penyusutan gedung ( depreciation of building )

• Penyusutan peralatan ( depreciation of equipment ) 2. Biaya Non Produksi

Biaya non produksi merupakan biaya yang tidak berkaitan dengan pemroresan barang atau jasa. Biaya ini berupa biaya administrasi, dan biaya penjualan.

a. Biaya Administrasi

Biaya administrasi adalah biaya yang dikeluarkan dalam rangka mengelola administrasi suatu perusahaan, meliputi :

• Biaya gaji, tunjangan, dan biaya sosial karyawan • Biaya pengangkutan, perjalanan, dan penginapan • Biaya pemeliharaan kantor

• Biaya perbaikan kantor • Penyusutan peralatan kantor • Penyusutan gedung kantor

• Biaya LAT ( Listrik , Air , Telepon ) • Biaya Asuransi

• Biaya perlengkapan kantor b. Biaya Penjualan

Biaya penjualan adalah biaya yang dikeluarkan dalam rangka menjual produk atau jasa hingga dapat dinikmati oleh konsumen. Biaya penjualan terdiri dari :

• Gaji Karyawan

• Biaya pemeliharaan peralatan bagian penjualan • Biaya perbaikan peralatan bagian penjualan • Penyusutan peralatan bagian penjualan

• Penyusutan gedung bagian penjualan

• Biaya LAT ( Listrik, Air, Telepon) bagian penjualan 3. Biaya Umum

Biaya umum adalah biaya yang dikeluarkan dalam rangka mengelola perusahaan yang tidak termasuk dalam biaya administrasi. Biaya umum meliputi biaya lain – lain dan biaya penyusutan dalam harga pokok.

Sedangkan Pengklasifikasian biaya menurut Apandi Nasehatun (1999:208), adalah sebagai berikut :

1. Klasifikasi menurut fungsi

a. Manufacturing Cost adalah semua biaya yang langsung atau tidak

langsung berhubungan dengan produksi, mulai bahan mentah sampai barang jadi. Dibagi dalam dua komponen sebagai berikut :

• Bahan mentah • Upah buruh

b. Selling Cost adalah biaya yang berhubungan dengan penjualan dan

pengiriman barang jadi ke tempat pembeli.

c. General Administrative Cost adalah seluruh biaya administrasi peruahaan yang tidak berhubungan dengan manufacturing dan selling .

d. Financial Cost adalah biaya yang berkaitan dengan terjamin dan

terpeliharanya sumber modal sehingga manufacturing dan selling dapat dijalankan.

2. Klasifikasi menurut Waktu Persiapan ( Time of Preparation )

a. Biaya yang ditentukan sesudah ada fakta disebut historical atau actual cost

b. Predetermined cost adalah cost yang disusun berdasarkan análisis dan diharapkan akan terjadi. Cost ini akan dibandingkan dengan actual cost. 3. Klasifikasi menurut saat pembebanan kepada kesempatan

a. Product Cost adalah biaya yang dikaitkan dengan pembuatan produk dan

dibebankan sebagai cost of selling pada waktu produk itu dijual. Sebelum terjual, Product Cost dicatat sebagai bagian persediaan barang jadi.

b. Period Cost adalah biaya yang dikaitkan dengan perjalanan waktu

penyusunan laba rugi pada akhir masa pembukuan.

4. Klasifikasi menurut sifatnya dalam hubungan dengan volume produksi atau penjualan.

a. Nonvariable cost menunjukkan jumlah yang tetap sama walaupun

produksi dan penjualan naik turun.

b. Variable Cost merupakan biaya yang naik turun sesuai dengan jumlah

produksi dan penjualan.

Biaya juga terdiri dari beberapa jenis menurut W. K. Carter (2009:68), adalah sebagai berikut :

1. Biaya Tetap

Biaya tetap didefinisikan sebagai biaya yang secara total tidak berubah ketika aktivitas bisnis meningkat atau menurun. Jika semua aktivitas bisnis turun sampai ke titik nol dan tidak ada prospek akan kenaikan, suatu perusahaan akan melikuidasi dirinya dan menghindari semua biaya. Jika aktivitas diperkirakan akan meningkat diatas aktivitas saat ini, biaya tetap harus dinaikkan untuk menangani peningkatan volumen yang diperkirakan. Misalnya saja penyusutan, sewa, asuransi properti dan sebagainya, semuanya secara umum dianggap sebagai biaya tetap. Jika manajemen memperkirakan

bahwa permintaan terhadap produksi perusahaan akan meningkat diatas kapasitas saat ini, manajemen mengusahakan tambahan pabrik, peralatan, tenaga kerja tidak langsung, dan mungkin juga supervisi untuk memproduksi tingkat output yang diinginkan guna memenuhi permintaan.

2. Biaya Variabel

Biaya variabel didefinisikan sebagai biaya yang totalnya meningkat secara proporsional terhadap peningkatan dalam aktivitas dan menurun secara proporsional terhadap penurunan dalam aktivitas. Biaya variabel termasuk biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan beberapa perlengkapan, Biaya variabel biasanya dapet didefinisikan langsung dengan aktivitas yang menimbulkan biaya tersebut. Pada praktiknya, hubungan antara suatu aktivitas bisnis dengan biaya variabel terkait biasanya dianggap linier, peningkatan aktivitas yang jumlahnya konstan akan meningkatkan biaya dengan jumlah yang konstan pula.

3. Biaya Semivariabel

Biaya semivariabel didefinisikan sebagai biaya yang memperlihatkan baik karakteristik – karakteristik dari biaya tetap maupun biaya variabel. Contoh biaya semacam itu mencakup biaya listrik, air, gas, bensin, beberapa perlengkapan, pemeliharaan, beberapa tenaga kerja tidak langsung, asuransi jiwa kelompok untuk karyawan, biaya pensiun, pajak penghasilan, dan sebagainya.

C. PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADA PT. PELABUHAN INDONESIA I BICT

Menurut Apandi Nasehatun (1999 : 29) Pengawasan terhadap biaya operasional yang efektif memiliki dua aspek yang penting, yaitu :

a. Pengawasan Operasional

Pengawasan operasional ditujukan untuk mengawasi kegiatan operasi perusahaan untuk mengawasi segala biaya yang telah ditetapkan sesuai rencana dan sasaran yang dituju apakah telah tercapai. Pengawasan operasional harus dibantu oleh pengawasan akuntansi, karena pengawasan operasional akan menjadi tidak efisien apabila tidak ada pengawasan akuntansi.

b. Pengawasan Akuntansi

Pengawasan akuntansi bertujuan untuk menciptakan suatu sistem pencatatan yang dapat mengembangkan pertanggungjawaban biaya dan arus pekerjaan, serta memberikan laporan singkat mengenai pertanggungjawaban atas biaya sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan.

Pengawasan biaya operasional yang dilakukan oleh PT. Pelabuhan Indonesia I BICT dilakukan melalui anggaran yang telah disusun. Apabila ada kelemahan, maka akan diambil tindakan korektif untuk periode selanjutnya.

Pengawasan yang dilakukan bukan hanya dilakukan pada akhir periode tetapi juga pada saat periode berjalan dan untuk melakukan pengawasan terhadap biaya operasional pihak perusahaan melakukan perbandingan rencana anggaran dengan realisasi yang terjadi.

Adapun prosedur pengawasan biaya operasional pada PT. Pelabuhan Indonesia I BICT :

• Penggunaan biaya maksimal sama dengan plafon biaya dalam RKAP tahun berjalan

• Penggunaan biaya per periode anggaran triwulan maksimal sama dengan plafon biaya dalam RKAP triwulan dan sisa anggaran biaya pada suatu periode triwulan tidak dapat dipergunakan pada periode triwulan berikutnya kecuali atas persetujuan direksi yang membawahi bidang terkait.

• Apabila terdapat perubahan faktor eksternal dan kebijakan internal yang mempengaruhi secara signifikan dan mengakibatkan pelampauan mata anggaran tertentu maka harus dilakukan efisiensi biaya pada mata anggaran lainnya atau upaya peningkatan pendapatan sehingga target laba dapat tercapai dengan tetap meningkatkan kualitas pelayanan.

• Apabila pendapatan tidak mencapai target sesuai RKAP tahun berjalan maka dalam upaya mencapai target laba harus dilakukan efisiensi biaya. • Biaya yang sifatnya langsung berhubungan dengan produksi dan atau

pendapatan besaran biaya yang dikeluarkan harus proporsional dengan produksi dan atau pendapatan yang bersangkutan

• Pengeluaran biaya sehubungan investasi dapat diakui sebagai aset apabila pengeluaran biaya tersebut secara langsung dapat didistribusikan ke kegiatan investasi terkait atau yang dapat dialokasikan menurut dasar yang wajar pada kegiatan tersebut.

• Pengeluaran biaya yang dapat dikapitalisasi ke dalam nilai investasi antara lain :

a. Biaya pengerukan kolam dan alur pelabuhan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun

b. Biaya pendidikan dan latihan bagi pegawai yang mengikuti pendidikan tugas belajar.

c. Biaya renewal sertifikasi ISO, SML, SMK3, termasuk juga biaya penyelenggaraan exercise drill terkait yang masa sertifikasinya berlaku lebih dari 1 tahun.

d. Biaya pengiriman atas pembelian kapal pandu atau kapal tunda atau peralatan lainnya.

e. Biaya supervisi pembangunan, pemeliharaan tingkat IV atau installment. Baik yang dilaksanakan oleh pihak eksternal atau internal.

f. Biaya Konsultan (include dalam investasi).

g. Biaya design atau Detail Engineering Design (DED).

• Pengeluaran biaya – biaya tersebut terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari Direktur terkait pada saat penyusunan program.

• Pengeluaran biaya – biaya yang tidak dapat dikapitalisasi ke dalam nilai investasi, antara lain :

a. Biaya – biaya yang terkait dengan pelaksanaan pembahasan atau pengkajian tarif seperti SKPJ dan honor.

b. Biaya proses pelelangan. c. Biaya surveillance audit.

d. Biaya pemeliharaan pengerukan kolam dan alur yang secara rutin dilaksanakan setiap tahun ( Maintenance Dredging ).

e. Biaya pemantauan lingkungan.

f. Biaya pendidikan dan pelatihan yang bersifat pengembangan wawasan, seperti workshop, seminar, pelatihan dan studi banding.

h. Biaya konsultan ( tidak include dalam investasi )

• Biaya – biaya sebagaimana dimaksud, seperti biaya Detail Engineering Design (DED), konsultan dan kegiatan lainnya yang diperkirakan tidak dapat dikapitalisasi ke dalam nilai investasi dalam batas waktu tertentu ( akhir periode tahun buku berjalan), maka akan dibebankan sebagai biaya eksploitasi sesuai jenis biaya dan kegiatannya, kecuali telah mendapat persetujuan perpanjangan periode dari direktur terkait.

Berdasarkan uraian di atas penulis menilai pengawasan yang telah dilakukan oleh perusahaan sesuai dengan seharusnya. Ini dapat dilihat dari prosedur pengawasan yang dilakukan terhadap biaya operasional yang dilakukan secara rutin.

D. ANALISA BIAYA OPERASIONAL PADA PT. PELABUHAN INDONESIA I

Dokumen terkait