• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untuk tujuan mengadakan analisis titik impas, biaya-biaya yang telah terjadi selama periode tertentu harus di klarifikasikan kedalam kelompok biaya tetap dan kelompok biaya variabel. Biaya-biaya yang meliputi biaya produksi, biaya penjualan, biaya umum dan administrasi harus dipisahkan yang mana yang merupakan biaya tetap dan yang mana yang merupakan biaya variabel.

a) Biaya tetap (fixed cost)

Biaya tetap (fixed cost) adalah jenis biaya yang selama kisaran waktu operasi tertentu atau tingkat kapasitas produksi tertentu selalau tetap jumlahnya atau tidak berubah-ubah walaupun volume produksi berubah. Didefenisikan sebagai biaya yang secara total tidak berubah ketika aktivitas bisnis meningkat atau menurun (Carter, 2009). Biaya tetap merupakan biaya yang secara total tidak mengalami perubahan, walaupun ada perubahan volume produksi atau penjualan (batas tertentu). Artinya kita menganggap biaya tetap konstan sampai kapasitas tertentu saja, biasanya kapasitas produksi yang dimiliki. Namun, untuk kapasitas produksi bertambah, biaya tetap juga menjadi lain. Contoh biaya tetap seperti gaji, penyusutan aktiva tetap, bunga, sewa atau biaya kantor dan biaya tetap lainnya (Dr.Kasmir : 2014)

b) Biaya variabel (variable cost)

Biaya variabel (variable cost) adalah jenis-jenis biaya yang besar kecilnya tergantung pada banyak sedikitnya volume produksi. Apabila voume produksi bertambah maka biaya variabel akan meningkat, sebaliknya bila volume produksi berkurang maka biaya variabel akan menurun. yang termasuk dalam kelompok biaya variabel adalah biaya-biaya langsung seperti biaya-biaya pemakaian bahan dasar, biaya-biaya tenaga kerja langsung, dan beberapa biaya tidak langsung seperti pemeliharaan , biaya penerangan dan lain-lain yang sejenis.

Biaya yang totalnya meningkat secara proporsional terhadap peningkatan dalam empat aktivitas dan menurun secara proporsional terhadap penurunan dalam aktivitas Carter (2009 :68). Biaya variabel merupakan biaya yang secara total berubah-ubah secara sebanding dengan perubahaan volume produksi atau penjualan. Dalam hal ini sulit terjadi dalam praktiknya karna dalam penjualan jumlah besar aka nada potongan-potongan tertentu, baik yang diterima maupun diberikan perusahaan. Contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku, upah buruh langsung, dan komisi penjualan biaya biaya variabel lainnya (Dr. kasmir : 2014)

c) Biaya total (total cost)

Biaya total (total cost) adalah jumlah biaya total pada masing-masimg timgkat atau volume produksi. Biaya total yaitu merupakan jumlah keseluruhan dari biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya

total/total cosr (TC) adalah jumlah keseluruhan biaya tetap dan biaya variable yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk

menghasilkan sejumlah produk dala suatu produk tertentu. Biaya total adalah Seluruh biaya yang dikorbankan yang merupakan totalitas biaya tetap ditambah biaya variabel.

d) Biaya semi variabel

Biaya semi variabel adalah biaya yang memperlihatkan baik karaktelistik-karaktelistik dari biaya tetap maupun biaya variabel (Carter, 2009 : 68). Biaya semi variabel adalah biaya yang mempunyai karaktelistik biaya tetap dan biaya variable

(Simamora, 2003 : 299). Biaya semi variabel mengandung unsur tetap dari biaya yang dikeluarkan bahkan fasilitas saat menganggur dan biaya variable yang meningkat sebanding dengan volume produksi.

G. Perencanaan Laba (Profit) 1. Perencanaan laba (Profit)

Perencanaan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat mencapai tujuan dari perusahaan yaitu memperoleh laba (profit). Perencanaan profit berisikan langkah-langkah yang akan ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai besarnya target profit yang diinginkan.

Penentuan laba merupakan tujuan utama dari perusahaan karna laba (profit) memiliki selisih antara pendapatan yang diterima dari hasil penjualan dengan biaya yang dikeluarkan, maka perencanaan laba oleh

perencanaan penjualan. Biaya menentukan harga jual untuk mencapai tingkat laba yang dikehendaki, harga jual mempengaruhi volume penjualan, sedangkan volume penjualan mempengaruhi volume produksi

(Munawir, 2007 : 184).

Laba terutama dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu harga jual, biaya dan volume penjualan. Biaya menentukan harga jual untuk mencapai tingkat laba yang dikehendaki, hatga jual mempengaruhi volume penjualan sedangkan penjualan langsung mempengaruhi volume produksi dan volume produksi mempengaruhi biaya. Ketiga faktor tersebut berkaitan satu sama lain. Oleh karena itu didalam perencanaan laba hubungan antara biaya volume dan laba (profit) memegang peranan sangat penting sehingga dalam pemilihan alternatif tindakan dan perumusan kebijakan untuk masa yang akan datang memerlukan informasi untuk menilai berbagai macam kemungkinan yang berakibat pada laba yang akan datang.

Salah satu tujuan pendirian perusahaan adalah memperoleh laba yang maksimal. Hal itu merupakan tugas manajemen untuk mencapai laba yang diinginkan yaitu dengan menyusun perencanaan laba agar semua sumber daya yang ada dalam perusahaan dapat diarahkan secara terorganisir dan terkendali.

Menurut Supriyono (2002 : 331) perencanaan laba (Profit planning) adalah perencanaan yang digambarkan secara kuantitatif dalam keuntungan dan ukuran kuantitatif lainnya. Didalamnya juga ditentukan tujuan laba yang dicapai perusahaan .

Dari efisiensi diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan laba dalah rencana kerja yang telah diperhitungkan dengan cermat dan digambarkan secara kuantitatif dalam bentuk laporan keuangan untuk jangka pendek dan jangka panjang.

Besarnya keuntungan yang diinginkan telah ditetapkan , maka perlu ditentukan besarnya penjualan minimal untuk memperoleh keuntungan yang diingnkan . Rumus yang digunaka sebagai berikut :

Penjualan yang dibujetkan – Penjualan pada titik impas Penjualan yang dibujetkan

2. Manfaat perencanaan laba (profit)

a. Memberikan pendekatan yang terarah dalam pemecahaan masalah. b. Menciptakan suasana organisasi yang mengarah pada pencapaian laba

dan mendorong timbulnya perilaku yang sadar akan penghematan biaya dan pemanfaatan sumber daya yang dimaksimun.

c. Menawarkan kesempatan untuk menilai secara sistematik setiap segi atau aspek organisasi maupun untuk memeriksa serta memperbarui kebijakan dan pedoman dasar secara berkala.

d. Mengarahkan penggunaan modal dan daya upaya pada kegiatan yang paling menguntungkan.

e. Mendorong standar prestasi yang tinggi dengan merangsang kegairahan untuk bersaing menenamkan hasrat untuk mencapai tujuan, dan menumbuhkan minat untuk melaksanakan kegiatan secara lebih efektif.

f. Berperan sebagai standar untuk mengukur kegiatan dan menilai kebijakan manajemen dan tingkat kemampuan dari setiap pelaksana. g. Mengkoordinasi serta mempertemukan semua upaya perusahaan ke

dalam suatu prosedur perencanaan anggaran yang terarah karena inilah satu-satunya cara yang paling tepat mengungkapkan keselamatan kegiatan manajemen.

h. Mengkoordinasi rencana operasi berbagai segmen dari keseluruhan organisasi manajemen sehingga keputusan akhir dan rencana yang saling terkait dapat menggambarkan keseluruhan organisasi dalam bentuk rencana yang terpadu dan menyeluruh.

i. Menawarkan kesempatan untuk menilai secara sistematik setiap segi atau aspek organisasi maupun untuk memeriksa serta memperbarui kebijakan dan pedoman dasar secara berkala.

3. Analisis perencanaan profit

Menurut (Prof. Dr. Manahan P. Tampubolon) Analisis perencanaan laba penting bagi korporasi untuk proses merencanakan keuangan. Berdasarkan perencanaan ini manajer keuangan dapat menentukan aktivitas korporasi untuk mencapai laba yang ditentukan, untuk analisis laba maka yang pertama dilakukan adalah menganalisis titik pulang pokok (Break Event Point), sebagai gambaran yang memberikan dasar hubungan antara berbagai variabel dalam analisis berikutnya.

Menganalisis perencanaan laba dan leverage perlu diketahui terlebih dahulu tentang konsep laba. Laba (profit) korporasi diperoleh dari

penjualan dikurangi semua biaya operasional, sedangkan biaya operasional dapat dikelompokkan sebagai biaya operasional tetap dan biaya operasional variabel. Untuk menganalisis laba maka yang pertama dilakukan adalah menganalisis titik pulang pokok (Break Event Point) sebagai gambar yang memberikan dasar hubungan antara biaya variabel analisis berikutnya.

Biaya dalam analisis (BEP), dipisahkan dalam biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang dalam batas tingkat produksi tertentu jumlahnya tetap atau tidak berubah jika level produksinya berubah. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah secara langsung dengan level produksi, kelompok biaya yang termasuk biaya tetap antara lain : Gaji pimpinan manajemen, gaji staff kantor, penyusutan gedung dan mesin peralatan. Sedangkan yang masuk dalam biaya varibel adalah : biaya bahan baku, upah langsung, dan komisi penjuala. Beberapa jenis biaya lainnya merupakan biaya yang bersifat semi variabel. Biaya semi variabel ini harus dipisahkan dahulu kedalam biaya tetap dan biaya variabel.

Analisis BEP ini dilakukan karna terdapat suatu kenyataan bahwa biaya tetap dan biaya variabel mempunyai pengaruh yang berbeda. Apabia semua biaya adalah biaya variabel maka masalah volume Break Event tidak akan timbul, tetapi karena terdapat biaya tetap, maka biaya tetap ini akan menyebabkan korporasi dalam kerugian jika volume penjualan tidak cukup besar (kecil).

4. Faktor yang mempengaruhi perencanaan profit.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perencanaan profit diantaranya :

a. Laba atau rugi yang dialami dari volume penjualan tertentu.

b. Volume penjualan yang harus dicapai untuk menutup seluruh biaya yang terpakai guna memperoleh laba yang memadai.

c. Titik impas

d. Volume penjualan yang dapat dihasilkan oleh kapasitas operasi saat ini.

Dokumen terkait